Perhatikan qs al Maun 107 5 berikut ini pada ayat tersebut terdapat hukum bacaan mim mati yaitu

Perhatikan qs al Maun 107 5 berikut ini pada ayat tersebut terdapat hukum bacaan mim mati yaitu
Muslim dianjurkan rutin membaca Alquran. Agar bisa lancar dan benar membaca Alquran, Muslim perlu mengetahui hukum bacaannya. (Foto: AFP)

Kastolani Senin, 15 Februari 2021 - 17:40:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Hukum bacaan mim mati merupakan salah satu hukum dalam ilmu tajwid tentang cara membaca Alquran yang baik dan benar. Mim mati adalah huruf mim yang tidak memiliki tanda baris atau harakat (مْ). Mim mati terjadi apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah.

Dalam ilmu tajwid, hukum mim mati terbagi menjadi 3 yaitu: izhar syafawi, ikhfa’ syafawi, dan idgham mutammasilain. 

BACA JUGA:
Hukum Bacaan Qalqalah Lengkap dengan Contoh dan Pengertiannya

1. Izhar Syafawi

Izhar Syafawi yaitu bagian dari ilmu tajwid yang terjadi ketika huruf hijaiyah Mim Sukun ( مْ ) ketemu dengan seluruh huruf hijaiyah, selain huruf hijaiyah Mim dan huruf hijaiyah Ba.

Izhar berarti terang [jelas] atau tak berdengung. Syafawi berarti bibir; sebab huruf hijaiyah Mim makhrajul hurufnya yaitu bertemunya bibir di bagian bawah dan bibir di bagian atas.

Dalam istilah yang ada di dalam ilmu tajwid, Izzhar Syafawi yaitu melafalkan huruf-huruf hijiayah yang ketemu dengan huruf Mim Sukun dengan terang dan jelas, dan ini tidak disertai dengan berdengung [ghunnah]. Dan dalam  Idzhar Syafawi bisa terjadi dalam satu kalimat [kata], ataupun di luar kalimat [kata] yang terpisah.

BACA JUGA:
Hukum Bacaan Mad Wajib Muttasil dan Pengertiannya

Contoh Izhar Syafawi

هُمْ نَائِمُوْنَ = hum naaaaaimuuna

BACA JUGA:
Hukum Bacaan Ikhfa Syafawi dan Contohnya

قُلْ نَعَمْ وَاَنْتُمْ = qul na‘am wa antum

2. Ikhfa Syafawi

Ikhfa Syafawi yaitu suatu hukum tajwid yang terjadi ketika ada huruf hijaiyah Mim Sukun ( مْ ) ketemu dengan huruf hijaiyah Ba ( ب ) .

Ikhfa’ berarti menyembunyikan atau menyamarkan. Syafawi berarti bibir

Disebut dengan Ikhfa Syafawi sebab makhraj dari huruf hijaiyah Mim dan huruf hijaiyah Ba adalah pertemuan antara bibir bawah dan bibir atas.

Hukum Ikhfa Syafawi ini sangat berbeda dengan hukum Idgham Bighunnah, Iqlab, atau Ghunnah Musyaddadah di huruf hijaiyah Mim – di dalam Al-Quran Al Karim – khusus untuk hukum Ikhfa Syafawi ini tak diberikan tanda tasydid ataupun tanda yang lain, sama halnya seperti pada hukum Ikhfa Haqiqi.  Akan tetapi, pada hukum Ikhfa Syafawi ini tetaplah wajib dibaca dengan dengung sekitar 2 – 3 harakat atau 1 1/2 alif, sebab bila hukum Ikhfa Syafawi ini tidak didengungkan, maka hukumnya akan berubah jadi hukum Izhar.

Cara membaca dari hukum Ikhfa Syafawi yaitu dengan membaca lebih dulu HURUF HIJIAYAH sebelum mim sukun, setelah itu masuk ke dalam huruf Mim Sukun dengan cara mengeluarkan irama dengungnya hukum dari ikhfa Syafawi [yaitu dengan cara menahan huruf hijaiyah mim secara samar-samar]; “immng.. / ummmng.. / ammmng… ” sehingga ketika akan ketemu dengan huruf hijaiyah ب maka bibir atas dan bibir bawah dalam posisi yang tertutup.

اِنَهُمْ بِدَالِكَ = innahummng bidzaalika

تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ = tarmiihimmmng bihijaarotin

3. Idgham Mitslain atau Idgham Mimi

Idgham Mitslain atau Idgham Mimi merupakan hukum tajwid yang terjadi khusus untuk huruf hijaiyah Mim Sukun ( مْ ) ketemu dengan huruf hijaiyah Mim yang mempunyai harakat [ مَ  مِ , مُ ]. Disebut dengan Mitslain sebab terjadinya sebiaj pertemuan dua huruf hijaiyah yang makhraj dan juga sifatnya adalah sama persis [identik], tetapi khusus bagi huruf hijaiyah Mim Sukun yang ketemu huruf Mim yang mempunyai harakat.  

Selain dari huruf hijaiyah Mim tersebut di atas, maka hukum yang berlaku bagi pertemuan 2 [dua] huruf yang sama yaitu huruf sukun dan huruf berharakat yaitu Hukum Mad Tamkin dan Hukum Idgham Mutamasilain.

Dinamai dengan Idgham sebab cara untuk membacanya yaitu dengan cara meleburkan [menggabungkan] satu huruf hijaiyah ke dalam huruf hijaiyah sesudahnya, atau istlah lainnya adalah dengan di-tasydid-kan.

Hukum dari Idgham Mitslain adalah dibaca dengan mendengung [makhraj huruf hijaiyah mim-nya jelas dan mengalun] kurang lebih sekitar 2 – 3 harakat [1 Alif hingga 1 1/2 alif]

Di dalam Al-Quran Al Kariim ayat yang mengandung hukum Idgham Mitslain telah ada tanda tasydidnya. Tasydid Idgham Mitslain merupakan Tasydid Hukum, yaitu sebuah tanda tasydid yang ada dan diberikan sebab terjadinya suatu hukum peleburan atau pertemuan.

Contoh Idgham Mitslain atau Idgham Mimi

لَهُمْ مَايَتَقُوْنَ = lahummmmaa yattaquuna

هُمْ مَااِنْفَقُوْا = hummmmaa infaquu

Dengan mengetahui hukum bacaan mim mati diharapkan Muslim bisa membaca Alquran dengan baik dan tartil. Lebih dari itu, bisa menyelami makna yang terkandung di dalamnya.

Hukum Belajar Ilmu Tajwid

Belajar membaca Alquran merupakan suatu kewajiban bagi Muslim. 

Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Khairukum man ta’allamal Qur’aana wa ‘allamahu (HR Bukhari).

Artinya: Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.

Para ulama berpendapat bahwa hukum bagi mempelajari ilmu tajwid itu adalah fardu kifayah. Maksudnya jika di antara Muslim sudah ada yang mempelajari teori dan istilah di dalam ilmu tajwid,  kewajiban tersebut menjadi gugur untuk orang yang lain. 

Meski demikian, bukan berarti Muslim abai mempelajari ilmu Tajwid. Sebab, untuk bisa membaca Alquran dengan baik dan benar serta tartil harus mengetahui tajwidnya.

Allah SWT berfirman:

اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ

Artinya: Atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Surat Al Muzzamil: 4)

Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut di atas adalah bacalah Alquran dengan tartil (perlahan-lahan) karena sesungguhnya bacaan seperti ini membantu untuk memahami dan merenungkan makna yang dibaca, dan memang demikianlah bacaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW Sehingga Siti Aisyah radhiallahu 'anha mengatakan bahwa Nabi SAW bila membaca Alquran yaitu perlahan-lahan sehingga bacaan beliau terasa paling Iama dibandingkan dengan orang Lain. 

Wallahu A'lam.


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : Ilmu tajwid Hukum Bacaan Mim Mati alquran

Perhatikan qs al Maun 107 5 berikut ini pada ayat tersebut terdapat hukum bacaan mim mati yaitu
​ ​

Tajwid Surat Al-Maun Lengkap . Assalmualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah kita bisa berjumpa lagi untuk kembali mempelajari ilmu Al-qura’an. Semoga kita selalu mendapatkan rahmat dari ALLOH SWT. Dan yang akan kita bahas adalah mengenai analisis tajwid surat al-maun lengkap dengan penjelasanya.

Saat pembelajaran ini dibuat dunia sedang geger dengan pandemic virus corona yang sampai saat ini belum selesai juga. Mudah-mudahan dengan kita mempelajari ilmu al-quran ALLOH selalu menjauhkan kita dari segala bahaya dan penyakit, Amin.

Hukum Tajwid Surat Al-Maun Lengkap Dengan Penjelasan

Perhatikan qs al Maun 107 5 berikut ini pada ayat tersebut terdapat hukum bacaan mim mati yaitu

AYAT 1

  1. أَرَأَيْتَ : Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf ya mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas.
  2. بِالدِّينِ : Mad arid lisukun, karena ada waqaf yang sebelumnya ada huruf mad thabi’i. Cara membacanya boleh panjang 4 harakat atau lebih dan juga boleh dua harakat.

AYAT 2

  1. عُّ الْيَتِيمَ : Al qomariah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf YA.  Cara membacanya harus terang dan jelas.
  2. الْيَتِيمَ : Mad arid lisukun, karena ada waqaf yang sebelumnya ada huruf mad thabi’i. Cara membacanya boleh panjang 4 harakat atau lebih dan juga boleh dua harakat.

AYAT 3

  1. مِ الْمِسْكِينِ : Al qomariah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf MIM.  Cara membacanya harus terang dan jelas.
  2. الْمِسْكِينِ : Mad arid lisukun, karena ada waqaf yang sebelumnya ada huruf mad thabi’i. Cara membacanya boleh panjang 4 harakat atau lebih dan juga boleh dua harakat.

AYAT 4

  1. فَوَيْلٌ : Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf ya mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas.
  2. لِّلْمُصَلِّينَ : Mad arid lisukun, karena ada waqaf yang sebelumnya ada huruf mad thabi’i. Cara membacanya boleh panjang 4 harakat atau lebih dan juga boleh dua harakat.

AYAT 5

  1. هُمْ عَن : Idhar safawi, Idhar safawi, karena ada huruf mim mati/sukun bertemu dengan huruf AIN. Cara membacanya terang di bibir dengan mulut tertutup.
  2. عَن صَلَا : Ikhfa haqiqi, karena ada dhommah tain bertemu dengan hurud SYOT. Cara membacanya samar-samar membentuk huruf SYOT.
  3. تِهِمْ سَا : Idhar safawi, Idhar safawi, karena ada huruf mim mati/sukun bertemu dengan huruf SIN. Cara membacanya terang di bibir dengan mulut tertutup.
  4. سَاهُونَ : Mad arid lisukun, karena ada waqaf yang sebelumnya ada huruf mad thabi’i. Cara membacanya boleh panjang 4 harakat atau lebih dan juga boleh dua harakat.

AYAT 6

  1. هُمْ يُرَ : Idhar safawi, Idhar safawi, karena ada huruf mim mati/sukun bertemu dengan huruf YA. Cara membacanya terang di bibir dengan mulut tertutup.
  2. يُرَاءُونَ : Mad wajib, karena ada huruf mad thabi’i bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kalimat. Cara membacanya panjang 5 harakat.
  3. ءُونَ : Mad arid lisukun, karena ada waqaf yang sebelumnya ada huruf mad thabi’i. Cara membacanya boleh panjang 4 harakat atau lebih dan juga boleh dua harakat.

AYAT 7

  1. وَيَمْنَعُو : Idhar safawi, Idhar safawi, karena ada huruf mim mati/sukun bertemu dengan huruf NUN. Cara membacanya terang di bibir dengan mulut tertutup.
  2. الْمَا : Al qomariah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf MIM.  Cara membacanya harus terang dan jelas.
  3. الْمَاعُونَ : Mad arid lisukun, karena ada waqaf yang sebelumnya ada huruf mad thabi’i. Cara membacanya boleh panjang 4 harakat atau lebih dan juga boleh dua harakat.

Isi Kandungan Surat Al-Maun

Perhatikan qs al Maun 107 5 berikut ini pada ayat tersebut terdapat hukum bacaan mim mati yaitu

Artinya: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?(1) Itulah orang yang menghardik anak yatim, (2) dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. (3)Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (4)(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, (5)orang-orang yang berbuat riya, (6) dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (7)”

Pada ayat pertama ALLOH menjelaskan dengan pertanyaan mengenai ciri orang yang mendustakan agamanya. kemudian ALLOH menjelaskan ciri-ciri orang yang mendustakan agama di ayat 2 dan 3, yaitu orang yang mencaci anak yatim dan orang yang melarang memberi makan orang miskin.

Di ayat ke 4 dan 5 ALLOH mengancam kepada manusia yang melalaikan dalam salat. Ancamanya adalah akan dimasukan ke dalam neraka. Orang-orang yang sombong dan orang-orang yang tidak mau menolong sesama juga di ancam oleh ALLOH dengan dimasukan kedalam neraka.

Demikian pembahasan hukum tajwid surat al maun ayat 1 sampai 7. Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk pembelajaran kita dalam membaca al-quran.