Salbutamol sulfate 2 mg obat apa

1️⃣ Diskon 10% transaksi pertama untuk pembelian obat & vitamin minimal Rp200.000 (maksimal diskon Rp50.000)

2️⃣ Dapatkan kupon diskon 10% untuk pembelian selanjutnya (maksimal 3 kali penggunaan)

Baca syarat dan ketentuannya di sini

Namun, jika Anda mengalami gejala-gejala reaksi alergi seperti di bawah, segera hentikan penggunaan obat ini dan hubungi dokter Anda:

  • pembengkakan pada wajah, bibir, tenggorokan, atau lidah
  • muncul ruam atau kemerahan
  • gatal-gatal
  • kesulitan bernapas
  • tekanan darah rendah
  • kesadaran menurun (reaksi alergi parah atau anafilaktik)

Beritahu dokter Anda jika Anda menyadari efek berikut atau jika ada yang tidak terdaftar:

  • Peningkatan asam laktat pada tubuh: napas cepat, merasa sakit, perut nyeri
  • Kalium darah rendah: otot kejang atau lemah, detak jantung tidak teratur
  • Bertambahnya zat asam pada tubuh (ketoasidosis), yang dapat terjadi pada pengidap diabetes
  • Lainnya: sakit kepala, kadar gula dalam darah meningkat, gemetaran (biasanya pada tangan), perasaan tegang, pembuluh darah melebar yang dapat menyebabkan meningkatnya fungsi jantung dan detak jantung, detak jantung tidak beraturan, otot kejang

Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah kepada dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan Perhatian Obat Salbutamol

Apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan Salbutamol?

Jangan gunakan tablet salbutamol dan beritahu dokter Anda jika:

  • Alergi (hipersensitif) terhadap salbutamol atau bahan lainnya yang terkandung dalam tablet
  • rentan keguguran selama enam bulan pertama masa kehamilan
  • menggunakan beta-blocker seperti propranolol.

Periksa dengan dokter Anda atau apoteker sebelum menggunakan obat ini jika Anda memiliki kondisi-kondisi kesehatan berikut:

Hipertiroid

Obat bronkodilator seperti salbutamol dapat meningkatkan aktivitas kelenjar tiroid, sehingga berpotensi memicu terjadinya tirotoksikosis. Maka itu, penderita asma yang juga mengidap masalah kelenjar tiroid atau hipertiroid perlu pengawasan lebih lanjut selama pemakaian obat ini.

Diabetes

Dalam kebanyakan kasus, terjadi peningkatan kadar gula darah selama menggunakan salbutamol. Kondisi ini tentu dapat membahayakan pasien pengidap diabetes. Penggunaan obat ini pada pasien diabetes harus diawasi lebih lanjut karena adanya potensi terjadinya ketoasidosis (bertambahnya asam di dalam tubuh).

Riwayat penyakit jantung

Walaupun tidak diketahui secara pasti seberapa sering ini terjadi, beberapa orang terkadang mengalami nyeri pada dada (disebabkan oleh masalah jantung seperti angina). Bicarakan dengan dokter/bidan jika ada terkena gejala ini selama melakukan pengobatan dengan obat ini, tetapi jangan hentikan penggunaan obat kecuali bila disarankan.

Jika Anda harus menggunakan inhaler salbutamol lebih dari 4 kali dalam 24 jam, itu mungkin berarti kondisi kesehatan Anda mengalami penurunan dan Anda memerlukan pengobatan lebih intensif.

Selain itu, penggunaan salbutamol yang terlalu sering justru meningkatkan risiko terjadinya efek samping, seperti peningkatan detak jantung, gelisah, tubuh gemetar, serta sakit kepala.

Segera periksakan diri ke dokter apabila Anda:

  • menggunakan inhaler salbutamol lebih dari 4 kali dalam 24 jam
  • lebih dari 2 hari dalam 1 minggu
  • menggunakan inhaler di tengah malam, setidaknya 1 minggu sekali

Apakah Salbutamol aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan salbutamol pada ibu hamil atau menyusui. Namun, salbutamol berpotensi terserap ke dalam air susu ibu yang menyusui dan terminum oleh bayi.

Oleh karena itu, selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.

Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C (mungkin berisiko) menurut US Food and Drugs Administration (FDA).

Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA :

  • A= Tidak berisiko,
  • B=Tidak berisiko pada beberapa penelitian,
  • C=Mungkin berisiko,
  • D=Ada bukti positif dari risiko,
  • X=Kontraindikasi,
  • N=Tidak diketahui

Interaksi Obat Salbutamol

Obat-obatan apa yang mungkin berinteraksi dengan Salbutamol?

Walaupun beberapa obat tidak boleh digunakan secara bersamaan, pada kasus lain dua obat berbeda mungkin dapat digunakan secara bersamaan bahkan jika interaksi mungkin terjadi. Dalam kasus ini, dokter Anda mungkin akan mengubah dosis, atau tindakan pencegahan lain mungkin akan diperlukan. Beritahu dokter jika Anda sedang menggunakan resep lain atau obat nonresep, khususnya:

Obat hipertensi

Obat-obatan untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi, seperti diuretik, guanethidine, atau methyldopa, berpotensi meningkatkan risiko terjadinya pendarahan jika berinteraksi dengan salbutamol.

Obat antidiabetes

Obat-obatan diabetes yang berinteraksi dengan salbutamol juga berisiko meningkatkan kadar gula darah pada pengidap diabetes. Oleh karena itu, pengobatan dengan salbutamol dan obat diabetes secara bersamaan perlu penyesuaian lebih lanjut.

Selain itu, terdapat pula obat-obatan lain yang dapat memicu terjadinya interaksi dengan salbutamol:

  • monoamine oxidase inhibitors (MAOI), seperti tranylcypromine (untuk depresi)
  • tricyclic antidepressants, seperti amitriptyline (untuk depresi)
  • beta-blocker, seperti propranolol
  • obat kortikosteroid
  • theophylline (untuk masalah pernapasan)
  • Obat bius hirup (beri tahu dokter Anda jika Anda akan menjalani operasi)
  • digoxin (untuk masalah jantung)
  • xanthinesseperti theophylline, aminophylline (untuk asma)

Apakah makanan atau alkohol dapat berinteraksi dengan Salbutamol?

Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat makan makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi. Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan interaksi terjadi.

Diskusikan penggunaan obat Anda dengan makanan, alkohol, atau tembakau dengan penyedia layanan kesehatan Anda.

Kondisi kesehatan apa yang dapat berinteraksi dengan Salbutamol?

Adanya masalah kesehatan lain di tubuh Anda dapat mempengaruhi penggunaan salbutamol.

Beritahukan dokter bila Anda memiliki masalah kesehatan lain

Overdosis Salbutamol

Apa yang harus saya lakukan pada keadaan gawat darurat atau overdosis?

Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat (112) atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.

Tanda-tanda overdosis termasuk mual, muntah-muntah, pusing, hilang keseimbangan, mati rasa dan kesemutan, atau kejang-kejang.

Apa yang harus saya lakukan bila melewatkan satu dosis?

Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun, bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis.

Apakah salbutamol bisa untuk obat batuk?

Salbutamol digunakan untuk meredakan gejala asma dan gangguan pernapasan lainnya, seperti bronkitis dan chronic obstructive pulmonary disease. Obat ini digunakan untuk mengatasi keluhan yang terjadi, seperti batuk, sesak napas, mengi, hingga sesak dada.

Kapan harus minum salbutamol?

Salbutamol (aerosol) yang dihirup melalui inhaler Untuk mengatasi sesak napas akibat bronkospasme akut, misalnya serangan asma, dosisnya adalah 1–2 kali hirup, tiap 4–6 jam sekali. Untuk mencegah sesak napas yang dipicu olahraga, dosisnya adalah 1–2 kali hirup, digunakan 10–15 menit sebelum olahraga.

Salbutamol sulfate obat untuk penyakit apa?

Salbutamol adalah obat albuterol yang berfungsi melemaskan otot saluran pernapasan. Obat ini termasuk dalam bronkodilator, yang ditujukan untuk melegakan saluran pernapasan. Salbutamol tersedia dalam bentuk tablet dan inhaler.

Salbutamol sulfate 2 mg untuk usia berapa?

Cara Konsumsi dan Dosis SALBUTAMOL 2 MG KF TAB hanya dapat dikonsumsi sesuai dengan resep dokter. Berikut dosis dan cara konsumsi SALBUTAMOL 2 MG KF TAB: Dewasa: 3 – 4 kali sehari 1 – 2 tablet. Anak-anak berusia 6 – 12 tahun: 3 kali sehari 1 tablet.