Indonesiabaik.id - Demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar USD serta menurunkan defisit neraca berjalan yang semakin melebar. Pemerintah Pusat bersama dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan beberapa instansi yang terkait terus berusaha bersama membuat kebijakan. Salah satu yang menyebabkan rupiah mengalami pelemahan karena banyaknya impor di sepanjang tahun ini dan menyebabkan Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan. Untuk itu, pemerintah menyiasatinya dengan membuat aturan mengenai kenaikan pajak penghasilan PPh teradap barang impor. Langkah nyata yang sedang diupayakan pemerintah yakni dengan kebijakan penggunaan B20 atau Biodiesel 20 persen yang diperkirakan akan mengurangi jumlah impor minyak. Dengan penggunaan CPO (Crude Palm Oil) yang dipakai sendiri untuk B20, maka suplai ke pasar juga turun, sehingga harga CPO juga ikut naik. Langkah berikutnya dengan meningkatkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk seluruh sektor. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi impor dan akan ada penghematan 2-3 miliar USD. BI pun terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan mengeluarkan kebijakan intervensi ganda baik di pasar valuta asing (valas) maupun pemberian SBN dari pasar sekunder. BI juga sudah menyediakan swap valas dengan tingkat harga yang murah. Pembagiannya, untuk sesi pagi BI melakukan swap valas dalam rangka pengelolaan likuiditas. Sementara di sore, BI juga menyediakan swap valas hedging bagi korporasi-korporasi yang mempunyai underlying transaksi baik dari ekspor atau devisa utang luar negeri maupun devisa-devisa lain. Dalam hal meningkatkan investasi dan ekspor, pemerintah pun sudah meluncurkan One Single Submission (OSS) atau layanan perizinan berusaha yang terintegrasi secara elektronik. Upaya lain yang tak kalah penting dengan menggenjot sektor pariwisata, dimana dengan menambah jumlah wisatawan mencanegara berkunjung ke Indonesia, akan menambah cadangan valas dari devisa. Salah satu contoh tarian yang menggunakan musik yang berasal dari tubuh seorang penari adalah Unduhlah dan bacalah undang-undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja. undang-undang tersebut telah mengubah dan menghapus beberapa ketentuan dal … 1. Mengapa Warehouse Management System menguntungkan pekerjaan Warehouse Manager? Dampak transformasi tenaga kerja sektor pertanian ke sektor industri Sebutkan tiga cara memberikan nasihat dengan cara yang benar! Berikan pendapat Anda instrument kebijakan moneter apa yang sudah dikeluarkan Bank Indonesia dan jelaskan kebijakan itu. 3 faktor utama yang perlu di sesuaikan oleh bursa efek Indonesia dengan di berlakukan nya UU pasar modal jelaskan perbedaan koperasi dan perusahaan! Jelaskan perbedaan antara organisasi koperasi dengan perusahaan Pada tanggal 1 januari 2012, pt berdikari membeli obligasi (tanggal jatuh tempo 1 januari 2017) yang dikeluarkan oleh pt angkasa pada nilai wajarnya s … Sebuah perusahaan oligopolistik menghadapi kurva permintaan: p = 12 – 0. 1q, vc = 2q dan fc = 90. Tentukan secara matematis dan grafis output di mana …
Selain faktor-faktor seperti tingkat suku bunga dan inflasi, nilai tukar mata uang merupakan salah satu faktor penentu yang paling penting dari tingkat kesehatan ekonomi suatu negara. Nilai tukar memainkan peran penting dalam perdagangan tingkat negara, yang merupakan factor yang sangat penting dalam ekonomi pasar bebas di dunia. Karena itu, nilai tukar menjadi ukuran ekonomi yang paling diperhatikan, dianalisis dan dimanipulasi secara kebijakan. Namun nilai tukar juga punya dampak pada skala yang lebih kecil juga yakni mempengaruhi pengembalian riil dari investasi para investor. Berikut adalah pembahasan mengenai beberapa kekuatan utama di balik pergerakan nilai tukar. Ikhtisar Penentu Nilai Tukar 1. Perbedaan Angka Inflasi 2. Perbedaan pada Suku Bunga 3. Defisit Akun Berjalan Transaksi berjalan adalah neraca perdagangan antara negara dan mitra dagangnya yang merupakan semua pembayaran antar negara untuk barang, jasa, bunga dan dividen. Defisit transaksi berjalan menunjukkan negara ini menghabiskan lebih banyak dana pada perdagangan luar negeri daripada pendapatannya, dan karena itu harus meminjam modal dari sumber-sumber asing untuk menutupi defisit. Dengan kata lain, negara membutuhkan lebih mata uang asing dari yang diterimanya melalui penjualan ekspor, dan memasok lebih dari mata uang sendiri daripada permintaan mata uang asing untuk produk-produknya. Kelebihan permintaan untuk mata uang asing menurunkan nilai tukar mata uang dalam negeri. Penurunan ini akan terjadi terus sampai barang dan jasa domestik sudah dianggap cukup murah untuk orang asing, dan aset asing terlalu mahal untuk dijual demi kepentingan dalam negeri. |