Davin mempunyai massa 50 kg Dia memiliki motor dengan massa 120 kg bergerak sejauh 1000 km dalam waktu 20 detik kemudian menambah kecepatan menjadi 68 … hitunglah resultan gaya jika F1=20n menghadap ke atasF2=10n menghadap ke kiri Hitunglah Resultan gaya JikaF1 = 20n(menghadap kiri)GW=21n (Menghadap ke bawah) hitunglah resultan gaya jika F1 = 64n F2=74n menghadap sebelah kiri Tentukan resultan dari ketiga vektor tersebut dan sudut yang dibentuk dengan sumbu-x positif! pliss kakk tolong dibantu, sulit bantuin dong kakk2. 45°3 keduanya 60° 2. Jawab Diketahui Q₁ = 4x10^-6 C .Q₂ = 2x10^-6 C. R=3×10^-2m K= 9x10^-9 Nm²/C² Ditanya F tolong ya. besok dikumpul T . T Mangga buah besar rasa masam homozigot disilangkan dengan Mangga hasil rasa manis, diketahui : Buah besar dominan penuh dan rasa manis dominan penuh T … Tiga buah vektor F₁, F. dan F, masing-masing besarnya adalah 10 N, 20 N dan 5 N terletak seperti pada gambar. Tentukan resultan dan arah ketiga vektor … Davin mempunyai massa 50 kg Dia memiliki motor dengan massa 120 kg bergerak sejauh 1000 km dalam waktu 20 detik kemudian menambah kecepatan menjadi 68 … hitunglah resultan gaya jika F1=20n menghadap ke atasF2=10n menghadap ke kiri Hitunglah Resultan gaya JikaF1 = 20n(menghadap kiri)GW=21n (Menghadap ke bawah) hitunglah resultan gaya jika F1 = 64n F2=74n menghadap sebelah kiri Tentukan resultan dari ketiga vektor tersebut dan sudut yang dibentuk dengan sumbu-x positif! pliss kakk tolong dibantu, sulit bantuin dong kakk2. 45°3 keduanya 60° 2. Jawab Diketahui Q₁ = 4x10^-6 C .Q₂ = 2x10^-6 C. R=3×10^-2m K= 9x10^-9 Nm²/C² Ditanya F tolong ya. besok dikumpul T . T Mangga buah besar rasa masam homozigot disilangkan dengan Mangga hasil rasa manis, diketahui : Buah besar dominan penuh dan rasa manis dominan penuh T … Tiga buah vektor F₁, F. dan F, masing-masing besarnya adalah 10 N, 20 N dan 5 N terletak seperti pada gambar. Tentukan resultan dan arah ketiga vektor …
Hukum I Kepler “Orbit setiap planet berbentuk elips dengan matahari berada di salah satu fokusnya” Berikut adalah demonstrasi dari metode klasik untuk menggambar bentuk elips: Sumber: WikipediaKedua pines dalam gambar mewakili dua fokus elips, dan benang tersebut memastikan bahwa jumlah jarak dari dua fokus (paku payung) ke pensil adalah konstan. Di bawah ini adalah gambar lain dari elips dengan sumbu utama dan sumbu minor didefinisikan: Sumber : wikipedia.orgKita tahu bahwa dalam suatu lingkaran, semua garis yang melewati pusat (diameter) adalah sama panjang. Namun, dalam elips, garis yang Anda gambar melalui pusat bervariasi panjangnya. Garis yang berpindah dari satu ujung ke ujung dan meliputi kedua titik fokusnya disebut dengan sumbu utama, dan ini adalah jarak terpanjang antara dua titik pada elips. Garis yang tegak lurus terhadap sumbu utama di pusatnya disebut dengan sumbu minor, dan itu adalah jarak terpendek antara dua titik pada elips. Pada gambar di atas, titik-titik hijau adalah fokus (setara dengan paku payung pada foto di atas). Semakin besar jarak antara fokus, semakin besar eksentrisitas pada elips. Dalam kasus yang terbatas dimana fokus berada di atas satu sama lain (eksentrisitas 0), maka gambar itu berupa lingkaran sempurna. Sehingga anda dapat mengatakan bahwa lingkaran dapat disebut sebagai elips dengan eksentrisitas 0. Penelitian telah menunjukkan bahwa buku teks astronomi memperkenalkan kesalahpahaman dengan menunjukkan orbit planet-planet memili eksentrisitas tinggi sebagai usaha mereka untuk memastikan kembali bahwa mereka adalah elips dan bukan lingkaran. Pada kenyataannya orbit sebagian besar planet di tata surya kita sangat dekat dengan bentuk lingkaran, dengan eksentrisitas mendekati 0 (misalnya, eksentrisitas orbit bumi adalah 0,0167). Untuk melihat animasi yang menunjukkan orbit-orbit dengan berbagai eksentrisitasnya, silahkan lihat diagram eksentrisitas di “Windows to the Universe.” Perhatikan bahwa orbit dengan eksentrisitas 0,2 yang hampir berbentuk menyerupai lingkaran, mirip dengan eksentrisitas planet Merkurius dimana ia memiliki eksentrisitas terbesar dari seluruh planet di tata surya. Elips orbit diagram di “Windows to the Universe” termasuk gambar dengan perbandingan langsung dari eksentrisitas beberapa planet, asteroid, dan komet. Hukum satu kepler memiliki beberapa implikasi antara lain :
Hukum II Kepler (hukum tentang luas yang sama) Hukum kepler dua berbunyi : Pada gambar di bawah ini yang mengarah ke sebuah tautan animasi menunjukkan bahwa ketika sebuah planet berada didekat aphelion (titik terjauh dari Matahari, diberi label dengan B) garis yang digambar antara matahari dan planet trace out a long dan memiliki luasan yang skinny diantara titik A dan B. Sebaliknya, Ketika planet dekat dengan titik perihelion (titik terdekat dengan Matahari, diberi dengan label C), garis yang digambar diatara matahari dan planet traceout a shorter dan memiliki luasan yang fatter antara titik C dan titik D. Irisan yang berwarna abu-abu dan biru yang ditarik sedemikian rupa Sejatinya memiliki luasan yang sama. Artinya, luasan antara C dan D di sebelah kanan sama luasnya dengan luasan antara A dan B di sebelah kiri. Karena bidang kedua sektor adalah identik, maka hukum kedua Kepler mengatakan bahwa waktu yang dibutuhkan planet untuk melakukan perjalanan antara A dan B dan juga antara C dan D pastilah membutuhkan waktu yang sama. Jika Anda melihat jarak sepanjang elips antara A dan B, jarak A dan B lebih pendek dibandingkan jarak antara C dan D. Karena kecepatan adalah jarak dibagi waktu, dan karena jarak antara A dan B lebih pendek dari pada jarak antara C dan D, maka ketika Anda membagi jarak dengan jumlah waktu yang sama Anda menemukan bahwa: Planet bergerak lebih cepat saat di perihelion dan bergerak lambat saat mencapai aphelion Orbit-orbit sebagian besar planet hampir lingkaran, dengan eksentrisitas mendekati 0. Dalam hal ini, perubahan kecepatan mereka tidak terlalu besar terhadap jarak orbit mereka. Hukum III Kepler Kepler mempelajari periode planet-planet dan jarak mereka dari Matahari, dan ia membuktikannya pada hubungan matematis berikut yang mana disebut sebagai Hukum Kepler ketiga : “Kuadrat dari periode orbit sebuah planet (P) berbanding lurus dengan pangkat tiga sumbu semimayor (a) pada jalur elipsnya.” Apakah ini berarti secara matematis bahwa jika kuadrat dari periode obyek ganda, maka kubus sumbu semimayor nya juga harus dua kali lipat. Tanda proporsionalitas dalam persamaan di atas memberi arti bahwa: di mana k adalah angka konstan. Jika kita membagi kedua sisi persamaan dengan a3, kita melihat bahwa: Ini berarti bahwa untuk setiap planet di tata surya kita, rasio dari periode mereka sama dengan kuadrat sumbu semimayor kubus adalah memliki nilai konstan yang sama. Maka ini berarti bahwa: Kita tahu bahwa periode bumi adalah 1 tahun. Pada masa Kepler, mereka tidak mengetahui jarak ke planet, tapi kita hanya dapat menetapkan sumbu semimajor Bumi pada satuan yang kita sebut Unit Astronomi (AU). Artinya, tanpa mengetahui seberapa jauh ukuran jarak dari satuan AU, kita hanya mengatur aEarth = 1 AU. Jika anda meletakkan 1 tahun dan 1 AU ke dalam persamaan di atas, maka anda dapat melihat kembali bahwa: Jadi untuk setiap planet, P2 / a3 = 1 jika P dinyatakan dalam satuan tahun dan a dinyatakan dalam satuan AU. Maka jika Anda ingin menghitung seberapa jauh Saturnus dari Matahari dalam satuan AU, semua yang perlu Anda ketahui adalah periodenya. Untuk Saturnus, periodenya adalah sekitar 29 tahun. Jadi Saturnus 9,4 kali lebih jauh dari Matahari daripada Bumi dari Matahari!
|