Kohesi Sosial Membahas mengenai hubungan sosial terdapat berbagai macam konsep kohesi sosial yang sangat beragam tergantung kepada waktu, budaya, dll. Dalam kohesi sosial kontemporer dapat didefinisasikan sebagai kemampuan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anggotanya termasuk dengan pemenuhan kebutuhan hidup didalamnya. Definisi ini mengacu terhadap penjelasan dari Council of Europe’s Strategy for Social Cohesion yang menekankan komitmen sosial untuk mengurangi perselisihan dan mencegah pengelompokan. Secara etimologi kohesi merupakan kemampuan suatu kelompok untuk menyatu, dan kohesi sosial merupakan hasil dari hubungan undividu dan lembaga. Pengertian mengenai konsep kohesi sosial yang asli sendiri berasal dari tesis Emile Durkheim. Menurutnya terdapat solidaritas mekanik yang diindikasikan dengan adanya aktor yang kuat dalam masyarakat, lalu terdapat solidaritas organik yang diindikasikan dengan saling bergantungnya individu maka akan terbentuk suatu kohesi sosial dengan sendirinya. Definisi lainnya didasarkan kepada keterikatan masyarakat yang terbentuk dengan sendirinya dan bukan hasil dari pemahaman untuk mencapai kohesi sosial. Lalu terdapat definisi yang didasari oleh persamaan nilai dan rasa memiliki, menjelaskan bahwa kohesi sosial tercipta karena persamaan nilai, persamaan tantangan dan kesempatan yang setara didasari oleh harapan dan kepercayaan. Pengertian atau definisi yang terakhir didasari oleh kemampuan untuk bekerja bersama dalam suatu entitas yang akan menghasilkan kohesi sosial. Kohesi sosial bukanlah konsep yang tercipta secara teknis, melainkan suatu interpretasi yang didasarkan pada pengalaman empirik yang dialami oleh pelaku di lembaga yang termotivasi karena rasa tanggung jawab untuk mencari solusi dari konflik yang terjadi di masyarakat. Kohesi sosial juga memfokuskan kepada tujuan politik. Tujuan politik yang ingin dicapai pada masa kini menekankan mengenai upaya pemenuhan hak individual berupa hak sipil dan politik serta ekonomi dan sosial. Sementara itu, kohesi sosial dianggap bukan merupakan suatu proses natural yang terjadi begitu saja, namun merupakan hasil dari hubungan dari individu dengan lembaga atau institusi dalam suatu aturan yang diakui dalam suatu komunitas. Maka dari itu aturan main yang berlaku berasal dari komunitas tertentu untuk lingkungan didalamnya. Terdapat empat elemen yang secara mutlak tidak dapat dipisahkan dalam mencapai keadaan dimana masyarakat sejahtera dan lingkungan terbebas dari konflik sosial. Keempat elemen ini secara garis besar merupakan pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) yang berupa kesetaraan tanpa adanya diskriminasi, harkat dan martabat dijunjung tinggi, komitmen untuk berpartisipasi serta kebebasan individu dengan adanya pengembangan diri. Keempat hal ini merupakan bagian yang terikat dan saling bergantung satu sama lain, sehingga untuk mewujudkan kohesi sosial yang didasari oleh kesejahteraan masyarakat diperlukan keseimbangan akan empat instrumen ini. Sedangkan dalam menjawab tantangan tentang bagaimana menciptakan kohesi sosial dalam masyarakat kontemporer, jawabannya kembali kepada mewujudkan lingkungan yang berdasar pada solidaritas organic, karena masyarakat kontemporer sangatlah tergantung akan pemenuhan hak bagi setiap individu yang menyebabkan ketergantungan antar individu yang ada. Kohesi sosial dapat terbentuk dan diidentifikasi melalui suatu pendekatan, akan tetapi terdapat beberapa pendekatan yang berbeda untuk memahaminya. Sedangkan hubungan masyarakat kontemporer tidak lagi tercipta melalui kebiasaan dan pengetahuan yang melegitimasi tindakannya, melainkan lingkungan dari hubungan masyarakat ini yang meligitimasi tindakannya didasari dengan rasa hormat kepada sesama. Pendekatan yang pertama ialah negative approach (pendekatan negatif). Pendekatan ini memandang kohesi sosial di masyarakat tidak terjadi karena adanya hal/faktor negatif yang menyebabkan tidak terciptanya hubungan masyarakat yang baik. Seperti kemiskinan dan pengangguran merupakan salah satu faktrr penyebabnya. Pendekatan yang kedua adalah positive approach (pendekatan positif). Pendekatan ini menekankan bahwa masyarakat secara keseluruhan memiliki kemampuan untuk mendapatkan kualitas hidup yang bagus bagi dirinya atau dalam arti kata lain untuk membentuk keadaan dimana kohesi sosial dapat tercipta berdasar kualitas hidup. Pendekatan postitif ini dibagi menjadi empat penedekatan. Pertama, Territorial cohesion approach yang berdasar kepada prinsip solidaritas teritorial yang terjadi antara aggota uni eropa dengan wilayahnya. Solidaritas teritorial ini dianggap akan menciptakan kohesi sosial karena keadaan ini akan mengurangi adanya perbedaan di wilayah tersebut. Kedua, Social capital approach yang melihat adanya persamaan nilai, standar hidup dan kepercayaan bersama akan menciptakan masyarakat yang berupaya untuk menyelesaikan masalahnya secara bersamaan. Dalam hubungan ini terdapat badan untuk mengkoordinasi hubungan mereka sehingga hubungan ini menciptakan kohesi sosial yang efektif. Ketiga, Quality of life approach, pendekatan ini dikenalkan oleh European Foundation for Improvement of Living and Working Conditions. Pendekatan ini melihat bahwa kualitas sosial dalam masyarakat dapat dijadikan indikator untuk mengevaluasi kualitas ekonomi dan hubungan sosial mereka. Kualitas sosial ini memiliki empat kakarakteristik, yaitu kestabilan ekonomi, keterbukaan hubungan sosial, perluasan kohesi sosial dan kebebasan individu. Keempat, Acces to right approach yang melihat bahwa dengan menganalisa kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan hak-hak mereka maka dapat dilihat apakah kohesi soasial dapat tercipta. Contohnya dapat dilihat dari sistem informasi dan komunikasi sera penanganan keuangan dan sumber daya manusia. Keempat pendekatan ini merupakan cabang dari pendekatan positif yang menekankan kepada kualitas hidup sebagai faktor tercipta kohesi sosial. Sebagai kesimpulan maka proses terjadinya kohesi sosial merupakan suatu fenomena yang dapat dilihat dengan strategi pendekatan. Dalam melihatnya terdapat dua pendekatan, yaitu negatif yang menekankan kepada faktor tidak terjadinya kohesi sosial dan positif yang menekankan kepada kualitas sosial yang memberikan dampak terbentuknya kohesi sosial kenapa kawat nikrom yang dipanaskan di atas lampu spiritus hingga berpijar tidak menghasilkan jelaga, sedangkan spatula yang dipanaskan di lilin mengh … Di Anus Makanan Mengalami? Mohon Cepat Dijawab Besok Gw Akan Ngumpulin Jangan Lupa Jawabannya Yang Jawaban Sungguhan Bukan Jawaban Yang Ngasal Terima … kak tolong di bantu, terimakasih :) Setarakan Reaksi redok berikut dengan metode setengah reaksi CL + MnO4 → Cl₂ + MnO₂ (basa) tolong doongg di bantu ya kak Perubahan materi yang hanya mengalami perubahan wujud atau bentuknya saja dikenal sebagai bantu dong kakk elektron valensi dari 24 co dan 34 se a. Bagaimana atom-atom dapat bergabung menjadi sebuah molekul? b. Apakah semua atom yang terdapat dalam tabel periodik memiliki kemampuan untuk memben … tolong bantu jawab cepat yaa perubuhan kimia ditunjuk kan oleh contoh
A. Pengertian Kohesi SosialKohesi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hubungan yang erat; perpaduan yang kokoh. Secara etimologi kohesi merupakan kemampuan suatu kelompok untuk menyatu, dan kohesi sosial merupakan hasil dari hubungan individu dan lembaga. Kohesi sosial terbentuk oleh persamaan nilai, persamaan tantangan dan kesempatan yang setara yang didasari oleh harapan dan kepercayaan sehingga timbul rasa memiliki.Kohesi sosial merupakan rasa keterikatan masyarakat yang terbentuk dengan sendirinya. Kemampuan untuk bekerja bersama dalam suatu entitas yang kemudian menghasilkan kerekatan hubungan di antara mereka. Terdapat empat elemen yang secara mutlak tidak dapat dipisahkan dalam mencapai kohesi sosial di antaranya kesetaraan tanpa adanya diskriminasi, harkat dan martabat dijunjung tinggi, komitmen untuk berpartisipasi serta kebebasan individu dengan adanya pengembangan diri.Keempat elemen tersebut pada gilirannya menghasilkan kekuatan yang berlaku pada anggota suatu masyarakat atau kelompok untuk tinggal di dalamnya, dan dengan aktif berperan untuk kelompok dalam kelompok kompak, anggota ingin menjadi bagian dari kelompok, suka satu sama lain dan hidup rukun serta bersatu dan setia di dalam mengejar tujuan kelompok. Kohesi sosial merupakan awal dan konsekuensi penting dari aksi kolektif sukses. Kohesi sosial menengahi formasi kelompok, produktivitas dan pemeliharaan. Kohesi Sosial Menurut Para Ahli 1. Council of Europe’s Strategy for Social Cohesion, kohesi sosial sebagai kemampuan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anggotanya termasuk dengan pemenuhan kebutuhan hidup di dalamnya. Kohesi sosial menekankan komitmen sosial untuk mengurangi perselisihan dan mencegah pengelompokan.2. Emile Durkheim, terdapat solidaritas mekanik yang diindikasikan dengan adanya aktor yang kuat dalam masyarakat, lalu terdapat solidaritas organik yang diindikasikan dengan saling bergantungnya individu maka akan terbentuk suatu kohesi sosial dengan sendirinya. B. Pendekatan Kohesi Sosial C. Dimensi Kohesi Sosial Kohesi sosial dapat dibagi menjadi sedikitnya enam berhubungan dimensi teori dan sosial di antaranya,1. Rasa Memiliki, menjadi tingkat di mana anggota individu merasakan seolah-olah mereka adalah suatu bagian penting dari masyarakat atau kelompok. 2. Rasa Moral, mengacu pada tingkat di mana anggota suatu masyarakat atau kelompok bahagia dan bangga menjadi anggota. 3. Kepercayaan Masyarakat, kepercayaan dianggap sebagai perekat yang menyatukan kelompok masyarakat bersama dan membuat tindakan yang saling mempertahankan pekerjaan bersama.4. Konsensus Tujuan, adalah seberapa persen anggota masyarakat setuju terhadap pentingnya setiap masalah. 5. Jaringan Kohesi, dalam jaringan yang dibatasi dengan kohesi internal yang lebih tinggi, pada umumnya digambarkan dengan menghubungkan kepadatan dari mata rantai pertukaran informasi antar anggotanya. 6. Norma-norma Sosial, norma-norma sosial kelompok adalah kepercayaan masyarakat tentang perilaku dan sikap yang normal, bisa diterima di dalam konteks sosial tertentu. Dimensi norma-norma sosial tersebut mencakup di antaranya, a. Norma-norma pada keikutsertaanb. Norma-norma tentang kepemimpinan, danc. Norma-norma tentang program yang spesifik Dari berbagai sumber Download Ket. klik warna biru untuk link Lihat Juga Materi Sosiologi SMA Page 2
If you require any more information or have any questions about our site's disclaimer, please feel free to contact us by email at |