Apa fungsi pewarna makanan pada pembuatan sirup

Apa fungsi pewarna makanan pada pembuatan sirup

220 V di PLN AREA LUBUK PAKAM

Apa fungsi pewarna makanan pada pembuatan sirup

PN-LP DI PENGADILAN NEGERI LUBUK PAKAM)

Apa fungsi pewarna makanan pada pembuatan sirup

Tanggal Lahir : Lubuk Pakam, 14 Maret 1993

Apa fungsi pewarna makanan pada pembuatan sirup

SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN GURU PADA SMA PAB 11 LUBUK PAKAM

Apa fungsi pewarna makanan pada pembuatan sirup

SISTEM INFORMASI BIODATA SISWA PADA SMK PAB 7 LUBUK PAKAM

Apa fungsi pewarna makanan pada pembuatan sirup

TI: Studi Kasus di RS Grand Medistra Lubuk Pakam

Apa fungsi pewarna makanan pada pembuatan sirup

Profile Pengadilan Negeri Kelas I-B Lubuk Pakam 1

Apa fungsi pewarna makanan pada pembuatan sirup

: Lubuk Pakam ; Nama Lengkap : RANDI PRANATA GURUSINGA ALS

Minuman sirup adalah salah satu jenis minuman yang memiliki aneka rasa dan warna, sangat digemari masyarakat khususnya anak-anak sekolah dasar. Untuk menarik minat konsumen terhadap minuman sirup biasanya pedagang menggunakan zat pewarna agar menghasilkan warna yang lebih menarik.

Apa fungsi pewarna makanan pada pembuatan sirup

Buah- buahan dapat diolah menjadi berbagai olahan produk seprti sari buah, sirup, manisan, selai (jam), jelly, anggur buah, acar dan lain-lain.  Pembuatan sari buah dan sirup buah pada prinsipnya sama , kecuali penambahan gula dan cara penyajiannya. Sari buah bisanya langsung diminum dan tanpa mengalami fermentasi, kadar gula yang terkandung berkisar 12-14%, sedangkan sirup buah penggunaan gula sampai 60% dan dikonsumsi setelah dilakukan pengenceran.

Untuk memperbaiki ”performance” kedua produk tersebut sering juga ditambahkan BTM ( Bahan Tambahan Makanan) yang berfungsi untuk memperbaiki warna, kemanisan, pengawet dan penstabil. Proses pembuatan meliputi kegiatan pemilihan buah, pngupasan dan pemotongan, penghancuran, ekstraksi ( pengambilan sari buah), pengendapan, pemasakan, penambahan gula dan bahan lain, pasteurisasi dan pembotolan.

Buah yang digunakan dalam pembuatan sirup  harus berada dalam keadaan cukup matang dan segar. Buah harus memiliki kriteria :1.    Buah sudah tua (mature )2.    Sudah matang (lunak)3.    Belum mulai membusuk4.    Bau harum

5.    Tidak cacat fisik ( pecah atau diserang hama)

https://doi.org/10.51888/phj.v9i2.9
Sirup, Jenis Zat Pewarna Sintetis, Kadar Zat Warna

Salah   satu   masalah   keamanan   pangan   yang   masih   memerlukan   pemecahan masalahnya yaitu penggunaan bahan tambahan pada bahan makanan untuk berbagai keperluan. Diantara beberapa Bahan Tambahan Makanan yang sangat sering digunakan salah satunya adalah  pewarna  makanan.Penelitian zat pewarna pada  sirup  dilakukan karena  mengingat  banyaknya  zat  pewarna  yang  digunakan  sebagai  bahan  tambahan pangan baik yang diizinkan maupun yang tidak diizinkan. Menurut Permenkes RI No.722/Mennkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan  Makanan  bahwa tidak semua zat pewarna  yang digunakan  merupakan  zat pewarna  yang diizinkan. Penelitian  ini adalah penelitian  yang  bersifat deskriptif, yaitu untuk melihat gambaran jenis zat pewarna dan kadar   zat   pewarna  pada   minuman   sirup   yang   dijual di   pasar modern   kota makassar.Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  dari  5  yang diuji  kualitatif positi mengandung   bahan    tambahan    pangan    yang    diizinkan Permenkes RI. No.722/Menkes/Per/IX/1988. Dan Hasil uji secara  kuantitatif  dari  3  sampel  yang  diuji kadar zat pewarnanya 2 diantaranya  tidak memenuhi syarat yaitu Sirup Kian Jaya 509 mg/L dan Sirup Oranges  Marjan 389 mg/L. Dari hasil  penelitian  yang didapat  maka dapat  disimpulkan  bahwa  5 sampel  sirup  telah  memenuhi  syarat  pada  uji kualitatif. Sedangkan dalam uji kuantitatif 3 sampel sirup yang telah diuji kadarnya 2 diantaranya tidak memenuhi syarat. Bagi konsumen sebaiknya tidak terlalu sering mengkomsumsi makanan dan minuman yang mengandung pewarna sintetis karena dapat berbahaya bagi kesehatan.

One of the food safety problems that still requires solving the problem is the use of additional ingredients in food ingredients for various purposes. Among some of the Additional Materials Food that is very often used, one of which is food coloring. The research on coloring substances in syrup is done because  considering  the number  of coloring agents used as food additives both permitted and not permitted. According to RI Minister of Health Regulation No. 722 / Mennkes / Per / IX / 1988 concerning Food Additives that not all coloring agents used are permissible coloring agents. This research is research that isnature descriptive , i.e. for look picture type subst ance dye and grade substance dye   on drinks syrup sold in   the   modern   market   town makassar.  The  results  of the  study  showed  that  from  5  tested  qualitative  positives containing food additives which were allowed by Permenkes RI. No. 722 / Menkes / Per / IX / 1988. And the quantitative test results from 3 samples tested for the coloring agent 2 of them did not meet the requirements, namely Syrup Kian Jaya 509 mg / L and Oranges Syrup  Marjan  389  mg/l. From  the  results  research   obtained   then  could concluded that 5 samples syrup has been meet terms on testqualitative. While in test quantitative 3 samples syrup that has  been tested the  levels  are 2 of them not meet terms. For consumer should not too often consume food and beverages containing dye syntheticbecause could dangerous for healt.

Azwar, dkk. (1995). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Baliwati, dkk. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Branen, A.L., Davidson P.M & Salminen S. (1990). Food Additives. New York and Basel: Marcel dekker Inc

Cahyadi, Wisnu. (2006). Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara. Jakarta.

Depkes R.I, (1992). Undang-undang RI No. 23 tahun 1992. Tentang Kesehatan. Jakarta.

Hardinsyah, dkk. (2001). Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan. Departemen Pendidikan Naional. Jakarta.

Hasdwi, 2010. Pewarna Alami dan sintetis. ttps://fhienhasdwi.wordpress.com

Kusnandar F, dkk. (2008). Aspek Mikrobiologi Makanan kaleng. Diaskes tanggal 30 oktober 2015 .http://www.unhas.ac.id/gdln/dirpan/pengalengan/Topik6/modul/.

Mahendratta. (2007). Pangan Aman dan Sehat Prasyarat Kebutuhan Mutlak Sehari-hari. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin. Makassar.

Nurjannah, dkk. (1992). Sebaiknya Anda Tahu Bahan Tambahan Makanan. Jakarta: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992. Tentang Kesehatan.Jakarta.

Seto, Sagung. (2001). Pangan Dan Gizi; Ilmu, Teknologi, Industri Dan Perdagangan. Institut Pertanian Bogor. Bandung.

Slamet, Soemirat. 1994. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University. Yogyakarta.

Satuhu, (2004). Penanganan dan pengolahan buah. Jakarta.

Syah, dkk. (2005). Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Himpunan Alumni Fakulta Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Trimargono, dkk. (2000). Teknologi Pangan. Jakarta

Vol. 9 No. 2 (2018): Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public Health Journal