Alat alat yang merupakan warisan masa pra revolusi Industri

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 02 Maret 2022

James Watt adalah insinyur besar asal Skotlandia, Britania Raya yang menemukan mesin uap untuk pertama kalinya.

Ketertarikan James Watt terhadap mesin uap didasari oleh perhatiannya terhadap mesin uap buatan Newcome yang kurang efisien, tahun 1764. Berawal dari situ, Watt terus melakukan berbagai penelitian dan percobaan terkait mesin uap.

Sampai akhirnya, ia berhasil menciptakan mesin uap pertama yang efisien tahun 1769. 

Karir

James Watt lahir di Skotlandia, 19 Januari 1736. Ia merupakan anak tertua dari lima bersaudara. Ibunya berasal dari keluarga terhormat dengan pendidikan baik, sementara ayahnya adalah pembuat kapal, pemilik dan kontraktor kapal, serta menjabat sebagai kepala Baillie Greenock tahu 1751. 

Awalnya, James Watt dididik sendiri oleh ibunya di rumah, sebelum akhirnya lanjut sekolah ke Greenock Grammar School. Di sekolah tersebut, Watt menunjukkan bakatnya dalam pelajaran matematika.

Ketika ia berusia 18 tahun, ibunya meninggal dunia dan kesehatan sang ayah pun mulai menurun.  Akhirnya, Watt memutuskan berhenti dari sekolahnya dan pergi ke London untuk mendapatkan pelatihan sebagai pembuat instrumen selama satu tahun, 1755-1756.  Usai menjalani pelatihan, ia kembali ke Skotlandia dan menetap di Glasgow. 

James Watt berniat untuk mendirikan bisnis pembuatan instrumennya sendiri.  Namun, karena Watt masih sangat muda, ia tidak memiliki koneksi biasa untuk membantunya membangun bisnis pembuatan instrumen hariannya sendiri. 

Kebuntuan Watt ini kemudian terselamatkan berkat kedatangan seorang astronomi dari Jamaika, Alexander Macfarlane. Watt dibawa ke Universitas Glasgow. Berawal dari situ, karier Watt mulai cemerlang. 

Mulanya, ia bekerja di bagian pemeliharaan dan perbaikan instrumen. 

Sampai akhirnya, tahun 1759, ia bermitra dengan John Craig, seorang arsitek dan pengusaha untuk memproduksi dan menjual lini produk buatan James Watt. Kemitraan ini berlangsung selama enam tahun dan mempekerjakan sekitar 16 pegawai.

Penemuan Mesin Uap

Masih di tahun yang sama, 1759, teman Watt, John Robinson, meminta perhatiannya pada penggunaan uap sebagai sumber tenaga penggerak. Desain mesin uap buatan Newcome yang sudah digunakan hampir 50 tahun untuk memompa air dari tambang, hampir tidak berubah dari sejak dibentuk pada pertama kalinya.  

Berawal dari situ, Watt pun mulai melakukan penelitian dan percobaan untuk membuat mesin uap tersebut bekerja jauh lebih efisien.  Watt mencoba membangun sebuah model, tetapi gagal. Ia kembali melanjutkan eksperimennya dan mulai membaca semua yang dia bisa mengenai mesin uap. Setelah banyak melakukan eksperimen, tahun 1776, mesin pertama dipasang.  

Mesin pertama ini digunakan untuk menggerakkan pompa an hanya menghasilkan gerakan bolak-balik untuk menggerakkan batang pompa di bagian bawah poros. Secara komersial, desainnya ini berhasil menuai perhatian.  

Selama lima tahun berikutnya, Watt pun disibukkan dengan memasang lebih banyak mesin uap untuk memompa air keluar dari tambang.

Keberhasilannya ini telah menjadikan James Watt sebagai penemu pertama mesin uap yang bekerja secara efisien. Sebelum dirinya, telah ada lebih dulu orang lain yang menciptakan mesin uap, yaitu Hero, Thomas Sarvery, dan terakhir Thomas Newcomen.

Namun, alat yang mereka ciptakan ini hanya berguna untuk memompa air keluar dari tambang-tambang batu bara. Ternyata, mesin uap buatan James Watt ini merupakan salah satu kekuatan yang mendorong terjadinya Revolusi Industri, khususnya di Britania dan Eropa pada umumnya. 

James Watt wafat pada 25 Agustus 1819 di usia 83 tahun.  Untuk menghargai jasa-jasanya, nama belakangnya, yaitu Watt digunakan sebagai nama satuan daya. Seperti daya mesin dan daya listrik. 

Sumber Artikel: kompas.com


Page 2

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 02 Maret 2022

Kemajuan zaman terasa bergerak begitu cepat di masa revolusi industri

Perkembangan besar-besaran pada aspek kehidupan manusia terjadi di masa ini.

Revolusi industri menandai perubahan dalam usaha produksi, dari tenaga manusia beralih menggunakan mesin-mesin.

Tak ayal lagi, hal ini lantas turut merevolusi berbagai macam hal, yang memudahkan kehidupan manusia.

Sejarah Revolusi Industri

Dilansir Encyclopaedia Britannica, revolusi industri dalam sejarah modern merupakan proses perubahan dari ekonomi agraris dan kerajinan, ke industri serta manufakur mesin.

Proses revolusi industri pertama kali terjadi pada abad ke-18 di Inggris atau tahun 1760-1840. Saat itu, terjadi peralihan dalam penggunaan tenaga pada industri tektil.

Manusia sebelumnya memakai tenaga hewan, tapi selanjutnya, manusia mulai beralih menggunakan mesin. Revolusi industri lantas meluas ke berbagai negara di Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang.

Faktor Utama Revolusi Industri

Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi revolusi industri, yakni teknologi, ekonomi, dan sosial budaya.

Pada bidang teknologi, penggunaan sumber energi baru, termasuk bahan bakar dan tenaga penggerak, seperti mesin uap dan listrik, masif terjadi.

Ada pula penemuan mesin baru, pemintalan, dan mesin tenun, yang memungkinkan peningkatan produksi dengan meminimalkan tenaga manusia.

Perkembangan penting dalam transportasi dan komunikasi juga terjadi. Seperti penemuan lokomotif uap, kapal uap, pesawat, telegram, dan radio.

Adanya perubahan teknologi tersebut memungkinkan penggunaan sumber daya alam yang meningkat, diiringi produksi massal barang-barang manufaktur.

Pada bidang ekonomi, revolusi industri menghasilkan distribusi kekayaan yang lebih luas. Terjadi pula penurunan nilai tanah sebagai sumber kekayaan, disamping peningkatan produksi industri dan perdagangan internasional.

Pada bidang sosial, pertumbuhan kota, perkembangan gerakan kelas pekerja, dan munculnya pola otoritas baru, turut jadi faktor yang mempengaruhi revolusi industri.

Pada budaya, ada transformasi budaya baru. Para pekerja memperoleh keterampilan baru dan khas, dan hubungan mereka dengan pekerjaan mulai bergeser.

Perkembangan Revolusi Industri

Pada periode 1760-1830, revolusi industri yang berlangsung hanya terbatas di Inggris. Bahkan Inggris sempat melarang ekspor mesin, pekerja terampil, dan teknik manufaktor ke luar negeri.

Namun, monopoli yang dilakukan Inggris pada revolusi industri tidak bertahan lama. Beberapa orang Inggris melihat peluang itu sangat menguntungkan di luar negeri.

Dua orang Inggris, William dan John Cockerill, membawa revolusi industri ke Belgia dengan mengembangkan toko mesin pada 1807.

Belgia menjadi negara pertama di benua Eropa yang ditransformasikan secara ekonomi.

Pada 1848, Perancis telah menjadi kekuatan industri. Meski berkembang, namun tetap saja berada di belakang Inggris. Ini juga dialami negara-negara Eropa lainnya.

Ini karena kondisi di sana masih dipengaruhi kondisi politik, seperti Perancis yang masih sibuk denfan revolusinya. Pada 1870, produksi di Jerman mulai tumbuh begitu pesat.

Akhirnya di pergantian abad, Jerman mampu mengungguli Inggris dan menjadi pemimpin dunia dalam industri kimia. Munculnya kekuatan industri di Amerika Serikat pada abad ke-19 dan ke-20, akhirnya juga jauh melampaui Eropa.

Di Asia, negara Jepang juga bergabung dengan revolusi industri dengan keberhasilan yang mencolok. Pertengahan abad ke-20, penyebaran revolusi industri terjadi ke daerah-daerah yang belum terindustrialisasi seperti Cina dan India.

Perkembangan industri di dunia terus berlanjut hingga sekarang ini. Bahkan, revolusi industri muncul dengan berbagai tahap atau perkembangannya, mulai dari revolusi industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga 4.0.

Sumber Artikel: kompas.com

Seperti apakah kondisi sosial masyarakat Eropa sebelum ada revolusi industri??
Saat belum ada mesin-mesin yang menjalankan moda transportasi maupun memproduksi pakaian dan bahan pangan..

Alat alat yang merupakan warisan masa pra revolusi Industri

Tak seperti zaman sekarang yang tinggal pencet tombol send lalu kabar terkirim ke seberang, ritme kehidupan masyarakat sebelum revolusi industri berjalan sangat lamban. Mereka harus menggunakan kuda atau menitipkan surat pada para pengembara untuk bisa saling bertukar kabar.

Sebagian besar masyarakat tinggal dan bekerja di dusun-dusun. Dari tahun 1300 sampai 1750, keluarga-keluarga kaum petani yang miskin tinggal di sebuah lahan yang sempit, berkebun untuk konsumsi keluarga sendiri. Anak-anak belajar untuk memerah susu sapi, mengolah mentega di dalam tong susu, dan beternak. Dari generasi ke generasi, mereka bergantung pada alat-alat yang masih sangat tradisional, seperti bajak dari kayu yang harus menggunakan binatang untuk menariknya.

Produksi yang dilakukan pada zaman itu masih menggunakan elemen-elemen alam serta tidak membutuhkan pengaturan pabrik yang kompleks seperti zaman sekarang. Masyarakat menggunakan kincir angin untuk mempermudah aktivitas penggilingan. Atau menggunakan Hand loom (alat tenun tangan) untuk menenun pakaian.

Alat alat yang merupakan warisan masa pra revolusi Industri

Pendidikan masyarakat di masa tersebut bisa dikatakan, buruk. Orang-orang kaya menyerahkan pendidikan anak-anak mereka pada pengasuh dan pengajar pribadi. Laki-laki dan perempuan dengan status biasa tidak mendapat kesempatan untuk menikmati pendidikan di sekolah dan universitas yang ada. Anak-anak gadis akan dikeluarkan dari sekolah setelah berusia 7 tahun.

Politik selalu dimenangkan oleh pemilik tanah dan kaum militer sedangkan masyarakat biasa hanya diberikan hak politik yang sangat sedikit. Kehidupan, sebagai hasilnya, menjadi sebuah pertempuran yang tak kunjung habis melawan kelaparan, tuan tanah yang jahat, pekerjaan yang bertumpuk, dan nasib sial yang buruk.

Selama berabad-abad, menu diet orang-orang Inggris terdiri dari roti gandum hitam dan bubur dengan sangat sedikit daging. Orang-orang Eropa makan sedikit buah dan sayur karena mereka masih percaya bahwa buah dan sayur dapat menyebabkan penyakit, depresi, dan masuk angin.

Sebagian besar mereka tidak dapat membaca dan jarang mandi. Mereka berpikir bahwa sakit fisik yang disebabkan oleh penyakit adalah kehendak Tuhan sebagai jalan untuk membersihkan jiwa. Ketidaktahuan tentang teori-teori kuman dan mikrobiologi membuat dokter-dokter di zaman pertengahan lebih percaya pada astrologi dan bloodletting (mengambil darah dari pasien untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit) dibanding sains. Gaya hidup yang tradisional agraris dan pandangan-pandangan tersebut berlaku selama beberapa generasi.

Perkembangan penduduk di zaman pra-revolusi industri cenderung berjalan lambat dari generasi ke generasi. Kemiskinan, perang, penyakit pes, dan rendahnya tingkat higienitas mengakibatkan tingginya angka kematian, khususnya di kalangan orang-orang muda. Bahkan, di tahun 1600-an, sekitar 25% bayi meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun dan 25% lainnya meninggal sebelum usia 10 tahun.

Jumlah penduduk di Eropa tidak mengalami perkembangan yang signifikan selama beberapa ribu tahun. Di daerah Eropa, misalnya, yang sekarang dikenal sebagai Jerman mempunyai populasi sekitar 12 juta pada tahun 1300-an. Setelah 400 tahun, populasi hanya bertumbuh sebanyak 20% menjadi sekitar 15 juta. Sebagai perbandingan, penduduk Amerika selama 100 tahun antara tahun 1900 dan 2000 meningkat dari 76 juta menjadi 281 juta. Terjadi peningkatan sebanyak 400% hanya dalam waktu satu abad.

Hanya beberapa orang yang mempunyai kesejahteraan hidup yang layak, yang lain berada dalam taraf kemiskinan. Di Florence, Italia, 10% penduduk (pedagang, pemilik tanah, bangsawan) mengontrol sebanyak 68% kesejahteraan. Tahun 2007 di Inggris, 25% dari total penduduk yang berjumlah 5,3 juta hidup dalam lingkaran kemiskinan.

Sebagian besar masyarakat pra-industri di Inggris hidup dengan level penghidupan yang kecil atau bahkan tidak mempunyai tabungan sama sekali. Jika ada sebagian dari mereka yang terkena himpitan ekonomi yang cukup berat, jaminan sosial masyarakat yang ada tak mampu membantu menyelamatkan mereka.

Sebagian besar petani berjuang hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga mereka. Membeli sebuah baju bagi mereka sudah termasuk hal yang mewah. Masyarakat bergantung pada petani untuk menghasilkan makanan dan pajak. Para pendeta dan bangsawan, meskipun mengendalikan sebagian besar kekayaan di Eropa dalam bentuk tanah, biasanya mereka tidak dikenai pajak. Sebuah kondisi yang membuat beban petani dan pengrajin menjadi lebih berat.

Kemiskinan, tingginya angka kematian, feodalisme, lambannya roda kehidupan, kebodohan. Apakah industrialisasi mampu menjadi juru selamat masyarakat pra-industri??

– Bersambung –

Referensi:

https://schoolshistory.org.uk/topics/british-history/industrial-revolution/before-the-industrial-revolution/

https://webs.bcp.org/sites/vcleary/modernworldhistorytextbook/industrialrevolution/preindus.html