Perilaku apa saja yang diperlukan agar terbentuknya integrasi nasional?

Perilaku apa saja yang diperlukan agar terbentuknya integrasi nasional?
bendera Indonesia. fimela.com

JABAR | 26 Oktober 2021 15:35 Reporter : Andre Kurniawan

Merdeka.com - Indonesia merupakan negeri yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Bahasa, budaya, perilaku, hingga gaya hidup masyarakatnya cukup beragam. Untuk menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat ini dibutuhkan adanya integrasi nasional.

Integrasi berasal dari Bahasa Inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Jika mengacu pada Kamus Besar Bangsa Indonesia (KBBI), kata integrasi mempunyai arti pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Sedangkan arti dari kata nasional berarti bangsa.

Sedangkan secara antropologi, integrasi nasional memiliki arti proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu kesatuan fungsi di dalam kehidupan masyarakat.

Integrasi nasional menjadi usaha dan proses untuk mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di suatu negara agar terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Apalagi, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar, baik dari keberagaman yang dimilikinya ataupun wilayahnya.

Namun dalam prosesnya, usaha integrasi nasional tidak selalu berjalan lancar. Meski masyarakat Indonesia juga memiliki faktor pembentuknya, faktor penghambat integrasi nasional di Indonesia juga cukup banyak.

Dilansir dari Liputan6.com, berikut kami sampaikan apa saja faktor penghambat integrasi nasional dan faktor pembentuknya.

2 dari 3 halaman

Faktor penghambat integrasi nasional yang pertama adalah karena masyarakat Indonesia yang beraneka ragam. Kita tahu bahwa masyarakat yang tinggal di Indonesia terdiri dari berbagai macam kelompok suku, agama, ras, dan golongan lainnya.

Tercatat, Indonesia memiliki ribuan suku bangsa. Selain menjadi kekayaan negeri yang jarang dimiliki negara lain, faktor ini juga dapat menjadi penghambat integrasi nasional karena adanya perbedaan yang mencolok antar masyarakat.

Wilayah yang Luas

Faktor penghambat integrasi nasional yang kedua yaitu karena wilayah di Indonesia yang luas. Negara Indonesia terdiri dari ribuan pulau-pulau, baik yang besar mau pun yang kecil. Hal ini membuat negara Indonesia memiliki wilayah yang begitu luas, dan bisa menjadi faktor yang dapat menghambat integrasi nasional.

Paham Etnosentrisme yang Kuat

Faktor penghambat integrasi nasional yang ketiga yakni adanya paham etnosentrisme yang kuat. Etnosentrisme adalah fanatisme suku bangsa di mana masyarakatnya mempersepsikan kebudayaan yang mereka miliki lebih baik dari kebudayaan lainnya.

Hal ini tentu tak menguntungkan karena tiap suku di Indonesia dapat menganggap bahwa budaya yang mereka miliki lebih baik dari budaya suku lain. Kondisi tersebut bisa menjadi ancaman integrasi nasional.

Pembangunan yang Tidak Merata

Faktor penghambat integrasi nasional yang keempat adalah pembangunan yang tidak merata. Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa negara Indonesia memiliki wilayah yang luas yang terdiri dari ribuan pulau-pulau. Hal ini membuat pembangunan jadi tidak merata, sehingga dapat menjadi penghambat integrasi nasional.

Contohnya, di pulau Jawa dan Indonesia bagian barat cenderung lebih maju dari segi pembangunan jika dibandingkan wilayah Indonesia timur. Bahkan, karena adanya pembangunan yang tidak merata ini membuat timbulnya rasa tidak puas pada beberapa masyarakat.

Tergerusnya Budaya Asli

Faktor penghambat integrasi nasional yang terakhir yaitu tergerusnya budaya asli. Mulai tergerusnya budaya asli di Indonesia juga bisa menghambat integrasi nasional. Nilai-nilai budaya bangsa yang melemah dapat terjadi ketika kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Masuk melewati kontak langsung maupun tidak langsung.

3 dari 3 halaman

Salah satu faktor yang membentuk integrasi nasional paling utama adalah munculnya perasaan senasib dan seperjuangan. Contoh munculnya rasa senasib dan seperjuangan ini bisa kita lihat ketika masa penjajahan dulu, di mana warga Indonesia bersatu demi mencapai kata merdeka. Keinginan tersebut karena dilandasi sebuah tujuan yang sama, dan tidak memedulikan suku, agama, ras, serta golongan apa pun.

Rasa Cinta Tanah Air

Faktor pembentuk integrasi nasional lainnya bisa karena adanya rasa cinta tanah air di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Faktor ini dapat kita lihat ketika dalam masa perjuangan untuk merebut, menegakkan, serta mengisi kemerdekaan Republik Indonesia hingga masa kini.

Budaya Gotong Royong

Budaya gotong royong juga dapat menjadi faktor untuk membentuk integrasi nasional di masyarakat. Budaya gotong royong sendiri adalah ciri khas kepribadian bangsa Indonesia yang secara turun temurun tetap dijaga dan dipertahankan hingga saat ini.

Antisipasi Ancaman Asing

Ancaman asing menjadi salah satu pemicu terbentuknya integrasi nasional. Hal ini membuat masyarakat menuju pada satu tujuan yaitu untuk mengantisipasi adanya ancaman asing. Ada berbagai bentuk ancaman dari pihak asing tersebut, seperti upaya pengambilan wilayah atau pulau paling dari Indonesia.

Keinginan untuk Bersatu

Satu di antara banyak peristiwa yang menunjukkan sebuah keinginan masyarakat Indonesia untuk bersatu adalah Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Seluruh rakyat Indonesia ingin bersatu di dalam semangat perjuangan yang sama, tentunya sesuai cita-cita nasional.

Wujud Ideologi Nasional

Faktor pembentuk integrasi nasional juga karena ingin mewujudkan ideologi nasional yang sudah disepakati bersama. Melalui ideologi Pancasila, Indonesia memiliki banyak perbedaan serta keragaman agar dapat tetap bersatu. Ini karena nilai-nilai Pancasila yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara.

(mdk/ank)

Negara Indonesia dengan keberagaman suku dan budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke menjadikan masyarakatnya yang heterogen. Untuk menyatukan perbedaan-perbedaan itu, maka dibutuhkan Integrasi Nasional.

Integrasi nasional adalah yang bersatunya sebuah bangsa yang telah menempati wilayah tertentu dalam suatu negara yang berdaulat. Secara umum integrasi nasional dengan mencerminkan susunan proses persatuan dari kumpulan individu dari berbagai wilayah berbeda dan mempunyai perbedaan.

Berdasarkan dari beberapa pakar ahli integrasi nasional ini terbagi menjadi beberapa definisi, sebagai berikut.

1. Menurut J. Soedjati Djiwandono

Integrasi nasional ialah cara bagaimana sebuah kelestarian dalam persatuan nasional di dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak di dalam menentukan nasib sendiri.

2. Menurut Arfani

Integrasi Nasional ialah pembentukan suatu identitas nasional dan dengan penyatuan berbagai kelompok sosial dari budaya ke dalam sebuah kesatuan wilayah.

3. Menurut Saafroedin Bahar

Integrasi Nasional adalah bentuk upaya menyatukan semua unsur suatu bangsa dengan pihak pemerintah dan juga wilayahnya.

Advertising

Advertising

Integrasi nasiona yaitu bentuk penyatuan bagian yang masih terpisah dari masyarakat dengan menjadi kesatuan/keseluruhan yang lebih utuh dan memadukan semua masyarakat kecil yang berjumlah banyak untuk menjadi satu kesatuan dari bangsa.

5. Menurut KBBI

Integrasi Nasional adalah bentuk penyatuan dari berbagai kelompok budaya dan juga sosial pada kesatuan wilayah dan juga pembentukan sebuah identitas secara nasional.

Baca Juga

Bentuk pengaplikasian Integrasi Nasional dapat diwujudkan dalam kehidpan sehari-hari. Berikut contoh integrasi nasional di ligkungan sekolah dan di masyarakat.

1. Seragam

Seragam di sekolah menadakan persamaan semua anak yang bersekolah. tanpa membedakan kedudukan orang tua, ekonomi, suku, ras, dan agamanya di sekolah mereka memakai seragam. Yang membedakan mereka umumnya hanya bagian wajah dan kepala. Kulit, wajah, dan bentuk rambut, serta memakai jilbab jika muslim. Semua itu menandakan integrasi nasional di sekolah. Semua unsur yang ada disatupadukan untuk mencapai tujuan bersama.

Tidak hanya siswa, sekolah menyeragamkan pakaian guru sampai kepala sekolah. Hal ini juga merupakan bagian dari integrasi nasional.

2. Pelaksanaan Gotong Royong

Mayarakat Indonesia terkenal sebagai masyarakat yang mempunyai nilai kemanusiaan sangat tinggi. Gotong royong dalam masyarakat meningalkan banyak perbedaan di belakang untuk mencapai tujuan bersama. Dengan bergotong royong, semua permasalahan yang ada menjadi lebih ringan. Berat sama dijinjing ringan sama dipikul, demikian istilah yang sering kita dengar dan baca.

Pelaksanaan gotong royong semakin memudar dalam masyarakat kota. Tinggal segelintir orang yang melaksanakannya. Masih banyak ditemui pada masyarakat desa, di mana segala sesuatu masih dinilai dengan keikhlasan dan ketulusan, bukan berdasarkan materi.

3. Saling Menghargai

Saling menghargai dan menghormati adalah wujud lain dari integrasi nasional. Dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia hal ini sangat penting. saling menghormati dan menghargai antara sesama yang berbeda suku, berbeda budaya, berbeda adat-istiadat, berbeda ras, dan berbeda agama. Sikap ini akan menghantarkan masyarakat ke dalam hidup rukun dan damai.

Baca Juga

Tiap daerah Indonesia mempunyai perbedaan budaya dan adat istiadat. Proses menuju integrasi nasional dari sisi budaya adalah dengan adanya akulturasi dan asimilasi budaya. Jadi, setiap budaya yang berdampingan berusaha menyatu dan menyesuaikan diri. Tidak jarang, akulturasi dan asimilasi budaya membentuk kebudayaan nasional yang berkembang lebih bagus dengan tidak mengesampingkan kebudayaan daerah.

Akulturasi dan asimilasi budaya yang paling terkenal terjadi adalah ketika transmigran dari Pulau Jawa ditempatkan di Lampung. Dua kebudayaan berbeda menyatu di wilayah yang sama. Pada awalnya, sifat kesukuan dan perbedaan membuat seringnya terjadi bentrokan antar kedua suku. Namun, kemudian seiring dengan berjalannya waktu, orang Lampung dan transmigran Jawa dapat hidup berdampingan dengan damai.

5. Menaati UU

Peraturan dibuat untuk kepentingan bersama. Agar hak seseorang tidak berbenturan dengan hak orang lain. Alhasil dengan menaati peraturan, integrasi nasional juga akan terwujud. Contohnya menaati peraturan lalu lintas: jika individu tidak saling menaatinya, maka jalan akan kacau. Perpecahan dapat terjadi dengan mudah karena pejalan kaki dan setiap kendaraan bermotor saling bersinggungan.

6. Toleransi Umat Beragama

Indonesia mempunyai 6 agama yang diakui sebagai agama resmi negara. Di sini hak asasi manusia sangat dilindungi. Kebebasan menjalankan agama dan beribadah sesuai kepercayaan masing-masing berkembang dnegan baik. Bandingkan dengan negara lain yang hanya memiliki keraganam ras, masysrakat Indonesia dengan keragaman ras dan agama mempunyai rasa toleransi yang besar.

Contoh sikap toleransi antar umat beragama ini membawa integrasi nasional yang cukup berhasil selama puluhan tahun merdeka. Tetap diingat bahwa toleransi bukan berarti setiap pemeluk agama harus mengikuti kegiatan keagamaan yang berbeda. Toleransi berarti tidak mengganggu ibadah dan kegiatan agama lain.

7. Upacara Bendera

Contoh Identitas nasional salah satunya adalah bendera. Upacara bendera yang diadakan setiap hari Senin di sekolah dan pada hari-hari perayaan tertentu, seperti Hari Kemerdekaan, Hari Sumpah Pemuda, dan sebagainya, menjadi bagian dari integrasi nasional. Di saat ini, siswa ditanamkan sikap cinta tanah air dan sikap rela berkorban melalui pengibaran bendera merah putih dan mehyanyikan lagu kebangsaan dan lagu-lagu nasional.

Dalam upacara bendera juga siswa berlatih disiplin dalam menaati peraturan, menaati guru, dan memakai seragam yang menjadi bagian dari taat peraturan.