Pembeli lebih banyak dari penjual tapi mengapa harga saham turun

Harga saham akan terus mengalami kenaikan atau penurunan. Hal ini berlaku untuk saham berkapitalisasi kecil sampai blue chip sekalipun. Namun, apa sebenarnya penyebab saham naik turun? 

Meski sulit diprediksi, Smart People tetap bisa mempelajari cara saham naik dan turun. Hal ini pun akan membawa manfaat karena Smart People bisa membuat keputusan investasi yang lebih baik lagi kedepannya. Ayo cari tahu apa saja penyebab saham naik turun di artikel berikut ini. 

Transaksi Jual Beli Saham

Sederhananya, harga saham selalu naik turun karena transaksi jual beli saham itu sendiri. Sering kali harga saham berubah setiap ada transaksi baru antara pembeli dan pemegang saham. Proses perubahan harga ini dilatarbelakangi permintaan dan penawaran dari masing-masing penjual dan pembeli. 

Permintaan dan Penawaran

Ini adalah penjelasan mendasar dari pergerakan nilai saham yang sering terjadi. Harga saham bisa naik turun karena sifat saham sendiri sebagai “komoditas” di bursa efek. 

Bila ada komoditas, akan ada pula penawaran dan permintaan yang mengitarinya. Dari keduanya, muncullah kesetimbangan yang berimbas pada harga suatu saham.

Kita ambil contoh. Seandainya permintaan terhadap suatu saham X sedang tinggi, akan ada banyak investor yang berlomba membeli saham tersebut. Permintaan yang tinggi tentunya akan berujung pada jumlah pembeli yang lebih banyak dari pemegang saham X. 

Sebagian pemegang saham X akan menjual dengan harga normalnya. Kemudian, tersisalah mereka yang masih memegang saham tersebut. Para pembeli pun akan menawarkan harga lebih tinggi agar mereka bisa mendapatkan saham X tersebut. Dan, terbentuklah kenaikan harga saham. 

Sebaliknya jika permintaan terhadap saham X rendah, akan sulit mencari pembeli yang mau membayar di harga normal. Karena itu, pemegang saham tersebut akan menawarkan harga lebih rendah agar sahamnya bisa terjual. Dan, terciptalah penurunan harga saham. 

Pada akhirnya, harga saham kembali ditentukan oleh perusahaan emitennya sendiri. Jika perusahaan menunjukkan performa yang baik, penurunan harga pun akan berangsur-angsur pulih. 

Pengaruh Internal dan Eksternal Perusahaan Emiten 

Permintaan dan penawaran tidak serta merta terjadi begitu saja. Ada pemicu lain yang mempengaruhi semakin banyaknya penjual dan pembeli suatu saham. 

Kebanyakan keputusan investor didasari oleh kondisi perusahaan emiten itu sendiri. Setidaknya kondisi tersebut dapat terjadi baik dari kinerja perusahaan atau peristiwa luar yang berdampak pada perusahaan.

Ada banyak penyebab saham naik turun yang berasal dari internal perusahaan. Saham mereka bisa saja naik begitu mereka memberitahukan adanya pembagian dividen kepada para investornya atau saat melakukan merger. Di sisi lain, saham mereka bisa saja turun ketika mengeluarkan laporan keuangan yang buruk atau terlibat skandal besar. 

Selain internal, faktor eksternal perusahaan juga bisa mempengaruhi para investor. Faktor eksternal di sini berarti peristiwa di luar kendali perusahaan. Misalnya pandemi Covid-19 yang membuat saham perusahaan-perusahaan teknologi banyak dibeli. Hal ini terjadi karena investor memperhitungkan prospek teknologi yang bisa bertahan selama pandemi. 

Faktor eksternal juga bisa berupa peraturan pemerintah, perang atau serangan teroris, bencana alam, inflasi, hingga kekuatan sektor industri emiten itu sendiri. 

Sentimen Investor atau Tren

Tidak sedikit investor yang terpengaruh oleh suatu sumber informasi yang tersebar luas. 

Informasi masif, seperti laporan keuangan perusahaan, punya dampak besar yang dapat mendorong investor membuat keputusan saat itu pula. Berita yang tersebar di media-media juga punya peranan dalam mempengaruhi aksi investor sehari-hari. 

Sering kali cara saham naik turun ditentukan oleh sentimen atau tren seperti ini, di mana aksi serangkaian investor perlahan menyebar ke lebih banyak investor dalam waktu cepat. 

Mereka yang tergerak atas sentimen ini langsung membeli atau menjual saham tertentu. Hal ini dikarenakan alasan panik atau ikut-ikutan, tanpa adanya perhitungan matang terlebih dahulu. 

Padahal, investor harus memperhitungkan pula aspek fundamental perusahaan. Sebab nilai perusahaan itulah yang lebih jelas menerangkan prospek saham kedepannya, ketimbang sentimen yang bisa hilang dalam waktu singkat. 

Strategi Investor (dan Trader)

Di samping sentimen, harga saham naik turun juga terjadi karena analisis para investor. Perhitungan mereka terhadap suatu saham pun menghasilkan strategi baru yang berbeda-beda. Strategi yang tidak sama dari tiap investor ini pula yang berperan dalam memunculkan gejolak perubahan harga saham. 

Atas analisis mereka, investor kerap mengambil kesempatan melawan tren yang cenderung bias. Misalnya, mereka membeli saham perusahaan besar yang sedang ramai dijual murah karena dampak pemberitaan. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa harga saham yang sebelumnya jatuh bisa pulih kembali. 

Pergerakan saham tidak melulu ditentukan analisis investor. Trader saham yang bertransaksi dalam waktu singkat juga punya peranan penting dalam menentukan kemana harga saham bergerak. 

Sama halnya dengan investor, trader memiliki strategi sendiri dalam melantai di bursa saham. Pola trader yang umumnya menjual atau membeli beberapa saham sekaligus dalam waktu singkat mau tidak mau memengaruhi bagaimana investor menentukan harga saham-saham tersebut. 

Spekulator 

Spekulator mengacu kepada gaya transaksi lain dari investor atau trader. Mereka melakukan transaksi di bursa saham lewat pertimbangan yang lebih didasari “firasat” daripada analisis umumnya. 

Firasat yang dimaksud adalah keputusan yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di bursa saham. Mereka mencari kesamaan dari mengapa suatu saham turun dan naik, lalu menjadikannya sebagai landasan untuk transaksi saham mereka. 

Spekulator punya risiko yang cukup besar karena mereka membeli atau menjual satu saham sebanyak mungkin. Karena itu pula, mereka bisa menciptakan lonjakan besar pada harga saham bersamaan dengan investor atau trader lain yang mengikutinya.  

Itulah hal-hal yang membuat harga saham berubah setiap waktu. Memahami penyebab saham naik dan turun cukuplah penting untuk caramu menentukan strategi. Andaikan Smart People tidak memahami kenapa saham sedang turun atau naik, sangat mungkin Smart People bisa terjebak dalam membuat keputusan yang berisiko. 

Untuk memulai investasi dan trading saham online, Smart People bisa menggunakan aplikasi RHBTRADESMARTID. Aplikasi ini akan memudahkanmu transaksi sahammu di mana saja dan kapan saja. Unduh aplikasinya sekarang juga di Play Store dan App Store, gratis!

Apa yang menyebabkan harga saham menurun?

Volatilitas pasar saham sering menjadi penyebab harga saham turun, bahkan untuk perusahaan dengan fundamental bisnis yang kuat sekalipun. Penurunan pasar bisa disebabkan oleh beberapa alasan: perubahan ekonomi, aksi ambil untung setelah aksi unjuk rasa yang kuat, dan peristiwa geopolitik.

Siapa yang menentukan naik turunnya harga saham?

Naik turunnya harga saham merupakan sesuatu yang lumrah karena hal itu digerakkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jika permintaan tinggi maka harga akan naik, sebaliknya jika penawaran tinggi harga akan turun.

Jika harga saham turun apa yang harus dilakukan?

Cara Bijak Hadapi Saham yang Turun Drastis.
Tunggu Kepanikan Selesai. Sangat lumrah jika pasar saham turun saat sentimen negatif beredar. ... .
Tetap Simpan Saham Anda. Cara lain yang dapat Anda lakukan adalah dengan menyimpan saham yang sudah Anda miliki. ... .
Selalu Pegang Dana Likuid..

Apa yang dimaksud rebound dalam saham?

Rebound saham adalah keadaan di mana harga saham naik dalam jangka waktu singkat setelah sebelumnya mengalami penurunan (bearish). Kondisi rebound adalah momen yang sangat berkaitan dengan bearish.