Satu satunya negara di kawasan asia tenggara yang belum pernah di jajah oleh bangsa lain adalah

Satu satunya negara di kawasan asia tenggara yang belum pernah di jajah oleh bangsa lain adalah

Satu satunya negara di kawasan asia tenggara yang belum pernah di jajah oleh bangsa lain adalah
Lihat Foto

PEXELS

Wat Arun di Bangkok, Thailand.

KOMPAS.com - Thailand adalah satu-satunya negara anggota ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) yang tidak pernah dijajah.

ASEAN beranggotakan 10 negara di Asia Tenggara yang hampir semuanya pernah dijajah oleh bangsa Barat, seperti Inggris, Belanda, dan Portugis.

Akan tetapi, Thailand memiliki cerita berbeda. Negara yang dulunya bernama Siam itu tidak pernah dijajah di sepanjang sejarahnaya.

Lantas, mengapa Thailand tidak pernah dijajah oleh bangsa lain?

Faktor kekayaan alam menjadi salah satu alasan Thailand tidak pernah dijajah oleh bangsa lain.

Thailand memang tidak memiliki tanah yang subur atau sumber daya alam melimpah seperti halnya negara-negara lain di Asia Tenggara.

Hal itu membuat bangsa asing tidak tertarik untuk menjajah Thailand.

Baca juga: Masjid Jawa, Peninggalan Mertua KH Ahmad Dahlan di Thailand

Namun, selain faktor sumber daya alam, ada beberapa alasan lain mengapa Thailand tidak pernah dijajah.

Berikut ini beberapa alasan Thailand tidak pernah dijajah:

Kerajaan Siam mengadopsi modernisasi Eropa

Thailand dikenal dengan nama Siam hingga tahun 1939. Dalam sejarahnya, Kerajaan Siam tidak pernah ditaklukkan oleh bangsa lain.

Salah satu alasannya adalah karena Kerajaan Siam cukup terbuka dengan budaya Barat.

Saat kerajaan lain di Asia Tenggara mulai ditaklukkan oleh negara-negara Barat, Kerajaan Siam justru telah mengadopsi teknologi dan kebiasaan orang-orang Eropa.

Kerajaan Siam memilih melakukan modernisasi supaya bangsa Barat tidak mengira penduduk Thailand terbelakang dan bisa dijajah.

Berbagai langkah modernisasi pun dilakukan, mulai dari menanamkan pendidian gaya Eropa hingga mengajarkan bahasa Inggris kepada seluruh keluarga kerajaan.

Pada masa pemerintahan Raja Mongkut, sekolah-sekolah di Kerajaan Siam juga telah diminta memasukkan mata pelajaran geografi dan astonomi modern.

Langkah itu diambil supaya para murid dapat mengenal negara Barat sebelum orang-orang asing datang ke Siam.

Kala itu, Raja Siam mempekerjakan misionaris Kristen untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada keluarga kerajaan.

Bukan hanya itu, Raja Siam juga menyewa tentara bayaran dari negara Eropa untuk melatih pasukan Kerajaan Siam.

Saat Raja Rama V atau Chulalongkorn memimpin pada abad ke-19, Kerajaan Siam terus mempertahankan cara-cara modernisasi ala Eropa untuk mencegah negara mereka dijajah.

Kala itu, Raja Chulalongkorn bahkan mengubah sistem politik Thailand dengan mengadopsi sistem politik Eropa.

Ia juga mengadakan proyek pembuatan peta Kerajaan Siam agar tidak terjadi konflik perbatasan atau adanya saling klaim tanah.

Selain soal politik dan pendidikan, Kerajaan Siam juga meniru gaya busana orang-orang Eropa agar terlihat lebih modern.

Baca juga: Mengapa Timor Leste Tidak Termasuk ASEAN?

Raja Chulalongkorn pun memerintahkan seluruh rakyat Kerajaan Siam untuk memakai sepatu modern supaya mereka terlihat setara dengan orang Eropa.

Modernisasi Kerajaan Siam juga terjadi pada bidang arsitektur. Pemerintah Siam bahkan mempekerjakan arsitek-arsitek Eropa untuk membangun berbagai gedung dan benteng bergaya Barat.

Dengan segala upaya modernisasi itu, Kerajaan Siam kemudian dikenal sebagai negara yang terbuka dan maju.

Inilah yang kemudian menjadi alasan Thailand tidak pernah dijajah.

Thailand menerapkan sistem pemerintahan Mandala

Selain soal modernisasi, sistem pemerintahan Mandala yang diterapkan Kerajaan Siam juga menjadi penyebab Thailand tidak pernah dijajah.

Sitem pemerintahan Mandala membuat Raja Chulolangkorn bisa membangun kekuatan tentara lokal di wilayah-wilayah yang berada di luar jangkauannya.

Meski tentara Kerajaan Siam itu tidak sekuat pasukan Eropa, setidaknya raja memiliki lebih banyak kekuatan untuk mengendalikan pemimpin-pemimpin lokal.

Penguasa-penguasa lokal di Siam pun digulingkan dan diluci kekuasaannya. Setelah itu, seluruh pemerintahan Kerajaan Siam dipusatkan di Bangkok.

Dengan demikian, Bangsa Barat tidak bisa dengan mudah menghasut pemimpin-pemimpin lokal untuk memberontak kepada Kerajaan Siam.

Seperti diketahui, politik memecah belah bangsa kerap diterapkan negara-negara Barat untuk menjajah.

Adanya Perjanjian Browing

Pada 1854, Kerajaan Siam membuat kesepakatan dengan Gubernur Hong Kong, John Browing, untuk menghapus monopoli pajak perdagangan luar negeri.

Kesepakatan itu dikenal dengan nama Perjanjian Browing.

Perjanjian itu memang merugikan Siam dan lebih menguntungkan Inggris yang kala itu menguasai Hong Kong.

Namun, Raja Rama V tetap memilih mematuhi perjanjian itu demi menghindari penjajahan di tanah mereka.

Di sisi lain, Perjanjian Browing juga membuat Kerajaan Siam terintegrasi dengan sistem ekonomi dunia karena dihapuskannya pajak dan beas impor.

Dengan begitu, Siam menjadi pasar penjualan barang-barang industri dan investasi negara-negara Barat. Mereka pun bisa mengekspor hasil bumi, seperti timah, beras, dan kayu jati.

Baca juga: 5 Negara yang Menandatangani Deklarasi Berdirinya ASEAN

Buffer State Inggris dan Perancis

Letak geografis juga menjadi alasan Thailand tidak pernah dijajah oleh bangsa Eropa.

Kerajaan Siam disebut sebagai buffer state atau negara pemisah/penyangga atas daerah-daerah jajahan Inggris dan Perancis.

Hal itu disebabkan karena Kerajaan Siam berada di tengah wilayah Myanmar-Malaysia yang dijajah Inggris dan Vietnam-Laos-Kamboja yang kala itu dikuasai Inggris.

Perancis sempat menyarankan Siam dibagi dua dengan Inggris. Namun, melalui sebuah jalan diplomasi, wilayah Siam pun diputuskan menjadi buffer state atau pemisah kekuasaan Perancis dan Inggris.

Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa jalan diplomasi dan modernisasi menjadi alasan Thailand menjadi satu-satunya negara ASEAN yang tidak pernah dijajah.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Serafica Gischa | Editor: Nibras Nada Nailufar)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkini 10 Agustus 2019 21:34:01 WIB ADMINISTRATOR dibaca 5119 kali

Satu satunya negara di kawasan asia tenggara yang belum pernah di jajah oleh bangsa lain adalah

Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang biasa disingkat menjadi MEA secara singkatnya bisa diartikan sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang artinya semua negara-negara yang berada dikawasan Asia Tenggara (ASEAN) menerapkan sistem perdagangan bebas. Indonesia dan seluruh negara-negara ASEAN lainnya (9 negara lainnya) telah menyepakati perjanjian MEA tersebut atau yang dalam bahasa Inggrisnya adalah ASEAN Economy Community (AEC).

Tahun 2016 adalah tahun di mana kebijakan MEA mulai diterapkan oleh pemerintah negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia yang menjadi bagian dalam MEA. Artinya, tenaga kerja asing akan berseliweran di negara ini. Begitu pula sebaliknya, pekerja Indonesia pun akan tersebar di beberapa negara ASEAN.

Namun, istilah MEA di Indonesia sendiri masih terdengar asing untuk sebagian besar masyarakat, baik pada kalangan menengah atas atau menengah ke bawah. Tidak terlalu banyak yang tahu dengan pasti, apakah yang dimaksud dengan MEA?

MEA adalah sebuah pasar tunggal yang disetujui oleh negara-negara di ASEAN pada dekade lalu. MEA sendiri adalah singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dalam istilah asing, MEA disebut sebagai ASEAN Economics Community.

MEA dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Tiongkok dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan bagi penduduk di negara-negara ASEAN.

Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya. Oleh karena itu, MEA secara langsung akan memengaruhi kualitas tenaga ahli di Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, Indonesia harus menyiapkan diri untuk bersaing dengan arus tenaga ahli asing.

Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menyatakan, saat ini pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan kesiapan dan kompetensi pekerja lokal dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengatakan dalam pelaksanaan pasar tunggal ASEAN, kesiapan tenaga kerja memang menjadi perhatian penting. Kerja sama antara dunia usaha, pekerja, serta pemerintah harus terus dikompakkan untuk meningkatkan daya saing pekerja Indonesia.

“Kita sudah persiapkan kompetensi kita, artinya kita harus optimis menyambut MEA. Keunggulan kita dengan negara lain cukup banyak. Kita mesti optimalkan,” tandas Menaker Hanif.

Inilah Profile 10 Negara Anggota ASEAN

1. Indonesia

Indonesia merupakan salah satu dari lima negara pemrakarsa ASEAN, negara ini memiliki luas daratan hampir dua juta kilometer persegi dengan jumlah penduduk seperempat milyar orang. Indonesia merupakan negara di ASEAN yang masuk kedalam G20 dengan PDB perkapitanya hampir 5 ribu dollar AS. Negara yang berdiri pada 17 Agustus ini memiliki lagu kebangsaan Indonesia Raya.

2. Malaysia

Negara yang berada disebelah utara negara Indonesia ini juga merupakan salah satu pemrakarsa berdirinya ASEAN.  Malaysia beribukota di Kuala Lumpur dengan luas wilayah 1/3 juta kilometer persegi dan jumlah penduduk lebih dari 30 juta jiwa. Negara yang merdeka pada 31 Agustus 1957 ini mayoritas berbahasa melayu dan mata uang yang resmi dipergunakan di Malaysia adalah Ringgit.

3. Thailand

Salah satu negara yang mendirikan ASEAN adalah Thailand yang saat itu diwakili oleh Thanat Khoman. Negara yang beribukota di Kota Bangkok ini memiliki luas negara setengah juta kilometer persegi dan jumlah penduduk lebih dari 67 juta jiwa. Keunikan dari Thailand adalah merupakan satu-satunya negara yang berada dikawasan Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara manapun.


4. Filipina

Filipina merupakan salah satu negara pendiri ASEAN yang saat ini diwakili oleh Narciso Ramos. Negara kepulauan yang berada diutara Indonesia ini beribukota di Kota Bangkok dengan luas wilayahnya 300 ribu kilometer persegi dan jumlah penduduk lebih dari 100 juta jiwa. Pada umumnya bahasa yang digunakan disana adalah Tagalog dan Inggris, sedangkan mata uang resminya adalah Peso.

5. Singapura

Negara kecil namun kaya ini juga merupakan negara pendiri ASEAN yang saat itu dideklarasikan pada 8 Agustus 1967. Luas negaranya tidak lebih dari 700 kilometer persegi tetapi jumlah penduduknya tergolong padat yaitu lebih dari 5,5 juta jiwa. Negara yang merdeka pada tanggal 9 Agustus 1965 ini memiliki bahasa mayoritas inggris, tamil, mandarin, melayu sedangkan mata uangnya adalah Dollar Singapura.

6. Brunei Darussalam

Brunei Darussalam merupakan negara pertama (diluar pemrakarsa) yang menjadi anggota ASEAN setelah berdirinya pada tahun 1967. Negara yang beribukota di Bandar Sri Begawan ini memiliki luas wilayah tidak lebih dari 6 ribu kilometer persegi dan jumlah penduduk kurang dari 500 ribu jiwa. Negara ini merdeka pada 1 Januari 1984 dengan bahasa resmi melayu dan mata uang Dollar Brunei.

7. Vietnam

Vietnam juga merupakan salah satu negara ASEAN, negara tersebut masuk ASEAN pada tanggal 28 Juli 1995. Negara yang beribukota di Hanoi ini memiliki luas wilayah 1/3 juta jiwa dengan jumlah penduduk lebih dari 93 juta jiwa. Negara yang merdeka pada tanggal 2 September 1945 dari negara Perancis ini memiliki bahasa resminya sendiri yaitu Bahasa Vietnam dan mata uangnya adalah Dong.

8. Laos

Laos merupakan negara dikawasan Asia Tenggara yang masuk kedalam keanggotaan ASEAN pada 23 Juli 1997. Negara yang beribukota di Kota Vientiene ini memiliki luas wilayah kurang lebih 230 ribu kilometer persegi dan jumlah penduduk lebih dari 6,8 juta jiwa. Negara yang merdeka dari tangan Prancis pada 19 Juli 1949 ini berbahasa resmi Lao dan mata uang resminya adalah Kip Laos.

9. Myanmar

Sama seperti negara Laos, negara Myanmar juga masuk menjadi anggota ASEAN pada tanggal yang sama yaitu 23 Juli 1997. Negara yang saat ini beribukota di Naypyidaw ini memiliki luas wilayah kurang lebih 2/3 juta jiwa dan jumlah penduduk hampir 60 juta jiwa. Negara yang merdeka pada 4 Januari 1948 dari Inggris ini berbahasa resmi Myanmar dan memiliki mata uang Kyat Myanmar.

10. Kamboja

Kamboja merupakan negara dikawasan Asia Tenggara yang resmi manjadi anggota ASEAN pada tanggal 30 April 1999. Negara yang beribukota di Phnom Phen ini memiliki luas wilayah hampir 1/5 juta kilometer persegi dan jumlah penduduk lebih dari 15 juta jiwa. Negara yang merdeka pada tanggal 9 November 1953 ini memiliki bahasa resmi Khmer dan mata uangnya adalah Riel Kamboja.