Langkah pertama yang diambil Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dalam berdakwah setelah menerima wahyu yang berisi perintah berdakwah?

Jakarta -

Surat yang diturunkan pertama kali saat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu adalah Al-Alaq ayat 1-5. Muhammad menerima wahyu tersebut dari Malaikat Jibril, perantara Allah SWT.

Ustaz Abdul Somad dan Ustaz Abul Hayyi Nur, pemimpin Pesantren Syawarifiyyah, Rorotan, Jakarta Utara, kepada detikcom mengatakan, Al-Qur'an turun pertama kali pada 17 Ramadhan. Saat itu surat yang turun adalah Surat Al-Alaq ayat 1-5.

Rasulullah menerima wahyu pertama di Gua Hira. Waktunya pada 17 Ramadhan atau pada 6 Agustus 610 Masehi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam buku Pengantar Studi Al-Qur'an oleh Abdul Hamid, Lc, MA, hadits riwayat Bukhari dan Muslim menyebutkan, Malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad SAW di Gua Hira. Malaikat mendatanginya seraya berkata: Iqra (bacalah). Maka Rasulullah menjawab, "Aku tidak bisa membaca."

Beliau menjelaskan: Lalu malaikat itu pun menarik dan menutupiku, hingga aku pun merasa kesusahan. Kemudian malaikat itu kembali lagi padaku dan berkata Iqra. Aku menjawab, "Aku tidak bisa membaca."

Ia menarik lagi dan mendekapku ketiga kalinya hingga aku merasa kesusahan. Kemudian malaikat itu menyuruhku kembali seraya membaca, Iqra bismirabbikal ladzii kholaq. Kholaqol insaana min 'alaq. Iqra wa robbukal akram. Alladzii 'allamal bil qolaam. Hingga 'allamal insaana maa lam ya'lam.

Maka dengan badan yang menggigil akhirnya Rasulullah kembali pulang ke rumahnya. Beliau meminta istrinya, Khadijah menyelimutinya.

Berikut surat Al Alaq ayat 1-5 :

اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَۚ

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ عَلَقٍۚ‏

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

اِقۡرَاۡ وَرَبُّكَ الۡاَكۡرَمُۙ

3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,

الَّذِىۡ عَلَّمَ بِالۡقَلَمِۙ

4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.

عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ

5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Turunnya Surat Al-Alaq 1-5 ini sekaligus sebagai pengukuhan status Muhammad sebagai rasul. Muhammad menerima perintah menyampaikan serta mendakwahkan agama Islam.

Abdul Hamid juga menyebutkan Al-Qur'an diturunkan secara bertahap selama 23 tahun selama bulan Ramadhan. Hal ini untuk menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya, yakni Taurat, Zabur, dan Injil.

Petunjuk ini sesuai dengan Surat Al Isra ayat 106:

وَقُرْاٰنًا فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَهٗ عَلَى النَّاسِ عَلٰى مُكْثٍ وَّنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلًا

"Dan Al-Qur'an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya perlahan-lahan kepada manusia. Dan kami menurunkannya secara bertahap." (Al Isra ayat 106).

(nwy/erd)

tim | CNN Indonesia

Sabtu, 09 Mei 2020 17:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Saat genap berusia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW dipenuhi kegusaran. Rasulullah gelisah melihat sikap kaumnya yang semakin jahiliah--zaman kebodohan. Dalam konsep Islam, jahiliah berarti masa di mana penduduk dalam ketidaktahuan, saat manusia bertindak tidak sesuai dengan ajaran agama.

Saat itulah awal mula Nabi Muhammad menerima wahyu pertama atau turunnya Alquran untuk pertama kali yang dikenal dengan Nuzulul Quran.

Kegalauan hati ini membuat Muhammad senang menyendiri. Dia meninggalkan rumah menuju perbukitan. Muhammad lalu menyepi di Gua Hira.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di sana, Rasulullah beribadah dan berdoa sesuai ajaran agama Ibrahim yang menyembah Allah SWT.Pada suatu hari, tepatnya 17 Ramadan, bertepatan 6 Agustus 610 Masehi, datang malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu pertama."اِقْرَأْ (Iqra'), bacalah!" kata malaikat itu."Aku tidak bisa membaca," kata Rasulullah.Dalam Sirah Nabawiyah Sejarah Lengkap Nabi Muhammad SAW karya Abu Hasal 'Ali al-Hasani an-Nadwi, diceritakan malaikat lalu mendekap Muhammad hingga kepayahan. Perintah bacalah itu disampaikan sebanyak tiga kali.Barulah setelah itu, Malaikat Jibril melepaskan Nabi Muhammad dan menyampaikan firman Allah."Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya," kata malaikat itu.Wahyu pertama ini terdapat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Wahyu pertama ini pula yang menjadi penanda turunnya Alquran atau nuzulul quran, sekaligus hari pertama Muhammad diangkat sebagai nabi.Setelah menerima wahyu itu, Rasulullah pulang ke rumah dengan ketakutan. Setibanya di rumah, Muhammad meminta sang istri, Khadijah untuk menyelimutinya."Selimuti aku! Selimuti aku! Aku sangat takut!" kata Rasulullah.

Langkah pertama yang diambil Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dalam berdakwah setelah menerima wahyu yang berisi perintah berdakwah?
Ilustrasi: Wahyu pertama Nabi Muhammad juga menjadi penanda turunnya Alquran atau Nuzulul Quran, dan waktu diangkatnya Muhammad sebagai nabi. (Foto: ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)


Khadijah dengan cepat melaksanakan permintaan itu dan bertanya mengapa Rasulullah terlihat sangat ketakutan. Khadijah lalu menenangkan Rasulullah. Dia sudah tahu bahwa Muhammad merupakan orang pilihan Allah yang akan diangkat menjadi Nabi.Setelah itu, Nabi Muhammad tak lagi diberikan wahyu atau dikenal dengan masa fatrah. Baru setelah 40 hari, turun wahyu kedua."Hai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan dan agungkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah," kata malaikat kepada Muhammad. Wahyu kedua ini terdapat dalam surat Al-Muddassir ayat 1-7.Wahyu kedua ini merupakan perintah kepada Nabi Muhammad untuk memulai dakwah menyiarkan agama Islam.

[Gambas:Video CNN]

Khadijah menjadi orang pertama yang beriman kepada Allah. Ali bin Abi Thalub, Zaid bin Haritsah, dan Abu Bakar bin Abu Quhafah juga menjadi orang yang pertama-tama masuk Islam.Sejak saat ini Alquran turun secara bertahap di Makkah yang dikenal dengan ayat Makkiyah dan setelah Rasulullah hijrah ke Madinah yang dikenal dengan ayat Madaniyah.Hingga wahyu yang terakhir turun adalah surat Al-Maidah ayat 3 saat Nabi Muhammad melakukan haji wada atau haji terakhir di Padang Arafah. Wahyu-wahyu itu kemudian disusun menjadi Al-quran yang dijaga oleh Allah.Dari kisah wahyu pertama dan nuzulul quran ini dapat dipetik sejumlah hikmah dan pelajaran.Pertama, Allah meminta umatnya untuk membaca karena membaca merupakan sumber ilmu pengetahuan."Kata Iqra' mengandung perintah untuk membaca yang merupakan jendela pengetahuan," kata Muhammad Chirzin dalam Tafsif Al-Fatihah dan Juz 'Amma.

Dari wahyu pertama ini pula diketahui semua sumber ilmu pengetahuan berasal dari Allah Yang Maha Pandai. (ptj/NMA)

[Gambas:Video CNN]

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

Nabi Muhammad memiliki langkah dalam berdakwah.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah ke bumi untuk menyebarkan agama Islam. Dalam rentang waktu 23 tahun, beliau kemudian berhasil membawa manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

Dikutip dari buletin Tanwirul Afkar, Katib Ma’had Aly Situbondo Ustaz Khairuddin Habziz mengungkapkan bahwa As-Syahid Syekh Ramadhan Al Buthy dalam kitab Fiqh Sirah-nya telah menyebutkan tiga langkah kesuksesan Nabi dalam dakwah Risalah Islamiyah.

Pertama, yaitu membangun masjid (Bina’ul Masjid). Menurut Ustadz Khairuddin, Rasulullah tentu tidak haya membangun masjid secara fisik, tapi juga memakmurkan dan memberdayakannya. Menurut dia, masjid saat itu benar-benar menjadi pusat pergerakan penataan dan perbaikan umat dengan segala demensinya. Dari persoalanan keagamaan hingga persoalan kenegaraan.

Kedua, Rasulullah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar (At-ta’akhi bainal Muhajirin wal Anshar). Menurut Ustadz Khairuddin, dua elemen masyarakat Madinah ini lah yang kelak akan menjadi penunjang utama dakwah Nabi. Persaudaran sejati yang dibangun berada dalam visi dan misi yang sama, yaitu la aisya illa aisyal akhirah. Artinya, tidak ada kehidupan hakiki kecuali kehidupan akhirat.

Ustadz Khairuddin menjelaskan, persaudaraan yang dilukiskan Nabi ibarat sebatang tubuh yang akan turut merasakan penderitaan saat ada salah satu anggotanya yang sakit. Sebagai makhluk sosial, membangun kebersamaan, tepo selero, persatuan dan kesatuan adalah keniscayaan dalam menggapai keberhasilan

Langkah yang ketiga, Rasululullah membangun relasi dengan semua pihak di luar Islam (Al alaqoh ma’a ghairil muslimin. Menurut Ustaz Khairuddin, dalam dakwahnya Rasulullah berkenan mengajak semua kalangan dengan latar belakang yang berbeda untuk bersama-sama menghadirkan kemaslahatan bagi umat manusia.

Dia mengatakan, perbedaan dan keragaman sejatinya adalah rahmat dan modal kekuatan yang dahsyat jika dikelola dengan baik. Sebaliknya, kata dia, hal itu juga bisa menjadi bom waktu jika salah dalam memenejnya.

Menurut Ustaz Khairuddin, tiga simpul kekuatan inilah yang seharusnya menjadi teladan bagi para agen perubahan, baik tokoh agama, tokoh masyarakat dan para pemimpin negara dalam menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.