Mengapa generasi muda perlu dilibatkan dalam kegiatan komunitas berbasis sosial ?

Mengapa generasi muda perlu dilibatkan dalam kegiatan komunitas berbasis sosial ?

RG Squad pasti sudah tahu kan kalau Indonesia itu memiliki keberagaman budaya yang salah satunya mencakup hubungan kearifan lokal di dalam masyarakat. Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup dan pandangan hidup yang mengakomodasi kearifan hidup. Sekarang kita cari tahu yuk peranan kearifan lokal dalam membangun sebuah komunitas.

Di Indonesia, kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang terwujud dalam berbagai bidang kehidupan seperti nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata lingkungan, dan sebagainya. Hal ini bisa dilihat pada kearifan lokal mengenai keselarasan alam yang telah menghasilkan pendopo dalam arsitektur Jawa. Pendopo dengan konsep ruang terbuka menjamin ventilasi dan sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu penyejuk udara agar konsep rumah tetap ramah lingkungan.

Mengapa generasi muda perlu dilibatkan dalam kegiatan komunitas berbasis sosial ?

RG Squad, jika kearifan lokal kita ibaratkan sebagai pegangan hidup secara turun temurun, maka pemberdayaan komunitas adalah alat untuk merekatkan kehidupan bermasyarakat. Pemberdayaan komunitas yang dimaksud di sini adalah suatu proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Dengan terlibat dalam pemberdayaan komunitas, setiap anggota masyarakat akan merasa lebih dekat dan peduli dengan sesama anggota di lingkungan masyarakatnya. Contohnya, kalau teman-teman RG Squad tergabung dalam komunitas karang taruna di lingkungan RG Squad masing-masing, pasti akan merasa lebih dekat dengan anggota yang lain kan?

Mengapa generasi muda perlu dilibatkan dalam kegiatan komunitas berbasis sosial ?

Pemberdayaan komunitas bisa dilakukan sedari muda, seperti melalui Karang Taruna.

(sumber: www.kabardesa.com)

Melalui nilai-nilai kearifan lokal, pemberdayaan komunitas dapat dilakukan dengan lebih efektif dan sesuai dengan karakter masyarakat sasaran. Oleh karena itu nih RG Squad, penting bagi generasi muda seperti kalian ini untuk memahami apa yang menjadi akar budaya di masyarakat masing-masing. Tujuannya agar komunitas di masyarakat kita bisa berkembang sesuai dengan akar dan karakteristiknya sesuai dengan perkembangan zaman. Kearifan lokal dapat memiliki sifat antarbudaya dan antaretnik yang ada. Jika sifat-sifat tersebut sudah menjadi satu, maka kearifan lokal tersebut dapat membentuk tingkat tatanan nilai yang baru yakni nilai budaya yang bersifat nasional  

Mengapa generasi muda perlu dilibatkan dalam kegiatan komunitas berbasis sosial ?
 

Kita tentunya gak mau dong identitas budaya masyarakat asli Indonesia hilang karena kuatnya pengaruh budaya asing dari luar? Yuk, kita sama-sama jaga dan lestarikan kearifan lokal yang ada di masyarakat kita.

Ingin belajar lebih dalam tentang kearifan lokal yang ada di Indonesia? Ayo gabung belajar di Brain Academy, belajar bersama di live teaching interaktif dengan Kakak Tutor yang ramah dan belajar bersama dengan teman-teman se-Indonesia!

Mengapa generasi muda perlu dilibatkan dalam kegiatan komunitas berbasis sosial ?

Referensi:

Kymlicka, Will. 2002. Kewargaan Multikultural. Jakarta: LP3ES.

Zubaedi. 2013. Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sumber Gambar:

https://www.kabardesa.com/2019/07/16/4709/karang-taruna-desa-manarwi-gelar-pelatihan-pembuatan-website


Jakarta, Kominfo — Menopang 97% lapangan pekerjaan, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah khususnya yang berorientasi ekspor, menjadi salah satu upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional. Sektor itu juga dinilai menjadi  pilihan karir yang menyatu dengan karakteristik generasi muda, terutama di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

Sensus  2020 menyebutkan, Generasi Z mencapai 27,94% dan Generasi Milenial sebanyak 25,87% dari total populasi, dimana kedua generasi ini merupakan penduduk usia produktif yang menjadi tumpuan percepatan pertumbuhan ekonomi. Namun, upaya memunculkan potensi eksportir baru khususnya dari kalangan muda, tidak bisa dilakukan secara instan.

“Semua ini membutuhkan proses yang melibatkan komitmen, wawasan dan pengetahuan akademik yang baik, skill yang mumpuni, kemampuan teknologi informasi, negosiasi, creative thinking, inovasi, dan tentunya disiplin dari diri anda-anda sendiri sebagai pelaku utama,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika memberikan sambutan secara virtual Kuliah Ekspor Nasional pada Konferensi Ekspor Nasional 2021 Dari Sekolah Ekspor dari Kediaman Resmi Wapres, Jl. Diponegoro No.2, Jakarta Pusat, Kamis (30/09/2021).

Dalam acara yang mengusung tema ‘New Future of Export Indonesia’ tersebut, Wapres menekankan, selain mengenali ekosistem pendukung ekspor seperti standar dan prosedur ekspor, para eksportir harus dapat mengikuti tren yang sedang dibutuhkan oleh negara tujuan ekspor.

“Anda para generasi muda harus mampu melihat dan menangkap peluang dari dinamika dan perubahan tren ekspor di era pemulihan ekonomi saat ini,” pesan Wapres.

Selanjutnya, Wapres menilai beberapa sektor akan lebih unggul pengembangannya hingga berkontribusi besar terhadap pemulihan ekonomi di masa yang akan datang.

“Saya menilai sektor industri halal, sektor kesehatan (healthy life style), sektor makanan dan minuman (mamin), sektor konstruksi, dan sektor pertanian akan menjadi penopang utama pemulihan ekonomi global ke depan.

Khusus untuk sektor industri halal, Wapres mendorong generasi muda dan elemen sektor swasta, baik usaha berorientasi ekspor berskala besar, menengah, dan kecil, untuk secara cermat menggali sektor tersebut dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di Indonesia.

Melalui acara ini, Wapres berharap dapat mendorong semangat generasi muda untuk turut serta menumbuhkan ekonomi nasional melalui ekspor.

“Saya berharap, melalui sinergi dan kolaborasi antara dunia usaha dan akademisi di Sekolah Ekspor ini akan melahirkan semakin banyak eksportir baru dari Generasi Milenial dan Generasi Z untuk menciptakan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang sangat dibutuhkan Indonesia saat ini,” harapnya.

Menutup sambutannya Wapres menyampaikan apresiasi atas kontribusi Sekolah Ekspor dalam meningkatkan literasi ekspor bagi generasi muda Indonesia.

“Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Yayasan Sekolah Ekspor Nasional dalam upaya mendorong dan memfasilitasi lahirnya para eksportir muda melalui berbagai pelatihan, sertifikasi, dan pendampingan untuk membuka peluang yang lebih besar bagi ekspor Indonesia,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga memaparkan bahwa akumulasi kinerja ekspor di Indonesia dari Januari-Agustus 2021 mencapai surplus di atas 19,18 miliar Dolar AS. Menurutnya, angka tersebut naik signifikan dibanding tahun sebelumnya dan tertinggi semenjak 2011, meskipun di tengah pandemi Covid-19.

Dalam acara tersebut, Jeri juga memberikan apresiasi program Sekolah Ekspor yang dinisiasi oleh Handito Joewono. Ia berharap Sekolah Ekspor ini, dapat melahirkan eksportir-eksportir baru yang dapat ikut serta dalam meningkatkan ekspor Indonesia.

“Kami dari Kementerian Perdagangan tentunya welcome dan menyambut baik apa yang bisa kami support kami siap, dan tentunya ini menjadi salah satu semangat juga bagi kita semua melihat ya perannya sekolah ekspor ini sebagai salah satu hal yang juga bisa meningkatkan ekspor dan tentunya berkontribusi terhadap neraca perdagangan kita yang surplus,” ucapnya.

Hadir puka sebagai narasumber dalam acara ini Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Duta Besar RI di Havana Nana Yuliana, Dewan Pengawas BPJS Tenaga Kerja Aditya Warman, Plt. Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Mastuki, Ketua Umum GPEI (Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia) Benny Soetrisno, Direktur Utama PT. BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) Rudijanto, Konjen RI di Hamburg Ardian Wicaksono, Perwakilan dari MUI Vivi Wahid, dan Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono, selaku penyelanggara acara.

Sebagai informasi, acara Konferensi Ekspor Nasional ini diselenggarakan selama tiga hari dimulai pada Kamis, 30 September 2021 hingga Sabtu, 2 Oktober 2021. Adapun  narasumber pada hari kedua dan ketiga antara lain: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Dirjen PEN Kementerian Perdagangan Didi Sumedi, Ketua Dewan Direktur LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia) Daniel James Rompas, Wakil Ketua Umum Kadin Juan Permata, Ketua GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia) Adhi Lukman, Ketum GP Jamu (Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Indonesia) Dwi Ranny Pertiwi Zarman.

Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar.