Apa itu suspek tb paru

TB Tuberculosis Paru adalah penyakit menular dan berlangsung lama yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosae yang masuk dan hidup dalam paru paru dan berkembang biak kemudian menyebabkan kerusakan organ.

Tuberculosis Paru terjadi karena penularan kuman dari batuk atau bersin yang keluar menjadi droplet (partikel air kecil dalam udara), ventilasi udara yang buruk dan adanya kelembaban.

Tanda dan gejala Tuberculosis Paru adalah :
- Batuk berdahak lebih dari 3 minggu.
- Berkeringat di malam hari tanpa beraktifitas.
- Pernah batuk berdarah.
- Demam ringan pada sore hari.
- Dada terasa sakit dan sesak nafas.

Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat  diikuti  dengan  gejala  tambahan  yaitu  dahak  bercampur  darah,  batuk  darah,  sesak  nafas,  badan  lemas,  nafsu  makan  menurun,  berat  badan  menurun,  malaise,  berkeringat  malam  hari  tanpa  kegiatan  fisik,  demam  meriang  lebih  dari  satu  bulan.

Gejala-gejala  tersebut  diatas  dapat  dijumpai  pula  pada  penyakit  paru  selain  TB,  seperti  bronkiektasis,  bronkitis  kronis,  asma,  kanker  paru,  dan  lain-lain.  Mengingat  prevalensi  TB  di  Indonesia  saat  ini  masih  tinggi,  maka  setiap  orang  yang  datang  ke  sarana  pelayanan  kesehatan  dengan  gejala  tersebut  diatas,  dianggap  sebagai  seorang  tersangka  (suspek)  pasien  TB,  dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung.

Pemeriksaan Tuberculosis Paru
- Pemeriksaan Dahak (Sputum); Periksa dahak pagi sebelum  gosok gigi dengan batuk efektif selama 3 hari berturut turut
- Tes Tuberculin (Mantoux Test); Dilakukan dengan menyuntikkan tuberkulin dibawah kulit; hasil dapat dilihat setelah 48-72 jam setelah penyuntikkan.
- Rontgen Dada (Thoraxs); Ddengan rontgen akan memberikan gambaran paru paru lebih jelas.

Bila hasilnya positif, maka Tuberculosis Paru harus ditindak lanjut dengan cara sbb :
- Pengoabatan selama 6 bulan.
- Obat harus diminum secara teratur tidak boleh terputus.
- Jika pengoabatan terputus; harus mengulang dari awal.

Bahaya Tuberculosi Paru adalah a.l. :
- Sulit/Tidak sembuh.
- Kuman semakin lama semakin ganas.

Apa akibatnya jika Tuberculosis Paru tidak diobati ?
- Tidak dapat sembuh.
- Dpat menularkannya ke orang lain.
- Dpat menimbulkan komplikasi; seperti : Pleiuritis, Efusi Pleura, Empiema, Laringitis, dan dapat menjalar ke organ lainnya, bahkan ke otak penderita.
- Dapat menyebabkan kematian.

Pencegahan Tuberculosis Paru :
- Periksa anggota keluarga adakah yang tertular; dengan memperhatikan tanda dan gejalanya.
- Lakukan imunisasi BCG untuk bayi dan balita.
- Konsumsi makanan bergizi.
- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).


Baca Juga :

  • Bahaya Rokok Bagi Kesehatan
  • Keunggulan Pelayanan Rawat Inap VIP Edelweiss

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi dan berpotensi serius terutama pada organ paru-paru. Penyakit ini menjadi 1 dari 10 penyebab kematian dan penyebab utama agen infeksius. 

Infeksi penyakit tuberkulosis mulai meningkat pada tahun 1985, sebagian karena munculnya HIV, virus penyebab AIDS. HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga penderitanya tidak dapat melawan kuman TBC.  

Bakteri penyebab TBC menyebar dari orang ke orang melalui droplet yang dilepaskan ke udara melalui batuk dan bersin.

Di Indonesia sendiri, kasus TBC terbilang cukup tinggi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat pada tahun 2020 terdapat 351.936 kasus tuberkulosis yang mana sebagian besar penderitanya berusia produktif.

Sahabat MIKA mari kenali apa itu tuberkulosis (TB), gejala, penyebab, cara penularan, dan pencegahannya berikut ini!

Baca juga: Fakta Seputar Kanker Paru: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan 

Apa itu tuberkulosis?

Penyakit tuberkulosis atau TBC terjadi ketika penderita terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru-paru. Kondisi yang disebut dengan TB paru ini harus ditangani segera jika tidak ingin berakibat fatal.

Pasalnya, bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat menginfeksi organ tubuh lainnya, seperti ginjal, kelenjar getah bening, selaput otak tulang, dan sendi. Ketika tuberkulosis sudah menginfeksi bagian tubuh lainnya, maka kondisi ini disebut dengan TB ekstra paru.

Ada dua jenis infeksi TB yang berdasarkan tingkat keparahannya. Berikut ini diantaranya: 

TBC laten

TBC laten terjadi ketika penderitanya memiliki kuman di tubuh tetapi sistem imun berhasil mencegahnya supaya tidak menyebar. Penderitanya pun tidak memiliki gejala apapun, dan tidak menular. 

Meski demikian, infeksinya masih hidup dan suatu hari nanti bisa menjadi aktif. Jika Sahabat MIKA berisiko tinggi, dokter akan memberi obat untuk mencegah TB aktif. Beberapa faktor risiko yang memicu TB laten menjadi aktif adalah mengidap HIV, mengalami infeksi dalam 2 tahun terakhir, rontgen dada menunjukan kondisi yang tidak biasa, atau sistem kekebalan tiba-tiba melemah.

TBC aktif

Sementara seseorang yang sudah mengalami TBC aktif adalah saat kuman berkembang biak dan membuatnya menimbulkan gejala dan sakit. Bahkan, Anda juga dapat menyebarkan penyakit ini kepada orang lain. 

90% kasus aktif pada orang dewasa berasal dari infeksi TB laten. Infeksi TB laten atau aktif juga dapat resisten terhadap obat. Artinya obat tertentu tidak bekerja melawan bakteri.

Gejala TBC

Kuman penyebab virus tuberkulosis bersifat khusus, karakteristiknya perkembangan lambat dibandingkan penyakit lain.

Pada jenis TB laten sebagian besar tidak mengalami gejala. Berbeda dengan TB aktif yang biasanya menyebabkan banyak gejala. Biasanya gejala berhubungan dengan sistem pernapasan yang dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya, tergantung di mana bakteri TBC tumbuh.

Gejala umum ditimbulkan oleh TBC di paru-paru antara lain:

  • Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu
  • Batuk darah atau dahak (dahak)
  • Sakit dada
  • Mudah lelah dan lemah  
  • Demam
  • Panas dingin
  • Keringat malam
  • Kehilangan nafsu makan
  • Penurunan berat badan

Sementara, apabila TBC sudah menyebar ke organ lain dapat menyebabkan:

  • Darah dalam urin dan kehilangan fungsi ginjal, jika TB mempengaruhi ginjal
  • Sakit punggung dan kekakuan, kejang otot, dan ketidakteraturan tulang belakang jika TB mempengaruhi tulang belakang
  • mual dan muntah
  • Kebingungan
  • Kehilangan kesadaran, jika TBC menyebar ke otak.

TBC kesamaan dengan COVID-19 dari penularannya yaitu melalui droplet atau percikan liur dari penderitanya. 

Simak perbedaan tuberkulosis dan COVID-19 serta tingkat berbahaya penyakit ini melalui “Bincang Sehat MIKA berjudul TBC vs Covid-19: Lebih Bahaya manakah?” bersama dr. Vinci Edy Wibowo, Sp.P.

Penyebab Tuberkulosis 

Penyebab utama tuberkulosis adalah bakteri yang disebut Mycobacterium tuberculosis. Selain itu, ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan peluang Anda tertular bakteri penyebab penyakit TBC meliputi:

  • Menderita diabetes,  penyakit ginjal stadium akhir, atau kanker tertentu
  • Malnutrisi
  • Perokok dan konsumsi alkohol untuk jangka waktu yang lama
  • Diagnosis HIV atau memiliki situasi lain yang membahayakan sistem kekebalan
  • Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan juga dapat membuat orang berisiko terkena penyakit TB aktif, termasuk obat-obatan yang membantu mencegah penolakan transplantasi organ.
  • Bepergian ke daerah dengan tingkat TB yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko tertular infeksi bakteri. 

Cara Penularan TBC 

Bakteri TB ditularkan melalui droplet yang terinfeksi di udara. Begitu tetesan ini memasuki udara, siapa pun di dekatnya dapat menghirupnya. Seseorang dengan TB dapat menularkan bakteri melalui bersin, batuk, berbicara, dan nyanyian. 

Orang dengan sistem kekebalan yang berfungsi dengan baik mungkin tidak mengalami gejala TB, bahkan jika mereka telah tertular bakteri tersebut, dikenal sebagai infeksi TB laten atau tidak aktif.  

Adapun tahapan penularan dari penyakit tuberkulosis: 

  • Infeksi primer ketika bakteri masuk melalui hidung dan mulut yang menghirup udara dengan kandungan bakteri penyebab tuberkulosis. Bakteri ini bisa mencapai paru-paru, lalu mulai memperbanyak diri.
  • Infeksi laten, terjadi ketika sistem imun melakukan perlawanan saat bakteri mulai berkembang biak. Ketika sistem imun kuat, maka bakteri dapat dihancurkan untuk  menahan perkembangan infeksinya. 
  • Infeksi aktif, terjadi ketika sistem imut tidak kuat atau lemah melawan serangan bakteri TB. Alhasil, bakteri akan lebih bebas memperbanyak diri dan menyerang sel-sel sehat di paru-paru.

Setelah terinfeksi, Sahabat MIKA harus menjalani pengobatan dengan mengonsumsi obat TBC secara teratur selama 6-12 bulan. Pengobatan TBC memiliki tujuan untuk mengurangi jumlah bakteri secara perlahan untuk meminimalisir risiko penularan. 

Cara mencegah tuberkulosis 

Faktanya, 10% masyarakat Indonesia memiliki bakteri TB. Namun, apakah infeksi bersifat laten atau aktif tergantung pada kondisi penderitanya. Jika mereka memiliki sistem imun yang baik, maka penyakit ini bisa sembuh bahkan sebelum gejala tersebut muncul.

Maka dari itulah, pencegahan utama agar tidak terjangkit tuberculosis (TB) adalah menjaga pola hidup, makan cukup, tidur cukup dan berhenti merokok. 

Jika Anda sudah terinfeksi, selain menjalani pengobatan, sebaiknya melakukan cara pencegahan TBC terbaik agar tidak terjadi penyebaran bakteri tersebut dari orang yang sakit ke orang sehat. 

Apabila Anda memiliki anak, jangan sampai melewatkan vaksin BCG atau Bacillus Calmette–Guérin untuk mencegah TBC. Selain untuk bayi dan anak-anak, vaksin ini juga bisa diberikan pada orang dewasa berusia 16–35 tahun, terutama untuk mereka yang berisiko tinggi terpapar TB di tempat kerja. 

Terakhir, jangan lupa untuk selalu melalui medical check up untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit, termasuk TBC. Ketika mengalami salah satu atau beberapa gejalanya, jangan ragu untuk mengonsultasikan diri ke dokter, ya!

Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website Mitra Keluarga. 

Sahabat MIKA juga bisa memanfaatkan layanan telemedicine yang dimiliki oleh Mitra Keluarga. 

Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

Mitra Keluarga,

life.love.laughter

Artikel ini telah ditinjau oleh: dr. Alfaria Elia Rahma Putri

Sumber rujukan:  

Situasi TBC di Indonesia (2020), from: https://tbindonesia.or.id/pustaka-tbc/informasi/tentang-tbc/situasi-tbc-di-indonesia-2/ 

Tuberculosis (2021), from: https://www.healthline.com/health/tuberculosis 

Tuberculosis (TB) (2020), from: https://www.webmd.com/lung/understanding-tuberculosis-basics 

Tuberculosis (2021), from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250 

TBC (Tuberkulosis) (2021), from: https://hellosehat.com/pernapasan/tbc/pengertian-tbc/

Apa perbedaan TB paru dan TBC?

TB/TBC atau Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. TBC tidak hanya dapat menyerang paru-paru, tetapi organ vital lainnya, seperti selaput otak, usus, kelenjar getah bening, dan tulang, dll. Berdasarkan paparan dari Direktur P2PM, Dr. drh.

Apakah penyakit TB paru Berbahaya?

Bahayakah TBC itu? TBC biasanya menyerang organ paru-paru, namun jika sudah mulai menyerang organ lain maka akan menyebabkan banyak gejala yang dapat membahayakan kesehatan seseorang. Istilah untuk TBC yang menyerang organ selain paru disebut TB Ekstra Paru.

Gejala TB paru apa saja?

Gejala umum ditimbulkan oleh TBC di paru-paru antara lain:.
Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu..
Batuk darah atau dahak (dahak).
Sakit dada..
Mudah lelah dan lemah..
Demam..
Panas dingin..
Keringat malam..
Kehilangan nafsu makan..

TB paru karena apa?

Penyebab TBC adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis.