Allah swt selalu mendengar bisikan hambanya yang berdoa kepadaNya ucapkan manusia Allah bersifat

tirto.id - As-Sami'dan Al-Alim adalah bagian dari nama-nama Allah SWT dalam Asmaul Husna. Sesungguhnya sifat-sifat Allah SWT tidak terbatas, tidak memerlukan ruang dan waktu.

Kendati demikian, para ulama mengumpulkan nama-nama Allah SWT untuk memudahkan umat Islam memahami sifat dan keagungan-Nya melalui 99 Asmaul Husna.

Penetapan 99 Asmaul Husna tidak sepatutnya dipandang sebagai batasan, namun sebagai pintu untuk mengenal keagungan Allah SWT.

Hal ini dikarenakan nama dan sifat-sifatnya merupakan hal gaib, tidak diketahui siapa pun, baik para nabi yang diutusnya, hingga para malaikat, sebagaimana tertera dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

"Aku memohon kepada Engkau dengan semua nama yang menjadi nama-Mu, baik yang telah Engkau jadikan sebagai nama diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau Engkau sembunyikan menjadi ilmu gaib di sisi-Mu," (H.R. Ahmad).

Di antara 99 Asmaul Husna tersebut, terdapat dua sifat yang patut diketahui umat Islam, yaitu As-Sami' (Yang Maha Mendengar) dan Al-Alim (Yang Maha Mengetahui).

Kedua nama itu merujuk kepada sifat-sifat mulia yang dimiliki Allah SWT, sebagaimana tertera dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 137:

" ... Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui," (QS: Al-Baqarah [2]: 137).

Arti dari As-Sami' (Yang Maha Mendengar) dan Maknanya

Laman Kemendikbud menuliskan mengenai arti dan makna As-Sami' atau Yang Maha Mendengar, bahwasanya Allah SWT mendengar segala suara, segala bunyi, percakapan, dan lain sebagainya di semesta ini.

Daya pendengaran Allah SWT tidak terbatas, sampai-sampai Allah SWT juga mengetahui suara hati dan segala yang terbetik di benak manusia. Hal ini tertera dalam surah Al-Mulk ayat 13:

"Baik kau rahasiakan perkataanmu atau kau nyatakan. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati," (Al-Mulk [67]: 13).

Mengimani nama Allah SWT, As-Sami' dapat dilakukan dengan cara mendengarkan orang lain, penuh perhatian, dan menghargai ucapan sesama. Lebih utama lagi, jika yang berbicara adalah guru dan orang tua kita.

Dengan pendengaran Allah SWT, seorang muslim juga dianjurkan untuk berdoa kepada-Nya. Melalui nama dan sifat ini, Ia mengabulkan permintaan hamba-Nya, serta membalasnya dengan pahala.

Selain itu, dengan mengetahui bahwa Allah SWT Maha Mendengar, maka seorang muslim sepatutnya tidak mengucapkan perkataan buruk yang mengandung dosa.

Di antara perkataan-perkataan buruk itu, terdapat gibah, gosip, menggunjing, memfitnah, dan lain sebagainya.

Karena Allah SWT Maha Mendengar, maka segala ucapan penuh dosa tersebut akan dicatat sebagai amalan buruk di sisi Allah SWT.

Arti dari Al-Alim (Yang Maha Mengetahui) dan Maknanya

Al-Alim artinya Yang Maha Mengetahui. Melalui nama dan sifat mulia ini, Allah SWT mengetahui hal-hal yang belum dan akan terjadi, masa lalu dan masa depan.

Sa'id bin Ali Al-Qathani dalam buku Syarah Asmaul Husna (2005) menuliskan mengenai pengetahuan Allah SWT yang tidak terbatas ini.

Artinya, Ia mengetahui hal-hal yang tampak maupun yang gaib, sebagaimana tertera dalam surah Al-An'am ayat 59, Allah SWT berfirman:

"Tak ada satu pun peristiwa, baik di bumi dan di langit yang luput dari pantauan Allah. Semua yang terjadi atas sepengetahuan-Nya. Pengetahuan Allah sungguh tidak terbatas dan meliputi semua hal tanpa kecuali, sementara pengetahuan makhluk sangat terbatas dan Allah Maha Mengetahui," (Al-An'am [6]: 59).

Mengimani nama Allah Al-Alim dapat terwujudkan dalam perilaku untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Kendati demikian, jika sudah memperoleh ilmu, seorang muslim tidak boleh sombong atau merasa paling pandai.

Bagaimanapun juga, setinggi-tingginya ilmu yang diperoleh, ilmu Allah SWT tetap paling tinggi dan tak ada batasnya.

Baca juga:

  • Arti Asmaul Husna Al Malik dan Al Quddus: Makna serta Teladannya
  • Manfaat Membaca 99 Asmaul Husna: Bisa Membuka Pintu Rezeki

Baca juga artikel terkait AL-ALIM ARTINYA atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/tha)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Khutabi rahimahullah  berkata, “As Samii’ (Maha Mendengar) artinya Allah mendengar  rahasia dan bisikan,  baik keras maupun pelan, diucapkan atau tidak.

Di antara makna As-Samii’ adalah  Dia yang mengabulkan hamba-Nya ketika menghadap kepada-Nya. Ini sebagaimana terdapat dalam doa

اللهم إني أعوذ بك من قلب لا يخشع ومن دعاء لا يُسمع .. ” صحيح الجامع

“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari hati yang tidak khusyu dan dari doa yang tidak di dengar.’ (Shahih Jaami)

Maksud didengar di sini adalah dikabulkan. Doa yang tidak didengar maksudnya doa  yang tidak dikabulkan.

Makna As-Sam’u (mendengar)

Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah menyebutkan bahwa as-sam’u memiliki 4 makna:

1. Pendengaran pengetahuan. Ini berkaitan dengan suara. Sebagaimana  firman Allah Ta’ala

 قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا إِنَّ اللَّهَ   سَمِيعٌ بَصِيرٌ “ [المجادلة:1

Sungguh, Allah telah mendengar ucapan perempuan yang mengajukan gugatan kepadamu (Muhammad) tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah, dan Allah mendengar percakapan antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat. (Al-Mujadilah: 1)

 (لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ ( آل عمران:181

Sungguh, Allah telah mendengar perkataan orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami kaya.” (Ali Imran: 181)

2. Pendengaran pemahaman. Ini  berkaitan dengan makna. Di antaranya firman Allah ta’ala

لَا تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا انْظُرْنَا وَاسْمَعُوا ..  (البقرة:104

“Janganlah kamu katakan, raa’inaa, tetapi katakanlah, “Unzhurnaa” dan dengarkanlah” (Al  Baqarah: 104).

Maksudnya bukan  sebatas ucapan. Tetapi pendengaran pemahaman.

3. Pendengaran yang mengabulkan dan pemberian atas yang diminta. Di antaranya terdapat dalam ucapan kita dalam i’tidal  سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ (Allah mendengar siapa yang memuji-Nya). Maksudnya Ya Allah kabulkanlah dan berilah (permintaan)  siapa yang memuji=Mu.  

4. Pendengaran ketundukan dan menerima

سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ ( المائدة:41

“Mereka sangat suka mendengar berita bohong.”(Al-Maidah: 41)  

Maksudnya menerimanya dan tunduk.”

Juga firman Allah Ta’ala:

وَفِيكُمْ سَمَّاعُونَ لَهُمْ  [التوبة:47

“Sedang di antara kamu ada orang-orang yang sangat suka mendengarkan (perkataan) mereka,” (At Taubah: 47)

Artinya di antara kalian ada yang mendengarkan dengan menerima dan tunduk.

Penyebutan Kata As Samii’ dalam Al Quran

Di dalam Al-Quran kata As samii’ disebutkan sebanyak 45 kali. Ini Menunjukkan betapa pentingnya nama tersebut.  Di antaranya firman Allah Ta’ala

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Wahai Rabb kami terimalah dari kami(amalan kami), sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al Baqarah: 127)

 قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا وَاللَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Katakanlah: “Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?” Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Al Maidah: 76).

Dalam Ayat di atas kata As-Samii’ digabungkan dengan kata Al-‘Aliim (Yang Maha Mengetahui). 

Kata As-Samii’ kadang digabungkan dengan kata Al-Bashiir (Maha Mendengar). Sebagaimana firman Allah Ta’ala

( مَا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ  ( لقمان:28

“Menciptakan dan membangkitkan kamu (bagi Allah) hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja (mudah). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi  Maha Melihat.” (Luqman: 28)

Kadang pula digabungkan dengan kata Al-Qarib (Maha Dekat), sebagaimana terdapat dalam firman Allah Ta’ala:

(50: إنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ ( سبأ

“Sesungguhnya Ia Maha Mendengar lagi Maha Dekat”(Saba’: 50)

Tuntutan keimanan dengan nama As- Samii’

1. Menetapkan sifat Allah As-Samii’ sebagaimana Allah telah menyifati dirinya.

Dialah Allah maha mendengar yang memiliki pendengaran, dan kami menyifatiNya dengan sifat yang Allah tetapkan untuk dirinya tanpa pembatasan dan takyif . Allah SWT berfirman  

(11:لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ  (الشورى

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-Syuura: 11)

2. Pendengaran Allah tidak seperti pendengaran salah satupun dari makhlukNya

Pendengaran Allah meliputi semua yang bisa didengar. Tidak ada satupun yang lewat dari pendengaran Allah Ta’ala baik yang tersembunyi maupun yang nampak.

Dari Urwah bin Zubair  dari Aisyah semoga Allah meridhaiNya berkata, “Segala puji bagi Allah yang pendengarannya meliputi semua suara. Telah datang seorang wanita mengadukan kepada Nabi dan saya berada di pojok rumah. Wanita tersebut mengadukan suaminya dan aku tidak mendengarkan apa yang ia katakan. Lalu turunlah firman Allah  ” قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا  (Allah telah mendengar ucapan  wanita yang mengadukan suaminya kepadamu).  (HR Ibnu Majah dan dibenarkan oleh AlBani)

3. Allah tidak menerima doa orang yang yang lalai dan riya ketika berdoa. Allah hanya menerima doa dari orang yang berdoa dengan ikhlas. Dari Abdurrahman bin Yazid berkata, “Rabi mendatangi Al-Qomah pada hari Jumat. Jika aku tidak berada di sana, mereka mengutus utusan kepadaku. Suatu ketika ia datang dan aku tidak ada di sana. Lalu Alqamah bertemu denganku dan berkata, ‘Apakah engkau tidak tahu apa yang dibawa oleh Ar-Rabi’?’ Ia berkata, ‘Tahukah engkau alangkah banyak manusia berdoa dan alangkah sedikit yang dikabulkan? Hal itu karena Allah tidak menerima doa kecuali (yang dipanjatkan dengan) ikhlas.’ Lalu aku berkata, ‘Tidaklah Abdullah telah mengucapkan  doa demikian?’ Ia bertanya, ‘Apa yang telah diucapkan Abdullah?’ Ia berkata, ‘Aku menjawab, ‘Abdullah  berkata, ‘Allah tidak mendengar (doa) orang yang memperdengarkan (doanya), tidak pula yang memamarekan (doanya) dan tidak pula yang bermain-main (dalam doanya) kecuali seorang yang berdoa yang doanya itu mantap dari hatinya.’  Lalu apakah ia menyebut Al Qamah?’ Jawabannya, ‘Ya’.”  (Shahih Adabul Mufrad)

Bagian seorang mukmin dengan nama ini

1. Allah mendengar bisikan hatimu

Maka waspadalah bila Allah mendapati hatimu  berpaling dariNya dan mengharapkan selain  yang tidak diridhaiNya.

2. Senantiasa berdoa (meminta) kepada Allah

Dialah Allah yang Maha Mendengar maka sandarkanlah dan serahkanlah dirimu kepada Allah dengan banyak berdoa. Dan ambillah sebab dikabulkannya doa sampai doamu pantas untuk dikabulkan.

Berdoalah kepada Allah semantara kamu yakin akan dikabulkan. Di waktu waktu yang mustajab. 

3. Banyak mengadu dan melapor kepada Allah

قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّه  (يوسف : 86

Yakub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku,”  (Yusuf: 86)

Maksudnya banyak mengadu. Seperti kondisi orang sakit yang merintihkan sakitnya

Demikian juga dengan  Nabi Ibrahim alahis salam,

(114 إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لأوَّاهٌ حَلِيمٌ (التوبة

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.”

Haliim (penyantun) di antara manusia artinya punya rasa kasih sayang kepada makhluk dan berlapang dada dari kesalahan yang terjadi.

Maka periksalah kondisi dirimu terhadap Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Yang mendengar ucapanmu dan melihat tempatmu dan mengetahui rahasiamu dan bisikanmu.

4. Allah Taala mendengar doamu setiap saat

وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا (الإسراء: 110

“dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu” (Al Isra: 110)

Baik doa itu dikeraskan atau dipelankan Allah mendengarmu, maka serulah Allah dengan suara yang bisa mengantarkan kepada kekhusuan dan keikhlasan.

5. Senantiasa muraqabah (merasa diawasi) Allah baik sembunyi  maupan terang-terangan

Orang mukmin yang bertauhid merasa diawasi Allah ketika sendiri maupun bersama orang banyak. Karena ia tahu bahwa Rabbnya dari atas arsy mendengarnya dan mengetahui kerahasiannya dan bisikannya. Allah berfirman

80: أَمْ يَحْسَبُونَ أَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ بَلَى وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُونَ ( الزخرف

“Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.” (Az Zukhruf: 80)

Maka orang yang benar dalam tauhidnya kepada Rabbnya yang Maha Mendengar, ia tidak akan mendengarkan kecuali apa yang dicintai dan diridhai Rabbnya

6.  Jagalah pendengaranmu, Allah akan mengabulkan doamu.

Sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Mendengar dan mengabulkan doa. Maka seyogyanya seorang hamba tidak mendengarkan kecuali apa yang dicintai dan diridhaoi Allah. Jika seorang hamba memalingkan pendengarnnya kepada apa yang tidak diridhai-Nya seperti mendengarkan musik atau hal yang munkar maka hukumannya adalah sesuai dengan amalnya, doanya tidak diterima

7. Siapa yang ingin ketenaran dan menyiarkan sebutan baik, Allah akan memperdengarkannya.

Artinya Allah akan menampakannya kepada semua makhluk pada hari kiamat. Rasulullah shallahu ‘alahi wa sallam bersabda,

من سمَّع سمَّع الله به ، ومن يرائي يرائي الله به متفق عليه

“Barangsia yang sum’ah (memperdengarkan amal kebaikannya supaya dipuji), niscaya Allah akan memperdengarkan (keburukan amalnya). Dan barangsiapa yang riya’ (memperlihatkan amal kebaikannya supaya dipuji), niscaya Allah akan memperlihatkan (keburukan amalnya).”

Bagaimana kita berdoa dengan nama As Samii’

Doa dengan nama Allah As-Samii’ terdapat dalam  beberapa tempat di Al Quran dan hadits. Antara lain:

Doa Nabi Ibrahim alahis salam,

وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

 “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Al Baqarah: 127)

Doa istri Imran,

اِذْ قَالَتِ امْرَاَتُ عِمْرَانَ رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

“(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Ali Imran: 35)

Doa Zakaria alaihis salam,

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهٗ ۚ قَالَ رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ

“Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (Ali Imran: 38)

Dari Aban bin Utsman berkata, Aku mendengar ayahku berkata, Rasulullah shallahu ‘alahi wasallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba berkata di setiap pagi dan setiap sore dengan

  بسم الله الذي لا يضر مع اسمه شيء في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم

“Dengan nama  Allah yang dengan namanya tidak membahayakan sesuatupun di bumi dan di langit dan Dia Maha mendngar lagi mengetahui.” (HR Abu Dawud, dishahihkan oleh Albani)

Kita memohon kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala agar menjadikan kita tidak mendengar kecuali apa yang dicintai dan diridhoi Allah. Dan tidak muncul dari hati kita kecuali apa yang dicintai Allah.

Sumber: Syarkh Asmaul Husna, Syaikh  Hani  Hilmi.