Pemilihan Topik Penelitian Sejarah - Pemilihan topik penelitian sejarah terkadang menjadi permasalahan yang cukup serius bagi seorang peneliti sejarah. Tidak jarang bahwa beberapa peneliti sejarah terutama peneliti pemula mengalami permasalahan di dalam menentukan topik yang akan diteliti. Karena tentunya di dalam penentuan topik penelitian sejarah perlu kiranya seseorang harus memiliki sesuatu hal yang dapat dianggap sebagai persyaratan-persyaratan yang secara tidak tertulis harus dimiliki oleh seorang peneliti sejarah. Di bawah ini akan dijelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam pemilihan topik penelitian sejarah. Show Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti sejarah diantaranya adalah seperti kemampuan praktis di dalam mengartikulasikan dan mengekspresikan peristiwa sejarah yang tentu perlu disadari bahwa sejarah memang amat erat kaitannya dengan retorika. Kemampuan semacam ini tentu didapatkan oleh seseorang dari berbagai hal seperti latar belakang keilmuan, kemampuan dan sikapnya sendiri terhadap perkembangan ilmu terutama ilmu sejarah. Dibalik keruwetan itu tentunya ada hal-hal yang perlu diperhatikan seseorang di dalam pemilihan topik penelitian sejarah, diantaranya adalah seperti yang dijelaskan oleh Wood Gray [1956]; [1] nilai; [2] keaslian; [3] kepraktisan; dan [4] kesatuan. Di bawah ini akan dideskripsikan tentang apa yang telah diuraikan oleh Gray;
[2] Interpretasi baru dari evidensi yang valid dan dapat ditunjukkan.
2] Kemampuan untuk menggunakan dengan benar sumber-sumber itu berdasarkan atas latar belakang atau pendidikan yang dimiliki oleh seorang peneliti, termasuk penguasaan terhadap bahasa-bahasa asing dan syarat-syarat teknis tertentu lainnya. 3] Ruang cakup penelitian. Ruang lingkup topik yang dipilih harus sesuai dengan medium yang akan dipresentasikan, semisal apakah itu untuk makalah, kelas, laporan seminar, artikel, tesis, disertasi ataupun juga buku.
Dari pengetahuan-pengetahuan awal berdasarkan bahan-bahan yang telah dibacanya atau dipelajarinya itu seorang sejarawan dapat menyusun kembali sejumlah pertanyaan baru, hipotesis baru atau pun sebuah penafsiran baru bagi penelitiannya yang semuanya akan diuji dalam penelitian mendalam berdasarkan sumber-sumber pertama. Hasilnya ialah sejumlah kemungkinan yang dapat memperkuat, mengoreksi, atau merubah sama sekali pendapat-pendapat sebelumnya tentang topik yang dikaji. Oleh sebab itu sumber-sumber sejarah sangat penting keberadaannya bagi seorang sejarawan dalam melakukan kajian ilmiah sejarah.
- Kuntowijoyo. 2013.Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta: Tiara Wacana. - Sjamsuddin, Helius. 2007.Metodologi Sejarah.Yogyakarta: Ombak. Share : 32 minutes agoPengertian Penelitian SejarahSebelum mengetahui metodenya, kamu harus tahu terlebih dahulu apa itu penelitian sejarah. Penelitian sejarah adalah sebuah penelitian yang dilakukan melalui teknik pengumpulan data dan evaluasi data secara sistematis untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memahami peristiwa yang terjadi di masa lalu. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kebenaran tentang kejadian tertentu di masa lampau. Penelitian sejarah terkadang bukan hanya sekadar mengumpulkan dan menyajikan informasi faktual. Biasanya, penelitian sejarah juga berfokus pada individu tertentu, masalah sosial, hubungan antara peristiwa yang lama dan yang baru, hingga benda-benda yang mungkin terlibat. Secara umum, metode penelitian sejarah dilakukan dengan tujuan menambah wawasan tentang apa yang telah terjadi di masa lalu. Harapannya agar kita dapat belajar dari kegagalan maupun kesuksesan di masa lalu, membuat prediksi masa sekarang dan masa yang akan datang, serta menguji hipotesis tentang hubungan sosial dan tren masa lampau dan saat ini. HistoriografiDalam penelitian sejarah, sering dikenal istilah historiografi. Secara garis besar, historiografi adalah hasil atau karya penulisan sejarah. Historiografi termasuk langkah terakhir dalam metode penelitian sejarah. Langkah ini menjadi sarana untuk mengomunikasikan hasil-hasil penelitian yang diungkap, diuji, dan diinterpretasi. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kamu pahami bahwa peristiwa sejarah memerlukan metode penelitian sebelum disajikan dalam bentuk historiografi atau tulisan. Tahapan metode penelitian sejarah dan tulisan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Metode penelitian sejarah menentukan keberhasilan historiografi. Selain itu, historiografi juga menentukan keberhasilan sejarawan dalam melakukan penelitiannya. Adanya langkah-langkah penelitian sejarah ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang paling mendekati dengan kebenaran. Karena itu, penelitian sejarah yang memiliki kesalahan dalam langkah-langkah penelitianya juga dianggap memiliki nilai kebenaran yang lemah. Berikut ini langkah-langkah yang digunakan pada proses penelitian sejarah, yaitu: 1. Mencari dan Memilih TopikDalam penelitian apapun, hal pertama yang perlu dilakukan pastilah mencari dan memilih topik. Mencari topik penelitian bertujuan agar proses penelitian menjadi lebih fokus dan terarah pada masalah yang sesuai dengan topik yang dipilih. Pemilihan topik harus benar-benar diperhatikan agar layak dijadikan penelitian dan bukan hasil duplikasi dari penelitian orang lain. Untuk itu, bisa menggunakan cara di bawah ini:
Menurut Kuntowijoyo [1995], pemilihan topik perlu didasarkan pada pendekatan emosional dan juga intelektual. Kuntowijoyo mengatakan bahwa ada empat macam kriteria yang perlu diperhatikan saat memilih topik, antara lain:
2. Heuristic [Mengumpulkan Sumber]Setelah menentukan topik, langkah berikutnya adalah heuristic. Heuristic adalah tahap-tahap untuk melakukan mencari, menemukan dan mengumpulkan berbagai sumber informasi berupa data atau lainnya yang relevan dengan topik. Hal itu dilakukan untuk mengetahui dengan jelas segala bentuk kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lampau. Secara etimologi, kata heuristic itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu heurishein yang artinya menemukan/memperoleh. Menurut G. J. Reiner [1997], Heuristic adalah sebuah teknik yang dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan sumber. Seorang peneliti harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup baik terhadap topik penelitian dan informasi mengenai peristiwa atau kejadian tertentu. Hal ini karena data atau sumber sejarah yang didapatkan dari dokumen-dokumen tersebut biasanya terdiri dari berbagai macam informasi di dalamnya. Seperti yang diketahui bahwa jejak-jejak sumber atau peristiwa sejarah tersebut sangat beragam dan sejarah pun terdiri dari banyak periode. Selain itu, banyak pula bidang-bidangnya seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, militer dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk mempermudah penelitian, perlu dilakukan upaya dalam penggolongan dan klasifikasi terhadap sumber atau jejak sejarah yang dikumpulkan. Untuk mengklasifikasikannya, kita bisa membagi sumber atau data tersebut ke dalam dua jenis seperti di bawah ini: a. Sumber Sejarah PrimerSumber sejarah primer merupakan suatu dokumen atau data-data asli yang valid dan biasanya dibuat pada saat peristiwa tersebut terjadi. Dengan kata lain dibuat oleh tangan pertama atau yang pertama kali membuat sumber suatu peristiwa atau kejadian bersejarah. b. Sumber Sejarah SekunderSumber yang kedua adalah sumber sekunder yang dibuat dengan mengacu pada data-data sumber yang pertama yaitu sumber primer. Sumber primer biasanya dibuat saat peristiwa sedang terjadi atau tidak lama setelahnya dan memiliki tingkat kebenaran yang tinggi. Sedangkan sumber sekunder dibuat oleh tangan kedua dan jauh setelah kejadian tersebut berlangsung sehingga kebenarannya perlu diteliti lagi. Sumber sekunder ini contohnya seperti skripsi, buku, tesis dan lain sebagainya. Ada lagi yang dinamakan sumber lisan yang saksi mata atas kejadian atau peristiwa tertentu. Sumber lisan dari orang yang tidak melihat langsung atau tidak sezaman dengan peristiwa yang bersangkutan tidak layak disebut sumber lisan. Cara-cara yang bisa digunakan dalam metode heuristic adalah sebagai berikut:
Selain itu, ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan saat proses pengumpulan data [heuristic], antara lain:
3. Verifikasi atau Kritik SumberProses selanjutnya adalah melakukan verifikasi atau kritik terhadap sumber atau data yang diperoleh untuk menguji keaslian dan kebenarannya. Proses verifikasi atau kritik sumber itu sendiri terbagi menjadi dua macam, antara lain: a. Verifikasi EksternalVerifikasi eksternal dilakukan untuk melihat keaslian atau keabsahan dari sebuah sumber sejarah. Hal ini bisa diketahui dengan mencari tahu penulis, tanggal pembuatan, gaya bahasa dan penulisan, usia dan bahan kertas dan lainnya. b. Verifikasi InternalVerifikasi internal dilakukan untuk melihat kredibilitas isi atau konten yang ada pada sumber tersebut. Hal ini bisa diketahui dengan melihat isi/informasi dari sumber/penulis tersebut bisa dipercaya atau tidak dan lain sebagainya. Verifikasi atau kritik sumber tersebut dilakukan dengan langkah-langkah penelitian sejarah intrinsik terhadap sumber dan membandingkan dengan kesaksian yang ada. Langkah-langkah intrinsik tersebut antara lain:
Setelah dilakukan verifikasi atau kritik sumber akan dipilih beberapa sumber yang diakui kebenarannya dan dianggap sebagai fakta. Proses verifikasi menjadi sangat penting dilakukan dalam menentukan keaslian/keabsahan dan kredibilitas sumber sejarah agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan. Menurut Gilbert J. Garaghan [1957] adanya kekeliruan saksi ini dapat disebabkan karena dua hal, antara lain:
Kekeliruan ini bisa karena disengaja atau para saksi terbukti tidak jujur, tidak cermat ataupun tidak mampu memberikan penjelasan yang benar. 4. Interpretasi atau PenafsiranInterpretasi dilakukan untuk mendapatkan fakta yang logis dan sesuai dengan konteks peristiwa secara menyeluruh dan menjadi satu kesatuan yang harmonis. Interpretasi atau penafsiran tersebut harus dilakukan secara objektif, deskriptif dan selektif dengan penjelasan seperti berikut ini:
5. HistoriografiHistoriografi merupakan kegiatan merangkap dan menulis sejarah, sekaligus tahap paling akhir dalam langkah penelitian sejarah. Secara Etimologi, historiografi berasal dari kata historia yang berarti sejarah dan graphia yang artinya penulisan. Bentuk-bentuk historiografi adalah sebagai berikut:
Historiografi terdiri dari latar belakang, kronologi kejadian/peristiwa, analisis sebab akibat, uraian tentang hasil penelitian, dampak dan berakhir dengan kesimpulan. Historiografi terbagi menjadi dua macam, antara lain: a. Historiografi NaratifHistoriografi naratif yaitu penulisan sejarah yang bercerita tentang rekaman kejadian/peristiwa atau tindakan pelaku sejarah secara pribadi dalam kurun waktu tertentu. b. Historiografi StructuralistHistoriografi structuralist yaitu penulisan sejarah yang bercerita tentang perubahan di masyarakat yang terjadi karena suatu kejadian atau peristiwa. Historiografi ini biasanya disebut juga dengan sejarah sosial. Untuk menulis sejarah harus memiliki kecakapan dan kemahiran tertentu agar dapat memberikan pemahaman baru yang bermakna kepada pembaca. Penulisan atau historiografi juga harus ditulis menggunakan bahasa yang informatif dan komunikatif agar bisa dimengerti dan dipahami oleh pembaca. Ada beberapa hal utama yang harus diperhatikan saat melakukan proses historiografi, antara lain:
Penulisan Sejarah Berdasarkan Ruang dan WaktuHasil penelitian berupa penulisan sejarah terbagi menjadi tiga bentuk berdasarkan ruang dan waktunya, antara lain: 1. Penulisan Sejarah TradisionalPenulisan sejarah dalam bentuk tradisional ini lebih ditekankan pada penggunaan atau sebagai bahan pengajaran agama. Kebanyakan karya penulisan sejarah tradisional ini kuat dalam hal genealogi, namun tidak kuat dalam hal kronologi dan juga detail geografis. Biasanya bercirikan dengan adanya kingship [konsep tentang raja], pertimbangan kosmologi dan antropologi lebih diutamakan daripada keterangan sebab akibat. 2. Penulisan Sejarah KolonialBerbeda dengan bentuk penulisan sejarah tradisional, bentuk kolonial lebih mengarah atau memiliki ciri-ciri eropa sentris atau Nederland o sentris. Penulisannya lebih ditekannya pada aspek politik dan ekonomi, serta bersifat institusional. 3. Penulisan Sejarah NasionalYang ketiga yaitu bentuk penulisan sejarah nasional yang ditulis dengan menggunakan metode penelitian ilmiah secara terampil. Hal ini dilakukan untuk tujuan atau kepentingan nasionalisme. Kesimpulan yang bisa diambil bahwa setiap peristiwa sejarah harus dilakukan penelitian terlebih dahulu agar informasinya valid dan dapat dipercaya. Langkah penelitian sejarah bisa dilakukan dengan lima cara yaitu mencari dan memilih topik, mengumpulkan sumber [heuristic], verifikasi/kritik, interpretasi/penafsiran dan Historiografi. ARTIKEL LAINNYA
|