Tentukan frekuensi genotip orang normal dan orang albino

1. Dalam suatu populasi diketahui 36% orang yang albino. Hitunglah fekuensi gen normal dan albino serta b. Persentase wanita carier = XC Xc = 2 pq = 2 (0,96 x 0,04 ) = 0,0768 x 100 % = 7, 68 % frekuensi genotifnya C. Aplikasi hukum Hardy-Weinberg untuk perhitungan frekuensi alel autosomal Kemampuan sesesorang untuk merasakan zat kimia feniltiokarbamid (PTC) disebabkan oleh alel autosomal dominan T. Individu dengan genotipe TT dan Tt dapat merasakan PTC, sedang individu tt tidak. Jawaban : q2 = 36% = 0,36 q = √0,36 = 0,6 p + q = 1, maka Pada suatu pengujian terhadap 228 orang diperoleh bahwa hanya 160 di antaranya yang dapat merasakan PTC. Dari 160 orang ini dapat dihitung individu yang bergenotipe TT dan Tt sebagai berikut. p = 1 - q = 1 – 0,6 = 0,4 frekuensi gen normal = p = 0,4 frekuensi gen albino = q = 0,6 Individu yang tidak dapat merasakan PTC (genotipe tt) jumlahnya 228 - 160 = 68 sehingga frekuensi genotipe tt = 68/228 = 0,30. Dengan mudah dapat diperoleh frekuensi alel t = √ 0,30 = 0,55 dan frekuensi alel T = 1 0,55 = 0,45. Selanjutnya, frekuensi genotipe TT = (0,45)2 = 0,20, sedang frekuensi genotipe Tt = 2(0,45)(0,55) = 0,50. Banyaknya individu yang bergenotipe TT = 0,20 x 228 =46, sedang individu yang bergenotipe Tt = 0,50 x 228 = 114. Jika TT dijumlahkan dengan Tt, maka diperoleh individu sebanyak 160 orang, yang semuanya dapat merasakan PTC frekuensi genotif = AA : 2Aa : aa p2 : 2pq : q2 (0,4)2 : 2 (0,4 x 0,6) : (0,6)2 0,16 : 0,48 : 0,36 2. Dalam suatu desa diketahui jumlah orang albino 1 orang dari 10. 000 penduduk. Hitunglah D. Aplikasi hukum Hardy-Weinberg untuk perhitungan frekuensi alel ganda Salah satu contoh alel ganda yang sering dikemukakan adalah alel pengatur golongan darah sistem ABO pada manusia. Seperti telah kita bicarakan pada Bab II, sistem ini diatur oleh tiga buah alel, yaitu IA, IB, dan I0. Jika frekuensi ketiga alel tersebut masing-masing adalah p, q, dan r, maka sebaran frekuensi genotipenya = (p + q + r)2 = p2 + 2pq + 2pr + q2 + 2qr + q2. Frekuensi golongan darah A adalah penjumlahan frekuensi genotipe IA IA dan IA I0 , yakni p2 + 2pr. Demikian pula, frekuensi golongan darah B, AB, dan O pada suatu populasi dapat dicari dari sebaran frekuensi tersebut. Sebaliknya, dari data frekuensi golongan darah (fenotipe) dapat dihitung besarnya frekuensi alel. a. Jumlah orang normal homozigot dan heterozigot b. Frekuensi genotifnya Jawaban : q2 = 1 / 10.000 = 0,0001 q = √0,0001 = 0,01 p = 1 – q = 1 – 0,01 = 0,99 contoh penerapan hukum hardy – weinberg a. Jumlah orang normal homozigot = p2 = (0,99)2 = 0,9801 = 0,9801 x 10.000 = 9801 orang Jumlah orang normal heterozigot = 2pq = 2 (0,99 x 0,001) = 0,0198 = 0,0198 x 10.000 = 198 orang 1. Dikethui frekuensi orang albina pada suatu masyarakat 25 di antara 10.000 orang. Carilah beberapa presentase orang pembawa sifat albina yang heterozigot. Jawaban Orang albina aa (q2) q2 = 25 / 10.000 b. Frekuensi genotif = AA : 2Aa : aa p2 : 2pq : q2 q2 = = 0,05 0,9801 : 0,0198 : 0,0001 3. Disuatu Desa diketahui jumlah orang laki-laki buta warna adalah 4 %, Tentukan : P+ q = 1 P+ 0,05 = 1 a. Frekuensi laki-laki normal b. Persentase wanita carier Jawaban : Laki-laki buta warna = Xc Y = q = 4% = 0,04 a. Frekuensi laki-laki normal = XC Y = p =1 – 0,04 = 0,96 p = 1- 0,05 = 0,95 Orang yang pembawa sifat albino di notasikan dengan 2pq. = 2,09. 0,05 = 0,047 = 0.0475 x 100% = 4,75%. 2. Presentase laki-laki buta warna di indonnesia lebih dari 4%. Carilah presentasi wanita carier dan wanita yang r2 = 0 buta warna. 2pq = AB p = AB/ 2q Jawaban. r= P + q + r = 1 q = 1 – (p + r ) Laki-laki warna memiliki genotip xcb y hanya ada 1 alela cb pada laki-laki. Umpamakan frekuensi buta = 1- ( p + 0) cb warna = q maka laki-laki buta warna x y berinteraksi q = 0,04 P = AB / 2 (1 – (p + ) ) P = 1- 0.04 = 0,96 P ( 2 ( 1 – ( p + ) ) = AB Wanita carier buta warna xcbx, berfrekunsi 2pq P ( 2 – 2p – 2 ) = AB 2p – 2p2 – 2p = 2 . 0,96 x 0.04 = AB 2 = 0,0768 P – p (1 - - AB / 2 = 0 = 0,0768 x 100% Karena 0 dan AB di ketahui, maka p dapat di cari dari =7,68% P12 = -b cb cb 2 Wanita buta warna x x , berfrekuensi q + 4ac / 2a Di mana b = -1 = (0,04)2= 0,0016 a=1 = 0,0016 x 100% c = ½ AB = 0,16% 3. 2 Pada soal yang di ketahui A dan O, karena itu soal di atas dapat di selesaikan dengan cara yang pertama. Dalam suatu masyarakat di ketahui orang yang bergolongan darah A = 40% dan yang bergolongan darah 0 = r = ,2 = 0,45 20%. Carilah presentase orang yang bergolongan darah AB dan B. q = 1- + 0 = 1 - ,4 + 0,2 Jawaban = 1 - ,6 Ab o 2 A golongan darah mempuyai 3 alela I I I . Oleh sebab itu persamaan kuadrat ( pA + qA) di ubah menjadi ( p1 + b 0 2 A B q1 + r1 ) . Ini berarti frekuensi alela 1 adalah p, alela 1 adalah q dan frekuensi alela 1 adalah p, alela 1 = 0, 225 B P=1–(r+q) adalah q dan frekuensi alela 10 adalah r. = 1 – ( 0,045 + 0,23 ) 2 A A A 0 2 B B B 0 Frekuensi orang bergolongan A ialah : p 1 1 + 2pr1 1 = 1 – 0,68 = 0,32 Frekuensi yang bergolongan B ialah : p 1 1 + 2pr1 1 Golongan darah B A B = q2 + 2qr = ( 0,23)2 + 2 . 0,23 . 0,45 Frekuensi orang bergolongan AB ialah : ... + 2pq1 1 Frekuensi orang bergolongan 0 ialah : r21010 2 dibulatkan 0,23 = 0,26 2 2 Jadi jumlah frekuensi A, B, AB, O = 1. P + 2pr + q + 2qr + 2pq + r = 0,26 x 100% r2 = 0 r= = 26% 2 2 p + 2pr + r = A + 0 2 (p+r) = A + 0 Golongan darah AB = 2pq p+r= = 2. 0,32 . 0,23 q2 + 2qr + r2 = B + 0 = 0,1472 = 0,15 (di bulatkan) 2 (q + r ) = B + 0 q + r = = 0,15 x 100% P+q+r=1 = 15%. P = 1 – (q + r) p = 1 – q = 1 – (p + r) q = 1 – Kalau di ketahui golongan darah O dan AB, maka harus di cari dulu r, lalu salah satu p dan q. Untuk itu perlu persamaan kuadrat. Contoh Penggunaan hukum Hardy-Weinberg ini adalah sebagai berikut (Biologi Media Center, 2011): 1. Dalam suatu populasi mahasiswa Fakultas Peternakan, terdiri dari mahasiswa dari dalam kota 51% sedangkan mahasiswa dari luar kota (tt) 49%. Hitunglah : a. Berapa frekuensi gen mahasiswa dari dalam kota (T) dan gen mahasiswa dari luar kota (t) dalam populasi tersebut? b. Berapakah rasio genotifnya? a. Gen mahasiswa dari luar kota = tt = 49% tt = 40% = maka t = = 0,7 T+t=1 T = 1 – 0,7 = 0,3 Frekuensi gen T = 0,3 = 30% Frekuensi gen t = 0,7 = 70% b. TT = (0,3)2 = 0,09 = 9% Tt = 2Tt = 2 x 0,3 x 0,7 = 0,42 =42% Tt = (0,7) x 2 = 0,49 = 49% Jadi perbandingan genotipe TT:Tt:tt = 9:42:49 2. Dalam sebuah populasi kambing PE yang berjumlah 1000 orang terdapat 6 ekor albino. Berapa ekor pembawa sifat albino pada populasi kambing tersebut? Jawab : a. Kambing albino = aa = = 0,006 a = = 0,07 A+a=1 A = 1 – 0,07 = 0,93 Jadi frekuensi gen A = 0,93 dan a = 0,07 b. Kambing pembawa sifat albino (Aa) Aa = 2Aa = 2 x 0,93 x 0,07 = 0,1302 = 13,02% Frekuensi gen t = 0.6 = 60 % b. TT = (0.4) 2 = o.16 = 16 % Tt = 2Tt = 2 x 0.4 x 0.6 = 0.48 = 48 % Tt = (0.6) x 2 = 0.36 = 36 % Jadi perbandingan genotif TT : Tt : tt = 16: 48: 36 1. Dalam masyarakat A yang berpenduduk 10.000 orang terdapat 4 orang albino. Berapa orang pembawa sifat albino pada masyarakat tersebut? Jawab : a. Orang albino = aa = a= = 0.0004 = 0.02 A+a=1 A = 1- 0.02 = 0.98 Bila dalam suatu populasi masyarakat terdapat perasa kertas PTC 64% sedangkan bukan perasa PTC (tt) 36%, Jadi frekuensi gen A = 0.98 dan a = 0.02 a. Berapa frekuensi gen perasa (T) dan gen bukan perasa (t) dalam populasi tersebut? b. Berapakah rasio genotifnya? Berarti dalam populasi 10000 orang terdapat carrier albino sebanyak 10000 x 0.0392 = 392 orang. Gen bukan perasa = tt = 36 % tt = 36 %, maka t = T+t=1 T = 1 – 0.6 = 0.4 Frekuensi gen T = 0.4 = 40 % Orang pembawa sifat albino (Aa) Aa = 2Aa = 2 x 0.98 x 0.02 = 0.0392 = 3.92 % Jawab : a. b.

= 0.6

Dalam suatu populasi besarnya frekuensi gen dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dari hukum Hardy-Weinberg. Untuk lebih mudah coba perhatikan contoh berikut ini. Diketahui dalam suatu populasi besarnya frekuensi gen AA adalah sebesar 0,64. Tentukan besarnya frekuensi gen A : a dan frekuensi gen AA : Aa : aa.

Jawab :
Frekuensi gen A adalah √(AA) = √(0,64) = 0,8
Jumlah frekuensi gen A + a = 1, sehingga frekuensi gen a adalah 1 - 0,8 = 0,2.
Frekuensi genotif Aa : Aa : aa = ( 0,8 A + 0,2 a ).( 0,8 A + 0,2 a ) = 0,64 AA + 0,32 Aa + 0,04 aa

Dalam suatu populasi penduduk di suatu pulau diketahui sebesar 36% merupakan kelompok PTC, sedangkan yang lain tidak termasuk perasa PTC. Yang bukan termasuk perasa PTC dikendalikan oleh gen t dan yang termasuk perasa PTC dikendalikan oleh gen Ts. Tentukan frekuensi gen dan genotif dari populasi itu

Jawab :
Diketahui : Jumlah PTC sebesar 36% Jumlah populasi sebesar 100%

Ditanya :


Frekuensi gen dan genotif populasi dari populasi tersebut

Dijawab :

Jumlah populasi = jumlah PTC + jumlah non-PTC

100% = 36% + t


t = 100% - 36 %
t = 64%

Berdasarkan perhitungan di atas, maka frekuensi gen t = √(0,64) = 0,8, dimana T + t = 1, sehingga frekuensi gen T = 1 - 0,8 = 0,2. Jadi frekuensi gen T : t = 0,2 : 0,8.

Sedangkan untuk frekuensi genotif TT : Tt : tt adalah sebagai berikut = ( T + t ) ( T + t ) = ( 0,2 T + 0,81 t) ( 0,2 T + 0,81 t) = 0,04 TT + 0,32 Tt + 0,64 tt


Jadi, frekuensi genotif TT : Tt : tt adalah 4 : 32 : 64 atau 1 : 8 : 16

Contoh soal ini tentang cara menentukan genotif pembawa. Misalnya jumlah penduduk kota X adalah 1.000.000 jiwa. Dari jumlah itu rupanya terdapat 25 orang di antaranya penderita albino. Pertanyaannya tentukan persentase genotif pembawa sifat albino dalam masyarakat itu


Jawab :
Diketahui : Jumlah populasi 1.000.000 jiwa Penderita albino 25 jiwa

Ditanya :


Tentukan frekuensi gen dan genotip pembawa albino di kota x ?
Dijawab :


Orang albino aa(q) adalah 25/1.000.000 = 0,000025 q = √(0,000025) = 0,005 p + q = 1 p + 0,005 = 1 p = 1 - 0,005 = 0,995

p2 + 2pq + q2 = 1


Jika orang pembawa sifat albino dinotasikan dengan 2pq, maka persentase orang pembawa sifat albino adalah: = 2 ( 0,995 x 0,005 ) = 0,00995 = 0,00995 x 100%

= 0,995%