Apa itu prolog dan epilog

Pasti banyak dari kalian pasti sudah tahu apa itu prolog dan epilog. Yap! Prolog adalah bagian awal suatu karya sastra. Sedangkan epilog adalah bagian akhirnya. Dua hal ini nggak hanya ada di dalam suatu cerita atau novel, tetapi juga naskah drama. Namun di kali ini kita akan membahas tentang prolog dan epilog dalam cerita atau novel.

Jadi, apakah setiap cerita atau novel perlu diberi prolog dan epilog? Tidak, tentu saja tidak. Tetapi, beberapa orang berpendapat, kalau ada prolog dalam cerita, maka harus ada epilog juga, begitu pula sebaliknya. Sedangkan sebagian orang lagi berpendapat bahwa dalam suatu cerita kita bisa hanya memberi epilog saja atau prolog saja. Nah, kalau sudah seperti ini terserah kalian hendak berpegangan pada pendapat yang mana.

Prolog dan epilog bisa berupa berbagai macam bentuk. Misalnya, kisah seorang tokoh sebelum atau sesudah cerita. Ada juga yang menjadikan surat sebagai prolog atau epilog. Seperti seri “The Maze Runner” yang selalu menjadikan “Catatan WICKED” atau “Memorandum WICKED” sebagai epilog, termasuk prekuelnya yang kedua—namun tidak dengan prekuel yang pertama.

Karena prolog merupakan awalan, jadi kita perlu membuatnya semenarik mungkin supaya pembaca akan berkeinginan untuk terus membaca. Mereka pasti berpikir, “Awalnya saja sudah menarik, apalagi kisah selanjutnya.”

Dari berbagai cerita berprolog yang pernah aku baca. Ada satu yang paling berkesan. Yang membuat bukanlah penulis yang terbilang profesional. Ceritanya pun tidak diterbitkan berupa buku, melainkan diterbitkan di suatu situs baca online. Di sana si penulis tidak mencantumkan bahwa narasinya merupaka prolog. Akan tetapi, tanpa hal tersebut, aku dapat menyimpulkan jika itu merupakan prolog alias awalan cerita.

“Selamat datang.

Aku akan membawamu memasuki gerbang penuh cerita cinta. Lalu berlanjut memasuki gedung megah nan mewah penuh kisah abadi. Di sana kita akan melihat apa-apa yang mewakili sebuah perasaan. Yang menyedihkan, yang menyenangkan, mengharukan atau membahagiakan.

Kau tak tahu bagaimana rasa itu tercipta. Cinta hanya melibatkan dua insan. Lelaki dan perempuan. Memang seharusnya begitu. Namun, masih bisakah nama cinta berpihak pada dua orang dengan kelamin yang sama? Kau sebut merekakaum gay. Tak apa, jangan mencibir. Mereka juga manusia, yang masih berpegang teguh pada kenormalan. Meski pada dasarnya, hatilah yang berbicara.

Ya, kita memiliki dua tokoh utama dalam drama picisan ini. Yang akan aku ceritakan berdasarkan pada keenggan hati. Tentang dua orang anak manusia yang saling bertolak belakang, merasa bahwa diri mereka adalah satu-satunya mode manusianormal. Janggal. Ini semua kesalahan. Tentang aluran memori yang terkait satu sama lain, memalui berbagai musim di Seoul. Tak ada batas bagi keduanya. Kisah ini akan jadi sorotan.

Sekalipun takdir berkehendak lain

Kau akan mencintai kemasan cerita ini, berikut isi bersih kisah di dalamnya. Yang menyuguhkan berbagai konflik batin sekaligus suasana sekitar yang membiru haru sebagai bumbu penyedapnya. Kau hanya perlu menyimak setiap adegan yang kuberikan, tiap langkah yang mereka buat adalah sebuah kunci.pada akhirnya , ucapan apa kabar akan berakhir dengan sampai jumpa. Pertemuan selalu memiliki perpisahan. Meski sekilas, kau tak berhak mencegahnya.

Lihatlah layar di depanmu, tirai itu hampir terbuka. Riuh rendah tepuk tangan dan sorak sorai telah memenuhi gemaan tempat kau berpijak saat ini. Kau sudah mendapatkan kursi penontonmu, kau telah menempatka dirimu pada kenyamanan. Dan di sinilah apa yang menjadi ketabuan akan memulai sebuah persembahan. Perjalanan dengan proses yang tak bisa dikatakan remeh. Awalan yang menjadi titik temu sebuah keklisean, dan akhiran yang menyatukan kesimpulan akurat sebagai penutup yang dinanti.

Kau sudah sangat siap untuk menyaksikan mereka. Mendalami tentnag definisi cinta, perasaan sesame jenis, dan segala ketidaknormalan lain yang ditentang banyak pihak. Kau harus tahu, betapa tersiksanya mereka yang tak mampu menggabungkan perasaan yang sama. Ah, ini dia. Bersiaplah mengosongkan pikiranmu,karena peliknya masalah ini akan memenuhi ruang benakmu. Kau tak akan semudah itu lolos dari kurungan masa lalu. Terakhir,

Selamat menikmati.”

“Vintage of Us” by Don’t Judge Me Like You’re Right

Sekilas paragraf-paragraf di atas nampak seperti pesan penulis pada pembaca atau author note. Namun, menurutku itu adalah prolog dan itu sangat unik. Aku belum pernah membaca yang seperti ini sebelumnya. Si penulis seolah tengah berbicara pada pembaca yang diumpamakan sebagai penonton 'dramanya'. Dan, tentu prolog di atas membuatku ingin tahu gimana kelanjutkan ceritanya.

Lalu, epilog. Epilog dapat dijadikan solusi jika kalian ingin membuat sekuel suatu cerita tanpa memberi pengumuman pada pembaca. Misalnya, di akhir bab cerita kalian sudah nampak tuntas, semua masalah telah terselesaikan. Nyatanya, tidak seperti itu. Di epilog kalian menyuguhkan suatu permasalahan yang sempat dilewatkan oleh para pembaca yang terlalu sibuk memperhatikan konflik lain. Mereka pasti jadi gemas serta penasaran. “Ada apa lagi ini?” mereka bertanya-tenya, lalu memohon untuk minta permasalahan tadi diselesaikan.

Bagaimana? Semoga dapat membantu dan menambah wawasan. Sampai jumpa!

Apa itu prolog dan epilog dan contohnya?

-Prologer adalah pengantar teks yang bisa menjadi dialog atau kilas balik dari suatu peristiwa yang terjadi dalam cerita. Pada dasarnya, prolog tidak wajib. -epilog adalah bagian penutup yang mengakhiri sebuah cerita atau karya sastra.

Apa saja contoh prolog?

Contoh Prolog 1 Dunia ini terasa berhenti, ketika aku harus siap menerima kenyataan pahit, memiliki seorang ayah dengan keadaan cacat. Ku ingin ayah lebih sempurna, seseorang yang tak cacat, seperti ayahnya semua orang. Seorang ayah yang dapat mendengar harapanku dan kekhawatiranku.

Epilog isinya apa?

Epilog adalah bagian akhir dari suatu sastra dan literatur, biasanya digunakan untuk menutup cerita. Epilog disajikan dari sudut pandang di dalam cerita tersebut. Kebalikannya adalah prolog; sebuah tulisan di awal sebuah karya sastra atau drama, biasanya digunakan untuk membuka cerita dan menarik perhatian.

Apakah prolog dan epilog itu wajib?

Prolog dan epilog merupakan sisipan dalam karya sastra yang bisa mempengaruhi kesan pembaca akan karya tulisan tersebut. Namun penggunaannya tidaklah wajib, tergantung dari selera dari penulisnya.