Tanggal posting: Sabtu, 11 Juli 2020 Oleh : Panitia MPLS Tujuan Penyampaian Materi
Manusia merupakan mahluk sosial yang hidup dalam kelompok masyarakat dan tidak bisa lepas dari hubungan interaksi atau pergaulan antar sesama manusia . Manusia dalam hidup bermasyarakat pasti menginginkan kehidupan yang harmonis, rukun, aman, nyaman, dan tentram. Dalam usaha untuk mewujutkan hal tersebut diperlukan aturan dalam pergaulan yang di sebut dengan tata karma atau etika. Tata krama terdiri atas kata “tata” dan “karma”. Tata berarti adat, aturan , norma, peraturan. Krama berarti sopan santun, kelakuan tindakan, perbuatan. Dengan demikian, tata krama berarti adab sopan santun, kebiasaan sopan santun, atau sopan santun. Tata krama adalah kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia dalam kelompok masyarakat setempat. Dasar tata karma berkaitan erat dengan hal-hal baik yang harus dilakukan dan hal-hal buruk yang harus dihindari. Tata karma berasal dari kebiasaan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan nurani manusia. Seseorang yang menjaga tata karma tentu memiliki hubungan baik dengan sesama , disayangi dan di hormati, serta dinilai sebagai seseorang yang baik budinya (berbudi perkerti). Sementara itu, seseorang yang melalaikan tata karma akan mendapat teguran dan cemooh dari lingkungan masyarakat. Adapun dasar-dasar tata karma sebagai berikut:
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan anak pada tata karma. Orangtua mengajarkan dan member contoh anak-anaknya bagaimana bertingkah laku dan bersopan santun baik di rumah maupun di lingkungan masyarakat. Sejak kita kanak-kanak orangtua mengajarkan kita tata karma dengan membiasakan kita mengucapkan tolong, maaf, permisi dan terimakasih. Melatih kita mengambil dan menerima barang menggunakan tangan kanan. Orangtua kita melatih kita cara makan dan minum, bagaimana saat makan kita tidak boleh berbicara, bersuara, serta tidak boleh bersendawa. Orangtua melatih kita bagaimana menyapa, memberi hormat serta berpakaian secara sopan dan santun. Prilaku tersebut jika di lakukan secara terus menerus maka akan menjadi kebiasaan. Adapun bentuk-bentuk yang mencerminkan tata krama di lingkungan keluarga yaitu :
Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan besar dimana kita bersosialisasi dengan berbagai macam orang dengan berbagai macam karakter, baik orang yang kita kenal maupun asing dengan kita. Tata karma di lingkungan masyarakat sangangat menentukan hubungan kedekatan kita dengan orang-orang dalam lingkungan masyarakat. Tata karma kita dalam bersosialisasi di lingkungan masyarakat juga menentukan bagaimana masyarakat memandang dan menilai kepribadian kita. Adapun bentuk-bentuk yang mencerminkan tata karma di lingkungan masyarakat yaitu:
Lingkungan sekolah merupakan tempat dimana siswa belajar mengembangkan kemampuan akademis serta memperoleh keterampilan hidup. Sekolah memfasilitasi siswa untuk mengembangkan diri secara optimal, termasuk di dalamnya mengajarkan pendidikan karakter dan tata karma kepada siswa. Adapun bentuk-bentuk yang mencerminkan tata karma siswa di lingkungan sekolah yaitu:
Disekolah kita SMP Negeri 1 Kuta Selatan ini, kita juga memiliki budaya sekolah yang wajib kita ketahui dan laksanakan dengan baik , antara lain:
BUDAYA SEKOLAH di SMP NEGERI 1 KUTA SELATAN
Sebagai masyarakat yang berbudaya luhur, secara turun-temurun masyarakat Jawa mewariskan sikap santun dalam berkomunikasi dengan orang lain yang dikenal dengan istilah unggah-ungguh. Dengan adanya unggah-ungguh berbahasa yang berupa pola-pola perilaku yang menyatu dalam kehidupan, yang sekaligus mengatur pergaulan, maka masyarakat mempunyai pedoman yang mantap mengenai perilaku yang dianjurkan dan yang diwajibkan. Dalam hal ini seseorang dapat merasa mempunyai kepastian mengenai sikap yang harus diambil. Unggah-ungguh berbahasa merupakan penerapan berbahasa Jawa yang selaras dengan situasi dan kondisi dengan mengingat :
Keluarga merupakan bagian terkecil dalam masyarakat. Disinilah kefasihan dalam menggunakan sikap sikap hormat yang tepat dikembangkan pada orang Jawa sejak kecil melalui pendidikan dalam keluarga. Keluarga merupakan pusat kemanan dan kedamaian dalam masyarakat Jawa sehingga mewujudkannya harus didukung dengan aturan yang sesuai dengan nilai-nilai adat yang berlaku di Jawa . Orangtua berperan penting dalam menerapkan sikap-sikap isin (malu) yang dapat memberi sumbangan kepada perkembangan rasa hormat kepada orang lain. Pada saat itu anak diharapkan untuk berbahasa jawa halus dan mulai memahami tata krama lainnya. Berikut video detail untuk menjelaskan Tata Krama dalam lingkungan Keluarga. |