Perbedaan antara seni rupa kontemporer dan seni rupa klasik yaitu


Perbedaan antara seni rupa kontemporer dan seni rupa klasik yaitu

dlluberzsloo @dlluberzsloo

September 2018 1 91 Report

Jelaskan dengan singkat perbedaan khas seni rupa zaman klasik dengan seni rupa zaman modern


Perbedaan antara seni rupa kontemporer dan seni rupa klasik yaitu

ansyaramirs Perbedaan seni rupa modern dengan seni rupa klasik yaitu seni rupa modern bersifat individualistis sedangkan seni rupa klasik tidak dan seni rupa klasik bukan termasuk dalam golongan seni rupa kontemporer.

18 votes Thanks 37

More Questions From This User See All


Perbedaan antara seni rupa kontemporer dan seni rupa klasik yaitu

dlluberzsloo September 2018 | 0 Replies

Mengapa cahaya matahari yang melalui prisma mengalami dispersi
Answer

Recommend Questions



riko567 May 2021 | 0 Replies

bagaimana hubungan antara tata rias dan tata busana


hana9270 May 2021 | 0 Replies

Mengapa batik disebut Seni Rupa 2 Dimensi


shivaardita70 May 2021 | 0 Replies

jenis dan bentuk produk pangan setengah jadi menjadi produk pangan siap dikonsumsi dki jakarta dari serealia


acho8984 May 2021 | 0 Replies

1.nada f dlm bentuk notasi balok terletak padaa.garis ke 1b.spasi 1c.garis ke 2d.spasi ke 22.istilah pitch controla.ketepatan jangkauan nadab.luas wilayah yg mampu di jangkau orgc.lamanya nada yg harus di bunyikand.warna suara yg di bea pada setiap org DAN KERJAKAN NO 49,50 PADA GAMBAR DI ATAS


Ismahaniel9993 May 2021 | 0 Replies

Dalam pemindahan/penyaduran karya drama dituntut persyaratan² yg harus dipenuhi ,kecuali..? A.latar budaya harus utuh B.karaterisasi dalam keseluruhan teks tdk boleh dirubah C.plot,cerita tdk boleh berubah D.karaterisasi hanya sebagian yg boleh dirubah E.persoalan² yg terdapat dalam teks asli kemungkinan terjadi pula dalam konteks budaya yg diadaptasi


Frzsabila1359 May 2021 | 0 Replies

Apa arti tangga nada slendro


adelaalmarif4319 May 2021 | 0 Replies

Apakah ini betul katun wol dan sutra adalahserat dan bahan alam


irfandigmailcom6002 May 2021 | 0 Replies

Sebutkan daera ygmengenal teknik batik tulis


Helenaprilia4445 May 2021 | 0 Replies

Sarana Untuk Mewujudkan Gagasan Suatu Karya Seni Di Namakan... A. Medium B.Gaya C. Tena D. Ekspresi E. Struktur seni


dimasdi7332 May 2021 | 0 Replies

Berkarya dalam seni musik,kecuali... A. adanya gagasan kreatif dalam berkarya musik B. terdapat unsur dasar musik C. mengaransemen lagu D. mengapresiasi karya musik E. pergelaran seni musik


Perbedaan antara seni rupa kontemporer dan seni rupa klasik yaitu

Seni rupa kontemporer dapat diartikan sebagai seni yang keberadaannya dipengaruhi oleh modernisasi. Seni rupa kontemporer merupakan seni rupa yang penciptaannya tidak terikat oleh aturan terdahulu tetapi mengikuti perkembangan zaman sekarang. Berdasarkan pernyataan tersebut seringkali seni rupa kontemporer disamaartikan dengan seni rupa modern. Padahal keduanya merupakan suatu hal yang berbeda. Jelas-jelas galeri seninya pun dibedakan, ada contemporary art gallery ada juga modern art gallery. Seni modern dan kontemporer dibedakan dari masa dimana seni tersebut berkembang. Kata modern pada seni rupa modern mewakili karya seni yang ada dan dibuat pada tahun 1860an hingga akhir 1960an. Sedangkan karya seni setelahnya baru disebut sebagai seni kontemporer. Berikut ini penjabaran ciri-ciri seni rupa modern dan seni rupa kontemporer.

Ciri seni rupa modern:

  • Konsep dari penciptaannya berbasis pada sebuah filosofi, tetapi jangkauan penggambarannya tetap tidak terbatas.
  • Tidak terjerat pada tradisi seni masa lalu.
  • Seni masih dikotak-kotakan, ada high art dan low art.
  • Cenderung menolak tema sosial dan kurang memperhatikan unsur budaya lokal.

Ciri seni rupa kontemporer:
  • Berkembang sesuai zaman, tidak terikat oleh aturan zaman dahulu.
  • Berbagai disiplin seni melebur menjadi satu tanpa ada sekat diantaranya. Tema dan media bebas, contohnya yaitu terdapat seni lukis, kriya, grafis, patung, tari, teater, musik, hingga aksi sosial dan politik.
  • Seni high art dan low art berbaur.
  • Tema sosial menjadi lumrah dan budaya lokal sering diangkat.

Biasanya terdapat gelaran seni dimana seni dipajang dalam galeri. Untuk dapat melihat seni rupa kontemporer anda bisa melihat contemporary art gallery, sedangkan untuk seni modern anda bisa melihat-lihat pada modern art gallery. Membedakan seni rupa modern dan seni rupa kontemporer adalah hal yang susah bagi orang awam karena unsur kebaruan di dalamnya. Agar dapat membedakannya kita bisa melihat penilaian yang disampaikan oleh para peseni, maupun kritikus seni. Oleh karena itu, adanya gallery khusus penting agar orang-orang diluar peseni pun dapat memahami dan menikmati seni. Salah satu contemporary art gallery yaitu Edwin’s Gallery, di dalamnya anda bisa melihat-lihat contoh dari seni kontemporer yang ada.

Seni rupa kontemporer adalah sosok yang selalu menjadi sorotan kontroversi masyarakat. Meskipun sederhananya seni kontemporer adalah seni masa kini yang tengah mengalami proses perkembangan, namun representasinya tidak sesederhana itu. Wujud dari ide dan wacananyalah yang selalu menimbulkan kontroversi.

Seni kontemporer tidak sesederhana seni klasik yang telah mapan dan berada pada puncak penciptaan tertinggi pada suatu masyarakat. Seni kontemporer itu radikal, sulit dipahami bahkan tidak sedikit publik yang dibuat gerah karenanya. Maka dari itu subjek ini sangat penting untuk dipahami agar kita dapat mengikutinya atau bahkan mematahkan idenya.

Pengertian Seni Rupa Kontemporer

Pengertian seni rupa kontemporer berarti seni rupa yang diciptakan terikat pada berbagai konteks ruang dan waktu yang menyelimuti seniman, audiens dan medannya. Istilah kontemporer sendiri berasal dari Bahasa Inggris “contemporary” yang berarti apa-apa atau mereka yang hidup pada masa yang bersamaan (D. Maryanto, 2000). Artinya Seni rupa kontemporer bersifat kekinian karena diciptakan di masa yang masih bersamaan dengan kita dan dunia seni secara umum.

Meskipun begitu istilah “seni rupa kontemporer” tidak dapat diterjemahkan begitu saja sebagai seni masa kini seperti yang dijelaskan di atas. Istilah seni rupa kontemporer di dunia masih menimbulkan perdebatan. Terutama karena tidak ada ciri khusus yang dominan dan dapat dirujuk untuk menunjuk pada suatu praktik atau bentuk seni yang baku. Hal itu sangat wajar karena bentuk seni rupa ini sendiri masih dalam tahap perkembangan, bahkan berkembang dengan kita baik sebagai seniman, kritikus maupun hanya sekedar penikmat.

Polemik Istilah Seni Rupa Kontemporer

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, seni kontemporer hingga saat ini masih menjadi perdebatan, tidak hanya dalam praktik wacana seni rupa saja, tapi juga di dunia seni secara umum, baik itu seni musik, tari, dsb. Secara garis besar, polemik yang hingga kini masih terjadi dapat dipilah menjadi dua perspektif utama, yakni sebagai berikut.

Pertama, secara leksikal istilah dari Bahasa Inggris “Contemporary” terikat dengan waktu, yaitu “masa kini” yang jelas mengandung masalah. Sebab masa lalu pun ketika masa kini belum muncul adalah masa kini (Sumartono, 2000, hlm. 23). Temporal sense masa kini atau semasa (dengan masyarakatnya) menimbulkan persoalan, sebab “semasa” dapat mengacu pada waktu yang fleksibel, misalnya sepanjang waktu yang dilalui oleh seniman atau beberapa tahun belakangan ini, atau satu dekade? (Irianto, 2000, hlm. 75).

Kedua, Ada yang memaknai bahwa istilah seni rupa kontemporer itu lebih dikatikan dengan eksistensi wujud karya seni yang representasinya berbeda dari prinsip-prinsip seni modern atau seni klasik yang telah mapan. Seperti yang disampaikan oleh Arthur Danto dalam bukunya The End of Art (1995, hlm. 10) sebagai berikut.

“Contemporary” in its most obvious sense means simply what is happening now: contemporary art would be the art produced by our contemporaries… But as the history of art has internally evolved, contemporary has come to mean an art produced within a certain structure of production never, I think, seen before in the entire history of art. So just as ‘modern’ has come to denote a style and even a period, and not just recent art, ‘contemporary art’ has come to designate something more than simply the art of present moment.

Pemaknaan istilah kontemporer yang terkait dengan persoalan representasinya ini pun cakupannya sangat luas. Pengertian yang beredar luas di masyarakat sendiri menganggap bahwa seni rupa kontemporer berarti seni rupa modern dan seni rupa alternatif. Misalnya seperti: Instalasi, happening art, performance art, video art dan video mapping yang berkembang di masa kini.

Sejarah Seni Rupa Kontemporer

Pemahaman mengenai seni rupa kontemporer juga bisa kita dapatkan dengan bercermin pada sejarah seni. Terutama, sejarah seni rupa kontemporer sendiri. Meskipun terhitung baru, tetapi kita sudah dapat melacak kemunculannya dari zaman modern.

Di Barat, wacana seni rupa kontemporer dimulai dengan menunjukkan pada berakhirnya era modernisme dalam seni rupa (modern art). Sebab-sebab terjadinya krisis itu di antaranya adalah penciptaan karya seni rupa yang menjadi terlalu mudah. Setiap gaya dari sebuah karya yang baru saja diciptakan seolah-olah telah ada sebelumnya.

Kritikus seni Harold Rosenberg menyebut fenomena tersebut dengan istilah de javu dalam Bahasa Perancis yang berarti “pernah dilihat” (Sumartono, 2000, hlm. 22). Maka berakhirlah periodisasi seni rupa modern yang sudah tidak relevan lagi dengan berbagai karya baru yang tercipta pada masa itu.

Berakhirnya era seni rupa modern memunculkan kebutuhan untuk terminologi baru. Munculah istilah post modernism (masa setelah modern) sebagai penggantinya. Kemudian istilah itu dipakai dalam praktik seni rupa di Barat yaitu karya seni yang berkecenderungan dengan masa postmodern (post modernisme).

Namun penggunaan istilah postmodern ternyata mengandung persoalan. Hal itu karena kompleksitas dan keragaman pengertian yang dibawanya. Pada akhirnya istilah yang lebih banyak digunakan adalah seni rupa kontemporer.

Seni rupa kontemporer dapat dikatakan sebagai wacana dalam praktik seni rupa di Barat yang praktiknya menunjuk kepada kecenderungan masa posmodern. Kecenderungan tersebut secara tidak langsung menyiratkan wacana dalam seni rupa yang anti modern. Hal itu disebabkan karena salah satu paradigma kemunculan posmodern adalah paradigma yang menolak modernisme.

Sifat-sifat modern yang ditolak diantaranya adalah semangat universalisme dalam budaya, kolektivitas, membelakangi tradisi, mengedepankan teknologi dan individualitas (I. M. Pirous, 2000). Serta penolakan terhadap budaya Barat yang selama itu masih dominan.

Dalam perjalanannya, sifat-sifat modern dianggap mengesampingkan berbagai produk kesenian non Barat yang dianggap lebih rendah dari seni modern karena bersifat tradisional. Sifat itulah yang ditentang oleh para seniman postmodern. Karena sifat-sifat modern dianggap tidak mengakui karya seni rupa tradisonal yang dihasilkan oleh suatu budaya komunal sebagai karya seni rupa yang sejajar dengan karya seni rupa modern.

Ciri dan Sifat Seni Rupa Kontemporer

Berikut adalah beberapa ciri seni rupa kontemporer yang dapat kita pastikan untuk sementara waktu ini.

  1. Tidak adanya sekat antara  berbagai disiplin seni dengan meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, kriya, teater, musik,dan sebagainya
  2. Sebaliknya Isu-isu yang diwacanakan adalah kesetaraan antara etnis dan gender, HAM, lingkungan hidup, nilai tradisi dan persatuan keberagaman yang lain
  3. Memiliki gairah moralistik yang brerkaitan dengan matra sosial dan politik sebagai tesis.
  4. Karena sifatnya yang masih radikal dan kontroversional, seni kontemporer cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan sebagai aktualitas berita dengan issue terkini dan fashionable
  5. Mengutamakan jenis media seni baru seperti instalasi, performance art, video dan sebagainya.
  6. Tidak mendiskriminasi dan menerima karya populer sebagai wujud seni

Ciri kontemporer dalam wacana seni rupa dikukuhkan dengan semangat pluralisme (keberagaman). Berorientasi bebas namun menghilangkan batasan-batasan kaku (konvensional) dalam dunia seni rupa. Dalam seni rupa kontemporer batasan medium dan dikotomi seni seperti “seni lukis”, “seni patung” dan “seni grafis” nyaris diabaikan.

Orientasi bebas dan medium yang tidak terbatas memunculkan karya-karya dengan media-media non konvensional. Hal itu menimbulkan perspektif baru tentang keindahan seni, serta lebih berani menggunakan konteks sosial, ekonomi serta politik (Sumartono, 2000).

Walaupun ada pemaknaan khusus dan ciri dalam wacana seni rupa kontemporer seperti telah disebutkan di atas, arti leksikal kontemporer yang menunjukkan konteks kekinian tidak dapat diabaikan. Berdasarkan konteks masa kini, seni rupa kontemporer dipandang sebagai karya seni yang ide dan pembahasannya dibentuk serta dipengaruhi sekaligus merefleksikan kondisi yang mewarnai keadaan zaman ini tempat “budaya global” menyeruak, yang menebarkan banyak pengaruh dan menjadi penyebab berbagai perubahan dan perkembangan (Sumartono, 2000).

Pada akhirnya seni rupa kontemporer adalah wacana yang masih dalam tahap perkembangan dan belum memiliki ciri atau ide yang dapat dibakukan.

Contoh Seni Rupa Kontemporer

Jika kita membedahnya berdasarkan jenis atau ragam (yang sebetulnya ditolak pula oleh seni kontemporer), maka kita dapat menemui beberapa media baru yang sering digunakan oleh para seniman kontemporer, meliputi :

  1. Seni Instalasi
  2. Happening Art
  3. Performance Art
  4. Video Art
  5. Video Mapping

Seni Instalasi

Seni Instalasi adalah karya seni rupa yang dibuat dengan menggabungkan berbagai media baik dua dimensi maupun tiga dimensi dan tidak terbatas pada pengelompokan jenis seni rupa (seni lukis, patung, dll) sehingga membentuk kesatuan baru.

Karya seni ini juga biasanya menawarkan interaktifitas bagi pengunjung pameran, misalnya pengunjung dapat menulis pendapatnya pada kanvas atau sesederhana pengunjung dapat menekan tombol untuk menggerakan sesuatu.

Interaktifitas tersebut menimbulkan dialog langsung, sehingga memberikan perspektif dan nilai lain yang selama ini kurang mendapatkan sorotan dari seni yang telah mapan sebelumnya (seni klasik).

Perbedaan antara seni rupa kontemporer dan seni rupa klasik yaitu
contoh seni kontemporer, seni instalasi “forest of numbers” oleh: emmanuelle moureaux. mymodernmet.com

Penejelasan lebih lengkap mengenai Seni Instalasi dapat diperoleh melalui link dibawah ini:

Baca juga: Seni Instalasi & Pengertian, Sejarah, Kategori (Lengkap)

Happening Art

Happening Art adalah persilangan antara pameran seni rupa dan pertunjukan teatrikal. Biasanya bentuk seni ini menghindari penggunaan unsur-unsur teater tradisional, seperti: alur cerita, karakter pemain dan adegan. Meskipun begitu tema dan naskah tetap dibuat pada karya ini, hanya saja lebih banyak terjadi monolog pada karya ini.

Performance Art

Banyak masyarakat bahkan kalangan seniman sendiri sering keliru membedakan antara Performance Art dan Happening Art. Performance art memang mirip dengan happenings art, yaitu gabungan seni pertunjukan dan seni rupa, tetapi penekanan representasinya tetap menjurus pada aspek visual. Performance Art tidak membutuhkan dialog atau monolog sama sekali.

Perbedaan antara seni rupa kontemporer dan seni rupa klasik yaitu
Contoh seni rupa kontemporer: Performances art: Freak on a leash. bridgetmoser.com

Video Art

Sebetulnya media seni ini tidak begitu baru, namun kemunculannya lebih banyak di ‘era masa kini’ yang mengacu pada tahun 1970-an – hingga sekarang (setidaknya hingga saat artikel ini ditulis). Intinya Video Art menampilkan gambar bergerak pada layar monitor.

Video Mapping

Video Mapping setidaknya menggabungkan dua jenis seni rupa yang salah satunya adalah Video Art yang disorotkan menggunakan proyektor pada jenis seni lainnya. Berbagai aspek visual pada video yang disorotkan disesuaikan (di mapping/dipetakan) dengan jenis seni lain seperti: arsitektur, instalasi bahkan ke seni tari dan pertunjukan. Pemetaan antara video dan jenis karya lainnya tersebut memberikan nuansa dan perspektif baru bagi dunia seni rupa.

Kesimpulan

Seni kontemporer hingga kini masih menunjukkan wacana seni anti modernisme yang mengagungkan pluralisme. Namun ironisnya tidak ingin menggunakan jenis atau media seni yang dianggap kaku dan terlalu universal. Sehingga seniman memilih menggunakan medium non konvensional, berorientasi bebas, tidak terikat pada konvensi-konvensi yang baku.

Meniadakan dikotomi/pengkotakan serta lebih berani menyentuh persoalan sosial, ekonomi, dan politik. Persoalan sosial, ekonomi dan politik ini diwarnai dengan keadaan zaman di mana budaya global banyak memberikan pengaruh yang cepat terhadap perubahan dan perkembangan sosial dan budaya seluruh masyarakat dunia.

Jadi, apa dan seperti apa seni kontemporer itu? Berkacalah ke dunia hari ini dan beberapa dekade ke belakang. Jika kita melakukannya, maka semakin jelas bahwa seni telah dipengaruhi atau dipaksa untuk ikut bersinggungan dengan berbagai momen besar dunia meliputi:

  1. internet, kemudahan dalam mendapatkan informasi memberikan distrupsi besar-besaran terhadap semua sektor industri termasuk seni;
  2. semakin berkembangnya teknologi digital yang kini mulai semakin menyentuh dunia nyata dan tidak hanya ada di dunia maya, yakni revolusi industri 4.0;
  3. pergolakan kebebasan berpendapat dan pilihan gaya hidup mulai dari kebebasan beragama, kesetaraan gender, keruntuhan demokrasi (berbagai kelemahannya semakin muncul ke permukaan), dsb.

Semua itu telah memaksa seni menghadapi babak baru di zaman yang serba cepat dan transformatif ini. Semuanya dapat tiba-tiba berubah baik dalam segi postitif dan negatif. Bahkan, bisa jadi sebenarnya kita sedang mengalami kematian kedua dari seni pula.

Dapat disimpulkan bahwa seni rupa kontemporer adalah seni yang sedang dalam tahap perkembangan dan bereksplorasi tanpa henti berdasarkan konteks yang sedang terjadi di masa kini, detik ini, ruang temporal ini, beserta berbagai ramalan atau prakiraan masa depan dan tentunya masih melibatkan pengaruh masa lalu yang bisa jadi diangkat ulang dalam dialektika yang tak pernah usai.

Referensi

  1. Representasi Tradisi dan Nilai Budaya Lokal dalam Seni Rupa Kontemporer Yogyakarta. uny.ac.id
  2. Sumartono. 2000. Peran Kekuasaan dalam Seni Rupa Kontemporer Yogyakarta, dalam Outlet: Yogya dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Seni Cemeti.
  3. Irianto, Asmudjo Jono. 2000. Konteks Tradisi dan Sosial Politik dalam Seni Rupa Kontemporer Yogyakarta Era 90-an, dalam Outlet: Yogya dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Seni Cemeti.