Zat aditif dalam bensin yang ramah lingkungan adalah

Saat ini berbagai jenis zat aditif seperti salah satunya penambah oktan bisa ditemukan dengan mudah di pasaran. Menambahkan zat aditif ini cukup banyak dilakukan oleh pengguna kendaraan bermotor dengan tujuan untuk bisa meningkatkan oktan pada BBM kendaraannya. Amankah hal ini dilakukan? 

Sudah pasti penambahan zat aditif ini sangat tidak dianjurkan. Kenapa tidak dianjurkan? Karena bukan tidak mungkin, penambahan ini justru bisa berimbas kepada penurunan performa mesin kendaraan kesayangan Anda. Penambahan zat aditif ini bisa menimbulkan efek yang negatif, sebab tidak hanya sebagai bahan bakar, bensin juga berdampak kepada mesin kendaraan. 

Apa efek negatifnya?

Efek negatif yang ditimbulkan bervariasi, tergantung pada formula yang digunakan oleh zat aditif tersebut. Tapi satu yang pasti, tidak ada perusahaan otomotif yang merekomendasikan zat aditif aftermarket tambahan digunakan pada kendaraan yang mereka produksi.

Sebelum dijual ke pasaran, produk bahan bakar sudah melalui proses uji laboratorium. Setiap bahan bakar mengandung kadar oktan berbeda-beda. Dikhawatirkan, fungsi yang ada pada bahan bakar akan hilang kalau ditambahkan dengan zat aditif lainnya.

Anda harus selalu ingat bahwa semua perusahaan yang menyediakan bahan bakar kendaraan sudah membuat keseimbangan dalam formulasi bahan bakar, yang sudah dites dan membagikan manfaatnya kepada konsumen, tanpa ada efek yang bisa merusak kendaraan.

Kalau Anda memasukkan produk aftermarket zat aditif ke dalam tangki bahan bakar, akan berisiko menyebabkan hal yang di luar dugaan yang tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan sekaligus bisa merusak garansi kendaraan kesayangan Anda. Tidak ingin hal itu terjadi bukan? Karena itulah, jangan sekali-kali menambahkan zat aditif apapun ke dalam bahan bakar kendaraan Anda.

Jika Anda butuh informasi lebih lengkap tentang hal ini atau seputar kendaraan Suzuki kesayangan Anda, datanglah ke bengkel resmi Suzuki. Untuk informasi lebih lanjut tentang layanan bengkel resmi Suzuki terdekat, silakan klik link ini atau telepon Halo Suzuki di 0800 1100 800 (bebas pulsa)

Zat aditif dalam bensin yang ramah lingkungan adalah

Jakarta - Kadang kala, para pengendara ingin meningkatkan spesifikasi bahan bakar yang mereka gunakan. Cara tersingkat adalah dengan menggunakan aditif. Nah, inilah jenis-jenis aditif yang ada.Makin meningkatnya populasi kendaraan di Indonesia membuat konsumsi bahan bakar menjadi meningkat. Puluhan juta kiloliter bahan bakar terbakar tiap tahun.Parameter kualitas bensin yang utama adalah mutu bakar atau sifat anti-knocking yang ditunjukkan dengan angka oktan. Semakin tinggi angka oktan menunjukkan semakin tinggi sifat anti-knocking itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Peningkatan kualitas angka oktan bensin selain dapat dilakukan dengan proses pengolahannya di kilang, juga dapat dilakukan dengan penambahan aditif," kata peneliti Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Lies Aisyah di Forum Kajian Industri Nasional 'Penggunaan Octane Enhancer Non Oxygenate Dalam Bahan Bakar Bensin' di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (3/7/2013).

Ada tiga aditif yang dikenal yakni aditif organometalic (TEL, MMT, dll), oksigenant (MTBE, TAME, dll), komponen bleding (HOMC).

Bila dijabarkan lebih lanjut, ada beberapa jenis aditif bahan bakar bensin.- Aditif anti ketuk untuk angka oktana

- Aditif combustion deposit modifier untuk mencegah akumulasi deposit


- Aditif inhibitor oksidasi untuk mencegah oksidasi dan pembentukan getah
- Aditif inhibitor karat untuk menghindari pembentukan karat
- Aditif demulsifier untuk mencegah terjadinya emulsi akibat kandungan air pada bahan bakar

(syu/ddn)

Peningkatan nilai efisiensi bensin berhubungan dengan nilai oktan. Semakin besar angka oktan, maka efisiensi bensin besar atau meningkat. Adapun zat aditif yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai efisiensi bensin atau angka oktan bensin adalah:

a. TEL

TEL (Tetra Ethyl Lead) memiliki rumus kimia Pb(C₂H₅)₄. Cara ini efektif, tetapi dampak dari hasil pembakarannya dapat mengendap di mesin. Oleh karena itu, perlu ditambahkan senyawa 1,2-dibromoetana (C₂H₄Br₂), yang akan mengikat timbal menjadi PbBr₂ yang mudah menguap. Sebenarnya, adanya PbBr₂ yang berasal dari bensin menimbulkan masalah baru, yaitu dapat menimbulkan pencemaran. Selain itu, timbal yang terlepas ke udara juga berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, saat ini penggunaan timbal untuk meningkatkan angka oktan sudah ditinggalkan.

b. MTBE

MTBE adalah singkatan dari Metil Tersier Butil Eter. MTBE tidak mengandung timbal seperti TEL, tetapi MTBE memiliki potensi mencemari lingkungan karena mikroorganisme sulit menguraikannya.

c. Etanol

Etanol ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan TEL dan MTBE. Sebab, etanol tidak mengandung timbal dan bisa diuraikan oleh mikroorganisme sehingga tidak mencemari udara atau pun lingkungan sekitar. Di samping itu, etanol bisa didapat dari hasil fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga di alam ketersediannya cukup melimpah dan juga dapat dibudidayakan.


PEMBAHASAN LEBIH LANJUT

Bensin adalah salah satu fraksi minyak bumi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Bensin tersusun atas alkana rantai lurus berupa n-heptana dan rantai bercabang, yaitu isooktana. Komponen alkana rantai lurus dalam mesin tidak terbakar sempurna, sedangkan alkana rantai bercabang, yaitu isooktana lebih efektif pembakarannya. Jika pembakaran yang terjadi tidak sempurna akan menyebabkan terjadinya gangguan gerakan piston pada mesin dan akan menimbulkan suara ketukan (knocking). Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa faktor yang membedakan mutu bensin adalah kandungan isooktana dalam bensin, yang dikenal dengan angka oktan. Semakin banyak komponen isooktana, maka semakin tinggi angka oktannya dan artinya semakin bagus mutu bensin tersebut.

Bensin yang beredar di masyarakat antara lain premium, pertalite, dan pertamax. Ketiga jenis bensin tersebut memiliki harga yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat terjadi karena tiap-tiap jenis bensin terdapat perbedaan mutu. Penentuan nilai oktan suatu bensin dilakukan dengan uji laboratorium, yaitu dengan membandingkan efisiensi pembakarannya dengan bensin standar. Angka oktan untuk berbagai jenis bensin tersebut adalah:

1. Premium memiliki angka oktan 88, artinya mengandung 88% isooktana dan 12% n-heptana

2. Pertalite memiliki angka oktan 90, artinya mengandung 90% isooktana dan 10% n-heptana

3. Pertamax memiliki angka oktan 92, artinya mengandung 92% isooktana dan 8% n-heptana

4. Pertamax-Plus memiliki angka oktan 95, artinya mengandung 95% isooktana dan 5% n-heptana


Semoga penjelasan di atas dapat membantu kakak dalam memahami materi minyak bumi, terutama bagaimana meningkatkan efisiensi bensin. Untuk dapat memahami lagi, kakak dapat mengerjakan soal-soal yang sejenis, seperti pada soal di link ini: brainly.co.id/tugas/10758267, brainly.co.id/tugas/1196883, dan brainly.co.id/tugas/4846169.


Mata Pelajaran: Kimia

Kelas: XI

Kategori: Hidrokarbon dan Minyak Bumi

Kata Kunci: mutu bensin, angka oktan, n-heptana, dan isooktana

Kode Kategori Berdasarkan K13: 11.7.1

MTBE atau methyl tertiary butyl ether merupakan zat aditif pada bensin yang ditambahkan untuk menaikan angka oktan sehingga mesin tidak gampang aus. MTBE lebih ramah lingkungan dibandingkan zat aditif sebelumnya (TEL).

Jadi, jawaban yang tepat adalah B.