Tuhan tidak memberi apa yang kita inginkan

seringkali kita dihadapkan masalah tentang pilihan, memilih dari beberapa pilihan. Karena sejatinya hidup selalu berbenturan dengan berbagai pilihan.

Kita dipaksa untuk selalu memilih segala hal, mulai saat sekolah memilih sekolah yang baik. Urusan pekerjaan, bahkan untuk memilih pasangan untuk menghadapi sisa usia hingga senja.

Ketika kita saat lulus sekolah, banyak pilihan kampus dengan jurusannya yang sesuai dengan minat, bakat, harapan, cita-cita, impian yang diinginkan. Kampus milik swasta yang mahalnya luar biasa dan biasanya sebagian dari kita berusaha sebaik mungkin untuk masuk ke kampus negeri atau kedinasan.

Seperti yang pernah penulis alami, saat memilih kuliah, banyak kampus yang di coba, tes di sini, di sana dan di mana-mana. Pada akhirnya hidup memang harus memilih, hingga penulis berterimakasih kepada Allah, atas izin-Nya penulis mendapat hidayah saat kuliah di kampus ini, sampai akhirnya hijrah dan berhijab. Ternyata kampus inilah yang terbaik, yang Allah berikan, walaupun tidak suka pada awalnya.

Begitupula saat memilih jodoh, kitapun diberikan banyak pilihan-pilihan, ada yang berjuang dalam waktu yang panjang, penantian atau memutuskan. Tak jarang ada yang sangat mudah dipertemukan, tapi ada pula yang butuh sabar menggenapkan separuh agamanya, karena tak jua terlaksana.

Baca Juga: Sepuluh Akhlak Tercela

Ada pula pasangan yang menikah bukan kriteria yang diinginkan, tapi ternyata setelah beberapa lama menjalankan pernikahan, barulah terungkap betapa pasangan yang Allah berikan adalah yang sesuai untuk kita, saling melengkapi dalam kebaikan dan saling menutupi dalam kekurangan. Seperti itulah jodoh yang Allah pilihkan.

Dan contoh-contoh lain yang juga kita alami dalam hidup ini. Hingga baru beberapa waktu kemudian Allah memberikan jawaban dan hikmah dari sebuah pilihan. Karena sesungguhnya Allah memberikan apa yang kita butuhkan dan bukan yang kita inginkan.

Seperti yang Allah sampaikan dalam QS: Al Baqarah 2:216 yaitu: “…Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Kuncinya adalah apapun keputusan dari pilihan yang ada dalam hidup kita, tetaplah selalu berbaik sangka kepada Allah, Sobat Nida. Bahwa yang akan terjadi atas kehendak-Nya yang Maha Mengetahui, serta selalu yang terbaik yang akan diberikan-Nya, meskipun kita tidak menyukainya.

BMT Fastabiq

Next »

Previous « Krisis Global Bisa Diatasi Dengan Ekonomi Syariah

Share

Published by

BMT Fastabiq

8 tahun ago

    Related Post

  • Fastabiq Peduli Gempa Cianjur

  • Selamat Hari Guru 2022

  • BMT Fastabiq Hadir di Bojonegoro Jawa Timur

    BMT Fastabiq meresmikan cabang ke 26 di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Rabu, 23 November 2022.…

Recent Posts

  • News

Fastabiq Peduli Gempa Cianjur

1 jam ago

  • News

Selamat Hari Guru 2022

1 minggu ago

  • News

BMT Fastabiq Hadir di Bojonegoro Jawa Timur

BMT Fastabiq meresmikan cabang ke 26 di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Rabu, 23 November 2022.…

1 minggu ago

  • Pembiayaan

Makin Nyaman dengan Kendaraan Pribadi

Assalamu'alaikum Sahabat Fastabiq 💕 Makin Nyaman dengan Kendaraan Pribadi Yuk kapan lagi bisa memiliki kendaraan…

1 minggu ago

  • Muamalah

Masih Suka Kepo?

Assalamu’alaikum Sahabat Fastabiq 💕 Masih suka kepo? وَمَنِ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ…

1 minggu ago

  • News

Fastabiq Peduli Gempa Cianjur

Gempa Cianjur berkekuatan 5,6 Skala Richter, turut mengguncang DKI Jakarta dan kota-kota di Jawa Barat.…

Dalam perjalanan hidup ini, banyak sekali keinginan manusia yang ingin dicapainya. Untuk mencapai semua keinginan tersebut, manusia berusaha sekuat tenaga dan tidak lupa berdo’a, dengan harapan Allah akan mengabulkan do’a atas usahanya tersebut. Walaupun masih ada orang merasa, semua yang dicapainya adalah atas usahanya sendiri dan mengabaikan andil Tuhan di dalamnya. Sebagai orang beriman, tentu sebagai seorang muslim, kita beriman adanya qhada dan qadar.

Manusia dalam posisi meminta, terdapat dalam Al Qur’an surah An-Nisa:32 yang artinya : “Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.” Dan Allah yang menentukan, terdapat dalam Al Qur’an surah Ibrahim:34, yang artinya: “Dan Dia telah Memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya.” Selanjutnya manusia mendo’akan semua apa yang diusahakannya agar dikabulkan Allah tertulis dalam Al Qur’an surah Ghofir :60 yang artinya: Dan Tuhan-mu Berfirman, ”Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan untukmu.” Selanjutnya Allah akan mengabulkan do’a orang yang berada dalam kesulitan apabila dia bermohon kepada Allah, tertulis dalam Al Qur’an surah An-Naml : 62, yang artinya: “Bukankah Dia (Allah) yang Mengabulkan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan Menghilangkan kesusahan.” (An-Naml 62). Manusia harus meyakinkan dalam dirinya bahwa sesungguhnya Allah itu sangat dekat dan mendengarkan semua permohonan hambanya seperti yang tertulis dalam Al Qur’an surah Al Baqarah:186 yang artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.”

Jika ingin menyampaikan keinginan kepada Allah gunakanlah waktu-waktu yang istimewa, dimana kita merasakan suasana sangat tenang dan dapat berdialog langsung dengan Allah, salah satunya adalah pada sepertiga malam di saat tidak banyak gangguan kesibukan dan saat orang-orang tertidur lelap. “Sinyal” sedang kuat dan dipastikan “frekuensi” doa yang kita sampaikan akan langsung ter”broadcast” ke semesta alam dan diteruskan pada Allah Subhana wata’ala. Semua doa yang kita sampaikan akan diaminkan malaikat yang turut menyaksikan hambanya yang sedang bermunajat kepada Sang Pemilik Kehidupan. Rasulullah SAW bersabda tentang waktu mustajab untuk berdoa ini, “Allah tabaaraka wata’ala turun setiap malam ke langit bumi, ketika malam tersisa sepertiga terakhir. Ia berkata, “Adakah yang memohon kepada-Ku agar Aku kabulkan, adakah yang meminta kepada-Ku agar Aku berikan, adakah yang memohon ampun agar Aku ampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam perjalanan hidup, seringkali kita dihadapkan pada banyak pilihan, antara lain pilihan tempat pendidikan, bahkan pilihan jodoh. Sebagai contoh untuk memilih pendidikan di perguruan tinggi, banyak pilihan jurusan yang sesuai dengan minat, bakat, harapan dan cita-cita dan impian yang diinginkan. Bersaing di perguruan tinggi negeri menjadi pilihan karena selain mutunya lebih terjamin, biayanya pun lebih miring dibandingkan dengan perguruan tinggi swasta. Usaha dilakukan sedemikian rupa dengan belajar dan berlatih secara intensif, masuk ke bimbingan belajar khusus menghadapi ujian masuk perguruan tinggi. Sembari berdo’a agar Allah memberikan kemudahan dalam menjalani seleksi dan berharap untuk lulus. Pada akhirnya Allah akan memberikan keputusan. Apapun keputusannya di akhir, maka itulah yang terbaik bagi manusia menurut-Nya.

Demikian juga saat memilih jodoh, manusia sering dihadapkan dengan banyak pilihan. Ada pasangan yang berjuang dalam waktu yang panjang, melakukan penantian panjang untuk dapat berjodoh namun akhirnya memutuskan untuk tidak bersama. Ada juga pasangan yang menikah bukan karena kriteria yang diinginkan, namun setelah beberapa lama menjalankan pernikahan barulah tumbuh rasa kasih sayang dalam diri masing-masing, saling melengkapi dalam kebaikan dan saling menutupi dalam kekurangan. Seperti itulah jodoh yang Allah pilihkan. Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan, sebab pilihan Allah adalah yang terbaik bagi hamba-Nya dan manusia harus ikhlas dan berserah diri (ridho) dalam menerima apapun keputusan Allah tersebut. Dalam kondisi banyaknya pilihan bagi manusia pada awalnya, atau setelah menentukan pilihan sekalipun, maka di waktu itulah syetan memasukkan rasa was was atau ragu dalam diri manusia. Manusia merasa pilihannya salah dan kurang puas. Jika manusia lalai dan tidak terus menerus mohon perlindungan kepada Allah, maka syetan akan berhasil menyesatkan manusia. Semoga kita dapat mewaspadai keadaan ini.

Seperti yang sudah disinggung di depan, seorang muslim juga wajib mengimani adanya qadha dan qadar (sebagai rukun iman ke enam). Qadha yaitu ketetapan Allah SWT sejak zaman azali (zaman dahulu sebelum diciptakan alam semesta) sesuai dengan kehendak-Nya tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan mahluknya, sedangkan Qadar yaitu Perwujudan dari qadha atau ketetapan Allah SWT dalam kadar tertentu sesuai dengan kehendak-Nya. Qadarnya Allah ini juga biasa disebut dengan takdir. Hubungan antara qadha dan qadar yaitu hubungan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan. Mengapa? Karena qadha diibaratkan “rencana”, sedangkan qadar sebagai “perwujudan atau kenyataan” yang terjadi.

Jadi, apa itu beriman kepada qadha dan qadar? Iman kepada qadha dan qadar yaitu percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan segala sesuatu yang akan terjadi pada mahluknya. Setiap manusia, telah diciptakan dengan ketentuan-ketentuan dan telah di atur nasibnya sejak zaman azali. Meski ada takdir Allah SWT, bukan berarti kita sebagai manusia bermalas-malasan menunggu nasib tanpa berusaha atau berikhtiar. Karena sebuah keberhasilan tidak akan tercapai tanpa adanya usaha. Contoh sederhana dengan rezeki, rezeki manusia sudah ditentukan antara rentang 1-10, jika dia berusaha sedikit, maka dia akan memperoleh hanya 5, dan jika berusahanya optimal, maka dia dapat memperoleh 10. Dalam hal ini berlaku sunatullah atau hukum sebab akibat. Sebabnya berusaha keras, maka akibatnya mendaptakan lebih banyak rezeki. Hal itulah yang tertulis bahwa setiap makhluk sudah ditentukan rezekinya. Jadi, rezeki setiap orang sudah diatur dan ditentukan oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, kamu tak perlu khawatir akan rezeki seperti dijelaskan dalam QS Huud ayat 6 yang artinya: "Dan tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya telah dijamin rezekinya oleh Allah.

Demikian mungkin sedikit pencerahan bagi kita, semoga dapat memberikan sedikit pengetahuan dan pemahaman dan akhirnya dapat ikhlas dan ridho di dalam menerima apapun keputusan Allah Subhanawata’ala, namun jangan lupa berusaha dulu sedaya mampu kita ya. Salam persaudaraan…(srie2502)

Sumber:

https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/iman%20qada%20dan%20qadar-anto/topik1.html#:~:text=Qadha%20yaitu%20ketetapan%20Allah%20SWT,Qadarnya%20Allah%20ini%20juga%20biasa

https://www.google.com/search?q=setiap+makhluk+sudah+diatur+rezekinya&oq=setiap+makhluk+sudah+diatur+rezekinya&aqs=chrome..69i57j33i160l2j33i22i29i30.8207j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

Allah tidak selalu memberi apa yang kita inginkan?

Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Segala sesuatu yang kita anggap buruk, boleh jadi baik untuk kita. Sebaliknya, segala sesuatu yang kita anggap baik, boleh jadi amat buruk bagi kita. Mulailah menerima dengan lapang hati.

Ayat al quran tentang Allah memberi apa yang kita butuhkan?

Karena sesungguhnya Allah memberikan apa yang kita butuhkan dan bukan yang kita inginkan. Seperti yang Allah sampaikan dalam QS: Al Baqarah 2:216 yaitu: “… Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu.