Organel yang hanya terdapat pada sel hewan yang dibungkus selapis membran berisi enzim hidrolitik

Organel yang hanya terdapat pada sel hewan yang dibungkus selapis membran berisi enzim hidrolitik

Bagian, Struktur Sel Hewan dan Tumbuhan Serta Fungsinya – Sel hewan dan tumbuhan merupakan kelompok sel eukariotik yakni kelompok sel yang memiliki materi genetik (DNA) yang dibungkus oleh membran.

Sel hewan dan tumbuhan adalah kelompok sel eukariotik yang sering diperbincangkan dalam topik sel. Hal ini karena keduanya memiliki perbedaan struktur, namun demikian sejatiya keduanya sebagian besar tersusun atas organel-organel yang sama.

Perbedaan sejatinya terlihat sangat mencolok dari bentuk selnya. Sel hewan berbentuk fleksible, sedangkan sel tumbuhan memiliki bentuk yang tetap. Selain itu, ada beberapa organel yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan namun tidak pada sel hewan begitu pula sebaliknya, hal ini akan membedakan kemampuan sel tersebut.

Organel yang hanya terdapat pada sel hewan yang dibungkus selapis membran berisi enzim hidrolitik
Image source: image.google.com

Lebih lanjut mengenai organel penyusun struktur sel hewan dan tumbuhan ialah sebagai berikut:

Dinding Sel

Dinding sel merupakan struktur terluar pada sel tumbuhan. Struktur dinding sel dibangun oleh senyawa selulosa yang tersusun secara bertautan seperti anyaman yang sangat rapat sehingga akan memiliki struktur yang kuat.

Selain selulosa, dinding sel mengandung senyawa hemiselulosa, pektin, dan lignin, yang mana senyawa-senyawa ini disekresikan oleh protoplasma ke luar sel. Struktur yang demikian membuat karakter sel tumbuhan memiliki bentuk yang tetap yang juga akan memperkuat kokohnya tumbuhan.

Dinding sel bersifat impermeable (tak dapat ditembus) terhadap partikel atau senyawa kimia apapun. Komunikasi antar sel tumbuhan terjadi melalui suatu celah yang terdapat di dinding primer sel, disebut dengan plasmodesmata.

Dinding sel memiliki struktur yang berlubang, plasmodesmata yang akan menghubungan sitoplasma sel satu dengan sel lain. Pertukaran atau tranportasi zat pada sel tumbuhan terjadi melalui plasmodesmata. Dinding sel sejatinya berfungsi untuk memperkuat bentuk sel dan melidungi sel.

Struktur dinding sel lebih tebal dibanding membran plasma. Pada sel muda, baru terbentuk dinding sel primer (utama). Saat sel berkembang menjadi dewasa, akan terbentu dinding sel sekunder di sebelah dalam dinding sel primer.

Antara dinding sel primer sel satu dengan sel lainnya terdapat lamella yang tersusun atas zat pektin. Lamella akan melekatkan sel satu dengan sel lain dengan senyawa pektin yang dimiliki. Dengan demikian akan menopang dan memperkuat bentuk tumbuhan.

Membran Plasma

Membran plasma merupakan selaput selektif permeable baik. Membran plasma tersusun atas lapisan bilayer fosfoslipid. Lipid bagian yang hidrofobik (hidro, air + fobia, takut) terletak di bagian dalam, sedangkan pospat merupakan bagian hidrofilik (hidro, air + filia, suka) terletak dibagian tepi.

Selain itu, membran sel disusun oleh protein membran yang memperkuat struktur membran. Membran plasma berfungsi sebagai sawar selektif yang mengatur materi tertentu masuk dan ke luar sel.

Membran sel juga berfungsi terhadap pengenal dan pengaturan spesifik melalui reseptor yang terdapat di permukaan selnya. Pada sel tumbuhan, membran sel juga bertanggung jawab dalam menyintesis bahan-bahan untuk membuat dinding sel yang baru serta penebalannya (selulosa, hemiselulosa, pektin).

Sitoplasma

Komponen sel paling besar, mengisi sebagian besar ruangan sel. Sitoplasma merupakan cairan sel (plasma sel). Komponen yang penyusunnya sebagian besar adalah air, senyawa kimia (karbohidrat, lemak, dan protein), enzim, pigmen, dan lain-lain. Sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya beberapa  reaksi kimia, seperti respirasi anaerob dan sintesis protein. Selain itu, sitoplasma merupakan tempat bagi organel-organel.

Inti Sel

Inti sel atau nukleus merupakan organel yang berperan mengatur semua kegiatan sel. Inti sel bertanggung jawab dalam reproduksi, yang mana di dalam inti sel mengandung materi genetik (DNA) yang akan diwariskan kepada sel berikutnya. Struktur inti sel tersusun atas membran rangkap yang berpori.

Adanya membran ini (membran inti/nukleoplasma) yang digunakan dalam klasifikasi basic sel makhluk hidup.

Retikulum Endoplasma (RE)

RE merupakan organel double membran yang keluar dari membran inti sel. RE bersama dengan inti akan melaksanakan fungsi sintesis protein, selain itu juga sintesis lipid dan  karbohidrat, serta bertanggung jawab dalam transportasi produk sintesis. RE dibedakan menjadi dua, RE kasar dan RE halus. RE kasar, permukaan membran RE terdapat banyak ribosom yang menempel. Sehingga terlihat seperti tumpukan membran yang bergeririgi (bergranul). RE jenis ini dikhususkan untuk melaksanakan fungsi sintesis protein. RE halus, merupakan RE yang tidak memiliki ribosom di permukaan membrannya, sehingga terlihat licin, halus, dan tidak bergranul. RE halus berfungsi dalam sintesis lemak, oksidasi biologi, detoksifikasi serta transfer produk sintesis.

Apparatus Golgi (AG)

Organel ini merupakan tumpukan sisterna yang berentuk pipih dan melengkung. Terdapat banyak vesikel  kecil disekitar tumpukan ini. AG menjalankan fungsi pengemasan dan sintesis produk sintesis protein yang merupkan proses lanjutan.

Ribosom

Partikel kecil non membran yangberfungsi sebagai tempat berlangsungnya penerjemahan kode-kode genetik mRNA menjadi deretan asam amino pada sintesis protein. Ribosom tersusun atas 65% rRNA dan 35% protein ribosom. Ribosom tersebar di sitoplasma atau menempel di membran retikulum.

Lisosom

Lisosom merupakan organel hidrolitik, berperan dalam “pencernaan sel”. Lisosom tersusun atas selapis membran yang terbentuk dari vesikula aparatus golgi. Lisosom berisi enzim hidrolitik (enzim penghancur). Sehingga dengan enzim ini, lisosom akan memakan sel yang tidak digunakan. Lisosom memiliki tiga kemampuan istimewa dalam menjalankan fungsi, yaitu:

1.    Autolisis    : kemampuan untuk memecahkan vesikulanya sendiri 2.    Autophagi    : kemampuan memakan sel-sel yang telah tua

3.    Fagositosis     : kemampuan untuk memakan sel atau zat lain yang menurut pertahanan tubuh sangat berbahaya.

Lisosom pada sel tumbuhan jumlahnya sangat sedikit, bahkan terkadang tidak ditemukan.

Kloroplas

Kloroplas merupakan plastida yang menyimpan pigmen hijau (klorofil) yang sangat penting dalam fotosintesis. Organel ini ditemukan pada kelompok sel tumbuhan. Kloroplas berperan dalam proses fotosintesis, suatu reaksi kimia dalam mensintesis karbohidrat dari senyawa anorganik.

Kloroplas merupakan organel kompleks dengan membran rangkap, dalam dan luar. Cairan kloroplas (stroma) menjadi tempat berlangsungnya reaksi gelap (siklus Calvin) fotosintesis. Sedangkan grana (tumpukan tilakoid yang tersebar di dalam stroma) merupakan tempat reaksi terang fotosintesis.

Hal ini karena klorofil (pigmen hijau) yang dapat menangkap energi cahaya terletak di membran-membran tilakoid. Sedang pada stroma terdapat senyawa dan enzim-enzim yang dibutuhkan saat fotosintesis berlangsung.

Adanya kloroplas, memberikan kemampuan kepada sel tumbuhan maupun tumbuhan itu sendiri untuk membuatnya sendiri kebutuhan pangannya melalui fotosintesis. oleh karena itu, tumbuhan tergolong makhluk autotrof. Kloroplas memiliki DNA ekstrakromosom yang memungkinkan kloroplas untuk melakukan sintesis enzim-enzim fotosintesis di dalm stroma.

Vakuola

Vakuola merupakan organel terbesar pada sel tumbuhan, bahkan lebih besar dibanding nukleus. Vakuola berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan, pigmen, maupun enzim. Vakuola dibatasi oleh membran tonoplas. Selain itu, vakuola bertanggung jawab dalam menjaga turgiditas (tekanan turgor) sel tumbuhan. Pada sel hewan, ukuran vakuola yang sangat kecil bahkan sering tidak ditemukan.

Mitokondria

Mitokondria merupakan organel penghasil energi. Tempat berlangsungnya proses oksidasi biologi (respirasi aerob) yang menghasilkan energi yang tinggi untuk mencukupi kebutuhan tubuh. Sel hewan dan sel tumbuhan akan memerlukan sejumlah energi untuk pertumbuhan, pertahanan, dll.

Mitokondria disebut juga sebagai rumah energi merupakan tempat lanjutan dari respirasi seluler yang menggunakan oksigen. Hasil energi yang diperoleh dari mitokondria jauh lebih besar dibanding respirasi yang hanya berlangsung di sitoplasma sel saja.

Mitokondria tersusun atas membran rangkap (membran luar dan membran dalam), yang mana membran dalam mengalami pelipata-pelipatan disebut dengan kristae. Pelipatan-pelipatan ini membuat luas wilayah membran dalam lebih besar.

Krista merupakan tempat berlangsungnya proses puncak dari respirasi, yang mana dari tahap ini dihasilkan energi paling besar. Sedangkan bagian tengah mitokondria berisi cairan yang mengandung enzim-enzim respirasi, disebut dengan matriks.

Mitokondria memiliki DNA ekstrakromosom dan ribosom sendiri yang memungkin kan mitokondria dapat membelah diri dan melakukan sintesis protein. Hal ini biasanya terjadi pada organ yang memiliki aktivitas yang tinggi. Seperti sel otot pada hewan.

Sitoskleton

Sitoskleton atau rangka sel merupakan protein strukturan no membran berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel serta mengakomodir pergerakan sel. Terdapat tiga macam sitoskleton yaitu mikrotubul, filamen intermediet, dan mikrofilamen.

Glioksisom

Glioksisom memiliki struktur yang hampir sama dengan lisosom, hanya dibatasi oleh selapis membran. Hanya saja, glioksisom terbentuk dari protein-protein yang disintesis di sitoplasma. Glioksisome pada tumbuhan mengandung enzim-enzim yang berperan mengubah amilum (karbohidrat) menjadi lemak.

Peroksisom

Peroksisom mengandung enzim katalase yang akan membantu nrombak senyawa peroksida (H2O2) menjadi air dan oksigen.

Sumber: http://biology.tutorvista.com/animal-and-plant-cells/plant-cell.html http://en.wikipedia.org/wiki/Plant_cell http://www.kelasipa.com http://www.ivyroses.com/Biology/Cells/Plant-Cell-Structure.php

Junquiera, L.C. 1998. Histologi Dasar. EGC. Jakarta