Suku bangsa yang ada di Indonesia tersebar dari Sabang sampai ke

KOMPAS.com - Indonesia merupakan negara yang sangat beragam. Indonesia memiliki suku bangsa atau etnik dan ras yang tersebat di wilayah Indonesia.

Merujuk pada sensus penduduk oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Indonesia memiliki sekitar 1.340 suku bangsa.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Sekretariat Negara, dari jumlah suku yang terdata itu, Suku Jawa merupakan kelompok yang terbesar di Indonesia.

Jumlahnya itu mencapai 41 persen dari total populasi di Indonesia.

Baca juga: Ulos Tidak Cuma Kain, Ragam Ulos di Suku Batak

Sedangkan provinsi dengan populasi paling sedikit adalah Kalimantan dan Papua.

Pembagian kelompok suku di Indonesia tidak mutlak dan tidak jelas.

Ini diakibatkan karena perpindahan penduduk, pencampuran budaya, dan pengaruh dari luar. Ratusan suku tersebar di wilayah Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

Dilansir dari Kompas.com (1/8/2018), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan Indonesia merupakan negara majemuk.

Karena memiliki penduduk berjumlah 260 juta yang terdiri dari 714 suku dan tinggal menetap di 17 ribu lebih pulau dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), suku bangsa atau etnik adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasi dirinya dengan sesama.

Kesamaan suku didasarkan pada garis keturunanan. Kesukuan ditentukan dari tradisi keturunan, bahasa, budaya, dan ideologi yang sama.

Jenis Suku

Ada beberapa suku bangsa di Indonesia dengan jumlah anggota terbanyak, yakni: 

1. Suku Jawa

Suku Jawa menjadi suku yang terbesar di Indonesia dan Pulau Jawa.

Paling banyak di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sana orang Jawa hidup dengan kearifan lokal dan kesakralan adat budayanya.

Di Suku Jawa ada sekitar 95.215.022 anggota atau 40,22 persen dari total penduduk Indonesia.   

2. Suku Batak

Suku Batak merupakan kelompok kolektif yang terdiri dari beberapa suku yang berasal dari wilayah Sumatera Utara.

Baca juga: 14 Jenis Ulos, Kain Kebanggaan Suku Batak

Di sana ada beberapa bagian dari Suku Batak, seperti Suku Batak Toba, Batak Pakpa, Batak Mandailing, dan Batak Karo.

Jumlah anggota Suku Batak sekitar 8.466.969 orang atau 3,58 persen dari total penduduk Indonesia.  

3. Suku Dayak

Suku Dayak adalah salah satu suku yang banyak mendiami Pulau Kalimantan.

Di sana masih kental dengan adat istiadat. Mulai dari kesenian, ritual atau kebudayaannya.

 Anggota Suku Dayak mencapai sekitar 3.009.494 atau 1,27 persen dari total penduduk Indonesia.  

4. Suku Asmat

Suku Asmat merupakan suku terbesar di Papua. Suku Asmat memiliki kearifan lokal yang luar biasa, karena sangat menghormati alam dan kehidupan para pendahulunya.

Populasi Suku Asmat terbagi dalam dua bagian, yakni masyarakat yang tinggal di pesisir pantai dan tinggal di pedalaman.

Cara hidup, dialek, dan struktur sosial di kedua bagian tersebut berbeda. 

5. Suku Minahasa

Suku Minahasa adalah salah satu suku yang terbesar di Pulau Sulawesi. Suku ini keberadaannya sudah cukup lama.

Anggota Suku Minahasa sekitar 1.237.177 orang atau 0,52 persen dari total penduduk Indonesia. 

Baca juga: Pengelolaan Hutan yang Bermanfaat bagi Suku Anak Dalam di Jambi

6. Suku Melayu

Suku Melayu merupakan sebuah kelompok etnik dari orang-orang Austranesia khususnya yang menghuni Semenanjung Malaya.

Penduduk suku ini tersebar hingga ke luar Sumatera dengan mengikuti perkembangan Kerajaan Sriwijaya. 

Jumlah Suku Melayu sekitar 5.365.399 orang atau 2,27 persen dari total penduduk Indonesia.

7. Suku Sunda 

Suku Sunda merupakan kelompok etnis yang berasal dari barat pulau Jawa tepatnya di Provinsi Jawa Barat. Mereka juga tersebar di wilayah lain, seperti Banten, Jakarta dan wilayah barat di Provinsi Jawa Tengah.

Anggota Suku Sunda cukup banyak, mencapai 39.701.670 orang atau 15,5 persen dari total penduduk Indonesia. 

8. Suku Madura

Anggota Suku Madura sekitar 7.179.356 orang atau 3,03 persen sesuai hasil sensus 2010. 

Suku Madura berada di Provinsi Jawa Timur tepatnya di Pulau Madura dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Mereka adalah salah satu etnis terbesar di Indonesia. 

Orang Suku Madura dikenal dengan bahasa yang blak-blakan. Selain itu orangnya dikenal disiplin, hemat dan rajin bekerja. 

9. Suku Betawi 

Suku Betawi mayoritas anggotanya tinggal di Pulau Jawa tepatnya di DKI Jakarta. Mereka adalah keturunan penduduk yang bermukim di Batavia sejak abad ke-17.

Jumlah anggotanya cukup banyak sekitar 6.807.968 orang atau 2,88 persen dari total penduduk Indonesia.

10. Suku Bugis 

Anggota Suku Bugis mencapai 6.359.700 orang atau 2,69 persen dari total penduduk Indonesia. Mereka adalah kelompok etnis yang berasal dari Sulawesi Selatan.

(Sumber: Kompas.com/Fabian Januarius | Editor: Sabrina Asril)

Suku bangsa yang ada di Indonesia tersebar dari Sabang sampai ke

Suku bangsa yang ada di Indonesia tersebar dari Sabang sampai ke

Suku bangsa yang ada di Indonesia tersebar dari Sabang sampai ke

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Indonesia terdiri dari berbagai macam budaya, dengan banyaknya nama nama suku di Indonesia. Kehadiran suku, sekaligus menjadi pengelompokkan etnis atau suatu golongan, di mana anggota kelompok dapat dengan mudah diidentifikasi berdasarkan garis keturunannya.

Dengan begitu, suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota satu dengan lainnya memiliki kesamaan. Umumnya kesamaan tersebut berupa garis keturunan, ciri-ciri biologis, bahasa, budaya dan perilaku.

Setiap suku bangsa memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing, meskipun begitu Indonesia tetap satu. Itu mengacu pada semboyan negara Indonesia 'Bhinneka Tunggal Ika' yang berarti, berbeda-beda tetap satu jua.

Berikut daftar suku di Indonesia dan sejumlah penjelasannya, dirangkum dari berbagai sumber:

1. Suku Jawa

Nama nama suku di Indonesia yang pertama adalah Jawa. Perlu diketahui bahwa Suku Jawa menggunakan Bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari, survei menunjukan kurang lebih hanya 42 persen orang Jawa yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sementara 28 persen lainnya menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.

Bahasa Jawa memiliki aturan yang berbeda dalam hal kosakata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat mereka sangat sadar terhadap status sosialnya di masyarakat.

Dalam masyarakat Jawa, sistem kekerabatan didasarkan pada garis keturunan bilateral (diperhitungkan dari dua belah pihak, ibu dan ayah). Dengan prinsip bilateral atau parental ini, seorang Jawa berhubungan sama luasnya dengan keluarga dari pihak ibu dan juga ayah.

Kekerabatan yang relatif solid biasanya terjalin dalam keturunan satu nenek moyang hingga generasi ketiga. Namun demikian, kualitas hubungan keluarga inti (nuclear family) dan keluarga luas (extended family) berbeda-beda antara satu lingkaran keluarga dengan yang lainnya, bergantung pada kondisi masing-masing keluarga.

Suku Sunda dikenal dengan Tatar Pasundan meliputi wilayah bagian barat pulau Jawa dimana sebagian besar wilayahnya masuk ke dalam provinsi Jawa Barat dan Banten. Berasal dari akar kata sunda atau suddha dalam bahasa Sanskerta yang berarti bersinar, terang dan putih.

Suku Sunda sendiri berjumlah 5,5 persen dari total penduduk Indonesia secara keseluruhan. Meskipun tersebar di berbagai wilayah Indonesia, namun sebagian besar masyarakat Sunda menempati wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa. Mayoritas suku ini beragama Islam namun ada juga sebagian kecil yang beragama Kristen, Hindu bahkan Sunda Wiwitan.

3. Suku Betawi

Suku Betawi sebagai suku yang masyarakatnya merupakan keturunan dari penduduk yang bermukim di Batavia sejak abad ke-17 dan merupakan hasil perkawinan darah campuran dari aneka suku bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia.

Suku Betawi juga turut disebut sebagai penghuni asli wilayah Jakarta. Meski demikian masyarakat Betawi tersebar di daerah lainnya, seperti Bogor dan sekitarnya. Bahasa Betawi merupakan bahasa kreol yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah dengan unsur-unsur bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa dari Cina Selatan (terutama Bahasa Hokkian), bahasa Arab, serta bahasa dari Eropa, terutama bahasa Belanda dan bahasa Portugis.

Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa ini yang membedakannya dari bahasa Melayu, meskipun ada beberapa unsur linguistik pembeda misalnya dari peluruhan awalan me-, penggunaan akhiran -in (pengaruh bahasa Bali), serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /ɛ/ pada beberapa dialek lokal.

4. Suku Baduy

Suku Baduy adalah sebuah suku yang hidup di pedalaman Banten, hidup secara terisolasi dari dunia luar khususnya masyarakat Baduy Dalam yang hidup secara sederhana dan menyatu dengan alam. Suku Baduy memang terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Dua kelompok ini memiliki perbedaan terutama dalam hal berpakaian.

Baduy Dalam merupakan kelompok masyarakat Baduy yang sangat teguh memegang adat istiadat leluhur. Mereka sangat menolak teknologi dan modernisasi, sehingga kehidupannya masih tradisional.

Masyarakat Baduy Dalam umumnya memakai pakaian berwarna putih yang ditenun sendiri. Warna putih melambangkan kesucian. Sementara Suku Baduy Luar lebih terbuka dengan pendatang, meskipun masih menjunjung tinggi adat istiadat yang ada.

Masyarakat Baduy Luar beberapa sudah menggunakan barang-barang modern seperti kasur, bantal, dan beberapa alat elektronik. Pakaian tenun berwarna serba hitam menjadi penanda masyarakat Baduy Luar. Letak suku Baduy sendiri ada di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes.

Orang Kanekes atau yang biasa dikenal sebagai masyarakat Baduy merupakan kelompok etnis yang berasal dari wilayah Banten, lebih tepatnya di Lebak. Suku Baduy juga masih memiliki hubungan dengan orang Sunda. Tidak heran jika fisik mereka mirip orang Sunda kebanyakan dan bahasa sehari-hari mereka adalah Bahasa Sunda.

5. Suku Asmat

Dikenal sebagai suku titisan Dewa, Suku asal Papua ini meyakini, bahwasanya mereka berasal dari keturunan Dewa Fumeripits. Suku Asmat juga merupakan salah satu suku dari Provinsi Papua yang mendunia karena budayanya yang begitu menghormati alam serta kehidupan para leluhurnya, maka kearifan yang dimiliki oleh suku Asmat juga sangat luar biasa.

Perlu diketahui juga bahwa suku satu ini terbagi menjadi dua, yakni suku yang tinggal di pesisir pantai serta suku yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi berbeda dalam banyak aspek seperti dari cara hidup, dialek, ritual, bahkan struktur sosial. Pembagian bahasa Asmat hilir sungai terbagi menjadi bagian kelompok pantai barat laut dan bagian kelompok pantai barat daya. Sementara pembagian bahasa Asmat hulu terbagi menjadi kelompok Keenok serta Kaimok.

6. Suku Bugis

Suku Bugis merupakan salah satu suku di Indonesia yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan namun saat ini juga telah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia, seperti Papua, Jakarta, Kalimantan, hingga Riau.

Suku ini tergolong ke dalam suku-suku Deutero Melayu (Melayu muda). Disamping itu, masyarakat Bugis juga bisa ditemukan di Malaysia dan Singapura. Dalam situs Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo, Kata Bugis berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis.

Asal muasal istilah Ugi merujuk pada raja pertama kerajaan China yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo, yaitu La Sattumpugi. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau pengikut La Sattumpugi. Ciri utama dari kelompok etnis ini adalah bahasa dan adat-istiadatnya. Sehingga, pendatang dari Melayu dan Minangkabau yang merantau ke Sulawesi sejak abad ke 15 juga bisa dikategorikan sebagai masyarakat Bugis.

7. Suku Dayak

Nama nama suku di Indonesia berikutnya dari Kalimantan yaitu Suku Dayak. Nama suku ini berasal dari kata “Daya” yang artinya hulu, untuk menyebutkan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau perhuluan. Suku Dayak sendiri merupakan salah satu suku “Asli” yang mendiami “Pulau Borneo” (Kalimantan).

Borneo atau Kalimantan terbagi berdasarkan wilayah Administratif yang masing-masing terdiri dari Kalimantan Timur ibukotanya Samarinda, Kalimantan Selatan ibukotanya Banjarmasin, Kalimantan Tengah ibukotanya Palangka Raya, Kalimantan Barat ibukotanya Pontianak, dan Kalimantan Utara Ibukotanya Tanjung Selor.

Suku Dayak terbagi dalam 405 sub-sub suku. Masing-masing sub suku Dayak mempunyai adat istiadat dan budaya yang mirip, sesuai dengan sosial kemasyarakatannya, baik Dayak di Indonesia maupun Dayak di Sabah dan Sarawak Malaysia sebagai negara serumpun.

Suku Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas antara lain seperti mandau, sumpit, beliong, rumah betang atau rumah panjang (rumah radank) dan lain-lain. Ciri-ciri khas Dayak lainnya seperti; kepemilikan senjata, dan seni budayanya.

Agama asli suku Dayak Kaharingan merupakan agama asli yang lahir dari budaya nenek moyang. Sebagian masyarakat Dayak masih memegang teguh kepercayaan akan adanya benda-benda gaib pada tempat-tempat tertentu seperti batu-batuan, pohon-pohonan besar, taman-taman di hutan, danau, lubuk, dan lainnya yang menurut kepercayaannya memiliki “kekuatan gaib” dari Jubata dan Batara. Saat ini, terhitung jumlah masyarakat Dayak sekitar 1,27 persen dari total penduduk Indonesia secara keseluruhan.

8. Suku Minang

Suku di Indonesia selanjutnya adalah suku Minang yang merupakan salah satu etnis terbesar di Indonesia dengan jumlah kurang lebih 2,73 persen dari total masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Berasal dari Sumatera Barat, orang Minang juga kerap disamakan dengan orang Padang, karena Padang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Barat. Meski begitu, masyarakat Minang justru menyebut kelompok etnis mereka dengan sebutan urang awak, yang merujuk pada orang Minang itu sendiri.

Pada kebudayaan Minang, suku bisa diartikan sebagai klan atau juga sebagai marga atau nama keluarga yang turun atau diambil dari garis keturunan Ibu yang disebut Matrilineal. Rumah Gadang adalah rumah adat suku Minangkabau yang juga memiliki sebutan lain, rumah Gadang, rumah Bagonjong, dan rumah Baanjuang.

Rumah adat ini merupakan rumah model panggung yang berukuran besar dengan bentuk persegi panjang. Adat dalam suku Minang, salah satunya adalah Adat nan sabana Adat yang merupakan ketentuan hukum, sifat yang terdapat pada alam benda, flora dan fauna, maupun manusia sebagai ciptaan-Nya (Sunnatullah). Adat nan sabana Adat ini adalah sebagai Sumber hukum Adat Minangkabau dalam menata masyarakat dalam segala hal.

Nama nama Suku di Indonesia

  • Suku Kubu – Sumatera (Jambi)
  • Suku Sakai – Sumatera
  • Suku Alas – Sumatera
  • Suku Devayan – Sumatera
  • Suku Haloban – Sumatera
  • Suku Kluet – Sumatera
  • Suku Lekon – Sumatera
  • Suku Pakpak – Sumatera
  • Suku Sigulai – Sumatera
  • Suku Singkil – Sumatera
  • Suku Tamiang – Sumatera
  • Suku Aneuk Jamee – Sumatera (Aceh)
  • Suku Nias – Sumatera
  • Suku Mentawai – Sumatera
  • Suku Laut – Sumatera
  • Suku Belitung – Sumatera
  • Suku Bangka – Sumatera
  • Suku Anak Dalam – Sumatera
  • Suku Kayu Agung – Sumatera
  • Suku Palembang – Sumatera
  • Suku Banjar – Kalimantan
  • Suku Kutai – Kalimantan
  • Suku Berau – Kalimantan
  • Suku Paser – Kalimantan
  • Suku Bali – Bali
  • Suku Loloan – Bali
  • Suku Bima – Nusa Tenggara Barat
  • Suku Sumbawa – Nusa Tenggara Barat
  • Suku Boti – Nusa Tenggara Timur
  • Suku Bunak – Nusa Tenggara Timur
  • Suku Manggarai – Nusa Tenggara Timur
  • Suku Sikka – Nusa Tenggara Timur
  • Suku Sumba – Nusa Tenggara Timur
  • Suku Rote – Nusa Tenggara Timur
  • Suku Ngada – Nusa Tenggara Timur
  • Suku Ende – Nusa Tenggara Timur
  • Suku Gorontalo – Sulawesi Utara
  • Suku Kaidipang – Sulawesi Utara
  • Suku Minahasa – Sulawesi Utara
  • Suku Mongondow – Sulawesi Utara
  • Suku Sangir – Sulawesi Utara
  • Suku Bungku – Sulawesi Tengah
  • Suku Balaesang – Sulawesi Tengah
  • Suku Balantak – Sulawesi Tengah
  • Suku Wakatobi – Sulawesi Tenggara
  • Suku Fordata – Maluku
  • Suku Mamale – Maluku
  • Suku Nuaulu – Maluku
  • Suku Morotai – Maluku
  • Suku Halmahera – Maluku
  • Suku Wemale – Maluku
  • Suku Wai Apu – Maluku
  • Suku Ternate – Maluku
  • Suku Tidore – Maluku
  • Suku Seram – Maluku
  • Suku Sawai – Maluku
  • Suku Aero – Papua