Jelaskan mekanisme proses ekskresi pada kulit

Jelaskan Fungsi Kulit Sebagai Organ Ekskresi dan Termoregulasi – Kulit berfungsi sebagai pelindung bagian tubuh. Ketebalan kulit memiliki perbedaan antara satu bagian tubuh dengan bagian lainnya. Namun, fungsi kulit ternyata tak hanya berperan sebagai pelindung saja.

Lalu, fungsi apa sajakah itu? Sesuai pembahasan kali ini, maka kali ini kita akan membahas mengenai fungsi kulit sebagai organ ekskresi dan termoregulasi. Apa sajakah penjelasan mengenai kedua fungsi tersebut? Berikut penjelasannya.

Fungsi Kulit Sebagai Organ Ekskresi dan Termoregulasi

Sebagai organ ekskresi, kulit berfungsi untuk mengeluarkan lemak dan keringat, di mana keduanya mengandung air, garam, urea, serta ion-ion seperti Na⁺.

Sedangkan fungsi kulit sebagai organ termoregulasi yaitu, kulit berfungsi untuk menyesuaikan suhu tubuh, di mana bagian tubuh, seperti kelenjar keringat dan pembuluh darah, berfungsi untuk mengatur dan mempertahankan suhu tubuh.

Fungsi Kulit Sebagai Organ Ekskresi

Lantas, apa pengertian ekskresi itu? Ekskresi merupakan proses pembuangan zat sisa yang ada dalam tubuh manusia, di mana zat tersebut sudah tidak lagi digunakan oleh tubuh. Pada dasarnya, manusia memiliki empat organ ekskresi, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan urin.
  • Kulit berfungsi untuk mengeluarkan keringat.
  • Hati berfungsi untuk mengeluarkan cairan empedu.
  • Paru-paru berfungsi mengeluarkan CO2 dan H2O.

Fungsi Kulit Sebagai Organ Termoregulasi

Sesuai dengan pembahasan, fungsi kulit juga berperan sebagai organ termoregulasi. Apa sih pengertian termoregulasi itu? Jika didefinisikan secara umum, termoregulasi merupakan fungsi yang berperan untuk mengatur suhu tubuh. Sebagai contoh, keringat manusia memiliki kandungan sebagai berikut.

Keringat sendiri diproduksi oleh kelenjar keringat yang terdapat pada lapisan dermis kulit dan dikeluarkan melalui saluran keringat, kemudian keluar melalui pori-pori kulit. Pada dasarnya, keringat diproduksi dan dilepaskan bukan tanpa alasan.

Keringat di dalam tubuh dikeluarkan salah satunya untuk membantu tubuh menurunkan suhu tubuh. Ketika keringat keluar melalui kulit, maka akan terjadi proses penguapan, di mana suhu tubuh juga akan mengalami penguapan bersama keringat.

Dengan kata lain, proses termoregulasi yang terdapat pada kulit bertujuan untuk menurunkan dan menyesuaikan suhu tubuh. Sebaliknya, apabila kondisi tubuh berada di lingkungan dingin, maka keringat tidak akan diproduksi. Saat kondisi dingin berlangsung, tubuh akan memecah lemak yang ada dalam lapisan kulit. Kemudian, lemak akan diubah menjadi energi panas. Dengan begitu, tubuh pun akan terasa lebih.

Nah, itulah sedikit penjelasan mengenai fungsi kulit sebagai organ ekskresi dan termoregulasi.


KOMPAS.com – Kulit adalah organ terbesar pada manusia, menyumbang sekitar 16 persen dari total berat tubuh. Kulit memiliki banyak fungsi, salah satunya sebagai organ ekskresi. Mengapa kulit termasuk alat ekskresi?

Kulit termasuk ke dalam alat atau organ ekskresi karena berfungsi mengeluarkan zat seperti air, garam, dan sejumlah kecil urea. Berikut adalah peran kulit sebagai organ ekskresi!

Ekskresi air

Kulit disebut sebagai alat ekskresi karena dapat mengekskresikan berbaai zat, termasuk air. Air disekresikan melalui kelenjar keringat yang disebut sebagai kelenjar ekrin dan apokrin.

Menurut Shi Sheng Zhou, dkk dalam jurnal The Skin Function: a Factor of Anti-metabolic Syndrome (2012), manusia memiliki tiga hingga empat juta keringat ekrin yang tersebar di hampir seluruh tubuh.

Baca juga: Sistem Ekskresi Manusia

Adapun kelenjar apokrin berada pada bagian tubuh yang banyak ditumbuhi rambut.

Kedua kelenjar tersebut mengeksresikan air dalam bentuk keringat. Dilansir dari Human Biology, fungsi utama produksi keringat adalah untuk menjaga suhu homeostatis.

Ekskresi air oleh kulit menjaga suhu tubuh agar tidak terlalu panas dan mengganggu keseimbangan tubuh.

Ekskresi garam

Kulit juga disebut organ ekskresi karena dapat mengeluarkan kelebihan garam (NaCl). Kelebihan garam dalam tubuh dikeluarkan melalui keringat oleh kelenjar ekrin. Namun, terkadang NaCl tersebut diserap kembali jika tubuh kekurangan garam.

Baca juga: Fungsi Kulit dan Strukturnya

Ekskresi zat beracun

Kulit termasuk ke dalam alat ekskresi tubuh karena dapat mengeluarkan zat beracun melalu keringat.

Menurut Genuis SJ, dkk dalam buku Blood, Urine, and Sweat (BUS) Study: Monitoring and Elimination of Bioaccumulated Toxic Elements (2011), sekitar 120 senyawa termasuk zat-zat beracun diekskresikan secara istimewa melalui keringat.

Artinya, kulit dapat mensekresikan banyak zat beracun melalui keringat seperti steroid, logam, sitokin, dan beberapa zat yang tidak dapat dihilangkan oleh ginjal seperti xenobiotic dan nikotinamida.

Ekskresi lemak

Sebagai alat ekskresi, kulit juga berperan dalam menjaga keseimbangan (homeostatis) lipid dan kolesterol atau lemak. Kulit mengeksresikan lemak melalui kelenjar sebaceous untuk membantu menghilangkan lemak berlebih dalam tubuh.

Baca juga: Ginjal dan Fungsinya dalam Sistem Ekskresi

Ekskresi urea

Urea merupakan zat sisa metabolisme yang sudah tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh. Urea harus dikeluarkan agar tidak menjadi racun bagi tubuh. Salah satu organ yang dapat mengekskresikan urea adalah kulit.

Kulit mengeluarkan urea dari dalam tubuh dalam jumlah kecil. Urea disekresikan bersama dengan keringat, sebagian besar melalui kelenjar ekrin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Proses Ekskresi Yang Terjadi Pada Kulit. Hallo Agan...Ketika kamu berolahraga Agan
akan mengeluarkan keringat? Proses berkeringat ternyata berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme. Bagian tubuh manakah yang memiliki peran dalam pembentukan keringat dan bagaimana tubuh membuat keringat?

Jelaskan mekanisme proses ekskresi pada kulit



 Kulit selain disebut sebagai organ ekskresi, juga berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya dari kerusakan-kerusakan fisik karena gesekan, penyinaran, kuman-kuman,
dan zat kimia. Selain itu, juga berfungsi untuk mengurangi kehilangan air, mengatur suhu tubuh, dan menerima rangsangan dari luar. 

Kulit terdiri atas lapisan epidermis (kulit ari), dermis dan epidermis. Epidermis dan dermis tersusun atas 3 lapisan, yaitu stratum korneum yang mati dan selalu mengelupas, lapisan stratum lusidum, lapisan stratum granulosum yang mengandung pigmen. Di bawah lapisan tanduk terdapat lapisan stratum germinativum yang terus-menerus membentuk sel-sel baru ke arah luar pada epidermis. Lapisan atas yang disebut dengan lapisan tanduk tidak terdapat pembuluh darah, serabut saraf, dan lapisan malpighi. Pada lapisan dermis terdapat otot penggerak rambut, pembuluh darah dan limfa, indera, kelenjar minyak serta kelenjar keringat.

Kelenjar keringat terdapat pada kulit, berbentuk pembuluh panjang, yang terletak memanjang dari lapisan malpighi hingga ke bagian dermis. Pangkal kelenjar ini menggulung dan berhubungan dengan kapiler darah dan serabut saraf simpatik. Saraf simpatik merupakan salah satu saraf otonom/sistem saraf tak sadar. Sistem saraf ini akan bekerja tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak pada sumsum tulang belakang. Berdasarkan kerjanya saraf otonom, dibedakan menjadi dua, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja secara berlawanan. Saraf simpatik akan meningkatkan kerja kelenjar keringat, sehingga merangsang produksi keringat. Kapiler darah dan kelenjar keringat akan menyerap air dengan larutan NaCl dan sedikit urea.
Air beserta larutannya akan dikeluarkan menuju poripori kulit.

Tubuh memiliki kemampuan untuk mengatur berapa banyak jumlah air yang harus dikeluarkan oleh tubuh agar jumlah air di dalam darah tetap seimbang. Cairan yang ada di dalam tubuh haruslah tetap seimbang dan harus tetap mempertahankan tekanan dalam darah. Jumlah air di dalam darah akan diatur oleh bagian hipotalamus. Ketika otak mendeteksi bahwa di dalam darah terlalu banyak air, maka hipotalamus akan melepaskan sejumlah hormon yang mendorong ginjal untuk meningkatkan jumlah urin yang dikeluarkan. Begitu pula ketika suhu udara panas di siang hari, ketika jumlah cairan di dalam darah
tinggi, maka hipotalamus akan mengeluarkan hormon tertentu dan memberikan signal pada
kelenjar keringat yang ada di dalam kulit untuk memproduksi keringat yang lebih banyak.

Otak akan mengatur kapan terjadi pengeluaran zat sisa melalui ginjal dalam bentuk urin
atau melalui kulit dalam bentuk keringat. Pengaturan dilakukan oleh otak dengan mengirim
signal ke ginjal atau ke kelenjar keringat pada kulit. Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga
berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan berupa
lemak atau adiposa, pelindung untuk mengurangi hilangnya air dalam tubuh (melalui proses
pengaturan pengeluaran urin dan keringat), serta melindungi tubuh dari gesekan, panas,

zat kimia, dan kuman-kuman.

Demikian dari Ane gan tentang Proses Ekskresi Yang Terjadi Pada Kulit semoga bermanfaat bagi kalian.