Mengapa meksiko disebut negara narkoba

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.

Kekerasan akibat ulah kartel narkoba menjadikan Meksiko sebagai negara paling mematikan urutan kedua sejagat. Hanya Suriah—selama enam tahun terakhir hancur lebur akibat perang saudara—yang jumlah kematian warga sipilnya akibat kekerasan dan konflik melampaui Meksiko.

Kesimpulan ini diperoleh dari penelitian tahunan International Institute for Strategic Studies (IISS) tentang kekerasan bersenjata di seluruh dunia. Sepanjang 2016 lalu, jumlah pembunuhan di Meksiko mencapai lebih dari 23 ribu kasus. Meningkat pesat dibanding 17 ribu pembunuhan setahun sebelumnya, serta 14 ribu kematian akibat baku tembak ataupun eksekusi anggota kartel pada 2014. Berdasarkan catatan IISS, kematian warga sipil Meksiko rata-rata diakibatkan senjata api ringan, misalnya pistol atau senapan semi-otomatis.

"Hanya di Meksiko lah tingkat kematian akibat kekerasan bersenjata tidak melibatkan artileri militer, tank, ataupun persenjataan lainnya," kata John Chipman, Direktur Eksekutif IISS melalui keterangan tertulis mengomentari survei lembaganya. Dari 32 negara bagian Meksiko, 22 di antaranya mengalami peningkatan kasus pembunuhan sepanjang 2016. Faktor utamanya, menurut IISS, adalah persaingan beberapa kartel narkoba. Di negara-negara bagian yang menjadi jalur utama penyelundupan bahan baku kokain atau heroin, pertikaian antar anggota geng semakin sengit. Dampaknya tingkat kematian melonjak lebih tinggi di wilayah tersebut. Bukan cuma personel kartel yang meregang nyawa. Warga sipil yang tidak sengaja terbunuh, warga yang menolak bergabung atau membantu kartel, wartawan setempat, pendatang, hingga pejabat pemerintah turut menjadi korban lingkaran kekerasan di Meksiko.

Dari catatan IISS, pihak paling bertanggung jawab atas massifnya pembunuhan ini adalah Pemerintah Meksiko. Para politikus di negara tetangga Amerika Serikat itu dinilai kurang tegas melawan jaringan para kartel.

Merujuk jajak pendapat Pew Research Center yang digelar dua tahun lalu, hanya 35 persen penduduk Meksiko yang merasa Presiden Enrique Pena Nieto berhasil menelurkan kebijakan efektif untuk menangkal sepak terjang kartel. Padahal selama kampanye, perang melawan kartel adalah salah satu janji utama Nieto. Pada 2014, Nieto masih sukses meraup tingkat kepuasan 53 persen saat menghadapi kelompok-kelompok kartel.

Antônio Sampaio, peneliti IISS yang juga mengerjakan daftar tersebut memperingatkan pemerintah Meksiko, bila hasil perang melawan kartel akan sangat menentukan tingkat kepuasan rakyat menjelang pemilu. Selain itu, pembunuhan bakal lebih sering terjadi, karena semua indikator menunjukkan Presiden Nieto tidak punya rencana kerja yang jelas untuk menghambat persebaran para kartel.

Meksiko berhasil menggeser Irak dan Afghanistan dalam daftar lima besar IISS. Kedua negara itu sejak 2003 terus menjadi zona konflik internasional serta direcoki perang antar faksi Islamis. Di Ibu Kota Kabul, bom bunuh diri menjadi santapan sehari-hari warga Afghanistan. Rupanya, teror milisi Taliban masih kalah gahar dibanding menyalaknya pistol dan senapan mesin para kartel narkoba Meksiko. *Tambahan redaksi VICE Indonesia: Beberapa jam setelah daftar ini dipublikasikan, Pemerintah Meksiko segera merilis bantahan. Mereka menuding data dan metode kuantifikasi yang dipakai IISS "tidak bisa dipertanggungjawabkan." Argumen lainnya, Meksiko mengklaim tingkat pembunuhan di Brasil serta Venezuela lebih tinggi banding negara mereka.

"Pemerintah Meksiko menolak penggunaan istilah kekerasan bersenjata domestik dalam laporan tersebut."

Berikut daftar 10 besar negara paling mematikan di seluruh dunia sepanjang 2016 versi IISS:

10. Nigeria 9. Sudan Selatan 8. Turki 7. Sudan 6. Somalia 5. Yaman 4. Afghanistan 3. Irak 2. Meksiko

1. Suriah

Mengapa meksiko disebut negara narkoba
Mengapa meksiko disebut negara narkoba

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Pembunuhan di Meksiko sering dikaitkan dengan perang wilayah dan strategi militer negara itu terhadap kartel narkoba

Para aktivis di Meksiko akan berjalan lebih dari 130 km dalam 'March for Peace' untuk memprotes kekerasan di negara itu.

Pembunuhan telah mencapai rekor di Meksiko, dengan 95 orang terbunuh di sana setiap hari, artinya satu orang terbunuh setiap 15 menit.

Menurut data resmi, ada 34.582 pembunuhan pada 2019, jumlah tertinggi sejak catatan pembanding dimulai pada 1997.

Untuk perbandingan, sekitar 11.000 pejuang dan warga sipil tewas di Suriah yang dilanda perang pada 2019, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Tapi seberapa berbahaya Meksiko dan bagaimana perbandingannya dengan negara lain?

Mengapa meksiko disebut negara narkoba
Mengapa meksiko disebut negara narkoba

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

"Dibalik [statistik] ada kisah yang menyedihkan bagi kerabat dan keluarga," ujar Karla Quintana, Komisi Nasional Meksiko Karla Quintana

Kartel narkoba Meksiko dianggap berperan dalam membentuk citra terkenal negara itu sebagai salah satu tempat paling mematikan di dunia.

Awal bulan ini, sepuluh musisi lokal ditembak mati dan dibakar dalam penyergapan di Meksiko barat, yang diyakini dilakukan oleh kartel narkoba.

Para korban, berusia antara 15 dan 42 tahun, kembali dari sebuah pesta ketika mereka diserang di kota Chilapa di negara bagian Guerrero.

Pada November, sembilan anggota keluarga Mormon Meksiko-Amerika, di antaranya tiga ibu dan enam anak-anak, tewas dalam serangan oleh para penembak kartel, yang memicu kemarahan dan kecaman di dalam dan di luar negeri.

Menyusul insiden itu, dua aktivis terkemuka - Javier Sicilia dan Julian LeBaron - menyerukan pawai yang akan dimulai pada Kamis (23/01)di kota Morelos dan puncaknya pada tiga hari kemudian di ibukota, Mexico City.

Pawai akan menarik perhatian pada jumlah besar yang terbunuh dan hilang di suatu negara dalam cengkeraman 'perang melawan narkoba' yang menghancurkan.

Mengapa meksiko disebut negara narkoba
Mengapa meksiko disebut negara narkoba

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Kekerasaan di Meksiko menyebabkan puluhan ribu orang terbunuh

Meksiko baru-baru ini membentuk komisi nasional pencarian orang, yang memperkirakan hampir 62.000 orang hilang, karena perang memperebutkan wilayah dan bentrok antara kartel narkoba dan aparat keamanan.

"Kita harus ingat bahwa kita membicarakan nyawa di sini, [nyawa] dari orang-orang, dari keluarga," ujar Kepala Komisi Pencarian Nasional Meksiko, Karla Quintana, yang mengkoordinasi upaya pencarian korban, kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers.

"Ini data yang menyeramkan, dan dibalik ini ada kisah yang menyakitkan untuk para keluarga."

Terlepas dari statistik yang mengejutkan, tingkat pembunuhan di Meksiko masih jauh di bawah negara-negara lain.

Secara global, Meksiko menempati urutan ke 19 dalam daftar negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi, menurut angka terbaru dari Bank Dunia, dengan 25 kasus pembunuhan yang disengaja per 100.000 penduduk pada tahun 2017.

Yang teratas dari daftar itu adalah El Salvador - nilainya lebih dari dua kali lipat dari Meksiko dengan 62 kasus pembunuhan disengaja per 100.000 penduduk pada 2017, meskipun sejak itu telah turun tajam, menurut data resmi.

Keterangan gambar,

Afrika Selatan memiliki tingkat pembunuhan tertinggi di dunia dan kekerasan terhadap perempuan yang serius

Di Venezuela, tingkat pembunuhan cukup tinggi dengan 60 per 100.000 orang pada 2019, menurut Venezuelan Observatory of Violence, sebuah lembaga non-pemerintah yang memantau keamanan di negara tersebut.

Sementara, PBB memperkirakan tingkat pembunuhan di Nigeria pada periode 2013-2016 adalah 34 per 100.000 orang.

Afrika Selatan berada di peringkat ke-sembilan dalam daftar Bank Dunia, dan kasus kekerasan terhadap perempuan di wilayah itu cukup tinggi.

Tingkat pembunuhan di Brasil juga lebih buruk ketimbang Meksiko. Setidaknya ada 51.000 pembunuhan di negara itu pada 2018, atau sekitar satu orang terbunuh setiap 10 menit, menurut Forum Keamanan Publik di Brazil.

Samuel Gonzalez Ruiz, kepala dari lembaga di Meksiko yang mengkoordinasikan upaya keamanan publik, menjelaskan bahwa pembunuhan di negara itu adalah "masalah lokal, bukan masalah nasional".

Angka itu menunjukkan bahwa banyak kekerasan terkonsentrasi di titik lokasi kriminal di mana geng narkoba tinggal atau berperang memperebutkan wilayah.

Sebaliknya, destinasi wisata populer seperti Yucatán and Baja California Sur tercatat sebagai tempat dengan tingkat kekerasan sangat rendah.

Namun, pembunuhan di Meksiko terus meningkat. Presiden Felipe Calderón mencetuskan "perang melawan narkoba" pada 2016 dan mengerahkan lebih dari 50.000 tentara dan polisi federal untuk melawan kartel narkoba.

Mengapa meksiko disebut negara narkoba
Mengapa meksiko disebut negara narkoba

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Meksiko bergantung pada militer dan polisi federal untuk melawan kartel narkoba sejak 2006.

Enam tahun sejak dia menjadi presiden, angka resmi jumlah orang yang terbunuh dalam kekerasan terkait narkoba adalah 60.000. Banyak yang memperkirakan jumlahnya lebih dari itu.

Presiden saat ini, Andrés Manuel López Obrador, berjanji untuk "mencapai perdamaian dan akhir dari perang" melawan narkoba.

Namun strateginya untuk membentuk Garda Nasional demi perang ini telah menuai kritik karena dianggap kurang fokus dan kebijakannya tak banyak berbeda dari pendahulunya.

Para pengkritiknya berpendapat bahwa minimnya strategi dalam melawan kelompok kriminal akan membuat kekerasan semakin meningkat.