Tempat pembentukan urine yang sesungguhnya berada pada brainly

Bagian yang berperan dalam proses pembentukan urin primer adalah nomor 1 yaitu bagian glomerulus. Glomerulus merupakan tempat filtrasi dan pembentukan urin primer. Pada proses pembentukan urin, darah mengalir dari arteri ginjal masuk ke dalam glomerulus yang berisi kapiler-kapiler darah. Pada bagian ini akan terjadi penyaringan pertama yang kemudian akan disimpan di dalam kapsula Bowman. Ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen melalui pori-pori kapiler yang akan menghasilkan filtrat. Cairan hasil penyaringan tersebut, tersusun dari urea, glukosa air, dan ion-ion anorganik, seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor. Darah dan protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena tidak dapat menembus pori-pori glomerulus. Cairan yang tertampung di kapsula Bowman disebut urin primer, tahapan ini disebut filtrasi.

Hati merupakan salah satu organ yang perannya sangat vital dalam tubuh manusia. Organ yang juga disebut liver ini merupakan organ terbesar di dalam tubuh. Perlu diketahui bahwa organ yang berwarna cokelat ini memiliki berat sekitar 1,5 kilogram. 

Hati atau liver terletak di rongga perut kanan bagian atas, tepat di bawah rusuk bagian kanan. Organ ini memiliki dua bagian, yaitu bagian kanan dan kiri. Lobus kanan hati merupakan bagian terbesar yang ukurannya lima sampai enam kali lebih besar daripada lobus kiri.

Kedua lobus tersebut terdiri dari 8 segmen yang terdiri dari 1.000 lobulus (lobus kecil). Lobulus ini terhubung ke saluran kecil (tabung) yang terhubung dengan saluran yang lebih besar untuk membentuk saluran hati yang umum. Hati juga memiliki pasokan darah yang unik dari dua sumber yang berbeda, yaitu: 

  1. Pasokan darah teroksigenasi yang mengalir dari arteri hepatika. 
  2. Vena portal hepatik yang mengalirkan darah yang kaya akan nutrisi. 

Semua darah yang berasal dari usus akan mencapai jantung dan paru-paru setelah melewati hati. Selain itu, hati juga menampung sekitar satu liter (13%) suplai darah tubuh pada saat tertentu. 

Fungsi Hati

Hati memiliki fungsi bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Fungsi hati mulai dari menghancurkan racun di dalam darah, menghasilkan protein, hingga membantu proses pencernaan. Namun, tak hanya itu, berikut adalah fungsi hati lainnya, antara lain: 

1. Menghancurkan Sel Darah Merah

Fungsi hati yang satu ini bukannya menghancurkan sembarang sel darah merah, tapi sel darah merah yang sudah tua. Proses ini membuat feses berwarna cokelat. Namun, jika feses ini berwarna pucat atau putih, atau warna urine menjadi lebih gelap, bisa menjadi pertanda masalah pada organ hati. Contohnya, hepatitis yang disebabkan oleh virus.

Selain warna feses dan urine, masalah hati juga bisa ditandai oleh perubahan warna mata dan kulit. Umumnya, warna mata berubah menjadi kekuningan, mengindikasikan adanya penyakit kuning dalam tubuh. Penyakit kuning atau jaundice ini disebabkan oleh penumpukkan bilirubin.

2. Membersihkan Darah

Fungsi hati lainnya adalah membersihkan darah dari senyawa berbahaya. Seperti yang berasal dari obat-obatan, alkohol, hingga racun.

3. Memproduksi Protein

Organ yang satu ini bertanggung jawab untuk memproduksi protein, seperti albumin yang berfungsi menjaga cairan dalam sistem sirkulasi tubuh. Protein yang berperan sebagai faktor pembekuan darah dan sistem kekebalan tubuh juga dihasilkan oleh hati.

4. Metabolisme Protein

Hati juga berperan dalam membantu metabolisme protein dengan mengubah amonia menjadi urea yang dikeluarkan bersama urine oleh ginjal.

5. Penyimpanan Nutrisi

Hati berperan penting dalam proses penyimpanan nutrisi tubuh. Misalnya zat besi, vitamin A, B12, D, dan K, serta asam folat.

6. Memproduksi Cairan Empedu dan Energi

Organ ini berperan dalam produksi cairan empedu yang bertugas membantu dalam proses pencernaan makanan. Hati juga menyimpan energi untuk tubuh dalam bentuk glikogen dan mengubahnya menjadi glukosa ketika glukosa darah rendah.

7. Memproduksi Kolesterol dan Hormon

Organ terbesar ini bertanggung jawab atas produksi kolesterol dan trigliserida, serta protein pembawanya agar dapat dialirkan dalam darah. Hati juga berfungsi untuk memproduksi hormon pertumbuhan anak-anak. 

Pemeriksaan Fungsi Hati

Diperlukan pemeriksaan yang disebut uji fungsi hati untuk mengetahui kondisi fungsi hati. Pemeriksaan fungsi hati ini bertujuan untuk mengetahui kondisi hati secara mendalam dan ada tidaknya potensi penyakit pada liver. Terdapat penyakit yang bisa menyebabkan masalah pada liver, seperti kanker hati, hepatitis, dan sirosis hati.

Tes fungsi hati ini bisa dilakukan melalui pengambilan sampel darah untuk memeriksa senyawa-senyawa kimia di dalam hati. Pemeriksaan ini akan menentukan senyawa mana yang kadarnya berlebihan atau berkurang, sehingga menimbulkan masalah.

Berikut ini beberapa senyawa yang biasanya diukur melalui tes darah.

1. Alanin Transaminase (ALT)

ALT merupakan enzim yang berfungsi membantu mengolah protein. Kadar senyawa ini akan tinggi saat hati mengalami cedera atau peradangan, seperti hati pengidap hepatitis.

2. Gamma-Glutamyl Transferase (GGT)

Meski enzim CGT diproduksi oleh hati, tapi enzim ini juga terdapat di organ tubuh lainnya. Contohnya, pankreas, ginjal, atau otak. Pemeriksaan ini dilakukan bersama dengan komponen uji fungsi hati lain. Pemeriksaan fungsi hati ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada saluran hati atau empedu.

3. Aspartat aminotransferase (AST)

Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan enzim AST yang ada di dalam hati. Kadar AST yang tinggi bisa menandai adanya masalah pada liver. Pemeriksaan fungsi hati tidak hanya melalui tes darah saja tapi juga bisa melalui tes pencitraan.

Tes ini merupakan tes diagnostik lain yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit hati. Metode ini digunakan terutama untuk memeriksa ukuran tumor atau jaringan parut di hati. 

Penyakit Hati yang Umum Terjadi

Terdapat beberapa kondisi atau penyakit berbeda yang dapat menghambat fungsi dan kesehatan hati. Berikut adalah penjabarannya, yaitu: 

  • Infeksi virus yang dapat menyebabkan penyakit dan menimbulkan peradangan pada liver. Contohnya seperti hepatitis A, hepatitis B, hingga hepatitis C. 
  • Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau konsumsi minuman beralkohol berlebihan. Salah satu contoh dari gangguan fungsi hati yang dapat terjadi adalah sirosis hati atau penyakit hati berlemak. 
  • Kanker hati, yaitu suatu tumor ganas yang bermula dari organ hati. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel di dalam hati bermutasi dan membentuk tumor. Selain itu, beberapa jenis kanker lain juga dapat menyerang hati dan menghambat fungsinya, bilamana sudah menyebar ke bagian tubuh lain. 
  • Penyakit keturunan atau bersifat genetik, salah satunya seperti hemochromatosis.

Kapan Harus ke Dokter?

Bila merasakan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan fungsi hati, segera temui dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat. Gejala gangguan fungsi hati bisa berupa:

  • Kulit dan mata yang tampak kekuningan (ikterus).
  • Sakit perut dan bengkak.
  • Bengkak di tungkai dan pergelangan kaki.
  • Kulit yang gatal.
  • Warna urine gelap.
  • Warna feses pucat.
  • Kelelahan kronis.
  • Mual atau muntah.
  • Kehilangan selera makan.
  • Kecenderungan mudah memar.

Nah, melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa membuat janji rumah sakit dengan dokter spesialis pilihanmu untuk memeriksakan kondisimu. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga! 

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2022. Liver. 
MedicineNet. Diakses pada 2022. Anatomy and Function of the Liver. 
US National Library of Medicine PubMed Health. Diakses pada 2022. How does the liver work? 
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Diseases & Conditions. Liver Disease.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Liver: Anatomy and Functions. 
Sehat Negeriku KemKes RI. Diakses pada 2022. 10 Hal yang Perlu diketahui Tentang Hati Anda. 
WebMD. Diakses pada 2022. Liver Diseases: What You Should Know.

Diperbarui pada 31 Maret 2022.

Jakarta -

Proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme disebut sebagai ekskresi. Salah satu zat yang harus dikeluarkan melalui proses ekskresi adalah urine. Tahukah kamu bagaimana proses pembentukan urine?

Proses metabolisme dalam tubuh menghasilkan zat-zat sisa yang menjadi sampah. Menurut buku Sistem Ekskresi karya Nur Risnawati Kusuma, zat-zat sisa ini harus dikeluarkan dari dalam tubuh karena sudah tidak digunakan lagi. Apabila dibiarkan mengendap di dalam tubuh, zat sisa menjadi berbahaya karena meracuni tubuh.

Proses pembentukan urine terjadi di ginjal. Fungsi utama ginjal adalah menyaring darah. Setelah proses penyaringan tersebut, zat sisa berbentuk urine dikeluarkan, seperti dikutip dari Modul Biologi Kelas XI terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Proses pembentukan urine terjadi dalam tiga tahap, yaitu penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorbsi), dan pengumpulan (augmentasi), seperti dijelaskan dalam Seri IPA Biologi oleh Deswaty Furqonita.

Agar lebih memahami proses pembentukan urine, simak penjelasan berikut ini.

Proses Pembentukan Urine

1. Penyaringan darah (filtrasi)

Proses pembentukan urine dimulai dengan tahap filtrasi darah yang masuk ke ginjal melalui pembuluh darah. Tahapan penyaringan terjadi di badan malphigi, bagian nefron ginjal yang terdiri atas glomerulus dan kapsula bowman. Glomerulus berfungsi menyaring zat sisa yang terlarut dalam darah dan membuang cairan serta elektrolit berlebih dari tubuh.

Zat-zat yang dapat melewati saringan glomerulus adalah zat-zat bermolekul kecil seperti air, garam, amonia, urea, ion anorganik, dan glukosa. Zat yang dapat melewat saringan glomerulus disebut sebagai filtrat glomerulus atau urine primer. Kandungan urine primer seperti glukosa dan ion anorganik masih diperlukan tubuh.

2.Penyerapan kembali (reabsorbsi)

Urine primer lalu masuk tubulus proksimal untuk lanjut ke tahap reabsorbsi kandungan yang masih diperlukan tubuh. Proses penyerapan kembali dilakukan hingga mencapai lengkung Henle.

Hasil tahap reabsorbsi disebut sebagai filtras tubulus atau urine sekunder. Kandungan urine sekunder adalah air, gara, urea, dan pigmen empedu yang akan memberi warna dan bau pada urine.

Urine sekunder lalu masuk ke dalam tubulus kontortus distal untuk menjalani penyerapan lagi zat-zat yang tidak digunakan dan kelebihan air. Di tahap ini, terbentuk urine.

3.Pengumpulan (Augmentasi)

Urine sekunder dari tubulus kontortus dital akan turun ke saluran pengumpul atau tubulus kolektivas. Dari saluran ini, urin memasuki pelvis renalis, lalu mengalir ke ureter dan kantung kemih.

Nah, ketika kandung kemih penuh, orang akan merasakan keinginan untuk buang air kecil. Jika kantung kemih sudah penuh, maka urine harus dikeluarkan dari tubuh lewat saluran uretra.


Perlu detikers ingat, jumlah urine yang dikeluarkan dalam sehari rata-rata 1-2 liter. Namun, jumlah urine juga tergantung dari jumlah cairan yang masuk, jumlah garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmosis tetap, dan hormon antidiuretik.

Demikian proses pembentukan urine pada tubuh manusia. Selamat belajar!

Simak Video "Zelenskiy Bantah Tuduhan Rusia tentang Program Senjata Biologi"



(twu/twu)