Mengapa pukat harimau membahayakan kelestarian alam laut

Pukat harimau merupakan nama alat penangkap ikan yang digunakan oleh para nelayan. Bagi Sedulur yang bergerak di bidang perikanan, istilah satu ini pasti sudah tidak asing lagi. Banyak masalah yang seringkali ditimbulkan oleh alat penangkap ikan ini. Bahkan, beberapa nelayan ada yang protes penggunaan alat tersebut.

Penggunaan pukat harimau untuk menangkap ikan dinilai dapat membahayakan ekosistem laut. Lebih banyak dampak buruk dengan akibat yang fatal yang ditimbulkan. Seperti apa saja kira-kira dampaknya? Yuk, mari kita simak ulasannya di bawah ini. Kita mulai dengan membahas pengertiannya terlebih dahulu.

BACA JUGA: 6 Monster Laut yang Benar Ada & Masih Hidup Sampai Sekarang

Pengertian dan definisi

kompas

Pukat harimau adalah perangkap untuk menangkap ikan dalam jumlah yang banyak. Cara kerjanya adalah dibenamkan ke dalam air, hingga mencapai dasar laut. Kemudian pukat akan menangkap ikan yang terperangkap, baik ikan kecil atau ikan besar sekalipun.

Bukan hanya ikan, biota laut lainnya seperti lumba-lumba, penyu dan banyak lagi, juga akan ikut terseret dan tertangkap. Hal in yang menjadi dasar kenapa pukat sangat dilarang. Karena akan membahayakan bahkan mengancam ekosistem laut. Banyak nelayan yang protes dan keberatan dengan penggunaan alat ini.

news.kkp

Apa akibat jika nelayan menggunakan pukat harimau untuk menangkap ikan di laut? Hal yang paling pertama adalah ekosistem laut akan rusak, karena setiap biota laut akan terseret, mulai dari yang berukuran kecil hingga berukuran besar. Hal ini akan menganggu kehidupan dasar laut.

Hal di atas sangat jelas dan cukup untuk menjawab pertanyaan apa itu pukat harimau kenapa pukat harimau dilarang. Selain merusak ekosistem, contoh pukat harimau sangat berbahaya adalah dapat merusak terumbu karang. Dengan digunakannya pukat, terumbu karang akan menjadi lunak dan mudah patah.

Melihat dari hal tersebut, agaknya penggunaan pukat berkaitan dengan perusahaan perikanan yang besar yang memungkinan untuk menggunakan alat ini. Tidak seperti nelayan kecil yang menangkap ikan menggunakan jaring sederhana. Oleh karena itu, penggunaan pukat ini sangat merugikan nelayan-nelayan kecil.

Bahaya lain yang ditimbulkan adalah akan membuat dasar laut menjadi keruh, akibat dari lumput yang terkeruk dan teraduk-aduk. Sementara lumpur dan terumbu karang merupakan tempat ikan menyimpan telurnya. Proses berkembang biak ikan dan biota laut lainnya tentu saja akan sangat terganggu.

BACA JUGA: 10+ Fakta Palung Mariana, Dasar Laut Terdalam di Bumi!

detik

Pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana cara kerja pukat harimau? Pukat dioperasikan di dasar perairan laut, dilempar hingga menyentuh dasar laut. Setelah itu, pukat ditarik dengan menggunakan mesin. Semua yang berada di jalur penarikan pukat akan terseret masuk, termasuk terumbu karang dan ikan-ikan kecil.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, cara penggunaan pukat harimau seperti itu akan mengancam ekosistem bawah laut. Paling fatal adalah ketika terumbu karang mengalami kerusakan, kerena butuh waktu puluhan bahkan ratusan tahun agar terumbu karang bisa kembali pulih. Dari hal tersebut sangat jelas mengapa pukat sangat berbahaya dan dikecam penggunaannya.

Pukat harimau terbuat dari jaring-jaring besi kawat yang berukuran besar, dalam bahasa Inggris alat ini dikenal dengan istilah trawl. Sejat tahun 1980, di Indonesia keluar Kepres No. 93/1980 tentang larangan menggunaan pukat untuk kepentingan penangkapan ikan. Namun, dalam praktiknya masih ada kapal-kapal ikan yang menggunakan alat ini secara sembunyi-sembunyi.

Secara efektifitas, alat ini memang dapat menangkap ikan dalam jumlah besar, namun konsekuensi yang ditimbulkan tidak sebanding, jika memang ekosistem laut yang menjadi korbannya. Oleh karena itu penggunaan alat ini dilarang keras melalui aturan pemerintah. Dengan sanksi dan tindakan yang juga setimpal.

Sekian penjelasan mengenai bahaya dan dampak buruk yang ditimbulkan oleh pukat harimau. Semoga penjelasan di atas bisa menambah wawasan Sedulur terkait kelestarian lingkungan. Dengan lestarinya kehidupan laut, kita bisa menikmati lezatnya makanan-makanan laut dan menerima nutrisinya untuk kebaikan tubuh kita.

Makanan laut terkenal dengan kandungan vitamin yang sangat tinggi dan bermanfaat untuk menyehatkan tubuh. Bagi Sedulur yang ingin memasak masakan laut, Sedulur bisa membeli bahan-bahannya di Aplikasi Super. Karena Super menyediakan berbagai bahan masakan untuk Sedulur. Yuk, klik di sini bagi Sedulur yang belum memiliki aplikasinya!

Ilustrasi Pengertian Pukat Harimau dan Bahayanya untuk Ekosistem Laut. Sumber: unsplash.com

Pukat harimau adalah nama alat penangkap ikan yang sering kita dengar. Pukat harimau seringkali menimbulkan banyak masalah di laut dan beberapa kali diprotes oleh nelayan. Penggunaan pukat harimau juga dinilai dapat membahayakan ekosistem laut. Apakah itu pukat harimau dan mengapa alat ini membahayakan untuk ekosistem laut?

Berdasarkan buku Gasing Science 6A oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D [2013: hlm 94], pukat harimau adalah perlengkapan untuk menangkap ikan. Ketika dibenamkan ke air, pukat harimau bisa sampai mencapai dasar laut. Pukat harimau dapat menangkap segala jenis ikan yang ada di laut baik ikan besar maupun ikan kecil. Selain ikan, pukat harimau juga dapat memerangkap biota laut lain seperti lumba-lumba dan penyu. Hal ini membahayakan kelangsungan hidup hewan-hewan laut yang tidak boleh ditangkap itu. Oleh karena itu penggunaan pukat harimau dilarang meski masih ada yang melanggar tetap menggunakan pukat harimau untuk menangkap ikan.

Mengutip buku Tematik 4I Kayanya Negeriku Kurikulum 2013 Revisi 2016 oleh Mulyanti, Supriyadi [2021: hlm 110], penggunaan pukat harimau sangat dilarang karena dapat membahayakan ekosistem dan merusak laut. Dampak kerusakan laut paling besar yang disebabkan oleh pukat harimau, selain menjaring ikan-ikan yang besar atau kecil serta hewan laut lainnya adalah merusak terumbu karang. Terumbu karang berbeda dengan batu karang. Terumbu karang lunak dan mudah patah. Penggunaan pukat harimau di dasar laut mengakibatkan dasar laut menjadi keruh akibat lumpur yang ikut teraduk-aduk. Padahal, terumbu karang dan lumpur yang teraduk-aduk itu adalah tempat ikan meletakkan telurnya. Oleh karena itu, penggunaan pukat harimau tidak hanya merusak terumbu karang, namun juga merusak telur ikan dan karena ini pula ekosistem laut terganggu.

Pengertian pukat harimau dan bahaya pukat harimau bagi hewan laut dan ekosistem laut dapat menambah wawasan mengenai alat penangkap ikan yang dapat membahayakan kelestarian laut. Mari bersama kita ikut menjaga laut dan seluruh biota laut di dalamnya supaya terus lestari.[IND]

Sariagri - Penggunaan pukat harimau sebagai alat tangkap ikan sudah lama dilarang. Puluhan tahun lalu alat ini telah banyak menimbulkan kerusakan ekosistem laut dan butuh waktu lama untuk memulihkannya.

Sejak tahun 1980 pukat harimau telah dilarang penggunaannya melalui Kepres No. 93/1980. Namun kenyataannya, alat ini masih sering digunakan kapal ikan besar untuk meraup keuntungan sesaat tanpa memikirkan dampak ke depannya.

Pukat harimau atau trawl merupakan alat tangkap ikan berupa kantong jaring besar berbentuk kerucut yang ditarik dari dalam laut oleh satu atau dua kapal pukat.

Ada dua cara menggunakan pukat harimau dalam pengoperasiannya yaitu pukat yang digunakan di dasar perairan [bottom trawl] dan di tengah kolom air [midwater trawl].

Penggunaan alat ini tampak sangat mudah dan cepat menghasilkan ikan dan udang dalam jumlah banyak. Namun dampaknya juga tidak main-main, karena jaring yang digunakan memiliki lubang berukuran kecil, sehingga bukan hanya ikan besar, tetapi ikan kecil dan hewan lain yang bukan targetnya [bycatch] ikut terjaring.

Dampak pukat harimau

Pukat harimau yang dioperasikan di dasar laut dapat menimbulkan kerusakan lebih parah. Selain merusak terumbu karang juga dapat menimbulkan kekeruhan di dasar perairan laut.

Selain itu, hewan yang tidak boleh ditangkap seperti lumba-lumba dan penyu akan ikut terjaring. Tidak jarang hewan air itu ditemukan dalam kondisi mati karena tertumpuk bersama ikan lainnya.

Pukat harimau dianggap lebih banyak menghancurkan ekosistem laut dibanding hasil tangkapan ikannya. Alat ini dapat mengancam kelangsungan hidup ikan di laut dengan membunuh ikan kecil, telur dan menghancurkan habitatnya.

Sedimen laut yang teraduk-aduk jaring dapat mengubah kandungan kimia dan menaikan kekeruhan air, sehingga cahaya menjadi terbatas dan tanaman air tidak bisa berfotosintesis. Akibatnya produsen utama ekosistem laut ini menjadi terganggu dan berdampak pada ketersediaan ikan di kemudian hari.

Salah satu tanda adanya degradasi alam akibat penggunaan pukat harimau adalah semakin kecilnya ukuran ikan yang ditangkap dan jumlahnya semakin berkurang.

Dampak lain penggunaan pukat harimau bukan hanya kerusakan lingkungan laut, namun berdampak pada kehidupan sosial nelayan setempat. Sumber daya ikan yang habis dikeruk menggunakan pukat harimau dapat memicu terjadinya konflik horizontal antar nelayan lokal.

Selain pukat harimau ada beberapa jenis pukat yang sistem pengoperasiannya berbeda. Beberapa diantaranya juga dapat menimbulkan dampak kerusakan besar seperti pukat harimau. Namun ada juga yang dampaknya masih tergolong minim.

Pukat cincin

Pukat cincin atau purse seine dalam bahasa Inggris merupakan jenis pukat yang dilengkapi tali dibagian bawahnya. Tali itu bisa ditarik untuk merapatkan sisi bawah jaring sehigga ikan tidak dapat keluar. Target utama alat tangkap ini adalah jenis ikan yang hidupya bergerombol seperti ikan sarden dan tuna.

Namun penggunaan pukat cincin juga menimbulkan dampak negatif karena sering menangkap ikan bukan target dan memberi tekanan besar terhadap populasi ikan. Di beberapa negara, penggunaan alat tangkap ini diatur dengan cermat.

Pukat lampara

Pukat ini tergolong sederhana, dioperasikan di laut dengan menggunakan perahu atau kapal. Tali sisi bawah biasanya lebih pendek sehingga jaring akan membentuk lengkungan setengah mangkuk dan menyulitkan ikan untuk keluar.

Lampara dilengkapi dua sayap di sisi kiri dan kanan, sementara bagian belakang terdapat mesh kecil untuk menampung ikan tangkapan. Pukat jenis ini biasanya digunakan untuk menangkap ikan pelagis seperti ikan sarden dan ikan teri.

Pukat dogol

Pukat ini hampir mirip dengan pukat harimau yang dioperasikan di dasar perairan. Bedanya, pukat dogol tidak ditarik kecuali sepanjang tali utamanya. Target utamanya adalah ikan demersal dan ikan yang hidup di dasar air.

Pukat payang

Payang adalah jenis pukat yang dilengkapi dengan pelampung pada sisi atas jaring supaya tetap berada di permukaan. Payang paling banyak digunakan oleh nelayan-nelayan di Indonesia dengan menggunakan perahu payang. Target dari alat tangkap ini adalah ikan-ikan pelagis kecil.

Pukat pantai

Seperti namanya pukat pantai [beach seine] dioperasikan dengan menebar jaring di muka pantai menggunakan bantuan perahu. Setelah jaring dilingkarkan pada sasaran, kemudian kedua tali pukat di satukan dan ditarik menyusuri dasar perairan hingga  ke tepi pantai oleh tenaga manusia.

Video:

Video yang berhubungan