Langkah yang dilakukan khalifah Abu Ja far Al Mansur untuk mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dengan cara?

Pernah mendengar tentang Dinasti Abassiyah?

Sudah tahu siapa saja tokoh paling berpengaruh di dinasti tersebut?

Jika belum maka pemustaka sekalian wajib membaca tulisan saya kali ini..

Saya akan membagikan sedikit ilmu saya yang pernah saya dapatkan dari Madrasah Aliyah dulu dan saya lebih dalami kembali saat masuk semester pertama di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta…in sya Allah shahih hehee

semoga bermanfaat yaa..

(jangan lupa cantumkan urlnya yaaa! budayakan anti plagiasi yaa cah!)

Dinasti  Abbasiyah masa 3 khalifah: Abu Ja’far Al-Mansur, Harun Al-Rasyid, dan Al-Makmun

  1. Khalifah Abu Ja’far al-Mansur

Usaha-usaha yang dilakukan selama menjabat sebagai khalifah adalah:

  • Menata dan menertibkan pemerintahan dan kehidupan sosial;
  1. Menertibkan administrasi pemerintahan.
  2. Menetapkan tugas dan tanggung jawab serta pembagian tugas para pembantunya dengan jelas.
  3. Membentuk jaringan kerjasama antar berbagai instansi pemerintahan.
  4. Membangun kota Baghdad sebagai ibu kota pemerintahan.
  5. Menerapkan sistem pemerintahan yang baru dengan mengangkat wazir.
  6. Meningkatkan kinerja jawatan pos.
  7. Membuat lembaga protokoler Negara dan sekretaris Negara serta memperbaiki angkatan perang dan kepolisian.
  8. Membangun kanal-kanal dan irigasi.
  9. Mewujudkan stabilitas keamanan dalam maupun luar negeri.
  10. Melakukan pembinaan politik luar negeri.
  11. Menjadikan Baghdad sebagai kota metropolitan bertaraf internasional.

Usaha-usaha yang dilakukan :

  1. Membangun jalan-jalan baru dan memperindahnya.
  2. Memperbaiki jawatan pos untuk kepentingan komunikasi antar daerah.
  3. Dalam struktur pemerintahan, mengangkat wazir .
  4. Membentuk dewan atau bendaharawan.
  5. Memberikan jaminan hidup dan kesejahteraan yang sangat baik bagi angkatan bersenjata.
  6. Membangun dan memperindah kota Baghdad sebagai ibukota pemerintahan dan kota perdagangan dunia.
  7. Membangun system irigasi dengan teknologi tinggi, untuk keperluan pertanian dan sarana air bersih. Beliau membangun terusan air di kota Mekah dan MAdinah untuk kepentingan para jamaah haji. Terusan ini bernama “Mata Air Zubaidah” yang digunakan hingga saat ini.
  8. Membangun pasar-pasar baru dan pusat-pusat perdagangan.
  9. Membangun gedung-gedung sekolah dan pemerintahan.
  10. Membangun industri dan berbagai macam pabrik.
  11. Mendirikan gedung peneropong bintang (planetarium).
  12. Membangun rumah sakit (Bamaristan).
  13. Membangun sekolah dan perguruan tinggi dan berbagai masjid diperbesar.
  • Membangun hubungan diplomatik dengan kerajaan dan negara lain.
  1. Mengadakan pertukaran diplomat dan duta dengan kerajaan dan Negara lain, seperti Tiongkok, Tartar, dan Hindu.
  2. Mengabulkan permintaan Raja Karl dari Prancis, agar menjamin keselamatan umat Kristen Perancis yang berziarah ke Baitul Maqdis di Yerussalem.
  3. Membentuk kerajaan boneka di Tunisia (Afrika Utara), dengan tujuan untuk mempersempit ruang gerak dan pengaruh kerajaan Bani Idris di Maroko.
  4. Meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan. Berbagai macam ilmu pengetahuan seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, kimia, fisika, astronomi, ilmu bumi, ilmu sastra, ekonomi, sosiologi, ilmu hokum, dan lain-lain bermunculan pada waktu itu.
  5. Berbagai aktivitas yang dilakukan Khalifah Harun al-Rasyid untuk kepentingan tersebut adalah:
  6. Mendirikan lembaga “Baitul Hikmah”, yang digunakan sebagai tempat berdiskusi dan meneliti ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh para ilmuwan baik muslim maupun non muslim.
  7. Mendirikan perguruan tinggi
  8. Menyusun dan menerbitkan buku-buku ilmu agama, ilmu pengetahuan umum dan buku-buku lain seperti: buku cerita Seribu Satu Malam, buku tentang ekonomi negara menurut Islam, dan lahirnya produk berteknologi tinggi, sperti “Jam Air”
  9. Banyaknya seniman yang ternama seperti Abu Nawas, Umar Kayyam, Abdul Atiya, dll.
  10. Khalifah Al-Makmun

Usaha-usaha yang dilakukan:

  • Melakukan penerjemahan buku-buku asing, terutama buku-buku Yunani ke dalam bahasa Arab.
  • Memajukan Baitul Hikmah. Dari sinilah lahir ilmuwan-ilmuwan muslim kenamaan seperti Ibnu Sina, al-Farabi, Ibnu Rusyd, al-Hazen, Al-Razi, Al-Farghani, Imam Bukhari, Imam Muslim, dll.
  • Mendirikan Majelis Munazarah, sebagai tempat mendiskusikan berbagai persoalan terutama masalah-masalah khilafiyah, dipimpin langsung oleh khalifah.
  1. Perkembangan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah
  2. Bidang Seni dan Budaya

Seni sastra (Abdul hamid alkatib, Abu Hayyan at Tauhidi, Badi’ az-zaman, Abu Muhamad Qasim al-Hariri, dll). Seni kaligrafi (Ad-Dahak bin ‘Aljan, Ishaq bin Hamad) sedangkan seni music dan bernyanyi (Zaryab). Seni arsitektur adalah perpaduan kebudayaan Persia, Turki dan Arab.

Perkembangan ilmu pengetahuan periode klasik tidak bisa dilepaskan dari usaha penerjemahan berbagai buku berbahasa asing (Yunani, Persia dan Sansekerta) ke dalam bahasa Arab. Peran para khalifah cukup benar dalam hal ini. Beberapa bidang ilmu dan tokoh yang terkenal masa ini adalah:

  • Filsafat
    1. Al-Kindi (karyanya: Risalah fi Madkhal al Mantiq bi Istifa al-Qawl fih)
    2. Al-Farabi (komentator karya-karya Aristoteles), karyanya: Fusus al-Hikam
    3. Ibnu Sina, ia ahli filsafat (karyanya: Qanun fit-Tibb: Undang-Undang kedokteran), dan ahli kedokteran (karyanya: Kitab as-Syifa’: buku tentang penyembuhan)
    4. Ibnu Rusyd (karyanya: Fasl al-Maqal, Al-Kasyaf ‘an Manahij al-Adillah, dan Tahafut at-Tahafut (Kerancuan berpikir dalam buku Kerancuan filsafat untuk membantah pendapat-pendapat Imam al-Ghazali dalam buku Tahafut al-Falasifah: Kerancuan Filsafat). Ia juga seorang dokter dan ahli fikih (karyanya: Bidayatul Mujtahid)

2)   Astronomi

  1. Al-Battani, karyanya: Risalat fi Tahqiq Akdar al-Ittisalat
  2. Al-Biruni, karyanya: Kitab at-Tafhim li Awa’il Sina’I at-Tanjim berisi astronomi, geometri, aritmatika , dan astrologi

3)  Kedokteran

  1. Ibnu Musawah, karyanya: An-Nawadir at-Tibbiyah, Kitab al-Azmina
  2. Ar-Razi, karyanya: Al-Hawi (ensiklopedi pengobatan paling lengkap terdiri dari 20 jilid)
  3. Ibnu Sina (di Barat dikenal dengan nama Avicenna). Karya monumentalnya: Al-Qanun fit Tibb.
  1. Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Dinasti Bani Abbas

Dinasti Abbasiyah dianggap sebagai representasi kejayaan Islam sekaligus titik tolak kemunduran Islam. Imperium yang pernah berdiri selama kurang lebih 500 tahun tersebut telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban Islam, baik dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya.

Akan tetapi, kejayaan ini tidak seterusnya dapat dipertahankan. Pada tahun 850 M mulai muncul bibit-bibit kemunduran. Kemunduran yang terjadi pada Abbasiyah banyak disebabkan oleh beberapa persoalan internal, yaitu:

  1. Penaklukan yang tergesa-gesa dan tidak usai.
  2. Metode administrasi yang tidak kondusif bagi penciptaan stabilitas Negara.
  3. Eksploitasi dan pajak berlebihan yang dibebankan kepada rakyat.
  4. Garis perpecahan Arab dan non-Arab, Muslim Arab-Muslim ‘Ajam, dan muslim kaum zimmi.
  5. Pertikaian para pasukan yang terdiri dari orang-orang Turki, Persia, dan Arab.
  6. Banyak munculnya sekte-sekte yang kemudian berafiliasi dengan gerakan politis untuk melanggengkan kekuasaannya.
  7. Para petinggi kerajaan hanya memikirkan kesenangan pribadi.
  • Hal tersebut diperparah dengan adanya faktor eksternal,

yaitu munculnya serangan dari Mongol. Gengis Khan dan keturunannya datang membawa kehancuran dunia Islam. Serangan ke Baghdad (masa Khalifah Al-Mu’tashim) dilakukan oleh cucunya yaitu Hulagu Khan yang berhasil mengepung kota Baghdad. Akhirnya pada 10 Februari 1258 M benteng kota ini dapat ditembus dan Baghdad dihancurkan.

Langkah yang dilakukan khalifah Abu Ja far Al Mansur untuk mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dengan cara?

Langkah yang dilakukan khalifah Abu Ja far Al Mansur untuk mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dengan cara?

Lihat Foto

Thoughtco

Ilustrasi masa pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah

KOMPAS.com - Dinasti Abbasiyah adalah kekhalifahan ketiga yang berdiri setelah wafatnya Nabi Muhammad.

Kekhalifahan ini didirikan oleh dinasti keturunan dari paman Nabi Muhammad, Abbas bin Abdul-Muttalib.

Kekhalifahan Abbasiyah resmi memerintah sebagai khalifah setelah menggulingkan Bani Umayyah pada 750 masehi.

Kekuasaan dinasti ini berlangsung selama lima abad, yakni dari tahun 750 hingga 1258 M.

Selama masa pemerintahannya, Kekhalifahan Abbasiyah menerapkan pola pemerintahan yang berbeda-beda, sesuai perubahan politik, sosial, dan budaya.

Salah satu pencapaian terbesarnya adalah berhasil menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dunia.

Baca juga: Kekhalifahan Abbasiyah: Sejarah, Masa Keemasan, dan Akhir Kekuasaan

Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah

Pada masa Bani Abbasiyah umat Islam mencapai puncak kejayaan di berbagai bidang.

Ini terjadi karena perhatian yang besar dari pemerintah terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.

Khalifah Al-Ma’mun melakukan penerjemahan buku-buku asing dan mendirikan baitul hikmah yang menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan.

Kemudian muncul para ilmuwan yang memiliki akidah kuat dan menguasai ilmu agama dan sains.