Jaringan yang melapisi permukaan tubuh, baik permukaan luar maupun dalam

Jaringan adalah sekumpulan sel yang membantu membangun berbagai organ dan bagian tubuh lainnya. Seperti lengan, tangan, hingga kaki. Jika diamati secara seksama melalui mikroskop, jaringan penyusun tubuh manusia memiliki struktur yang rapi dan teratur sesuai dengan fungsinya.

Fungsi inilah yang kemudian membedakan jaringan sesuai dengan letaknya dalam tubuh. Itu sebabnya tubuh manusia terdiri atas empat jenis jaringan utama; meliputi jaringan otot, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan epitel.

Jaringan epitel adalah salah satu jaringan dengan luas permukaan yang cukup besar dengan sel-sel yang sangat rapat. Jaringan ini berfungsi untuk melapisi atau menutupi permukaan tubuh dan menyusun bagian terluar organ.

Dengan kata lain, jaringan tubuh yang satu ini berperan sebagai “pintu gerbang” yang melindungi tubuh dari paparan langsung dunia luar. Oleh karena itu, seluruh zat yang berusaha masuk ke dalam tubuh harus melalui jaringan epitel terlebih dahulu.

Di mana letak jaringan epitel pada tubuh?

Mengingat tugasnya yang secara langsung berhadapan dengan dunia luar, jaringan epitel pada tubuh biasanya terletak pada kulit, saluran pernapasan, saluran pencernaan, saluran kemih, serta saluran reproduksi.

Struktur jaringan pelindung tubuh ini cenderung tebal karena tersusun atas beberapa lapisan sel keratin tebal guna memberikan kekuatan dan ketahanan mekanisme. Ambil contoh, kulit sebagai organ tubuh yang paling luas. Kulit ternyata dilapisi oleh sel epitel dengan kandungan keratin tebal guna mencegah tubuh agar tidak kehilangan banyak air maupun zat penting lainnya.

Begitu pula dengan kerongkongan (esofagus) yang merupakan bagian dari saluran pencernaan. Selama menjalankan tugasnya, kerongkongan selalu terkena atau bersentuhan langsung dengan beragam makanan dan minuman yang memiliki tekstur, komposisi, serta tingkat pH yang berbeda-beda.

Maka itu, kerongkongan juga dilindungi oleh jaringan epitel. Hanya saja, struktur jaringan epitel pada bagian dalam tubuh cenderung lebih tipis atau tidak setebal jaringan yang ada di kulit. Bukan hanya pada kerongkongan saja, tapi juga epitel tipis juga melindungi lambung, usus kecil, usus besar, tuba falopii pada saluran reproduksi, serta bronkiolus pada paru-paru.

Beberapa bagian tersebut dilindungi oleh epitel tipis yang diselimuti silia atau mikrovili untuk mempermudah tugasnya. Sementara untuk bagian kandung kemih, ureter, dan uretra dilindungi oleh epitel transisional yang bertujuan untuk memudahkan proses peregangan dan perluasan kapasitas organ tersebut.

Fungsi dan peran jaringan epitel di dalam tubuh

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, jaringan epitel pada tubuh memang ditujukan untuk beberapa fungsi meliputi:

  • Sebagai perlindungan (proteksi) jaringan di bawahnya dari paparan dunia luar, seperti radiasi, senyawa berbahaya, dan lain sebagainya.
  • Membantu melancarkan proses penyerapan zat dalam saluran pencernaan.
  • Membantu regulasi dan ekskresi bahan kimia dalam tubuh.
  • Membantu pengeluaran hormon, enzim, keringan, serta produk akhir lainnya yang dihasilkan oleh tubuh.
  • Sebagai pendeteksi sensasi yang dirasakan kulit.

Apa saja jenis jaringan epitel?

Jaringan epitel dikelompokkan menjadi 8 jenis sesuai dengan bentuk sel, jumlah lapisan sel, serta jenis sel itu sendiri. Enam di antaranya diidentifikasi berdasarkan jumlah sel dan bentuknya, sedangkan dua sisanya dibedakan berdasarkan jenis sel di dalamnya.

Ada 3 kelompok bentuk sel pada jaringan ini, yakni pipih dan gepeng (squamous), kotak (cuboidal), atau persegi panjang yang tinggi dan lebar (columnar). Demikian pula dengan jumlah sel dalam jaringan, dapat dikelompokkan sebagai epitel selapis (simple epithelium) dan epitel berlapis (stratified epithelium).

Jaringan yang melapisi permukaan tubuh, baik permukaan luar maupun dalam

ilustrasi epitel (sumber: Pixabay)

Bola.com, Jakarta - Jaringan epitel (epitelium) adalah jaringan yang melapisi permukaan luar tubuh atau membatasi permukaan suatu rongga tubuh. Jaringan epitel tidak berdiri terlepas.

Jaringan epitel melekat erat pada jaringan di bawah deretan sel, jaringan ini dinamakan membrana basalis. Membrana basalis ini merupakan tempat sel epitel melekat.

Jaringan epitel yang melapisi permukaan luar tubuh disebut epidermis. Sedangkan jaringan epitel yang membatasi permukaan suatu rongga tubuh disebut mesotelium. Sementara itu, jaringan epitel yang membatasi organ dalam disebut endotelium.

Berdasarkan bentuknya, jaringan epitelium dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu epitelium pipih, kubus, silindris, transisional, dan kelenjar.

Berikut ini penjelasan tentang jenis-jenis jaringan epitel berdasarkan bentuknya, seperti dilansir dari gerbangkurikulum.sma.kemdikbud.go.id, Senin (22/11/2021).

Epitelium pipih tersusun dari sel-sel yang berbentuk pipih seperti lembaran, dengan inti sel tampak seperti cakram. Epitelium pipih dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Epitelium pipih selapis

Epitelium pipuh selapis merupakan epitelium yang tersusun dari selapis sel berbentuk pipih. Seluruh sel pada epitelium ini terletak di atas membran basal dan mencapai permukaan.

Epitelium pipih selapis terdapat pada alveolus paru-paru, endotelium, mesotelium, lapisan parietal kapsul bowman dan lengkung Henle, pleura (selaput pembungkus paru-paru), peritoneum (selaput perut), perikardium (selaput pembungkus jantung), serta endotelium pada pembuluh darah dan pembuluh limfa.

Epitelium pipih selapis berfungsi dalam proses difusi, osmosis, filtrasi, dan ekskresi.

2. Epitelium pipih berlapis

Epitelium pipih berlapis merupakan epitelium yang terdiri dari satu lapis sel berbentuk pipih. Akan tetapi, pada lapisan sel-sel yang lebih dalam bentuknya dapat berupa kubus atau silindris.

Epitelium pipih berlapis terdapat pada pada kulit, vagina, rongga mulut, esofagus, anus, dan kornea mata. Epitelium pipih berlapis berfungsi dalam proteksi (perlindungan).

Epitelium kubus tersusun dari sel-sel berbentuk kubus, dengan inti sel berbentuk bulat di tengah. Epitelium kubus dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Epitelium kubus selapis

Epitelium kubus selapis merupakan epitelium yang tersusun dari selapis sel berbentuk kubus. Epitelium kubus selapis berfungsi dalam proteksi, sekresi, dan absorpsi.

Epitelium kubus selapis terdapat pada tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, nefron ginjal, permukaan luar ovarium, kelenjar ludah, kelenjar tiroid, pankreas, serta lensa mata. 

2. Epitelium kubus berlapis

Epitelium kubus berlapis merupakan epitelium yang terdiri atas lebih dari satu lapis sel berbentuk kubus. Epitelium kubus berlapis berfungsi untuk proteksi, sekresi, ekskresi, dan absorpsi.

Epitelium kubus berlapis terdapat pada kelenjar keringat dan kelenjar minyak. 

Epitelium silindris tersusun dari sel-sel yang berbentuk heksagonal memanjang (silinder). Inti sel dari epitelium ini berbentuk pipih memanjang. Epitelium silindris dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Epitelium silindris selapis

Epitelium silindris selapis merupakan epitelium yang tersusun dari selapis sel berbentuk silindris. Di antara sel-sel epitelium silindris selapis biasanya terdapat sel goblet, yaitu sel berbentuk piala yang berfungsi menghasilkan lendir.

Epitelium silindris selapis bersilia terdapat pada uterus, saluran uterus, vas deferens, dan bronkus intrapulmoner. Epitelium silindris selapis berfungsi untuk sekresi dan absorpsi.

2. Epitelium silindris berlapis

Epitelium silindris berlapis merupakan epitelium yang terdiri atas lebih dari satu lapis sel berbentuk silindris pada permukaannya. Akan tetapi, sel-sel pada lapisan-lapisan basal relatif lebih pendek dan berbentuk polihedral tidak teratur.

Epitelium silindris berlapis terdapat pada pada uretra, laring, faring, dan kelenjar ludah. Fungsi epitelium silindris berlapis banyak, seperti untuk proteksi dan sekresi.

3. Epitelium silindris berlapis semu bersilia

Epitelium silindris berlapis semu bersilia merupakan epitelium yang tersusun dari sel-sel dengan inti sel tidak sejajar sehingga seolah-olah epitelium tersebut terdiri atas banyak lapisan.

Pada epitelium ini terdapat silia yang berfungsi menggerakkan partikel yang berada di atasnya. Fungsi epitelium silindris berlapis semu bersilia adalah untuk proteksi.

Epitelium silindris berlapis semu bersilia terdapat pada saluran telur (tuba Fallopi), rongga hidung, dan saluran pernapasan

Epitelium transisional tersusun dari sel-sel yang bentuknya dapat berubah-ubah. Bagian basal terdiri atas sel-sel kubus hingga silindris. Sementara bagian tengah terdiri atas selsel kubus polihedral.

Bagian permukaan dalam (superfasial) terdiri atas sel-sel berbentuk kubus hingga pipih. Epitelium transisional terdapat pada organ-organ yang dapat mengalami peregangan, misalnya ureter, vesika urinaria, pelvis renalis, dan uretra.

Maka itu, sel-sel epitelium pada organ-organ tersebut dapat berubah-ubah bentuk sesuai tingkat peregangannya.

Epitelium kelenjar tersusun dari sel-sel epitelium khusus untuk sekresi zat yang diperlukan dalam proses fisiologi tubuh. Ada dua macam kelenjar, yaitu:

1. Kelenjar eksokrin

Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang menyalurkan sekretnya ke suatu permukaan tubuh (sekresi eksternal). Hasil sekresi kemudian disalurkan ke permukaan tubuh melalui suatu saluran yang bentuknya bermacam-macam, seperti lurus, bergelung, atau bercabang.

Sekret yang dikeluarkan berupa cairan jernih yang mengandung enzim atau musin. Contoh: pankreas, kelenjar ludah, kelenjar lambung, dan kelenjar keringat.

2. Kelenjar endokrin

Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang menyalurkan sekretnya langsung ke dalam pembuluh darah atau pembuluh limfa (sekresi internal).

Oleh karena tidak memiliki saluran, kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu. Sekret yang dikeluarkan berupa hormon. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar tiroid, kelenjar hipofisis, kelenjar paratiroid, dan kelenjar timus.

Sumber: Kemdikbud