Sebut dan jelaskan nilai-nilai apa saja yang termasuk dalam karya musik tradisional

Sebagian orang memilih musik sebagai hobinya, baik itu sebagai pencipta ataupun sekedar pendengar. Disukainya musik oleh banyak orang bukan tanpa sebab. Selain dapat meningkatkan suasana hati, musik juga diyakini dapat membantu seseorang menghilangkan stres. Tentu saja, disamping musik juga memiliki nilai estetik sendiri. Nah, apa sih ini?

Pengertian estetik dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tangapan manusia terhadapnya. Nilai estetik tidak dapat dijauhkan dari seni muisk. Nilai estetik sendiri bisa diartikan sebagai sebuah nilai yang dapat membuat seni musik menjadi sebuah karya yang sangat lengkap dan indah.

Nilai estetik terdiri dari melodi, harmoni, gaya bahasa, tempo dan dinamika. Nilai-nilai itulah yang patut diperhatikan oleh para seniman musik agar karya mereka dapat diterima, dan dinikmati dengan baik oleh masyarakat.

Untuk lebih memahami mengenai bagian-bagian nilai estetik ini, berikut penjelasannya:

1. Melodi

Melodi adalah sekumpulan nada yang berpadu menjadi musik serta terdiri dari susunan nada dan irama yang berurutan dan diikuti oleh irama. Melodi tersusun dari beberapa unsur seperti interval, kunci, jenis, sifat, dan sistem pada nada.

(Baca juga: Apa Saja Jenis Musik Kreasi?)

Lebih mudahnya, melodi merupakan suatu pembeda antara satu jenis musik dengan musik lainnya. Sebagai contoh, kebanyakan dari kita membedakan musik berdasarkan aliran, semisal musik dangdut , pop, koplo, RnB dan edm.

2. Harmoni

Harmoni adalah gabungan dari nada yang memiliki perbedaan tinggi dan dibunyikan secara serentak. Harmoni berarti keselarasan hubungan antara nada dengan chord, atau chord dengan chord. Contohnya, dalam sekelompok paduan suara sering ditemukan pecahan suara Sopran, Alto, Tenor dan Bass. Semua jenis suara itu harus menghasilkan musik dengan perbedaan nada di waktu yang sama. Disitulah harmoni dapat dirasakan.

3. Gaya Bahasa

Unsur ini ditujukan untuk seni musik yang mengandung lirik. Dalam memilih sebuah lagu yang ingin didengar, tentunya pendengar tidak hanya mendengarkan melodinya saja, namun mencoba memahami arti, tujuan dan ekspresi penulis yang membuat lagu tersebut.

4. Tempo dan Dinamika

Tempo adalah kecepatan dalam birama lagu. Dalam sebuah partitur lagu pasti ditentukan berapa tempo yang digunakan dan harus digunakan oleh penyanyi atau musisi. Tempo juga sebagai penentu suasana dalam sebuah lagu. Lagu bertempo cepat adalah lagu yang bersemangat, biasanya digunakan untuk lagu-lagu kemerdekaan. Sedangkan lagu bertempo lambat adalah lagu yang sedih atau khidmat.

Dinamika adalah keras lembutnya suatu musik. Unsur ini tidak selalu dituliskan dalam sebuah partitur, biasanya konduktor atau dirigen yang memberi isyarat menggunakan tangan sebagai tanda dinamika. Pada dasarnya, dinamika terdiri dari piano yang berarti lembut dan forte yang berarti nyaring.

Dua unsur tersebut kemudian dibagi menjadi 6 jenis lainnya, termasuk Fortissmo (ff) yang menghasilkan suara sangat nyaring; Forte (f), yang menghasilkan suara nyaring; Mezzo forte (mf), yang menghasilkan suara sedikit nyaring, Mezzo piano (mp), yang menghasilkan suara sedikit lembut; Piano (p), yang menghasilkan suara lembut; dan Pianissimo (pp) yang menghasilkan suara sangat lembut.

Unsur-unsur tersebut adalah unsur wajib yang harus ada dalam seni musik agar seni musik menjadi sebuah karya indah yang dapat dinikmati oleh semua orang. Tidak hanya mendengar melodi musiknya saja, namun melihat ekspresi yang dituangkan penulis dalam karyanya.

Nilai-Nilai Yang Terkandung

Pada Musik Tradisional Nusantara

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki alat-alat musik dan budaya yang beraneka ragam yang disebut musik daerah. Musik daerah adalah musik yang lahir dari budaya daerah dan diwariskan secara turun temurun yang secara umum disebut musik tradisional. Oleh karena itu alat musik maupun lagunya menjadi sifat unsur kesederhanaan dan kedaerahan.

Kebudayaan merupakan sesuatu yang dihasilkan dari perpaduan antar setiap masyarakat. Kebudayaan ini sendiri bisa berupa hasil karya, adat istiadat dan bahkan alat music tradisional. Seperti yang kita ketahui bahwa Negara Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau.

Oleh karena itu, Negara Indonesia memiliki banyak sekali daerah. Di setiap daerah tersebut, masyarakatnya menghasilkan music tradisional yang beragam pula. Mungkin topik mengenai nilai-nilai music tradisional bagi sebagian orang merupakan topik yang membosankan.

Hal ini wajar, karena setelah ditemukannya music modern, kebanyakan dari kita cenderung meninggalkan music tradisional. Padahal, banyak sekali nilai-nilai music tradisional yang bisa kita jadikan sebagai pelajaran untuk memperkaya diri kita.

Music tradisional dulunya juga merupakan sarana hiburan sebelum kemunculan music modern. Terlepas dari semua itu, masih banyak juga masyarakat setempat yang terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai music tradisional.

Music tradisional sudah menjadi bagian dari kebudayaan kita yang tak terpisahkan dan berharga. Oleh karena itu, ada baiknya kita terus melestarikan music tradisional. Kebanyakan praktek music tradisional memang dilakukan untuk mengiringi suatu acara atau upacara.

Bahkan, jaman dulu alat music tradisional dimainkan untuk memuja roh-roh di sekitarnya. Sebelum ditemukannya alat music yang lebih modern, music dulunya semata-mata digunakan untuk kepentingan ritual dan hal gaib.

Alat musik tradisional Nusantara dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis sesuai dengan fungsi pengelompokannya, antara lain:

1.            Chordophone : Instrumen yang sumber bunyinya berasal dari dawai. Contoh: Sasando, Siter/Rebab, Celempung, dll.

2.            Aerophone : Instrumen yang sumber bunyinya berasal dari udara yang di tiup. Contoh: Seruling, Kledi, dll.

3.            Membranophone : Instrumen yang sumber bunyinya berasal dari kulit membran. Contoh: Kendang, Ketipung, dll

4.            Idiophone : Instrumen yang sumber bunyinya berasal dari alat itu sendiri. Contoh: Gong, Saron, Bonang dll

A.          Berikut Ini Beberapa Nama-Nama Alat Musik Tradisional Beserta Lagu Daerah Khas Adat Kebudayaan Nusantara Sesuai Dengan Daerahnya:

a.            Propinsi Sumatera Utara / Sumut

Alat Musik Tradisional : Arumba, Doli-doli, Druri dana, Faritia, Garantung, Gonrang, Hapetan, Lagu Daerah : Say Selamat Masineger, Leleng Ma Hupaima Ima, Dago Inang Sarge, Madedek Magambiri, Meriam Tomong, Sigulempong, Rambadia, Sinanggar Tulo, Piso Surit, dll.

b.            Propinsi Sumatera Barat / Sumbar

Alat Musik Tradisional : Saluang, Talempong Pacik Lagu Daerah : Keparak Tingga, Kambanglah Bungo, Tari Payung, Rang Talu, Lah Laruik Sanjo, Seringgit Dua Kupang, Bareh Solok, Kampuang Nan Jauh Dimato, Malam Baiko, Dayuang Palinggam, Gelang Sipaku Gelang, Tak Tong Tong.

c.             Propinsi Jawa Barat / Jabar

Alat Musik Tradisional : Arumba, Calung, Dod-dog, Gamelan Sunda, Angklung, Rebab. Lagu Daerah : Cing Cang Keling, Sapu Nyere Pegat Simpai, Tokecang, Es Lilin, Pepeling, Nenun, Manuk Dadali, Bubuy Bulan.

d.            Propinsi Jawa Tengah / Jateng dan DI Yogyakarta

Alat Musik Tradisional : Gamelan Jawa, Siter / Celempung. Lagu Daerah : Gundul pacul, Suwe Ora jamu, Tekate Dipanah, Gek ke Piye, Lir Ilir, Gambang Suling, Pitik tukung.

e.             Propinsi Bali

Alat Musik Tradisional : Gamelan Bali. Lagu Daerah : Putri ayu, Ngusak Asik, Janger, Macepet Cepetan, Tari Bali, Meyong-Meyong

f.              Propinsi Nusa Tenggara Barat / NTB dan Nusa Tenggara Timur / NTT.

Alat Musik Tradisional : Cungklik, Foi Mere, Sasando, Keloko. Lagu Daerah : Pai Mura Rame, Desaku, Tutu Koda, Helele U Ala de Teang, Potong bebek, Anak Kambing Saya, O Nina Noi, Lereng Wutun, Bole Lebo, O Re Re, Tebe Ona Na.

g.            Propinsi Kalimantan Selatan / Kalsel

Alat Musik Tradisional : Babun. Lagu Daerah : Ampar-Ampar pisang, Sapu Tangan Babuncu Ampat, Tumpi Wayu, Palu Lempang Pupoi, Cik Cik Periok.

h.            Propinsi Sulawesi Selatan / Sulsel

Alat Musik Tradisional : Alosu, Anak Becing, Basi-Basi, Popondi, Keso-Keso, Lembang. Lagu Daerah : Tondok Kadadiangku, Marencong Rencong, Pakarena, Angin Mamiri, Anak Kukang.

i.              Propinsi Maluku

Alat Musik Tradisional : Floit, Nafiri, Totobuang, Tifa. Lagu Daerah : Hela Rotan, Burung Kakatua, Sarinande, Ayo mama, Rasa Sayange, Naik-Naik Kepuncak Gunung, Nona Manis Siapa Yang Punya, Waktu Hujan Sore-Sore, Lembe-Lembe, Gunung Salahutu, Burung Tantina.

j.              Propinsi Irian Jaya / Papua

Alat Musik Tradisional : Atowo, Tifa, Fu. Lagu Daerah : Yamko Rambe Yamko, Apuse

B.          Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Musik Tradisional

Berdasarkan uraian tentang musik dan alat music tradisional Nusantara, dapat digali nilai-nilai yang terkandung dalam musik tradisional Nusantara, antara lain:

1.            Nilai-nilai budaya daerah setempat

Nilai-nilai ini bersifat lokal , tidak nasional atau universal. Sebagai contoh musik angklung yang menjadi musik pengiring pada saat pesta panen.

2.            Nilai-nilai spiritual atau sacral

 Music merupakan sarana untuk mengekspresikan diri dari pemainnya kepada para penikmatnya. Dengan mendengarkan music tersebut, kita bisa merasakan adanya gagasan, ide, harapan dari para penciptanya untuk pendengarnya.

Selain itu, music tradisional juga mengandung nilai spiritual yang tinggi, mengingat bahwa music tradisional biasanya dimainkan pada ritual keagamaan dan acara tertentu yang bersifat gaib dan khusuk.

 Pada umumnya, music tradisional mengandung nilai religious yang sangat tinggi, mengingat fungsinya yang digunakan untuk mengiringi upacara-upacara keagamaan dan hal-hal yang bersifat keagamaan.

Dengan memainkan atau mendengarkan music tradisional, maka kita bisa merasakan adanya nilai religious yang ada di dalam music tersebut. Sekarang ini, music modern juga mengandung nilai religious, yaitu melalui lagu-kagu rohani dan lainnya.

Seperti dalam upacara adat, syukuran, perkawinan, dan kematian. Sebagai contoh musik vokal Kagombe di Sulawesi Tenggara biasa dipakai dalam upacara penyembuhan seseorang yang terkena penyakit cacar.

3.            Nilai etis yang berupa pesan moral

 Di dalam music tradisional, terkandung nilai moral yang diajarkan untuk para pendegarnya. Music tradisional ini sendiri bersifat sacral. Sebagian besar masyarakat masih percaya bahwa di dalam alat music tradisional tertentu terkandung roh.

Misalnya alat music jawa, sebelum dimainkan biasanya para pemainnya akan melepaskan sepatunya terlebih dahulu sebagai bentuk penghormatan. Music tradisional juga bersifat khidmat dan biasanya dimainkan secara khusuk.

Pesan moral disampaikan melalui musik agar anggota masyarakatnya tidak berbuat jahat yang mendatangkan musibah, agar masyarakat menghormati orangtuanya, dan sebagainya.

4.            Nilai estetis

 Tentunya music tradisional mengandung nilai yang satu ini, mengingat bahwa music tradisional dimainkan secara berkelompok dan secara bersama-sama. Jarang sekali kita temukan bahwa music tradisional dimainkan secara tunggal.

Oleh karena itu, melalui music tradisional kita bias melihat bahwa masyarakat masih sangat menjunjung tinggi solidaritas dan persatuan. Dari music tradisional ini kita juga diajarkan bahwa kita membutuhkan orang lain untuk hidup.

Musik tradisi umumnya dipertunjukkan bagi masyarakat, sehingga mereka mendapatkan kesenangan.

5.            Nilai komersil

Sebagai contoh, selain sebagai hiburan, music tradisi dibeberapa daerah juga bernilai komersil. Mereka menerima panggilan pentas dengan harga tertentu.

6.            Nilai untuk mempertahankan pola-pola / adat lama yang sudah sudah ada

 Pada dasarnya, music ini sendiri merupakan hasil dari sebuah kebudayaan. Music tradisional meskipun tidak lagi populer, namun tetap diwariskan secara turun temurun agar tidak punah. Beberapa daerah di Indonesia juga masih sangat menjunjung tinggi adat ini.

Dengan mendengarkan music tradisional, kita juga diajarkan untuk menghargai adat kita sendiri. Mengingat banyaknya kalangan muda yang tidak lagi menghargai kebudayaan bangsanya sendiri.

Musik tradisi juga dipakai sebagai penjaga tradisi kultur dan tradisi musik itu sendiri dari berbagai pengaruh luar. Dibeberapa daerah di Indonesia, suatu upacara ritual tidak dapat dilaksanakan tanpa musik tradisinya. Musik tradisi ini tidak dapat diganti dengan musik lainnya. Selain itu, musik tradisi juga dijadikan identitas masyarakatnya. Sebagai contoh, musik gamelan adalah identitas kultur masyarakat Jawa. Demikian juga musik sasando sebagai identitas kultur masyarakat Rote, NTT.

7.            Nilai Pendidikan

 Salah satu dari nilai-nilai music tradisional yang terkandung adalah nilai pendidikan. Music tradisional juga bersifat mendidik para pendegarnya, mengingat bahwa music tradisional dimainkan dengan cara dan sifat tertentu.

8.            Nilai Komunikasi

Kebanyakan music tradisional pada jaman dulunya dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi. Masyarakat dulunya mengetahui arti-arti dari bunyi-bunyian tertentu. Hal ini karena dulunya gendang atau rebana berfungsi untuk mengabarkan adanya bencana alam atau kejadian lainnya.

Sekarang ini, music juga masih merupakan sarana komunikasi secara tidak langsung dari pemainnya kepada pendengarnya.