Apa hubungan antara kegiatan ekonomi dan sumber daya alam jelaskan

Apa hubungan antara kegiatan ekonomi dan sumber daya alam jelaskan

Sumber daya alam merupakan salah satu faktor produksi yang didapatkan dari alam, misalnya tanah, air, dan sebagainya. Semakin banyak sumber daya alam yang dimiliki, maka semakin besar pula faktor produksi yang dapat digunakan untuk pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, sumber daya daya ini sangat berpengaruh besar terhadap pembangunan ekonomi.  

Adamoweicz, W. (ed.) Forestry, Economics and Environment, Reading: CAB international.

Arshad Hayat, (2018) "FDI and economic growth: the role of natural resources?", Journal of Economic Studies, Vol. 45 Issue: 2, pp.283-295

Auty, RM (1995), ‘Industrial policy, sectoral targeting and post-war economic growth in Brazil: The resource curse thesis’, Economic Geography 71: 257-272.

Auty, RM (2001) (ed.), Resource Abundance and Economic Development, Oxford: Oxford University Press.

Bernstam, MS (1991), The Wealth of Nations and the Environment, London: IEA

Bevan, Dl., P Collier and JW Gunning (1997), ‘Consequences of a commodity boom in a controlled economy: Accumulation and redistribution in Kenya’, World Bank Economic Review 1: 489-513.

Binswanger, HP (1991), ‘Brazilian policies that encourage deforestation in the Amazon’, World Development 19: 821-30.

Boserup, E (1965), The Conditions of Agricultural Growth, London: Earthscan.

Gonzalez-Val, R., Pueyo, F. 2019. Natural resources, economic growth and geography, Economic Modelling

Grossman, GM and A Krueger (1995), ‘Economic growth and the environment’, Quarterly Journal of Economics, 110: 353-377.

K.C. Roy, (1998) "Issues in resource conservation and sustainable development: Indian situation", International Journal of Social Economics, Vol. 25 Issue: 1, pp.16-24,

Lkhagva Gerelmaaa, Koji Kotani. 2016. Further investigation of natural resources and economic growth: Do natural resources depress economic growth?. Resources Policy 50 312–321

Muhammad Awais Baloch, Nasir Mahmood, JianWu Zhang. 2019. Effect of natural resources, renewable energy and economic development on CO2 emissions in BRICS countries Danish. Science of the Total Environment 678 632–638

Nordhaus, WD (1994), Managing the Global Commons, Cambridge MA: MIT Press.

Pearce, D.W, 1996, Global Environmental Value and The Tropical Forest: demonstration and capture. In: Adamowicz W, Forestry, Economics and the Environment. pp 11-48, CAB Internstional, Wallingford

Srđan Jovića, Goran Maksimovićb, David Jovovićb. 2016. Appraisal of natural resources rents and economic development Resources Policy 50 289–291

Woolcock, M, L Pritchett and J Isham (2001), ‘The social foundations of poor economic growth in resource-rich countries’ in RM Auty (ed.) Resource Abundance and Economic Development, Oxford: Oxford University Press, pp. 76-91.

World Resources Institute (1987), World Resources 1987, New York: Basic Books, pp 221-238

Sumber daya alam merupakan faktor input dalam kegiatan ekonomi. Namun demikian, pengertian sumber daya tersebut tidak terbatas sebagai faktor input saja karena proses produksi juga akan menghasilkan output (misalnya limbah) yang kemudian menjadi faktor input bagi kelangsungan dan ketersediaan sumber daya alam. Keterkaitan antara sumber daya alam dan aktivitas ekonomi dapat dilihat pada Tampilan berikut:

Apa hubungan antara kegiatan ekonomi dan sumber daya alam jelaskan

Dari Tampilan tersebut, dapat dilihat bahwa sumber daya alam menghasilkan barang dan jasa untuk proses industri yang berbasis sumber daya alam (I1) maupun yang langsung dikonsumsi oleh rumah tangga (I2). Dari proses industri, dihasilkan barang dan jasa yang kemudian dapat digunakan oleh rumah tangga untuk konsumsi (I3). Kegiatan produksi oleh industri dan konsumsi oleh rumah tangga menghasilkan limbah (waste) yang kemudian dapat didaur ulang (D1 dan D2). Proses daur ulang ini ada yang langsung ke kembali kea lam dan lingkungan (misalnya, proses pemurnian kembali air atau udara), juga ada yang kembali ke industri (D2), seperti pendaurulangan kertas, botol plastik, dan lain sebagainya. Dari limbah ini sebagian komponen ada yang tidak dapat didaur ulang, dan menjadi residual (D3) yang akan kembali ke lingkungan tergantung dari kemampuan kapasitas penyerapan atau asimilasinya.

Judul Buku: Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Keterkaitan antara Sumber Daya Alam dan Ekonomi), Penulis: Akhmad Fauzi, Ph.D, Halaman: 15-16.


Sumber daya alam yang kita miliki harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sumber daya alam yang ada sangat erat hubungannya dengan kegiatan ekonomi masyarakat. Setiap kegiatan ekonomi masyarakat harus dapat memanfaatkan sumber daya alam yang kita miliki. Agar pemahamanmu lebih jelas tentang hubungan antara sumber daya alam dengan kegiatan ekonomi, berikut ini akan dibahas secara rinci mengenai “Bentuk-bentuk pembangunan”, “Pemanfaatan sumber daya alam untuk kegiatan ekonomi”, dan “Pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi”. a) Bentuk-bentuk Kegiatan Ekonomi Sumber daya alam yang kita miliki harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Agar tujuan itu tercapai maka kita harus pandai memanfaatkaanya. Untuk itu masyarakat harus mengolahnya dengan baik supaya mendapat manfaat dari sumber daya alam yang ada tersebut. Kegiatan ekonomi masyarakat sangat tergantung kepada sumber daya alam yang dimiliki di daerahnya. Sebagai contoh, masyarakat pedesaan akan memanfaatkan tanahnya untuk ditanami berbagai tanaman pertanian maupun perkebunan. Padi, jagung, palawija, buah-buahan, sayuran merupakan hasil kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan. Begitu juga masyarakat di daerah pesisir pantai. Sebagian besar kegiatan ekonomi mereka mengandalkan hasil perikanan laut. Berikut berbagai kegiatan ekonomi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. (1) Pertanian Negara kita terkenal sebagai Negara agraris. Apakah yang dimaksud Negara agraris ? Negara agraris adalah Negara yang sebagaian besar mata pencaharian penduduknya dari pertanian. Kegiatan ekonomi bidang pertanian dimaksudkan untuk menyediakan berbagai kebutuhan hidup masyarakat misalnya padi, jagung, sayur mayur, dan lain-lain sebagainya. Kondisi sumber daya tanah Negara kita yang sebagian besar terdiri dari atas tanah Vulkanis dan andosol serta beberapa jenis tanah lainnya dengan pola iklim tropis basah merupakan salah satu pendorong utama bagi maraknya kegiatan sektor pertanian. Mineral-mineral yang dikeluarkan oleh perut bumi pada saat terjadi erupsi gunung api merupakan bahan-bahan yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Secara umum sistem pertanian yang biasanya diupayakan penduduk dinegara kita terdiri atas 3 kelompok besar, yaitu pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan perkebunan. a. Pertanian Lahan Basah Sistem pertanian lahan basah sering dinamakan pula pertanian sawah. Pertanian ini merupakan salah satu jenis penguasaan sumber daya tanah yang paling banyak diupayakan penduduk di Indonesia. Pola budi daya pertanian sawah paling optimal jika dikembangkan di wilayah dataran rendah, dengan ketinggian kurang dari 300 meter di atas permukaan laut, dimana persediaan air terutama dari permukaan untuk irigasi cukup banyak sepanjang tahun. Sebagai contoh kawasan dataran rendah sepanjang jalur pantai utara Pulau Jawa (Jalur Pantura), seperti Kerawang, Purwakarta, Bekasi, Subang, dan Indramayu merupakan ladang padi bagi Jawa Barat karena daerah-daerah tersebut sangat memenuhi persyaratan bagi pertanian sawah. Wilayah persawahan jalur pantai utara ini terus menyambung dengan daerah Jawa Tengah. Pertanian sawah juga banyak diupayakan penduduk yang tinggal di sebagain Sumater dan Kalimantan. b. Pertanian Lahan Kering

Di wilayah-wilayah yang memiliki ketinggian sekitar 500-1.500 meter di atas permukaan laut, dengan rata-rata kondisi suhu udara sedang dan hortukultur. Beberapa ahli pertanian ada yang membedakan istilah jenis pertanian lahan kering dan holtikultur. Perbedaan antara jenis pertanian lahan kering murni dan hortikultur terletak pada jenis tanaman biasa biasa dibudidayakan, dimana pertanian lahan kering murni biasa mengupayakan palawija, sedangkan hortikultur lebih menekankan pada sayuran dan buah-buahan, serta bunga-bungaan. Hampir semua jenis tanaman sayuran dan buah-buahan banyak dupayakan oleh penduduk di wilayah ini. Contoh jenis tanaman palawija yang biasa dibudidayakan pada lahan kering di Indonesia, seperti jagung, kedelai, kacang tanah, ubi bakar, ketela pohon, dan lain-lain.

c. Pertanian Ladang Pertanian ladang adalah jenis usaha pertanian yang memanfaatkan lahan kering, artinya dalam pengolahan tidak memerlukan banyak air. Tanaman yang biasa diusahakan adalah padi dan beberapa jenis tanaman palawija. Pertanian ladang ada dua jenis berikut ini. Selain itu kita juga mengenal sistem pertanian tegalan. 1) Pertanian Ladang Berpindah Jenis usaha pertanian ini dilakukan oleh para petani perambah hutan, dimana mereka membuat lahan pertanian ladang dengan cara membuka hutan lalu membakar kayu-kayuan, kemudian ditanami dengan tanaman hurma dan palawija. Setelah lahan garapannya dirasakan tidak subur lagi, maka mereka berpindah tempat untuk mencari dan membuka lahan hutan yang baru. 2) Pertanian Ladang Tetap Jenis usaha tetap ini dilakukan oleh para petani yang terdapat di Pulau Jawa, sebab lahan pertanian di Pulau Jawa sudah terbatas luasnya sehingga tidak mungkin untuk melakukan sistem ladang berpindah-pindah. Cara perlakuan dalam pengolahan ladang tetap ini sedikit berbeda dengan ladang berpindah. Pada ladang tetap ini biasanya tidak ada langkah pengolahan babat, bakar kemudian tanah. Akat tetapi babat, cangkul dan kemudian tanam. 3) Pertanian Tegalan Pertanian tegalan adalah usaha pertanian yang mengolah lahan-lahan kering menjadi lebih pruduktif. Budi daya pertanian tegalan ini tidak banyak memerlukan akar. Jenis tanaman yang biasa diusahakan adalah jenis palawija. d. Upaya Peningkatan Produksi Pertanian Usaha yang dilakukan pemerintah bersama-sama dengan masyarakat untuk meningkatkan produksi pertanian antara lain melalui program intensifikasi, ekstensifikasi, mekanisasi, diversifkasi, dan rehabilitasi tahan pertanian. Intensifikasi merupakan upaya peningkatan prduksi pertanian tanpa menambah luas lahan yang ada, tetapi mengupayakan lahan seoptimal mungkin misalnya melalui program Sapta Usaha Tani. (2) Perkebunan Usaha perkebunan dapat dilakukan oleh orang perorangan, dan dapat juga dilakukan oleh pemerintah. Usaha perkebunan yang dilakukan oleh pemerintah dikelola oleh PT. Perkebunan (PTP) dan biasanya dalam jumlah cukup luas. Hasil perkebunan misalnya teh, kopi, cengkeh, tembakau, karet, kelapa sawit, cokelat dan sebagainya. Bentuk optimalisasi dan pemanfaatan lain dari sumber daya lahan yaitu melalui kegiatan perkebunan. Selain faktor tanah dan ketersediaan air, faktor alam lain sangat diperhatikan dalam budi daya perkebunan adalah unsur iklim. Budi daya tanaman perkebunan biasa dikelompokkan berdasarkan garis ketinggian yang berhubungan dengan zone iklimnya, yaitu sebagai berikut. a. Di daerah zone panas (dataran rendah), biasa dibudayakan tanaman kelapa, tebu dan jagung. b. Batas pantai sampai sekitar ketinggian 700 meter di atas permukaan laut sangat cocok untuk dikembangkan tanaman tebu, karet, dan kopi. c. Mulai ketinggian sekitar 700-1.500 meter di atas permukaan laut, jenis tanaman perkebunan yang biasa diupayakan penduduk antara lain teh, kina, dan hortikultur. Dilihat dari jenis komoditas yang dibudi dayakan, tanaman perkebunan dibedakan menjadi dua, yaitu tanaman keras seperti teh, kopi, karet, kelapa, kelapa sawit, coklat, cengkeh dan pala, serta tanaman semusim seperti tembakau, dan tebu adapun berdasarkan bentuk pengusahaannya kegiatan perkebunan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu perkebunan rakyat dan perkebuanan besar. Ciri-ciri perkebunan rakyat antara lain luas lahan digunakan tidak begitu luas, dikelola oleh perorangan atau pihak swasta dalam skala kecil, modal atau investasi tidak begitu besar, kurang begitu memperhatikan faktor kesuburan tanah, tingkat teknologi yang digunakan berkisar antara sederhana sampai madia, tenaga kerja yang terlibat tidak begitu banyak, sistem pengairan relatif sederhana, serta pemasaran produk biasanya didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Adapun jenis perkebunan besar memiliki ciri-ciri, yaitu lahan yang digunakan sangat luas, biaya atau modal sangat besar, dikelola oleh pemerintah atau swasta nasional, tenaga kerja yang terlibat banyak menggunakan teknologi media sampai maju, pemasaran produksi diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor. Contoh perkebunan besar, misalnya PT. Perkebunan Kelapa Sawit, Teh, Kina dan Sebagainya. (3) Perikanan Indonesia merupakan salah satu Negara Martitim yang sebagian besar wilayahnya berupa perairan laut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), jumlah pulau-pulau yang tesebar di atas wilayah laut Indonesia sampai batas teritorial mencapai 3.1 juta km2, sedangkan jika ditambah dengan Zona Ekonomi Eksklusif luasnya mencapai 5,8 juga km2. Wilayah perairan laut yang sangat luas ini merupakan potensi sumber daya alam bahari yang tidak ternilai harganya. Kita dapat memanfaatkan berbagai sumber daya yang terkandung di dalamnya, seperti beberapa jenis bahan galian, gerakan air laut, maupun sumber daya sektor perikanan, potensi perikanan laut Indonesia diperkirakan mencapai 6,6 juta ton pertahun. Jenis komoditas ikan yang sangat potensial antara lain tuna dan cakalang. Secara umum sistem penangkapan ikan laut dibedakan menjadi 2, yaitu perikanan pantai dan laut dalam. Perikanan pantai dilakukan di kawasan laut dangkal dan jarak tempuh kurang dari 60 mil dari pantai. Jenispenangkapan ikan ini biasa dilakukan oleh nelayan tradisional, dengan peralatan yang relative sederhana. Merka biasanya menggunakan perahu dayung atau kapal motor temple. Karena peralatan yang digunakan sangat terbatas, maka hasil tangkapannyapun kurang memuaskan. Jenis ikan yang sering mereka tangkap antara lain kembung, teri, petek, lemuru, dan beberapa jenis moluska seperti cumi dan ubur-ubur. Perikanan laut dalam merupakan jenis penangkapan ikan di laut lepas atau samudra yang dilakukan oleh nelayan modern atau perusahan perikanan dan peralatan canggih. Mereka biasa pergi menangkap ikan dan kapal trawl serta alat pangkap ikan berupa pukat harimau. Jala ikan jenis ini mampu menjaring ikan dalam jumlah banyak, mulai dari ikan-ikan besar sampai yang ukurang kecil. Komoditas yang menjadi andalan tangkapan mereka adalah tuna dan cakalang. Beberapa wilayah di Negara kita yang merupakan kawasan perikanan laut yang potensial antara lain : 1) Sekitar Selat Malaka dengan pusat I daerah bagansiapiapi. Di wilayah ini banyak mengandung ikan terumbuk, 2) sekitar perairan pantai utara Jawa, Segara anakan (Cilacap), selain ikan di wilayah ini banyak terdapat rumput laut dan agar-agar, 3) sekitar Air Tembata, Bitung, Sulawesi Utara yang banyak menghasilkan jenis ikan tuna dan cakalang, 4) perairan Maluku (sekitar ambon) yang merupakan salah satu zone up welling current sehingga menjadi kawasan yang kaya ikan. Di wilayah ini banyak terdapat jenis ikan cakalang, rumput laut dan bebrapa jenis ikan hias, 5) di daerah Dobo (sekitar kepulauah Aru), dan Kepulauan Kei banyak mengandung mutiara, udang laut, tripang, bunga karang dan rumput laut, serta 6) perairan sekitar pulau solor dan alor. Negara Indonesia merupakan Negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan. Dengan demikian potensi sumber daya laut kita miliki sangat besar. Banyak hasil laut yang bernilai ekonomi, terutama perikanan. Namun eksploitasi hasil laut belum dilakukan secara maksimal. Budi daya perikanan kita masih belum dikelola baik, ikan hasil tangkapan nelayan masih sedikit. Padahal potensi perikanan laut sangat besar peranannya dalam menambah devisa Negara. Salah satu sebabnya adalah kita masih mengandalkan peralatan tradisional untuk menangkap ikan sehingga hasil yang diperoleh tidak banyak. Untuk itu pemakaian peralatan modern sangat diperlukan agar potensi hasil laut yang kita miliki dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya. Pemerintah menyadari akan hal ini sehingga dibentuk menteri kelautan yang mengurusi masalah kelautan. (d) Peternakan Kegiatan sektor ekonomi jenis sumber daya alam hayati lainnya adalah sektor peternakan, dengan memanfaatkan salah satu jenis sumber daya alam biotik, yaitu hewan. Sistem peternakan biasa dupayakan penduduk di Indonesia umumnya merupakan usaha sampingan, selain mata pencaharian utama yaitu pertanian. Kegiatan peternakan dilakukan secara kecil-kecilan dan sebagai usaha rumah tangga dengan cara sederhana. Karena cara pengusahaanya yang masih tradisional dan merupakan usaha sampingan maka hasilnyapun masih bersiat subsistens, yaitu hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sebagian kecil sisanya baru dijual untuk menambah penghasilan. Disamping untuk menambah kesejahteraan keluarga, pemeliharaan, misalnya sapi atau kerbau untuk mengolah lahan pertanian. Sebetulnya kegiatan ternak di Indonesia harus dapat dikembangkan secara maksimal. Hal ini dikarenakan beberapa faktor alam sosial yang mendukung kegiatan pemanfaatan sumber daya hewani tersebut, yaitu sebagai berikut : 1) Negara kita memiliki padang rumput yang relatif luas, seperti di Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi. 2) Faktor iklim seperti suhu udara, dan curah hujan sangat memungkinkan budi daya peternakan. 3) Kebutuhan daging serta hal lain dari ternak seperti kulit, bulu, dan kotorannya untuk dijadikan pupuk buatan cenderung meningkat. Adapun yang termasuk ke dalam kelompok ternak unggas adalah semua jenis burung, ayam, puyuh, dan itik. 1) Ternak Besar Hewan ternak besar yang sangat potensial untuk dibudidayakan adalah sapi. Jenis sapi yang biasa diupayakan penduduk meliputi 2 macam, yaitu sapi potong dan sapi perah. Pembudidayaan penduduk meliputi 2 macam, yaitu sapi potong dan sapi perah. Pembudidayaan atau ternak sapi potong banyak dijumpai di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, sedangkan daerah persebaran ternak sapi perah antara lain Lembang (Jawa Barat), Boyolali (Jawa Tengah), dan Grati (Jawa Timur). Daerah yang paling cocok untuk pemeliharaan sapi perah adalah di kawasan pegunungan dan dataran tinggi. Hal ini sangat berkaitan dengan salah satu syarat hidupnya yaitu suhu yang sejuk. Sebagian besar sistem peternakan sapi di Nusa Tenggara Timur dilakukan dengan cara membiarkan berkeliaran secara bebas di kawasan padang rumput hanya sewaktu-waktu saja dikandangkan. Dari ternak itu dapat dihasilkan antara lain daging, susu, kulit dan tanduk. Jenis sapi di Negara kita umumnya keturunan banteng. Sapi jawa merupakan hasil perkawinan silang antara Banteng dan Zebu dari India. Banteng liar dapat dijumpai di wilayanh Besuki, Pasuruan, Ujung Kulon, dan Kediri. Kerbau merupakan komoditas ternak besar kedua yang juga banyak dimanfaatkan tenaganya oleh penduduk. Binatang ini banyak dipelihara di Jawa barat, jawa Tengah, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Selain itu juga terdapat di Tana Toraja Sulawesi Selatan. Hewan ternak besar lainnya adalah kuda. Hewan ini banyak dimanfaatkan sebagai alat transportasi yang utama sebelum ada sarana transportasi kendaraaan bermotor. Jenis kuda yang biasa diternakkan di Indonesia berasal dari Saudi Arabia, Persia, dan Mongolia. Kuda-kuda impor yang berasal dari ketiga Negara tersebut, kemudian dikawin-silangkan untuk memperoleh jenis yang baru dengan harapan untuk memperoleh keturuan unggul, seperti kuda Sandel (Sandel Wood) di Sumbawa, Kuda Batak, dan di Pulau Jawa. Saat ini telah banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas ternak kuda, seperti malakukan kawin silang antara kuda jenis Australia dengan kuda Sandel. Sebagaiamana kita ketahui wilayah Sumbawa merupakan salah satu daerah di Negara kita yang mengusahakan ternak kuda dalam skala besar. Selain untuk diekspor, fungsi kuda sandel adalah membajak lahan penduduk. 2) Ternak Kecil Ternak kecil terdiri dari atas jenis hewan domba (biri-biri), kambing, dan kelinci. Usaha pemeliharaan domba atau kambing ditemui hampir di seluruh wilayah tanah air, walaupun dalam sekala kecil. Di wilayah pedesaan banyak penduduk yang memelihara hewan ini sebagai usaha sampingan pertanian. Ada dua cara pemeliharaan kambing yang umum dilakukan penduduk, yaitu melalui sistem penggembalaan di kawasan tegalan, atau dengan cara dikurung di kandang, hanya sewaktu-waktu saja dilepas atau digembalakan. Selain dimanfaatkan daginya untuk konsumsi masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani, manfaat hewani yang dapat diambil dari pemeliharaan kambing adalah kulit, susu dan bulunya. Kulit kambing merupakan salah satu baku industri seperti, tas, dan lain-lain, sedangkan bulu domba adalah bahan baku kain wol yang relatif mahal harganya.; misalnya bulu biri-biri merino yang sangat terkenal sangat tebal dan berkualitas tinggi. Ternak babi banyak diupayakan penduduk di daerah Bali, Nusa Tenggara Timur, Papua, Tapanuli, dan Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Adapun hewan kelinci biasa diupayakan penduduk tinggal di wilayah dataran tinggi, karena hewan ini sangat cocok di wilayah sejuk 3) Ternak Unggas Unggas merupakan kelompok hewan yang bersayap. Beberapa jenis hewan unggas, seperti ayam, itik, bebek, angsa serta burung payuh banyak diterapkan oleh penduduk, baik dalam skala kecil dan sederhana serta diperuntukan bagi pemenuhan keperluan keluarga, maupun yang diupayakan secara professional dengan teknologi peternakan yang modern. Beberapa jenis komoditas peternakan unggulan antara lain : a) Itik Alabio yang berasal dari Kalimantan Selatan. Jenis itik ini tekenal berkualitas baik, b) Ayam Ras Broiler, dipelihara sebagai ayam pedaging, c) Ayam Ras Leghorn, dipelihara sebagai ayam peteor, d) Ayam Buras, atau ayam kampung. Berbagai kendala sering kita jumpai dalam sektor peternakan, baik yang berhubungan dengan permodalan, pengetahuan yang memadai, teknologi, serta luas lahan yang dimiliki penduduk. Secara khusus kendala dan permasalahan yang paling umum dijumpai dalam sektor peternakan khsusnya di Negara kita antara lain sebagai berikut ini. 1) Usaha peternakan di Indonesia masih dilakukan sebagai usaha samping, sehingga hasilnya hanya diprioritaskan untk memenuhi kebutuhan sendiri, 2) Pengetahuan penduduk tentang cara beternak yang baik masih kurang. 3) Masalah kekurangan permodalan 4) Kurang tersedianya bibit unggul atau yang memiliki kualitas baik, 5) Teknologi peternakan yang digunakan penduduk masih relatif sederhana, 6) Masih kurangnya tenga ahli di bidang peternakan, 7) Adanya wabah penyakit yang sering melanda hewan ternak, seprti antrazk tetelo,dan flu burung. 8) Kurangnya industri sarana pengawetan hasil ternak. Untuk mengatasi kendala-kendala dalam bidang peternakan, pemerintah dalam hal ini dinas Peternakan bersama-sama masyarakat, lembaga pendidikan, dan instansi terkait mengupayakan beberapa program, melalui bantuan modal dengan kredit lunak, memberikan penyuluhan, mendatangkan jenis ternak unggul, menyediakan makan ternak bermutu, memberantas wabah penyakit, meningkatkan kualitas dan kuantitas hewan ternak, mendatangkan mesin pengawet untuk pengawetan daging atau susu. Daging, susu, telur, dan kulit merupakan hasil dariusaha di bidang peternakan. Selain daging, susu, dan telur dimanfaatkan sebagai bahan makanan, dari peternakan juga dapat menghasilkan bahan baku industri misalnya bulu, kulit, dan tulang. (e) Perindustrian Kegiatan industri dapat dilakukan di rumah-rumah atau dipabrik. Kegiatan industri yang dilakukan dirumah disebut industri rumah tangga. Contoh industri rumah tangga misalnya anyaman bambu anyaman rotan, batik, mebel, perhiasan, border dan konveksi. Industri yang dilakukan dipabrik umumnya menggunakan mesin yang moderen. Contoh industri besar misalnya industri pesawat terbang, industri semen, industri kendaraan bermotor, industri kertas, industri elektronika, industri tekstil, dan lain-lain. (f) Pertambangan Pertambangan merupakan kegiatan pengolahan dan pemanfaatan bahan galian, meliputi observasi, eksplorasi dan penambangan berbagai macam mineral atau barang tambang biasa terkandung di dalam litosfer maupun dipermukaan bumi. Observasi adalah kegiatan pengamatan pendahuluan tentang daerah persebaran cebakan suatu jenis barang tambang, sekfligus penyelidik dan memerkiska kebenarannya secara teoritsi yang berkaitan dengan kondisi geologis di lapangan. Eksplorasi meliputi kegiatan persiapan penyelidikan dan memeriksa kebenarannya secara teoritis biasa berkaitan dengan kondisi geologis di lapangan. Eksprolasi meliputi kegiatan persiapan dan penyelidikan untuk mengetahui keadaan barang tambang dan kemungkinan pengolahannya secara ekonomis. Kegiatan eksplorasi meliputi : 1) penyelidikan geologis tentang letak dan persebaran mineral, kualitas dan perkiraan kuantitas atau banyaknya mineral apakah bernilai ekonomis bila ditambang, dan sebagainya, 2) menetukan syarat-syarat teknis yang diperlukan untuk eksploitasi barang tambang.

Negara Indonesia juga terkenal sebagai salah satu Negara yang kaya dengan barang tambang. Usaha pertambangan dimaksudkan untuk mengambil sumber daya alam yang ada di dalam perut bumi. Barang-brang tambang disiapkan menjadi bahan baku industri. Barang-barang tambang berupa logam minyak bumi, gas bumi merupakan hasil tambang andalan. Kita memiliki banyak tambang misalnya tambang minyak, tambang batu bara, tambang emas dan perak, biji besi dan lain sebagainya.