Menurut tingkatannya, data secara berurut dari skala terendah ke tertinggi adalah data nominal, ordinal, interval dan ratio. Dalam penggunaan alat analisis, umumnya ditentukan skala minimal dari data yang dibutuhkan. Namun seringkali data yang kita miliki tidak memenuhi persyaratan tersebut. Misalnya, kita punya data ordinal, sementara persyaratan alat analisis membutuhkan data dengan skala minimal adalah data interval. Dalam kondisi tersebut, kita perlu mentransformasikan data dari skala ordinal ke interval. Show Sayangnya belum ada software statistik yang memiliki fasilitas transformasi data tersebut (setahu saya). Karenanya, para peneliti biasanya menghitung secara manual atau membuat sendiri program makronya. Program makro tersebut diantaranya pernah dibuat oleh Muchlis (2001) dengan menggunakan bantuan program makro Minitab. Kemudian disempurnakan oleh Budi Waryanto (2006). Program makro tersebut memang sudah relatif bagus, tetapi sayangnya harus dijalankan di Program Minitab, yang jarang dimiliki peneliti. Oleh karenanya saya mencoba mengutak-ngatik dengan menggunakan Program Microsoft Excel yang dimiliki oleh hampir semua pengguna komputer. Metode transformasi yang digunakan yakni method of successive interval, Hays (1976). Metode tersebut digunakan untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi data interval. Pada umumnya jawaban responden yang diukur dengan menggunakan skala likert (Lykert scale) diadakan scoring yakni pemberian nilai numerikal 1, 2, 3, 4 dan 5, setiap skor yang diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal. Untuk latihan mari kita misalkan ada 20 responden (data), dengan skore nilai antara 1 sampai 5. (catatan: minimal untuk setiap skore ada 1 nilai). Maka tahapan-tahapan yang kita lakukan sebagai berikut: 1. Ketik data asli di kolom A mulai dari baris 17 (atau sel A17) sampai baris 36 (sel A36). 2. Ketik angka 1, 2, 3, 4, 5 secara berurut ke bawah mulai dari sel A4 sampai A8. 3. Tulis rumus =COUNTIF(A$17:A36,A4) di sel B4. Selanjutnya kopi sampai ke sel B8. 4. Di sel B9 tulis rumus =SUM(B4:B8 ) 5. Di sel C4 tulis rumus =A4*B4. Copy sampai sel C8 6. Di sel D4 tulis rumus =B4/B$9. Copy sampai sel D8 7. Di sel E4 tulis rumus =D4+E3. Copy sampai sel E8 8. Di sel F4 tulis rumus =NORMSINV(E4). Copy sampai F7. 9. Di sel G4 tulis rumus =(1/((2*PI())^0.5))*(EXP(-((F4^2)/2))). Copy sampai G7 (Catatan: ada koreksi yang berharga dari notwelldefined, rumus ini di Excel tersedia dalam bentuk fungsi =NORMDIST(F4,0,1,0). Terima kasih) 10. Di sel H4 tulis rumus =(G3-G4)/(E4-E3). Copy sampai H8 11. Di sel I4 tulis rumus =H4+ABS(MIN(H$4:H$8))+1. Copy sampai I8. 12. Di sel B17 tulis rumus =IF(A17=1,I$4,IF(A17=2,I$5,IF(A17=3,I$6,IF(A17=4,I$7,I$8)))). Copy sampai B36. 13. Nah hasil transformasi data anda sudah terlihat di sel B17 sampai B36 tersebut. Bagi yang sudah terbiasa dengan Excel tentu bisa melihat bahwa kalau datanya lebih atau kurang dari 20, rumus A36 di tahap 3 bisa diganti dengan alamat sel dari data terakhir. Tapi, bagi Anda yang tidak mau repot-repot menyusun rumus tersebut, tersedia paket program yang siap pakai yaitu Program Odi. Silkan klik disini untuk penjelasan lebih lanjut mengenai program Ordi Ok. Selamat mencoba. Bagi yang ingin melihat lebih jauh penjelasan rumus-rumus tersebut, silakan klik disini Filed under: Tip-Trik(1) | Tagged: excel, statistik, Tip-Trik(1) | by · Published July 30, 2015 · Updated July 30, 2015 Transformasi data ordinal ke data interval merupakan salah satu cara untuk mengatasi kendala dalam uji normalitas statistik yang dihadapi dalam penelitian ilmiah khususnya untuk penelitian yang menggunakan data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber penelitian
bisa melalui kuesioner, wawancara, dan observasi pada objek penelitian. Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008 : 30), transformasi data interval bertujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis praktik, dimana data setidaknya berskala interval. Sederhananya lagi, transformasi data ordinal ke data interval bertujuan agar data dapat berdistribusi normal atau menjadi homogen yang selanjutnya dapat dilakukan uji asumsi klasik pada hasil tranformasi data tersebut. Untuk transformasi data ordinal ke data interval dapat menggunakan fasilitas add-ins stat 97.xla yang disediakan oleh microsoft excel. Berikut adalah tutorial transformasi data ordinal ke data interval menggunakan add-ins stat 97.xla pada microsoft excel :
Tentang Penulis Yesih Hertanti mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas BUDI LUHUR. Selain kuliah juga aktif pada Laboratorium ICT Terpadu Universitas BUDI LUHUR . Saya dapat dihubungi melaui emailTags: Data IntervalData OrdinalExcelMicrosoft Add-Ins Stat 97.xla You may also like...Dapatkah kita mengubah data ordinal menjadi interval?Agar analisa statistika dapat dilakukan maka data dengan skala ordinal tersebut harus ditransformasikan ke skala interval. Beberapa universitas di Indonesia mengharuskan data ordinal harus diubah dahulu menjadi interval baru dapat dianalisis dengan multivariate statistik.
Apa itu Method of Successive interval?Metode suksesif interval (MSI) merupakan proses mengubah data ordinal menjadi data interval [2]. Kajian mengenai transformasi data dari ordinal sudah pernah dilakukan oleh Muchlis dengan menggunakan bantuan macro minitab [3].
Apakah data ordinal bisa dijumlah?Tapi permasalahannya sesuai dengan ciri-ciri dari data ordinal, bahwa data ordinal belum bisa dikenai operasi matematis, tetapi banyak peneliti pada saat scoring dari skala likert menjumlahkan skor di tiap-tiap item padahal jelas-jelas skala data ordinal tidak bisa dijumlahkan.
Apa saja contoh skala interval?Contoh untuk skala interval adalah di sebuah kelas, siswa A memperoleh nilai 50, siswa B memperoleh nilai 80, dan siswa C memperoleh nilai 100. Dalam kasus ini kita dapat mengatakan bahwa selisih nilai siswa C dan A adalah 50, tetapi kita tidak bisa mengatakan bahwa siswa C dua kali lebih pintar dari siswa A. Hal ini ...
|