Jurnal hubungan ilmu akhlak dengan ilmu filsafat

Pada hakikatnya setiap ilmu pengetahuan antara yang satu dengan yang lainnya itu saling berhubungan. Akan tetapi hubungan tersebut ada yang sifatnya berdekatan, pertengahan, bahkan ada pula yang jauh.

Pada pembahasan kali ini kita akan mengkaji bersama tentang ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ilmu akhlak, yaitu diantaranya ilmu tasawuf, ilmu tauhid, ilmu jiwa, ilmu pendidikan, filsafat, sains modern, sosiologi, ekonomi, ilmu hukum  , iman dan manfaat akhlak dengan ilmu lainnya.

Konsep akhlakul karimah adalah konsep hidup yang lengkap dan tidak hanya mengatur hubungan antara  manusia dengan alam sekitarnya, tetapi juga terhadap penciptanya. Allah menciptakan ilmu pengetahuan bersumber dari Al-Qur’an. Namun tidak semua orang mengetahui atau percaya akan hal itu. Ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan manusia dalam menggali ilmu-ilmu yang ada dalam Alqur’an itu sendiri. Oleh karena itu permasalahan hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu lainnya ini diangkat, yakni keterkaitan antara  akhlak Islam dan ilmu berdasarkan Ilmu Hadis.

1.  Bagaimana hubungan  Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf?

2.  Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid?

3.     Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan  Ilmu Jiwa/psikologi?

4.     Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan?

5.      Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat?

6.      Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Sains Modern?

7.      Bagaimana hubungan  Ilmu Akhlak dengan Iman?

8.   Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu sosiologi?

9.   Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu ekonomi?

10. Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu hukum?

11. Apa manfaat mempelajari Ilmu Akhlak?  

C.     Tujuan Penulisan Makalah

1.       Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan  Ilmu Tasawuf

2.      Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan  Ilmu Tauhid

3.       Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu  Jiwa

4.       Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan

5.        Agar dapat memahami hubungan antara llmu Akhlak dengan Ilmu  Filsafat

6.         Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu  Sains Modern

7.        Agar dapat memahami hubungan antara Akhlak dengan Iman

8.      Agar dapat memahami hubungan antara Akhlak dengan Ilmu sosiologi

9.      Agar dapat memahami hubungan antara Akhlak dengan Ilmu Ekonomi

10.  Agar dapat mmemahami hubungan antara Akhlak dengan Ilmu hukum

11.  Agar dapat memahami dan mempelajari manfaat Ilmu Akhlak

A.    Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid

Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid merupakan hubungan yang bersifat berdekatan, sebelum membahas lebih jauh apa hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid terlebih dahulu kita mengingat kembali apa pengertian Ilmu Akhlak dan Ilmu Tauhid. Menurut Ibn Maskawih Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbamgan, sedangkan Ilmu Tauhid adalah Ilmu yang membahas tentang cara-cara mengEsakan Tuhan sebagai salah satu sifat yang terpenting diantar sifat Tuhan lainnya.

Hubungan Ilmu antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid dapat dilihat melalui beberapa analisis, yaitu :

1.      Dilihat dari segi obyek pembahasannya, Ilmu Tauhid sebagaimana diuraikan di atas membahas masalah Tuhan baik dari segi zat, sifat, dan perbuatan-Nya. Kepercayaan yang mantap kepada Tuhan yang demikian itu, akan menjadi landasan sehingga perbuatan yang dilakukan manusia semata-mata karena Allah SWT. Dengan demikian Ilmu Tauhid akan mengarahkan perbuatan manusia menjadi ikhlas dan keikhlasan ini merupakan salah satu akhlak yang mulia. Allah SWT berfirman dalam (QS. Al-Bayyinah, 98:5) :

Jurnal hubungan ilmu akhlak dengan ilmu filsafat

artinya: Padahal mereka tidak disuruh supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.

2.      Dilihat dari segi fungsinya, Ilmu Tauhid menghendaki agar seseorang yang bertauhid tidak hanya cukup dengan menghafal rukun iman yang enam dengan dalil-dalilnya saja, tetapi yang terpenting adalah agar orang yang bertauhid itu meniru dan mencontoh terhadap subyek yang terdapat dalam rukun iman itu. Misalnya jika seseorang beriman kepada malaikat, maka yang dimaksudkan antara lain adalah agar manusia meniru sifat-sifat yang terdapat pada malaikat, seperti sifat jujur, amanah, tidak pernah durhaka dan patuh melaksanakan segala yang diperintahkan Tuhan, percaya kepada malaikat juga dimaksudkan agar manusia merasa diperhatikan dan diawasi oleh para malaikat, sehingga ia tidak berani melanggar larangan Tuhan. Dengan cara demikian percaya kepada malaikat akan membawa kepada perbaikan akhlak yang mulia. Allah berfirman dalam (QS. Al-Tahrim, 66: 6)

3.      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

artinya: (Malaikat-malaikat) itu tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang  diperintahkan-Nya kepada mereka yang selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Dari uraian yang agak panjang lebar ini dapat dilihat dengan jelas adanya hubungan yang erat antara keimanan yang dibahas dalam Ilmu Tauhid dengan perbuatan baik yang dibahas dalam Ilmu Akhlak. Ilmu Tauhid tampil dalam memberikan bahasan terhadap Ilmu Akhlak, dan Ilmu Akhlak tampil memberikan penjabaran dan pengamalan dari Ilmu Tauhid. Tauhid tanpa akhlak yang mulia tidak akan ada artinya dan akhlak yang mulia tanpa Tauhid tidak akan kokoh. Selain itu Tauhid memberikan arah terhadap akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut. Disinilah letaknya hubungan yang erat dan dekat antara Tauhid dan Akhlak

B.     Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf

Antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf memiliki hubungan yang berdekatan. Pengertian Ilmu Tasawuf adalah Ilmu yang dengannya dapat diketahui hal-hal yang terkait dengan kebaikan dan keburukan jiwa. Tujuan Ilmu Tasawuf itu sendiri adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji. Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf seseorang harus terlebih dahulu berakhlak mulia. Pada dasarnya bertasawuf adalah melakukan serangkaian ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf lebih lanjutr dapat diuraikan sebagai berikut:

Ketika mempelajari tasawuf ternyata pula bahwa Al-Qur'an dan Al-Hadist mementingkan akhlak. Al-Qur'an dan Al-Hadist menekankan nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, rasa keadilan, tolong-menolong, murah hati, suka memberi maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati, berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berfikir lurus. Nilai-nilai serupa ini yang harus dimiliki oleh seorang muslim dan dimasukkan ke dalam dirinyadari semasa ia kecil.


Jadi hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf dalam Islam ialah bahwa akhlak merupakan pangkal tolak tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak itu sendiri.

لَقَدْ كانَ لَكُمْ في‏ رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كانَ يَرْجُوا اللهَ وَ الْيَوْمَ الْآخِرَ وَ ذَكَرَ اللهَ كَثيراً

Sesungguhnya adalah bagi kamu pada Rasulullah itu teladan yang baik; Bagi barangsiapa yang mengharapkan Allah dan Hari Kemudian dan yang banyak ingat kepada Allah. ( Ayat 21 )  

C.     Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat

Sebagaimana Ilmu Tasawuf, Ilmu Filsafat juga mempunyai hubungan yang berdekatan dengan Ilmu akhlak, dimana ilmu akhlak merupakan salah satu cabang ilmu tasawuf. Pengertian Ilmu Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran. Filsafat memiliki bidang-bidang kajiannya mencakup berbagai disiplin ilmu antara lain:

1. Metafisika   : penyelidikan di balik alam yang nyata,

2. Kosmologo  : penyelidikan tentang alam (filsafat alam),

3. Logika        : pembahasan tentang cara berfikir cepat dan tepat,

4. Etika          : pembahasan tentang timgkah laku manusia,

5. Theodica    : pembahasan tentang ke-Tuhanan,

6. Antropolog : pembahasan tentang manusia

Dengan demikian, jelaslah bahwa etika/akhlak termasuk salah satu komponen dalam filsafat. Banyak ilmu-ilmu yang pada mulanya merupakan bagian filsafat karena ilmu tersebut kian meluas dan berkembang akhirnya membentuk disiplin ilmu terendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga etika/akhlak, dalam proses perkembangannya, sekalipun masih diakui sebagian bagian dalam pembahasan filsafat, kini telah merupakan ilmu yang mempunyai identitas sendiri.

D.     Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Hukum Islam

Pengertian hukum islam atau hukum syara' menurut ulama ushul ialah doktrin (kitab) syari’ yang bersangkutan dengan perbuatan orang-orang mukallaf yang bersangkutan dengan perbuatan orang-orang mukallaf secara perintah atau diperintahkan memilih atau berupa ketetapan (taqrir). Sedangkan menurut ulama fiqh hukum syara ialah efek yang dikehendaki oleh kitab syari’ dalam perbuatan seperti wajib, haram dan mubah. Hukum Islam berarti keseluruhan ketentuan-ketentuan perintah Allah yang wajib diturut (ditaati) oleh seorang muslim. Dan di dalamnya termuat Ilmu Akhlak.

Pokok pembicaraan mengenai hubungan akhlak dengan ilmu hukum adalah perbuatan manusia. Tujuannya mengatur hubungan manusia untuk kebahagiannya.
    Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Hukum Islam adalah akhlak dapat mendorong manusia untuk tidak berfikir dalam keburukan, tidak mengkhayal yang tidak berguna, sedangkan hukum dapat menjaga hak milik manusia dan mencegah orang untuk melanggar apa yang tidak boleh dikerjakan.
Selain itu, di dalam hukum terdapat sanksi-sanksi yang dapat memberi hukuman bagi seorang yang memiliki akhlak buruk. Misalnya saja suatu ketika ada seseorang yang berakhlak kurang baik melakukan suatu tindakan buruk contohnya mencuri, dia akan mendapatkan sanksi, karena secara hukum dia telah melakukan pelanggaran. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antara Ilmu Akhlak dengan hukum disini adalah dalam hukum terdapat perintah dan larangan, jika melaksanakan yang diperintahkan berarti dapat dikatakan berakhlak baik, namun jika melanggar apa yang diperintahkan maka dapat dikatakan akhlaknya buruk, dan hukum memberi balasan atas baik buruknya akhlak.

Dari penyampaian tersebut diatas dapat dipahami bahwa hubungan antara akhlak dengan ilmu-ilmu lainnya sangatlah erat, hal tersebut disebabkan keduannya mempunyai titik pangkal yang sama yakni hati nurani.

E.     Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa/psikologi

Dilihat dari bidang pembahasannya, Ilmu Jiwa membahas tentang        aspek kejiwaan yang tampak dalam tingkah laku manusia. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa dalam diri manusia terdapat potensi rohaniah yang cenderung kepada kebaikan dan keburukan. Selain itu, didalam ilmu jiwa juga mengandung informasi tentang perbedaan psikologis dalam setiap jenjang usia seseorang. Gejala psikologis yang di alami setiap orang ini memberikan informasi tentang pentingnya penyampaian ajaran akhlak sesuai perkembangan jiwa.

Dengan demikian, Ilmu Jiwa juga dapat memberikan masukan dalam rangka merumuskan tentang metode dan pendekatan dalam pembinaan akhlak seseorang.

Lihat al-Qur’an surah al-Balad ayat 10:

Jurnal hubungan ilmu akhlak dengan ilmu filsafat

Artinya: “maka kami telah memberi petunjuk (kepada)nya (manusia) dua jalan mendaki (baik dan buruk).

Pada masa akhir-akhir ini, dalam Ilmu Jiwa terdapat suatu cabang yang disebut “ilmu jiwa masyarakat”. Dimana ilmu tersebut menyelidiki akal manusia dari masyarakat. Dalam hal ini yang diselidiki adalah masalah bahasa dan akibatnya terhadap akal manusia, Adat kebiasan bangsa yang mundur dan perkembangan susunan masyarakat. Dan cabang ilmu ini juga secara langsung memberi bekas pada etika melebihi dari ilmu jiwa itu sendiri.

F.     Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan

Ilmu pendidikan dalam berbagai literatur banyak berbicara mengenai berbagai aspek yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan pendidikan. Ahmad D.Marimba mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah identik dengan tujuan hidup seorang muslim, yaitu menjadi hamba Allah yang mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya. Pendidikan dalam pelaksanaanya memerlukan dukungan orang tua dirumah, guru di sekolah serta pimpinan tokoh masyarakat di lingkungan. Semua lingkungan ini merupakan bagian integral dari pelaksanaan pendidikan, yang berarti pula tempat dilaksanakannya pendidikan akhlak untuk meciptakan akhlak yang baik bagi generasi bangsa.

G.    Hubungan Antara Akhlak dengan Ilmu Sains Modern

Sains modern menurut bahasa yaitu suatu kepandaian baik yang berkaitan dengan kebatinan maupun keadaan alam, yang dikelola menggunakan teknologi mutakhir atau maju. Sedangkan menurut istilah sains modern adalah bidang ilmu yang disusun tersistem berdasarkan metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan segala bidang ilmu pengetahuan. Menurut Amien Rais, sains modern ialah kumpulan segala ilmu modern menjadi satu mencakup disiplin ilmu pasti, ilmu alam, dan ilmu sosial serta ilmu rohani budaya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sains modern ialah ilmu yang mempelajari teknologi yang mutakhir, terorganisasi, tidak dapat dicapai oleh akal secara mendalam dan bersifat kontemporer.

Hubungan akhlak dengan sains modern meliputi:

a. Akhlak dalam Ilmu Pengetahuan

b.  Akhlak dan Ilmu Keislaman

c. Akhlak dalam Ilmu Manajemen

d. Akhlak dalam Ilmu Ekonomi

e. Akhlak dalam Sistem Koperasi Islam

f. Akhlak dalam Ilmu Perbankan

g. Akhak dalam Ilmu Perpajakan

    h. Akhlak dalam Sistem Pendididikan                                                                 

H.    Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Ekonomi

  Istilah ekonomi dalam bahasa Inggris disebut economic, sedangkan ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, Oikos dan Nomos yang berarti peraturan rumah tangga. menurut Alfred Marshall, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam kehidupan sehari-hari bertindak dalam proses produksi, konsumsi, alokasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhanmanusia
            Yang berhubungan dengan ilmu akhlak adalah sistem ekonomi Islam. ekonomi Islam adalah prinsip ekonomi yang berdasarkan syari’at islam yang bertujuan menciptakan kehidupan individu yang sehat dan kuat, sebagai individu atau anggota masyarakat. Dengan akhlak, maka tidak akan terjadi kecurangan dalam proses ekonomi. Semua perilaku ekonomi yang dilakukan akan berlangsung lancar karena semua yang dilakukan didasarkan atas nilai-nilai moral Dan budi pekerti yang mulia.

I.       Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Sosiologi

Dalam ilmu akhlak mempelajari dan mengupas masalah perilaku, perbuatan manusia yang timbul dari kehendak . Ilmu sosiologi mempersoalkan tentang kehidupan masyarakat.

Manusia tidak bisa hidup tanpa bermasyarakat. Dapat disebutkan pula bahwa ilmu sosiologi mempelajari masyarakat manusia yang bagaimana supaya meningkat ke atas, bagaikan tentang menyelidiki tentang bahasa, agama dan keluarga dan bagaimana membentuk Undang-undang dan pemerintahan dan sebagainya. Dengan demikian akan dapat membantu dalam memberi pengertian dari perbuatan manusia dan cara menentukan hukum baik atau buruk, dan benar atau salah dari prilaku seseorang yang diperdalam oleh akhlak.

Dengan demikian ilmu akhlak erat hubungannya dengan ilmu sosiologi (kemasyarakatan).

J.      Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Iman

Iman menurut bahasa berarti: membenarkan ( صدق)

Sedangkan menurut syara’ adalah membenarkan dengan hati ( القلب تبرير)

Dalam arti menerima dan tunduk pada apa yang diketahui bahwa hal tersebut dari agama Nabi Muhammad Saw. Ada yang menyatakan lebih tegas lagi bahwa di samping membenarkan dalam hati, juga menuturkan dengan lisan dan mengerjakn dengan anggota badankemudian sebagaian  ulama menyebutkan pula bahwa imn ialah membenarkan rosul tentang apa yang beliau datangkan dari tuhannya. Di samping itu membawa pengertian juga bahwa iman tidak sekedar beriman kepada apa yang disebut dalam “rukun iman” saja . yaitu iman kepada Allah, iman kepada para Malaikat-nya, iman kepada kitab-kitabnya, iman kepada rosul-nya, iman kepada hari kiamat, dan iman kepada qadla dan qadar, akan tetapi lebih dari itu mencakup pengimanan kepada apa-apa  yang dibawa oleh Nabi Muhammad selain rukun iman tersebut, seperti pengimanan terhadap kewajiban sholat, zakat, puasa dan hajidan juga tentang halal ataupun haramnya sesuatu, dan sebagainya.

Akhlak yang baik dalam muamalah dengan Allah mencakup 3 perkara :

1.      Membenarkan berita-berita dari Allah

2.      Melaksanakan hukum-hukum-Nya

3.      Sabar dan ridha kepada takdirnya.   

K.    Manfaat mempelajari Ilmu Akhlak

Sebagai salah satu ciri khas ilmu adalah bersifat pragmatis. Keberadaan suatu ilmu harus mempunyai fungsi atau faedah bagi manusia. Dengan ditemukan suatu teori-teori pada ilmu, akan lebih menambah wawasan dalam bertindak dan berproses. Kegunaan ilmu semata-mata untuk dapat mengetahui rahasia-rahasia di samping juga dapat diperhitungkan baik atau buruknya suatu langkah yang dijalani.

Tiap-tiap ilmu memberi kepada yang mempelajarinya pandangan yang dalam di lingkungan yang diselidiki oleh ilmu itu. Maka yang mempelajari etika (akhlak) dapat menyelidiki dengan seksama segala perbuatan yang dikemukakan kepadanya, dengan tidak tunduk dalam menentukan hukumnya kepada kebiasaan orang, tetapi segala pendapatnya hanya diambil dari theory (pandangan) ilmu pengetahuan, peraturan dan timbangannya.

Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga juga memberikan penjelasan bahwa faedah mempelajari ilmu akhlak itu adalah sangat penting dan mendasar, di antaranya adalah:

a.       Ilmu akhlak dapat menyinari orang dalam memecahkan kesulitan kesulitan rutin yang dihadapi manusia dalam hidup sehari-hari yang berkaitan dengan prilaku.

b.      Dapat menjelaskan kepada orang sebab atau illat untuk memilih perbuatan yang baik dan lebih bermanfaat.

c.       Dapat membendung dan mencegah kita secara kontinyu untuk tidak terperangkap kepada keinginan-keinginan nafsu, bahkan mengarahkannya kepada hal yang positif dengan menguatkan unsur iradah.

d.      Mengerti perbuatan baik akan menolong untuk menuju dan menghadapi perbuatan itu dengan penuh minat dan kemauan.

e.       Orang yang mengkaji ilmu akhlak tetap akan dalam memvonis prilaku orang banyak dan tidak akan mengekor dan mengikuti sesuatu tanpa pertimbangan yang matang  lebih dahulu.

Dengan bekal ilmu akhlak, orang dapat mengetahui batas mana yang baik dan batas mana yang buruk. Juga dapat menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Dengan maksud dapat menempatkan sesuatu pada proporsi yang sebenarnya. Orang  yang berakhlak  dapat memperoleh irsyad (dapat membedakan antara amal yang baik dan amal yang buruk), taufiq (perbuatan yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW), dan dengan akal yang sehat, juga dapat memperoleh hidayah (seseorang akan gemar melakukan yang baik dan terpuji serta menghindari yang buruk dan tercela, sehingga dapat bahagia di dunia dan di akhirat, mendapat ridha Allah SWT serta disenangi oleh sesama makhluk).

Beberapa penjelasan di atas memberi petunjuk bahwa ilmu akhlak berfungsi memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai dan menentukan suatu perbuatan dan menetapkan perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang baik atau buruk. Dengan mengetahui yang baik akan mendorong untuk melakukan dan mendapatkan manfaat, sedangkan dengan mengetahui yang buruk akan mendorong untuk meninggalkan dan menghindarinya.

Selain itu ilmu akhlak juga akan berguna secara efektif dalam upaya membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat. Diketahui  bahwa manusia memiliki jasmani dan rohani. Jasmani dibersihkan secara lahiriyah melalui fikih, sedangkan rohani dibersihkan secara batiniyah melalui akhlak.

Jika tujuan tersebut dapat tercapai, maka manusia akan memiliki kebersihan jiwa yang dapat melahirkan perbuatan-perbuatan  terpuji. Dari perbuatan terpuji ini akan lahir kondisi masyarakat yang damai, rukun, sejahtera lahir dan batin serta kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Dengan memahami ilmu akhlak sebenarnya bukanlah jaminan bahwa setiap yang mempelajarinya secara otomatis akan menjadi orang yang berakhlak mulia dan bersih dari sifat-sifat tercela. Akan tetapi ilmu akhlak akan membuka mata hati untuk mengetahui perbuatan tersebut dikatakan baik atau buruk. Selain itu akan mendorong kehendak agar berbuat baik, yang tidak selalu berhasil kalau tidak ditaati oleh kesucian hati.

Hal ini sebagaimana tersebut dalam al-Qur’an , (QS. Az-Zariyat:56)

Jurnal hubungan ilmu akhlak dengan ilmu filsafat

Tujuan hidupmanusia yang sesungguhnya. Allah berfirman:

Jurnal hubungan ilmu akhlak dengan ilmu filsafat

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.”

·     Hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tauhid adalah Tauhid memberikan arah terhadap akhlak, dan akhlak memberikan isi terhadap arahan tersebut.

·      Hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf adalah Akhlak merupakan pangkal tolak tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak itu sendiri.

·      Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat adalah di dalam Ilmu filsafat dibahas hal-hal yang berhubungan dengan etika/akhlak dan dibahas pula tentang Tuhan dan bahkan menjadi cabang ilmu tersendiri yaitu Etika dan Theodica. Setelah mempelajari ilmu ilmu tersebut diharapkan dapat terwujud akhlak yang baik.

·      Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan hukum disini adalah dalam hukum terdapat perintah dan larangan, jika melaksanakan yang diperintahkan berarti dapat dikatakan berakhlak baik, namun jika melanggar apa yang diperintahkan maka dapat dikatakan akhlaknya buruk, dan hukum memberi balasan atas baik buruknya akhlak, dan dengan ilmu   lain-lainnya.

Semoga para pembaca makalah bisa mencerna ilmu dari makalah tentang judul yang di atas, dan kami mengharapkan saran dan kritik agar bisa membuat makalah yang lebih sempurna lagi. 

Mustofa,2014,akhlak tasawuf,Bandung: pustaka setia

Tualeka, Hamzah, 2011,akhlak tasawuf,Surabaya:IAIN Press

Zahruddin ,AR , 2000,Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: RajaGrafindo Persada

Amin, Ahmad,1975, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang

Nata, Abuddin,2006, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo


Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 17-32 H.A. Mustofa, Akhlak Tasawuf,  (Pustaka Setia : Bandung,1999)

Ahmad Amin, Etika Dasar (Ilmu Akhlak), (Jakarta:Bulan Bintang, 1995), hal. 8

Abdullah, Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Al Qur’an

A. Mustofa, Op. Cit., hal. 26.

Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, RajaGrafindo Persada, Jakarta,

Ahmad Amin, Op. Cit., hal. 7