Kabinet Djuanda juga disebut Kabinet Karya karena disusun berdasarkan konsep Zaken Kabinet Benarkah pertanyaan tersebut jelaskan jawaban Anda?

Ilustrasi Alasan Kabinet Djuanda disebut Zaken Kabinet, Foto Unsplash Eko Herwantoro

Negara ini memiliki jajaran menteri yang memimpin setiap departemen di Indonesia. Jajaran menteri tersebut dinamakan kabinet. Sejak Indonesia merdeka, sudah banyak kabinet yang ikut memimpin negeri ini. Kabinet-kabinet tersebut memiliki kisah dan prestasinya sendiri-sendiri. Salah satu jajaran kabinet yang pernah ikut menjadi pemimpin di Indonesia adalah Kabinet Djuanda. Kabinet ini dipimpin oleh Ir. H. Djuanda dari 9 April 1957 sampai 10 Juli 1959. Uniknya, Kabinet Djuanda disebut juga Zaken Kabinet karena pada saat itu, Kabinet Djuanda diisi oleh para ahli di bidangnya. Seperti apa kisah kabinet tersebut? Simak ulasannya berikut ini.

Alasan Kabinet Djuanda sebagai Zaken Kabinet

Mengutip buku IPS TERPADU: Jilid 3 A oleh Sri Pujiastuti, dkk (2007:98), Djuanda adalah seorang profesional yang tidak beraliansi pada partai apa pun. Lalu, beliau menjadi pemimpin dari sebuah kabinet yaitu Kabinet Djuanda atau Kabinet Karya. Kabinet ini sering disebut Zaken Kabinet sebab dibentuk berdasarkan kecakapan para menterinya dan bukan perwakilan kepartaian.

Susunan Kabinet Djuanda adalah:

1. Perdana Menteri: Djuanda Kartawidjaja

2. Wakil Perdana Menteri: Hardi, Idham Chalid, J. Leimena

3. Menteri Luar Negeri: Subandrio

4. Menteri Dalam Negeri: Sanusi Hardjadinata

5. Menteri Pertahanan: Djuanda Kartawidjaja

6. Menteri Kehakiman: G.A. Maengkom

7. Menteri Penerangan: Soedibjo

8. Menteri Keuangan: Sutikno Slamet

9. Menteri Pertanian: Sadjarmo Djarwonagoro

10. Menteri Perdagangan: Prof. Drs. Soenardjo (sampai 25 Juni 1958) dan Rachmat Muljomiseno (mulai 25 Juni 1958)

Ilustrasi Alasan Kabinet Djuanda disebut Zaken Kabinet, Foto Unsplash Muhammad Rizki

11. Menteri Perindustrian: F.J. Inkriwang

12. Menteri Perhubungan: Soekardan

13. Menteri Pelayaran: Mohammad Nazir

14. Mnteri Pekerjaan Umum dan Tenaga: Pangeran Mohammad Nur

15. Menteri Perburuhan: Samjono

16. Menteri Sosial: J. Leimena (sampai 24 Mei 1957) dan Muljadi Djojomartono (sejak 25 Mei 1957)

17. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Prijono

18. Menteri Agama: Muhammad Ilyas

19. Menteri Kesehatan: Azis Saleh

20. Menteri Agraria: R. Sunarjo

21. Menteri Urusan Pengerahan Tenaga Rakyat untuk Pembangunan: A.M. Hanafi (sampai dengan 25 Juni 1958)

22. Menteri Negara Urusan Veteran: Chaerul Saleh

23. Menteri Negara Urusan Hubungan Antar Daerah: F.L. Tobing (sampai dengan 25 Juni 1958)

24. Menteri Negara: Suprajogi (Urusan Stabilitasi Ekonomi sejak 25 Juni 1958), Muhammad Wahid Wahab (Urusan Kerjasama Sipil-Militer sejak 25 Juni 1958), Dr. F.L. Tobing (Urusan Transmigrasi sejak 25 Juni 1958), A.M. Hanafi (sejak 25 Juni 1958), Prof. Mr. H. Moh. Yamin (sejak 25 Juni 1958)

Salah satu prestasi dari Kabinet Djuanda adalah berhasil menetapkan lebar wilayah Indonesia menjadi 12 mil laut dari garis pantai. Namun, kabinet ini dibubarkan karena berbagai alasan, contohnya adalah terjadinya Tragedi Cikini, yaitu percobaan pembunuhan Presiden Soekarno, dan adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Demikian alasan Kabinet Djuanda disebut Zaken Kabinet beserta ulasan singkat mengenai kabinet tersebut. Semoga dapat menambah wawasanmu. (LOV)