Ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berhasil meletakkan Hajar Aswad ia mendapat gelar apa?

REPUBLIKA.CO.ID, Pada awalnya, Hajar Aswad merupakan salah satu batu yang ditemukan oleh Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS pada saat mereka sedang membangun Ka’bah.

Nabi Ismail yang pertama menemukan batu tersebut ketika dia mencari-cari batu tambahan untuk bangunan Ka’bah.

Batu tersebut kemudian diserahkannya kepada ayahnya. Nabi Ibrahim begitu tertarik kepada batu tersebut sehingga dia menciuminya berulang-ulang kali. Ketika akan menempatkan batu tersebut pada tempatnya, mereka terlebih dahulu menggendongnya sambil berlari-lari kecil mengelilingi bangunan Ka’bah sebanyak tujuh putaran.

Dalam sejarahnya yang panjang, Hajar Aswad telah terlibat dalam peristiwa-peristiwa sejarah yang penting. Salah satu peristiwa penting tersebut melibatkan Nabi Muhammad SAW sebagai pemeran utama.

Pada sekitar lima tahun sebelum Muhammad diangkat sebagai nabi dan rasul, yakni ketika beliau berumur 35 tahun, diadakan pemugaran Ka’bah karena adanya beberapa kerusakan.

Pemugaran tersebut diadakan berdasarkan kesepakatan para pemuka kabilah suku Quraisy yang ada di Kota Makkah. Akan tetapi, terjadi perselisihan yang hampir saja mengakibatkan pertumpahan darah di antara sesama masyarakat Quraisy tersebut ketika akan menetapkan siapa yang berhak menempatkan kembali Hajar Aswad pada posisinya semula. Masing-masing tokoh Quraisy merasa paling berhak untuk menempatkan kembali batu tersebut.

Ketika perselisihan semakin memuncak, muncullah Abu Umayyah bin Mughirah Al-Makhzumi mengajukan usul agar permasalahan tersebut diserahkan kepada seseorang yang akan mengadilinya. Dia mengusulkan agar orang tersebut adalah orang yang pertama kali memasuki Masjidil Haram melalui Bab Al-Shafa pada hari itu. Usulan tersebut disetujui oleh semua pemuka Quraisy.

Ternyata, orang yang pertama kali memasuki Masjidil Haram melalui Bab Al-Shafa pada hari tersebut adalah Muhammad bin Abdullah. Maka disepakatilah Muhammad bin Abdullah sebagai orang yang akan mengadili perkara penempatan kembali Hajar Aswad tersebut.

Di sinilah semakin terlihat kualitas pribadi Muhammad bin Abdullah. Dengan kecerdasan dan kebijaksanaan yang dimilikinya, Muhammad berhasil memberikan jalan keluar yang dapat diterima semua pihak. Beliau menghamparkan sehelai kain di tanah, lalu mengangkat Hajar Aswad dan menempatkannya di atas bentangan kain tersebut.

Kemudian beliau meminta setiap pemuka kabilah Quraisy memegang masing-masing sudut dan sisi kain tersebut dan bersama-sama mengangkatnya untuk membawa Hajar Aswad ke tempatnya semula. Setelah sampai ke dekat tempat Hajar Aswad, Nabi Muhammad mengangkat dan menempatkan Hajar Aswad ke tempat aslinya.

Dengan cara demikian, para pemuka Quraisy merasa sama-sama punya andil dalam menempatkan kembali Hajar Aswad ke tempat aslinya.

Cara sederhana dan bijaksana yang ditempuh Muhammad bin Abdullah tersebut berhasil menghindarkan persengketaan yang hampir terjadi dan berhasil pula memuaskan semua pihak. Sejak saat itu, rasa percaya dan hormat kaum Quraisy kepada Muhammad bin Abdullah semakin meningkat.

sumber : Ensiklopedi Haji dan Umrah oleh Drs Ikhwan M.Ag dan Drs Abdul Halim M.Ag

Kaligrafi Nabi Muhammad. Foto: Shutterstock

Nabi Muhammad SAW telah menunjukkan kualitasnya sebagai manusia berakhlak mulia jauh sebelum menjadi Rasul. Hal ini telah diakui olah para penduduk Mekkah yang menyematkan gelar Al Amin atau orang yang dapat dipercaya kepada beliau. Mengapa Rasulullah mendapat gelar tersebut?

Pemberian gelar ini bukan tanpa alasan. Sebagai pedagang, Nabi Muhammad tidak pernah berkata dusta demi keuntungan. Mengutip jurnal Analisis Etika Bisnis dan Marketing Nabi Muhammad SAW tulisan Ubbadul Adzkiya’, Nabi Muhammad digambarkan sebagai pribadi yang sangat baik dan jujur. Beliau selalu mengatakan dengan jujur tentang barang yang dijualnya, termasuk tentang kerusakan atau kejelekan barang tersebut.

Dalam buku Manajemen Bisnis Syariah tulisan Ali Hasan, Rasulullah SAW diceritakan selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan sesuai dengan kualitas yang diminta pelanggan.

Riwayat lain mengatakan bahwa Nabi Muhammad mendapat julukan Al Amin ketika masyarakat Mekkah merenovasi Ka’bah. Berikut ini adalah kisahnya.

Kisah Renovasi Ka’bah dan Gelar Al Amin Nabi Muhammad SAW

Menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Foto: Shutterstock

Melansir jurnal Kontribusi Pemikiran Muhammad SAW Pra dan Pasca Kenabian Era Makkiah tulisan tulisan Agus Jaya (2011), terjadi banjir besar di Mekkah ketika Nabi Muhammad berusia 35 tahun.

Kaum Quraisy pun bermaksud membangun kembali Ka’bah yang hancur setelah diterjang banjir. Ketika pembangunan Ka’bah telah rampung, terjadi perselisihan sengit mengenai siapa yang berhak untuk meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya.

Semua kabilah bertekad untuk bisa meletakkan Hajar Aswad. Kemudian Abu Umayyah bin Mughiroh sebagai orang tertua di antara semua kabilah menawarkan jalan keluar.

“Barang siapa yang pertama kali masuk melalui pintu as-Shofa maka ialah yang berhak untuk mengambil kebijakan tentang peletakkan Hajar Aswad tersebut,” katanya.

Presiden Jokowi mencium Hajar Aswad. Foto: Dok. Istimewa

Ternyata Allah SWT menakdirkan bahwa orang yang pertama kali memasuki pintu masjid adalah Nabi Muhammad SAW. Ketika melihat sang Nabi, mereka berkata: “Ini adalah al-Amin dan kami ridho terhadap keputusannya”.

Mereka pun menjelaskan apa yang terjadi kepada Nabi Muhammad. Beliau kemudian meminta kain lalu mengangkat Hajar Aswad ke atas kain tersebut dengan tanggannya.

Beliau meminta setiap pemimpin kabilah untuk memegang ujung kain tersebut dan kemudian bersama-sama mengangkatnya menuju tempat Hajar Aswad. Nabi Muhammad mengangkat Hajar Aswad dari kain lalu meletakkannya di tempat semula.

Alhasil dengan keputusan yang bijaksana ini, hilanglah perselisihan di antara kaum Quraisy. Julukan Al Amin yang disandang Nabi Muhammad merupakan bukti bahwa beliau adalah orang yang sudah diakui kredibilitasnya di masyarakat Arab.

Kapanlagi Plus - Al Amin merupakan sebuah gelar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Bagi kalian yang baru mengetahui gelar tersebut, tentu ingin tahu apa arti Al Amin yang sebenarnya. Ya, Al Amin merupakan salah satu sifat terpuji yang telah melekat pada diri Rasulullah SAW. Sehingga itulah mengapa gelar Al Amin ini menggambarkan sifat Rasulullah yang begitu jujur serta dapat dipercaya.

Selain gelar Al Amin, masih banyak lagi gelar yang dimiliki oleh Rasulullah SAW. Dan semua julukan serta gelar tersebut menunjukkan bagaimana Rasulullah menjadi sosok yang terpuji. Al Amin, merupakan gelar untuk Nabi Muhammad SAW karena sifat terpujinya yang begitu luar biasa. Apa arti Al Amin? Tentu memiliki arti yang sangat baik. Julukan Al Amin untuk Nabi Muhammad SAW memiliki beberapa alasan.

Selain mengetahui apa arti Al Amin, kalian juga perlu mengetahui sejarah serta makna dari julukan Al Amanah itu untuk Rasulullah SAW. Bagi KLovers yang ingin mengetahui apa arti Al Amin, berikut penjelasan Al Amin sebagai gelar untuk Nabi Muhammad SAW beserta peristiwa sejarahnya yang dilansir dari berbagai sumber.

Ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berhasil meletakkan Hajar Aswad ia mendapat gelar apa?

Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus Allah SWT di muka bumi ini. Nabi Muhammad SAW mengemban tugas untuk menuntun manusia pada jalan yang benar, yaitu menyembah Allah SWT. Sebagai Nabi terakhir bagi seluruh umat muslim, Rasulullah SAW memiliki julukan Khataman Nabiyyin. Artinya menjadi penutup para nabi dan rasul.

Tak hanya itu saja, Rasulullah SAW juga memiliki beberapa julukan lainnya yang begitu terpuji dan bisa diteladani umat. Salah satunya julukan Al Amin yang melekat pada diri Nabi Muhammad SAW. Arti Al Amin sendiri memiliki arti baik dan bisa jadi contoh umat muslim. Sebenarnya apa arti Al Amin yang sesungguhnya? Arti Al Amin adalah orang yang dapat dipercaya.

Al Amin tersebut diberikan untuk Rasulullah SAW karena sifat beliau yang begitu terpuji serta dapat dipercaya. Nabi Muhammad SAW dikenal dengan kejujuran dan sifat amanahnya yang begitu luar biasa. Baik dalam berdagang ataupun kepentingan umat. Sehingga Al Amin sendiri bukan hanya sebagai gelar biasa, namun menjadi sebuah tanda bahwa sifat dan akhlak Rasulullah SAW bisa dijadikan teladan baik untuk seluruh umat.

Ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berhasil meletakkan Hajar Aswad ia mendapat gelar apa?

Gelar Al Amin yang dimiliki oleh Rasulullah SAW tentu memiliki sejarahnya. Sifat dan akhlak Rasulullah SAW bisa menjadi suri tauladan untuk seluruh umat terutama umat muslim. Karena itulah Rasulullah memiliki sejumlah gelar yang mengandung doa dan pujian.

Seperti gelar Al Amin yang diberikan untuk Rasulullah SAW yang terjadi akibat sebuah peristiwa besar dalam sejarah Islam sebelum masa kenabian. Arti Al Amin adalah orang yang dapat dipercaya. Diketahui bahwa, gelar ini diberikan oleh Rasulullah SAW karena sebuah peristiwa pembangunan ulang Ka'bah dan peletakan Hajar Aswad.

Pada saat itu umat berdebat tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad. Setelah terjadi perdebatan selama beberapa hari, akhirnya ditemukan sebuah solusi. Abu Umayah bin al- Mughirah al-Makzumy mengusulkan solusi agar siapa saja yang pertama kali masuk melewati pintu as-Shofa maka berhak meletakkan Hajar Aswad.

Namun atas izin Allah SWT, Nabi Muhammad SAW menjadi orang yang pertama kali masuk melewati pintu masjid. Kemudian umat menyeru, "Dia Al Amin (Orang yang dapat dipercaya), kami ridha terhadapnya."

Akhirnya masalah tersebut berhasil dipecahkan dan semua ikhlas menerima keputusan bahwa Rasulullah SAW yang berhak meletakkan Hajar Aswad dalam peristiwa pembangunan ulang Ka'bah. Rasulullah SAW kemudian meletakkan Hajar Aswad ke tempat semula.

Selain itu gelar Al Amin juga menggambarkan sifat Rasulullah SAW yang begitu jujur serta dapat dipercaya dalam berdagang. Ya, seperti diketahui sejarah hidup Rasulullah SAW dulunya adalah seorang pedagang yang jujur dan Amanah. Karena inilah yang juga membuat Khadijah terpikat dengan sifat dan akhlak Rasulullah SAW.

Ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berhasil meletakkan Hajar Aswad ia mendapat gelar apa?

Terlahir dari keluarga terhormat yang begitu menjunjung tinggi nilai kebaikan dan keteladanan, membuat Nabi Muhammad SAW dijuluki Al Amin sebagai sosok yang dapat dipercaya. Sejak muda semua orang sudah mengetahui bagaimana akhlak tauladan Nabi Muhammad yang menjadi contoh bagi seluruh muslimin dan muslimah di penjuru dunia saat ini.

Segala kerja keras dan upaya, serta kegigihan Nabi Muhammad SAW berhasil membuat islam menjadi begitu besar dan kuat seperti saat ini. Makna dari arti Al Amin ini bukan hanya menjadi sebuah gelar semata, namun juga menjadi sifat asli yang dimiliki oleh nabi Muhammad SAW. Gelar ini diberikan oleh Rasulullah SAW, sebelum ia menerima gelar kenabian.

Makna dari gelar Al Amin yaitu, seseorang yang sangat amanah dan sangat dipercaya. Bagi umat muslim tentu kita tahu bagaimana nabi Muhammad SAW memiliki sifat amanah yang luar biasa, beliau sangat jujur dalam mengemban sebuah amanah sejak kecil. Hingga menjadi sebuah sifat yang mendarah daging bagi nabi Muhammad, itulah mengapa ia mendapatkan gelar Al Amin tersebut.

Ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berhasil meletakkan Hajar Aswad ia mendapat gelar apa?

Selain mengetahui apa arti Al Amin, ada beberapa gelar lagi yang dimiliki Rasulullah SAW. Semua gelar tersebut merupakan pujian karena sifat Rasulullah SAW yang begitu mulia. Berikut ini beberapa gelar Rasulullah SAW yang bisa kalian ketahui:

1. Ahmad: Artinya sangat banyak pujiannya atau Nabi yang dipuji.

2. Al-Mahiy: Artinya penghapus kebodohan di masa jahiliyah.

3. Al-'Aqib: Artinya Nabi penutup atau tidak ada nabi setelah Rasulullah SAW wafat.

4. Nabiyur Rahmah: Artinya Nabi yang penyayang dan penuh kasih.

5. Nabiyutttaubah: Artinya Nabi orang yang bertaubat.

6. Abdullah: Artinya hamba Allah SWT.

7. Miftah Jannah: Artinya kunci surga.

8. Ahid: Artinya berbuat adil.

9. Nabiyul Malahim: Artinya Nabi yang banyak melakukan perang.

10. Aziz: Artinya kemuliaan.

11. Khatamul Anbiya: Artinya penutup para Rasul.

12. Alamul Iman: Artinya sangat mengetahui keimanan dan mengenal Allah SWT.

13. Basyir: Artinya pembawa kabar baik.

14. Da'in: Artinya mengajak kepada Allah SWT.

15. Kamil: Artinya sempurna.

16. Habibullah: Artinya kekasih Allah SWT.

17. Hizbullah: Artinya tentara Allah SWT.

Ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berhasil meletakkan Hajar Aswad ia mendapat gelar apa?

Betapa mulianya sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah SAW. Sebab itulah, Nabi Muhammad termasuk Nabi dan Rasul yang memiliki gelar sebagai Ulul Azmi. Selain memiliki gelar Ulul Azmi yang artinya memiliki ketabahan, kesabaran dan keteguhan luar biasa, Rasulullah juga dijuluki dengan gelar Al Amin.

Arti Al Amin tentunya sudah kalian simak dalam ulasan sebelumnya. Namun tidak ada salahnya mengingat lagi apa arti Al Amin yang melekat pada diri Rasulullah SAW. Arti Al Amin adalah gelar yang diberikan untuk Nabi Muhamamd SAW karena sifat terpuji yang dimilikinya. Ya, arti Al Amin merupakan orang yang dapat dipercaya.

Pemberian gelar Al Amin juga bukan tanpa alasan. Karena Nabi Muhammad SAW dikenal memiliki budi pekerti yang sangat baik. Karena itulah bisa dijadikan suri teladan bagi umat manusia. Sementara itu nggak hanya arti Al Amin, karena ada beberapa sifat-sifat terpuji lainnya yang dimiliki Rasulullah SAW. Adapun sifat-sifat terpuji yang dimiliki Rasulullah SAW dan bisa diamalkan sebagai berikut.

1. Shiddiq: Sifat terpuji yang dimiliki oleh Rasulullah adalah Shiddiq. Arti Shiddiq adalah sifat terpuji yang berarti benar, nyata, dan jujur. Artinya bahwa Rasulullah SAW tidak pernah berkata bohong baik ucapan ataupun perbuatan. Karena itulah bisa dijadikan teladan bagi umat muslim untuk selalu menerapkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.

2. Amanah: Sifat terpuji yang dimiliki Rasulullah SAW berikutnya adalah Amanah. Arti Amanah sebenarnya hampir serupa dengan arti Al Amin. Karena arti Al Amin adalah orang yang dapat dipercaya. Begitu juga Amanah yang memiliki arti sama yakni terpercaya. Makna Amanah ini adalah bahwa Rasulullah SAW menjadi orang yang dapat dipercaya dalam segala hal terutama dalam menjalankan tugasnya sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT.

3. Tabligh: Arti tabligh adalah menyampaikan. Di mana makna dari sifat terpuji ini bahwa Nabi Muhammad SAW menjadi perantara untuk menyampaikan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah.

4. Fathonah: Arti sifat terpuji ini adalah cerdas. Sebab Rasulullah SAW memiliki kecerdasan tinggi dengan kemampuan luar biasa untuk menangani, memerangi dan menemukan solusi di setiap tugasnya sebagai Nabi dan Rasul. Termasuk memiliki kemampuan yang luar biasa sebagai seorang pemimpin, pebisnis, panglima perang, dalam melawan orang-orang kafir.

Itulah beberapa sifat terpuji yang dimiliki Rasulullah SAW. Sehingga selain arti Al Amin bisa dijadikan referensi untuk meneladani berbagai sifat baik yang dimiliki Nabi Muhammad SAW.

Ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berhasil meletakkan Hajar Aswad ia mendapat gelar apa?

Setelah tahu berbagai hal tentang arti Al Amin beserta sifat-sifat terpuji bagi Rasulullah. Ada beberapa manfaat meneladani sifat baik yang dimiliki Nabi Muhammad SAW. Apalagi meneladani sifat Rasulullah SAW termasuk bentuk keimanan umat muslim kepada Rasul dan para Nabi. Hal ini sesuai dengan rukun iman keempat yakni Iman Kepada Rasul-rasul Allah. Sementara itu berikut ada beberapa manfaat meneladani sifat terpuji yang dimiliki Rasulullah.

- Berada pada jalan yang benar sesuai dengan perintah agama.

- Semakin semangat untuk mempelajari Alquran, agama, dan meneladani berbagai kisah para Nabi serta Rasul.

- Menumbuhkan sikap dan tindakan terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

- Menjadi seorang muslim yang santun dan memiliki akhlak terpuji.

- Semakin mencintai para Rasul dan mengamalkan berbagai ajaran serta sifat terpuji yang dimiliki.

- Meningkatkan keimanan seorang muslim.

Setelah mengetahui apa arti Al Amin, kalian sebagai muslim akan mengerti bagaimana mulia sosok Nabi Muhammad SAW. Merupakan sosok kekasih Allah SWT dan tauladan bagi seluruh umat muslim di dunia ini hingga akhir zaman.

Yuk, simak juga

Editor:

Dhia Amira