Sebaik baik kalian adalah yang belajar al quran dan mengajarkannya

Apa itu Al-Lail? Surah Al-Lail adalah surah ke-92 dalam Alquran. Surah ini terdiri atas 21 ayat, termasuk golongan surah Makkiyah, diturunkan sesudah Surah Al-A’la. Surat ini dinamai Al Lail , ...

Apa itu Mahar? Mahar atau mas kawin adalah harta yang diberikan oleh pihak mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan pada saat pernikahan. Istilah yang sama pula digunakan sebaliknya bila pemberi...

Apa itu Surga Firdaus? Berikut ini nama-nama surga, tingkatan, dan para kandidat penghuninya: 1. Surga Firdaus, diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta`ala dari emas. Kandidat penghuninya dijelaskan pa...

Siapa itu Al-Baidhawi? Al-Imam al-Qadhi al-Mufassir Nashiruddin Abu Sa`id Abu al-Khair Abdullah bin Abi al-Qasim Umar bin Muhammad bin Abi al-Hasan Ali al-Baidlawi asy-Syirazi asy-Syafi`i lahir di al...

Siapa itu Fayruz al-Daylami? Fayruz al-Daylami adalah Sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Biografi Fayruz al-Daylami memiliki keturunan Arab-Persia, ibunya adalah seorang Arab d...

Apa itu Fatir? Surah Fatir adalah surah ke-35 dalam Alquran. Surah ini tergolong surah Makkiyah yang terdiri atas 45 ayat. Fathir artinya Pencipta diambil dari ayat pertama surah ini. Fathir menerang...


Surabayanetwork.id - Dalam hadits Rasulullah bersabda,” Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur'an dan mengajarkannya.”( HR. Bukhari)

Penjelasan dalam hadits ini Rasulullah menyebutkan ada 2 amalan yang dapat mengantarkan seorang muslim, bisa menjadi yang terbaik diantara saudara-saudaranya sesama muslim yaitu belajar Al Qur’an dan mengajarkan Al Qur’an kepada orang lain.

Mengapa Rasulullah mengatakan demikian? Mengapa muslim terbaik itu dinilai dari mengamalkan dua amalan belajar dan mengajarkan Al Qur’an? Tentu karena status Al Quran itu sendiri di dalam agama Islam yaitu Al Qur’an adalah firman Allah.

Baca Juga: Info Vaksinasi Surabaya 13 Januari 2022, Cek Jenis Vaksin, Lokasi, dan Syaratnya.

Suatu ketika Sofyan Sauri ditanya “Manakah yang lebih engkau cintai orang yang berperang dijalan Allah atau yang membaca Al Quran?” Ia menjawab,” Orang yang membaca Al Qur'an.” Karena Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,” Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain.”

Hal tersebut diatas tentang penjelasan hadits Rasulullah, sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Qur'an dan mengajarkannya, diunggah dari Youtube khazanah Islam 8 Agustus 2017.

Maka belajar dan mengajarkan Al Qur’an ini, layak mengantarkan pelakunya untuk menjadi manusia yang terbaik, juga tak lepas dari keistimewaan yang luar biasa dari membaca Al Qur’an. Orang yang mahir membaca Al Qur'an kelak di akhirat akan mendapat surga, bersama-sama dengan Rasul-Rasul yang mulia.

Ada hadits riwayat Muslim,” Kelak di hari kiamat, Al Qur’an akan menjadi syafaat bagi pembacanya.” Bahkan dampak positif dari membaca Al Qur’an tidak hanya dinikmati oleh pembacanya saja tetapi dapat dirasakan oleh kedua orang tuanya.

Rasulullah bersabda,”Barang siapa membaca Al Qur’an dan mengamalkan isinya. Allah akan memakaikan kepada kedua orang tuanya di hari kiamat sebuah mahkota yang sinarnya lebih bagus dari pada sinar matahari di kampung dunia.” (HR. Abu Dawud)


Page 2

Rasulullah bersabda,”Barang siapa membaca satu huruf dari Al Qur’an maka akan mendapatkan satu kebaikan dari bacaan itu.Lalu satu kebaikan itu dilipatkan menjadi 10 kebaikan.”(HR.Tirmidzi).

Baca Juga: Mengambil Hikmah dari Luqman, Pesan Luqman Kepada Anaknya, Disebutkan Khusus Dalam Surah di Al Quran

Orang yang mengajarkan Al Qur’an kepada orang lain pahalanya menjadi berlipat-lipat. Ketika dia mengajar tentu juga membaca. Dari membacanya sendiri dia mendapat pahala, dan dari mengajarnya juga mendapatkan pahala yang sama, dengan yang didapat dari murid-muridnya saat membaca Al Qur’an.


Dalam sebuah hadits disebutkan,”Orang yang menunjukkan kebaikan akan mendapat pahala yang sama dengan orang yang melakukan kebaikan itu.” Sebagai ilustrasi seorang yang mengajarkan Al Qur’an kepada murid-muridnya, maka akan mendapatkan 10 kebaikan dari setiap huruf yang dibacanya. Jika jumlah huruf dalam Al Qur’an adalah 320.015 sebagaimana yang disebutkan Ibnu Katsir, maka ia akan mendapatkan 3.200.150 pahala setiap kali mengkhatamkan Al Qur’an, lalu jika muridnya membaca Al Quran sesuai yang diajarkannya maka ia akan mendapatkan pahala 3.200.150 setiap kali muridnya mengkhatamkan Al Qur'an. Itu bila muridnya 1, jika 5 dikalikan 5, jika 10 dikalikan 10 dan seterusnya, sungguh pahala yang berlipat-lipat yang akan didapat oleh orang yang mengajarkan Al Qur’an.


Maka pantas saja jika Rasulullah menyebutkan,” Orang yang belajar dan mengajarkan Al Qur’an merupakan sebaik-baik seorang muslim.”


Banyak orang yang menganjurkan untuk tidak menghitung-hitung pahala. Padahal justru kita seharusnya menghitung-hitung pahala, sebab di akhirat nanti baik dan buruk kita akan dihitung dengan sistem penghitungan yang teramat sangat teliti. Pada hari itu disebut dengan yaumul hisab***


Page 3


Surabayanetwork.id - Dalam hadits Rasulullah bersabda,” Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur'an dan mengajarkannya.”( HR. Bukhari)

Penjelasan dalam hadits ini Rasulullah menyebutkan ada 2 amalan yang dapat mengantarkan seorang muslim, bisa menjadi yang terbaik diantara saudara-saudaranya sesama muslim yaitu belajar Al Qur’an dan mengajarkan Al Qur’an kepada orang lain.

Mengapa Rasulullah mengatakan demikian? Mengapa muslim terbaik itu dinilai dari mengamalkan dua amalan belajar dan mengajarkan Al Qur’an? Tentu karena status Al Quran itu sendiri di dalam agama Islam yaitu Al Qur’an adalah firman Allah.

Baca Juga: Info Vaksinasi Surabaya 13 Januari 2022, Cek Jenis Vaksin, Lokasi, dan Syaratnya.

Suatu ketika Sofyan Sauri ditanya “Manakah yang lebih engkau cintai orang yang berperang dijalan Allah atau yang membaca Al Quran?” Ia menjawab,” Orang yang membaca Al Qur'an.” Karena Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,” Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain.”

Hal tersebut diatas tentang penjelasan hadits Rasulullah, sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Qur'an dan mengajarkannya, diunggah dari Youtube khazanah Islam 8 Agustus 2017.

Maka belajar dan mengajarkan Al Qur’an ini, layak mengantarkan pelakunya untuk menjadi manusia yang terbaik, juga tak lepas dari keistimewaan yang luar biasa dari membaca Al Qur’an. Orang yang mahir membaca Al Qur'an kelak di akhirat akan mendapat surga, bersama-sama dengan Rasul-Rasul yang mulia.

Ada hadits riwayat Muslim,” Kelak di hari kiamat, Al Qur’an akan menjadi syafaat bagi pembacanya.” Bahkan dampak positif dari membaca Al Qur’an tidak hanya dinikmati oleh pembacanya saja tetapi dapat dirasakan oleh kedua orang tuanya.

Rasulullah bersabda,”Barang siapa membaca Al Qur’an dan mengamalkan isinya. Allah akan memakaikan kepada kedua orang tuanya di hari kiamat sebuah mahkota yang sinarnya lebih bagus dari pada sinar matahari di kampung dunia.” (HR. Abu Dawud)

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mengerjakan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”.

(Faathir:29-30).

Dalam kitab Shahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”

Masih dalam hadits riwayat Al-Bukhari dari Utsman bin Affan, tetapi dalam redaksi yang agak berbeda, disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .

“Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”

Dalam dua hadits di atas, terdapat dua amalan yang dapat membuat seorang muslim menjadi yang terbaik di antara saudara-saudaranya sesama muslim lainnya, yaitu belajar Al-Qur`an dan mengajarkan Al-Qur`an.  Tentu, baik belajar ataupun mengajar yang dapat membuat seseorang menjadi yang terbaik di sini, tidak bisa lepas dari keutamaan Al-Qur`an itu sendiri.  Al-Qur`an adalah kalam Allah, firman-firman-Nya yang diturunkan kepada Nabi-Nya melalui perantara Malaikat Jibril Alaihissalam. Al-Qur`an adalah sumber pertama dan acuan utama dalam ajaran Islam.  Karena keutamaan yang tinggi inilah, yang membuat Abu Abdirrahman As-Sulami –salah seorang yang meriwayatkan hadits ini– rela belajar dan mengajarkan Al-Qur`an sejak zaman Utsman bin Affan hingga masa Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi.

Hadis ini menunjukkan akan keutamaan membaca Alquran. Suatu ketika Sufyan Tsauri ditanya, manakah yang engkau cintai orang yang berperang atau yang membaca Alquran? Ia berkata, membaca Alquran, karena Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain”. Imam Abu Abdurrahman As-Sulami tetap mengajarkan Alquran selama empat puluh tahun di mesjid agung Kufah disebabkan karena ia telah mendengar hadis ini. Setiap kali ia meriwayatkan hadis ini, selalu berkata: “Inilah yang mendudukkan aku di kursi ini”.

Al Hafiz Ibnu Katsir dalam kitabnya Fadhail Quran halaman 126-127 berkata: [Maksud dari sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkan kepada orang lain” adalah, bahwa ini sifat-sifat orang-orang mukmin yang mengikuti dan meneladani para rasul. Mereka telah menyempurnakan diri sendiri dan menyempurnakan orang lain. Hal itu merupakan gabungan antara manfaat yang terbatas untuk diri mereka dan yang menular kepada orang lain.

DariAbdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda kepadaku: Bacakan Alquran kepadaku. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, aku harus membacakan Alquran kepada baginda, sedangkan kepada bagidalah Alquran diturunkan? Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku senang bila mendengarkan dari orang selainku. Kemudian aku membaca surat An-Nisa’. Ketika sampai pada ayat yang berbunyi: {Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (umatmu).} Aku angkat kepalaku atau secara mendadak ada seseorang berada di sampingku. Dan ketika aku angkat kepalaku, aku melihat beliau mencucurkan air mata. Sahih Muslim No: 1332

Imam Nawawi berkata [Ada beberapa hal yang dapat dipetik dari hadis ini, di antaranya: sunat hukumnya mendengarkan bacaan Alquran, merenungi, dan menangis ketika mendengarnya, dan sunat hukumnya seseorang meminta kepada orang lain untuk membaca Al Quran agar dia mendengarkannya, dan cara ini lebih mantap untuk memahami dan mentadabburi Al Quran, dibandingkan dengan membaca sendiri].

“Orang yang membaca Al-Qur’an sedangkan dia mahir melakukannya, kelak mendapat tempat di dalam Syurga bersama-sama dengan rasul-rasul yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an, tetapi dia tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan nampak agak berat lidahnya (belum lancar), dia akan mendapat dua pahala.” (Riwayat Bukhari & Muslim)

“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah Utrujjah yang baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma yang tidak berbau sedang rasanya enak dan manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an adalah seperti raihanah yang baunya harum sedang rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti hanzhalah yang tidak berbau sedang rasanya pahit.” (Riwayat Bukhari & Muslim)

“Sesunggunya Allah swt mengangkat derajat beberapa golongan manusia dengan kalam ini dan merendahkan derajat golongan lainnya.” (Riwayat Bukhari & Muslim)

“Bacalah Al-Qur’an karena dia akan datang pada hari Kiamat sebagai juru syafaat bagi pembacanya.” (Riwayat Muslim)

“Tidak bisa iri hati, kecuali kepada dua seperti orang: yaitu orang lelaki yang diberi Allah swt pengetahuan tentang Al-Qur’an dan diamalkannya sepanjang malam dan siang; dan orang lelaki yang dianugerahi Allah swt harta, kemudian dia menafkahkannya sepanjang malam dan siang.” (Riwayat Bukhari & Muslim)

Rasulullah saw bersabda, Allah berfirman: “Barangsiapa disibukkan dengan mengkaji Al-Qur’an dan menyebut nama-Ku, sehingga tidak sempat meminta kepada-KU, maka Aku berikan kepadanya sebaik-baik pemberian yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta. Dan keutamaan kalam Allah atas perkataan lainnya adalah seperti, keutamaan Allah atas makhluk-Nya. (Riwayat Tirmidzi)

“Sesungguhnya orang yang tidak terdapat dalam rongga badannya sesuatu dari Al-Qur’an adalah seperti rumah yang roboh.” (Riwayat Tirmidzi)

“Dikatakan kepada pembaca Al-Qur’an, bacalah dan naiklah serta bacalah dengan tartil seperti engkau membacanya di dunia karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca.” (Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’I)

“Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, Allah memakaikan pada kedua orang tuanya di hari kiamat suatu mahkota yang sinarnya lebih bagus dari pada sinar matahari di rumah-rumah di dunia. Maka bagaimana tanggapanmu terhadap orang yang mengamalkan ini.” (Riwayat Abu Dawud)

Abdul Humaidi Al-Hamani, berkata: “Aku bertanya kepada Sufyan Ath-Thauri, manakah yang lebih engkau sukai, orang yang berperang atau orang yang membaca Al-Qur’an?” Sufyan menjawab: “Membaca Al-Qur’an. Karena Nabi saw bersabda. ‘Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Maksud dari belajar Al-Qur`an di sini, yaitu mempelajari cara membaca Al-Qur`an. Bukan mempelajari tafsir Al-Qur`an, asbabun nuzulnya, nasikh mansukhnya, balaghahnya, atau ilmu-ilmu lain dalam ulumul Qur`an. Meskipun ilmu-ilmu Al-Qur`an ini juga penting dipelajari, namun hadits ini menyebutkan bahwa mempelajari Al-Qur`an adalah lebih utama. Mempelajari Al-Qur`an adalah belajar membaca Al-Qur`an dengan disertai hukum tajwidnya, agar dapat membaca Al-Qur`an secara tartil dan benar seperti ketika Al-Qur`an diturunkan. Karena Allah dan Rasul-Nya sangat menyukai seorang muslim yang pandai membaca Al-Qur`an. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ . (متفق عليه)

“Orang yang pandai membaca Al-Qur`an, dia bersama para malaikat yang mulia dan patuh. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`an dengan terbata-bata dan berat melafalkannya, maka dia mendapat dua pahala.” (Muttafaq Alaih)

Dan dalam Al-Qur`an disebutkan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk membaca Al-Qur`an dengan tartil,

ورتل القرءان ترتيلا . (المزمل : (4)

“Dan bacalah Al-Qur`an dengan setartil-tartilnya.” (Al-Muzzammil: 4)

Adapun maksud dari mengajarkan Al-Qur`an, yaitu mengajari orang lain cara membaca Al-Qur`an yang benar berdasarkan hukum tajwid. Sekiranya mengajarkan ilmu-ilmu lain secara umum atau menyampaikan sebagian ilmu yang dimiliki kepada orang lain adalah perbuatan mulia dan mendapatkan pahala dari Allah, tentu mengajarkan Al-Qur`an lebih utama. Bahkan ketika Sufyan Ats-Tsauri ditanya, mana yang lebih utama antara berjihad di jalan Allah dan mengajarkan Al-Qur`an, dia mengatakan bahwa mengajarkan Al-Qur`an lebih utama. Ats-Tsauri mendasarkan pendapatnya pada hadits ini.

Namun demikian, meskipun orang yang belajar Al-Qur`an adalah sebaik-baik orang muslim dan mengajarkan Al-Qur`an kepada orang lain juga sebaik-baik orang muslim, tentu akan lebih baik dan utama lagi jika orang tersebut menggabungkan keduanya. Maksudnya, orang tersebut belajar cara membaca Al-Qur`an sekaligus mengajarkan kepada orang lain apa yang telah dipelajarinya. Dan, dari hadits ini juga dapat dipahami, bahwa orang yang mengajar Al-Qur`an harus mengalami fase belajar terlebih dahulu. Dia harus sudah pernah belajar membaca Al-Qur`an sebelumnya. Sebab, orang yang belum pernah belajar membaca Al-Qur`an, tetapi dia berani mengajarkan Al-Qur`an kepada orang lain, maka apa yang diajarkannya akan banyak kesalahannya. Karena dia mengajarkan sesuatu yang tidak dia kuasai ilmunya. (Mutiara Alhikmah/lkgtpqsoloraya.com)