Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia pada awalnya adalah karena keinginan mencari sumber rempah-rempah, hingga akhirnya bangsa Eropa melakukan penjajahan di Indonesia. Adapun faktor lain penyebab kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia antara lain:
Dengan demikian, latar belakang bangsa Eropa datang ke Indonesia adalah karena faktor utama mencari daerah penghasil rempah-rempah yang ditambah dengan faktor pendukung lainnya. Zaman penjelajahan samudra terjadi pada rentang abad 15-17 ketika bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra. Bangsa Eropa pelopor penjelajahan samudra adalah Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris. Adapun latar belakang munculnya penjelajahan samudra oleh bangsa Eropa adalah sebagai berikut.
Meskipun nenek moyang kita merupakan seorang pelaut namun tidak berarti mereka memiliki wawasan yang luas. Hal ini dibuktikan dengan adanya penjelajahan samudra yang dilakukan oleh orang-orang barat. Jauh-jauh hari sebelum nenek moyang kita mengerti akan dunia luar, bangsa-bangsa barat telah memiliki suatu keinginan dan pemikiran untuk mencari tempat lain selain di negaranya sebagai sumber kemakmuran bagi mereka.
Dengan adanya keinginan tersebut bangsa eropa melakukan penjelajahan samudra. Banyak faktor-faktor yang melatarbelakangi bangsa eropa melakukan penjelajahan samudra ke dunia timur. Diantaranya akan kami uraikan di bawah ini.
Faktor-faktor yang melatarbelakangi bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra ke dunia timur adalah sebagai berikut.
a. Teori Heliosentris dari Copernicus yang menyatakan bahwa bumi itu bulat mendorong kawan-kawan Copernicus ingin membuktikannya. Salah satunya ialah Ferdinand Magellan, pelaut pertama yang berhasil mengelilingi dunia dan membuktikan bahwa bumi memang bulat, serta laut-laut di bumi saling berhubungan. Teori ini membantah Teori Geosentris dari Ptolomeus yang menyatakan bumi datar.
b. faktor yang melatarbelakangi bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra ke dunia timur yang kedua adalah Kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur (Cina) yang tertuang dalam buku yang ditulis oleh temannya, Rustichello, yang berjudul The Travels of Marco Polo (Perjalanan Marco Polo). Selama ratusan tahun, catatan perjalanan Marco Polo ini menjadi sumber informasi tentang Cina bagi bangsa Eropa.
c. Penemuan kompas, mesiu, navigasi, peta, dan peralatan pelayaran. Penemuan alat dan teknologi ini juga merupakan salah satu faktor yang melatarbelakangi bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra ke dunia timur.
d. Adanya ambisi untuk melaksanakan semboyan 3 G, yaitu gold (mencari emas atau kekayaan), glory (mencari keharuman nama, kejayaan, dan kekuasaan), dan gospel (menunaikan tugas suci menyebarkan agama Nasrani).
Portugis dan Spanyol merupakan bangsa Eropa yang menjadi pelopor penjelajahan samudra. Semangat para pelaut inilah yang selanjutnya mendorong penjelajahan samudra oleh bangsa-bangsa Eropa lain. 4 faktor di atas merupakan Faktor-faktor yang melatarbelakangi bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra ke dunia timur dan lambat laun mengubah pemikiran untuk menguasai belahan bumi lain demi kemakmuran dan kesejahteraan mereka. Semoga bermanfaat. KOMPAS.com - Abad ke-15 merupakan periode penting bagi kehidupan bangsa-bangsa Eropa. Pasalnya, abad ini berkaitan erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan semangat menemukan dunia baru. Selain itu, jatuhnya Konstantinopel pada 1453 ke tangan Turki Usmani (Ottoman) juga berdampak besar bagi bangsa Eropa. Peristiwa tersebut membuat pedagang Eropa tidak bisa lagi membeli rempah-rempah dari Asia. Oleh karena itu, bangsa Eropa berlomba-lomba mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang pelayaran untuk menemukan dunia Timur, yang mereka kenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Namun, rempah-rempah bukan satu-satunya faktor yang melatarbelakangi penjelajahan samudra oleh bangsa Eropa. Faktor utama yang mendorong orang Barat datang kedunia Timur adalah keinginan untuk mencari rempah-rempah. Pasalnya, rempah-rempah merupakan komoditas perdagangan yang menjadi primadona di Eropa. Iklim Eropa yang dingin menyebabkan bangsa Eropa sangat membutuhkan rempah-rempah untuk menghangatkan tubuh. Selain itu, rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan pengawet makanan saat musim dingin. Oleh karena itu, para pedagang Eropa tetap akan membeli rempah-rempah meskipun harganya sangat mahal.
Pada masa renaisans, ilmu pengetahuan dan teknologi di Eropa mengalami perkembangan pesat. Periode ini juga mendorong munculnya berbagai teori yang merupakan bukti perkembangan ilmu pengetahuan. Hal inilah yang mendorong terjadinya penjelajahan untuk membuktikan kebenaran teori-teori dari ilmuwan Barat. Baca juga: Penjelajahan Samudra: Latar Belakang dan Tujuan Teori-teori yang dimaksud antara lain: Nicolaus CopernicusDalam bukunya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium, Nicolaus Copernicus menuliskan pendapat tentang perputaran planet-planet. Nicolaus Copernicus mencetuskan Teori Heliosentris yang menyatakan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari, begitu pula dengan planet-planet lainnya. Menurutnya, jika seseorang berjalan dari satu titik ke arah barat, maka akan kembali ke titik semula. Teori ini kemudian dibuktikan oleh para pelaut Portugis dan Spanyol melalui penjelajahan samudra dari rute berlawanan yang kemudian bertemu di Maluku. Galileo GalileiGalileo Galilei sepakat dengan Teori Heliosentris milik Copernicus yang menyatakan bahwa bumi itu bulat dan mengitari matahari. Sir Isaac NewtonSir Isaac Newton menunjukkan bahwa bintang, planet, dan benda-benda antariksa bergerak dengan ketepatan yang dapat diramalkan seperti gerak jam. Kenyataan tersebut menjadikan pikiran manusia sanggup merangkum menjadi beberapa persamaan sederhana. Perkembangan teknologi dalam bidang perkapalan dan astronomi semakin menambah semangat bangsa-bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra. Pada masa itu, mereka mampu membuat kapal besar yang tahan terhadap ombak besar serta dilengkapi dengan kompas sebagai sistem navigasi. Baca juga: Sistem Ekonomi Liberal pada Masa Kolonial dan Kondisi Masyarakat Semboyan Gold, Glory, dan GospelPerjalanan bangsa Eropa ke Timur juga dilandasi semboyan Gold, Glory, dan Gospel. Semboyan Gold mendorong mereka memburu kekayaan berupa emas, perak, dan bahan tambang lain yang berharga. Sebab, menurut paham ini, suatu negara dikatakan makmur apabila mempunyai emas yang melimpah. Semboyan Glory berarti kejayaan, yang mendorong berkembangnya imperialisasi kuno. Berdasarkan imperialisasi kuno, kejayaan sebuah bangsa dilihat dari banyaknya wilayah koloni yang dimiliki. Kondisi ini mendorong bangsa-bangsa Eropa untuk memiliki daerah kekuasaan yang luas. Penjelajahan bangsa Eropa ke Timur juga membawa misi suci dari gereja, yaitu menyebarkan ajaran injil (Gospel). Setiap kapal yang melakukan penjelajahan samudra selalu diikuti kelompok misionaris, yang menganggap menyebarkan ajaran injil merupakan panggilan hidup dan tugas mulia. Mereka kemudian memanfaatkan daerah koloni sebagai tempat menjalankan misi tersebut. Baca juga: Historiografi Kolonial: Ciri-Ciri, Kelebihan, dan Kelemahan Kedatangan bangsa Eropa di IndonesiaDalam proses penjelajahan samudra, bangsa Eropa akhirnya menemukan daerah penghasil rempah-rempah, salah satunya adalah Indonesia. Terlebih lagi, rempah-rempah yang dibutuhkan di Eropa sebagian besar dimiliki Indonesia. Seperti contohnya cengkeh, pala, dan lada. Cengkeh tumbuh subur di Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan. Pala merupakan tanaman endemik Pulau Banda, sementara lada ditemukan di sebagian besar wilayah Sumatera dan Jawa. Ketiga jenis rempah-rempah tersebut paling banyak diburu pedagang Eropa. Proses kedatangan bangsa Eropa di Indonesia diawali oleh Portugis, kemudian disusul oleh Prancis, Spanyol, Belanda, dan Inggris. Referensi:
|