Liputan6.com, Jakarta Pola makan yang baik sedapat mungkin harus memenuhi kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh. Selain karbohidrat, protein, lemak, kebutuhan tubuh akan vitamin dan mineral juga harus dipenuhi. Peran vitamin dan mineral sangat penting bagi tubuh. Show Mineral, seperti dijelaskan Prof. Maggy Thenawidjaja Suhartono, Ph.D, Guru Besar Teknologi Pangan dan Gizi dari IPB, diperlukan untuk metabolisme tubuh. "Mineral berperan penting dalam berbagai fungsi tubuh. Selain itu, mineral menjadi bahan baku kinerja enzim," tutur ahli biokimia ini.
Kebutuhan mineral dipengaruhi oleh keadaan fisiologi, umur, faktor kesehatan secara umum, cadangan dalam tubuh, serta interaksinya dengan mineral lain. Selain itu, mineral bergantung pada sumber, bentuk yang dikonsumsi (organik vs anorganik). Makromineral adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih besar, dengan ukuran konsentrasi >50 mg/kg (50 ppm). Contoh: kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), dan kalium (K). Sementara itu, mikromineral adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih kecil, tapi tetap dibutuhkan secara lengkap, dengan ukuran konsentrasi Berikut jenis-jenis mineral yang dibutuhkan tubuh seperti dijelaskan Prof. Maggy. Kalsium (Ca) Fosfor (P) Natrium (Na) Klorida (Cl) Sulfur (S)
Gangguan elektrolit adalah kondisi ketika kadar elektrolit di dalam tubuh tidak seimbang, bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah. Ketidakseimbangan kadar elektrolit ini dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari mual, diare, hingga kram otot. Di dalam tubuh manusia, terdapat beberapa jenis elektrolit, yaitu natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfat, dan fosfor. Elektrolit-elektrolit tersebut bisa didapatkan dari makanan, minuman, serta suplemen. Elektrolit dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga organ-organ di dalam tubuh agar berfungsi secara normal. Beberapa fungsi tubuh yang dipengaruhi elektrolit adalah irama jantung, kontraksi otot, dan fungsi otak. Penyebab Gangguan ElektrolitPenyebab gangguan elektrolit berbeda-beda, tergantung dari jenis elektrolit di dalam tubuh yang mengalami ketidakseimbangan. Misalnya, penyebab kekurangan fosfat akan berbeda dengan penyebab kekurangan magnesium. Kendati demikian, gangguan elektrolit umumnya terjadi akibat hilangnya cairan tubuh secara berlebihan, seperti akibat memiliki luka bakar luas, berkeringat berlebih, diare, maupun muntah secara terus menerus. Efek samping beberapa obat juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan elektrolit. Berikut ini adalah berbagai jenis elektrolit serta faktor-faktor yang dapat menyebabkan kadarnya di dalam tubuh terganggu: 1. FosfatFosfat berfungsi untuk menguatkan tulang dan gigi, menghasilkan energi, serta membentuk lapisan sel. Jika kadar fosfat di dalam tubuh berlebihan (hiperfosfatemia), maka bisa menimbulkan masalah pada otot dan tulang, serta meningkatkan risiko terkena serangan jantung dan stroke. Hiperfosfatemia dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu:
Sedangkan, kekurangan fosfat atau hipofosfatemia dapat terjadi karena beberapa faktor berikut ini:
Hipofosfatemia juga dapat terjadi karena konsumsi obat tertentu, seperti zat besi, niacin (vitamin B3), obat maag jenis antasida, diuretik, kortikosteroid, bisfosfonat, acyclovir, paracetamol, atau obat asma. 2. KloridaKlorida adalah jenis elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pH dalam darah dan meneruskan impuls saraf. Kadar klorida diatur oleh ginjal, sehingga jika terdapat ketidakseimbangan klorida, hal tersebut mungkin terjadi karena adanya kerusakan pada ginjal. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kelebihan klorida (hiperkloremia) di dalam tubuh: Sedangkan, kekurangan klorida (hipokloremia) dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti:
3. Sodium/NatriumNatrium berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh serta mengatur fungsi saraf dan kontraksi otot. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kelebihan natrium (hipernatremia):
Sementara itu, seseorang dapat mengalami kekurangan sodium/natrium (hiponatremia) akibat beberapa faktor berikut ini:
4. KalsiumKalsium adalah mineral yang penting untuk fungsi organ, saraf, otot, dan sel tubuh. Kalsium juga berguna untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang. Namun demikian, kelebihan kadar kalsium dalam darah (hiperkalsemia) bisa menimbulkan berbagai gejala, di antaranya sakit kepala, tubuh lemas, mual, muntah, dan nyeri tulang. Seseorang berisiko mengalami hiperkalsemia jika memiliki kondisi di bawah ini:
Kekurangan kadar kalsium dalam darah (hipokalsemia) juga tidak baik bagi kesehatan, karena dapat meningkatkan risiko terserang osteoporosis. Kondisi ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu: 5. Kalium/PotasiumKalium berperan penting dalam mengatur fungsi jantung, serta menjaga fungsi saraf dan otot. Kadar kalium di dalam tubuh dapat melebihi normalnya (hiperkalemia) jika seseorang memiliki faktor seperti di bawah ini:
Sedangkan, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kekurangan kadar kalium (hipokalemia) adalah:
6. MagnesiumMagnesium adalah mineral penting yang berfungsi untuk mengatur fungsi saraf, tekanan darah, dan kadar gula darah. Magnesium juga berperan dalam menjaga kesehatan jantung, menghasilkan energi bagi tubuh, serta menjaga kesehatan tulang. Kelebihan kadar magnesium (hipermagnesemia) dapat menyebabkan otot menjadi lemah, refleks lambat, mudah mengantuk, pusing, sakit kepala, mual, muntah, denyut jantung lambat atau tidak teratur, napas lebih lambat dari biasanya, bahkan pingsan. Seseorang berisiko mengalami hipermagnesemia jika memiliki faktor seperti berikut:
Tak hanya kelebihan, kekurangan magnesium (hipomagnesemia) juga dapat menimbulkan beragam gangguan kesehatan, di antaranya tremor, kedutan otot, insomnia, kesemutan, mati rasa, jantung berdebar (takikardia), bingung, dan kejang. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipomagnesemia:
Faktor Risiko Gangguan ElektrolitGangguan elektrolit bisa terjadi pada siapa saja, tetapi orang dengan kondisi di bawah ini lebih rentan untuk mengalaminya:
Gejala Gangguan ElektrolitGangguan elektrolit ringan umumnya tidak menunjukkan gejala. Gejala biasanya mulai muncul ketika kondisi sudah semakin berat. Berikut ini adalah gejala-gejala yang dapat timbul akibat ketidakseimbangan kadar elektrolit di dalam tubuh:
Kapan harus ke dokterSegera ke dokter jika Anda merasakan gejala gangguan elektrolit. Pasalnya, jika tidak secepatnya ditangani, gangguan elektrolit dapat menimbulkan masalah kesehatan serius yang bahkan dapat menyebabkan kematian. Diagnosis Gangguan ElektrolitUntuk mendiagnosis gangguan elektrolit, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami, riwayat kesehatan, dan obat yang sedang dikonsumsi pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, terutama pemeriksaan untuk mengetahui refleks tubuh pasien. Agar hasil diagnosis lebih akurat, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
Pemeriksaan penunjang lain mungkin juga dilakukan, tergantung pada kondisi kesehatan pasien. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mencari tahu penyebab yang mendasari terjadinya gangguan elektrolit. Pengobatan Gangguan ElektrolitPengobatan pada pasien gangguan elektrolit tergantung pada jenis elektrolit di dalam tubuh yang mengalami ketidakseimbangan dan penyebab yang mendasarinya. Namun, pada intinya, tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit di dalam tubuh. Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit di dalam tubuh adalah:
Jika kondisi pasien tidak juga membaik dengan penanganan di atas, beberapa kondisi gangguan elektrolit membutuhkan tindakan khusus, seperti hemodialisis (cuci darah) untuk mengatasi kelebihan kalium dalam darah. Komplikasi Gangguan ElektrolitGangguan elektrolit dapat menimbulkan beberapa komplikasi yang serius jika tidak segera ditangani. Beberapa komplikasi tersebut adalah:
Pencegahan Gangguan ElektrolitGangguan elektrolit tidak selalu dapat dicegah. Namun, Anda dapat mengurangi risiko terjadinya gangguan elektrolit dengan cara:
Terakhir diperbarui: 17 Maret 2021 |