Hukum melaksanakan salat dengan cara jamak atau qasar adalah

tirto.id - Catatan: Masih ada yang perlu diedit

Di antara kemudahan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-hambanya adalah rukhsah shalat jamak dan qashar bagi musafir atau orang-orang yang berkesusahan. Kemudahan ini adalah bentuk kasih sayang Allah SWT. Seorang muslim yang menjamak shalatnya diizinkan menggabungkan 2 shalat dalam 1 waktu, sedangkan qashar shalat boleh memendekkan shalat 4 rakaat menjadi 2 rakaat.

Ibadah salat 5 waktu merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan seorang muslim. Ibadah ini tak boleh ditinggalkan. Untuk memudahkan umatnya, ajaran Islam memberikan rukhsah atau keringanan apabila salat wajib dirasa memberatkan.

Sebagai misal, apabila salat tidak bisa dikerjakan dalam keadaan berdiri, salat bisa dikerjakan dalam kondisi duduk. Jikapun tak bisa duduk, salat bisa dilakukan dengan berbaring, hingga sekadar isyarat.

Demikian juga dalam kondisi tertentu, misalnya dalam perjalanan atau safar, seorang muslim diizinkan mengqasar atau menjamak salatnya atau juga menggabungkan jamak-qasar sekaligus dalam satu waktu.

Lantas, apa pengertian salat jamak-qasar dan bagaimana ketentuan keduanya?

Pengertian dan Ketentuan Shalat Jamak dalam Islam

Secara definitif, salat jamak adalah menggabungkan 2 salat fardu yang dikerjakan dalam satu waktu.

Hukum pelaksanaan salat jamak adalah mubah, diperbolehkan untuk dilaksanakan bagi mereka yang memenuhi syarat-syaratnya.

Dikutip dari buku Fikih yang ditulis Sutrisno (2020:22), berikut ini syarat-syarat diperbolehkannya melaksanakan salat Jamak:

  • Dalam kondisi safar atau perjalanan jauh minimal 81 kilometer (menurut kesepakatan sebagian besar imam mazhab) dan perjalanan tersebut tidak bertujuan untuk maksiat.
  • Dalam keadaan sangat ketakutan atau khawatir, misalnya dalam kondisi perang, sakit, hujan lebat, angin topan, atau bencana alam.
  • Salat fardu yang boleh dijamak adalah salat Zuhur digabung dengan salat Asar dan salat Maghrib digabung salat Isya. Sementara itu, salat Subuh tidak dapat dijamak dan harus ditunaikan sesuai dengan waktu pelaksanaannya.

Dasar hukum diperbolehkannya pelaksanaan salat jamak dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Abdullah bin Abbas RA:

“Nabi Muhammad SAW pernah menjamak salat Zuhur dan Asar di Madinah bukan karena bepergian, juga bukan karena takut.

Saya bertanya: 'Wahai Abu Abbas, mengapa bisa demikian?' Dia menjawab: 'Dia [Nabi Muhammad SAW] tidak menghendaki kesulitan bagi umatnya," (H.R. Ahmad).

Selain itu, terdapat juga dalil lain mengenai pelaksanaan salat jamak sebagai berikut:

“Bahwasanya Rasulullah SAW jika berangkat dalam bepergiannya sebelum tergelincir matahari, beliau mengakhirkan salat Zuhur ke waktu salat Asar, kemudian beliau turun dari kendaraan, beliau menjamak 2 salat tersebut.

Apabila sudah tergelincir matahari sebelum beliau berangkat, beliau salat Zuhur terlebih dahulu kemudian naik kendaraan," (H.R. Bukhari dan Muslim).

Secara umum, pelaksanaan salat jamak dibagi menjadi 2 yaitu jamak taqdim dan jamak takhir. Perbedaan dari keduanya berkaitan dengan waktu pelaksanaanya.

Pertama, jamak taqdim adalah mengumpulkan 2 salat (baik itu Zuhur-Ashar atau Magrib-Isya) dan pelaksanaanya dilakukan di waktu salat yang pertama. Sebagai contoh, salat jamak Zuhur dan Asar dilakukan di waktu Zuhur.

Kedua, jamak takhir adalah menempatkan pelaksanaan 2 salat yang digabung di waktu salat terakhir. Sebagai contoh, salat jamak Maghrib dan Isya dilakukan di waktu Isya.

Sederhananya, pelaksanaan salat jamak adalah mengumpulkan 2 salat yang dikerjakan dalam satu waktu secara berurutan, serta tak terpisah dengan kegiatan lain.

Sebagai contoh, melakukan salat jamak Zuhur-Asar, berarti seorang muslim menunaikan salat Zuhur 4 rakaat hingga selesai, kemudian langsung dilanjutkan mendirikan salat Asar 4 rakaat.

Baca juga:

  • Bacaan Niat & Tata Cara Jamak Sholat Dhuhur-Ashar dan Maghrib-Isya
  • Tata Cara Sholat Jamak Qoshor di Mudik Lebaran 2022, Berapa Rakaat?

Pengertian dan Ketentuan Shalat Qashar

Salat qashar adalah salat yang diringkas atau diperpendek jumlah rakaatnya. Salat yang dapat diqasar adalah salat yang memiliki bilangan 4 rakaat, yaitu salat Zuhur, Asar, dan Isya.

Salat qasar menjadikan pelaksanaan salat dengan bilangan 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Hukum dari pelaksanaan salat qasar ialah mubah, boleh dilakukan jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

  • Salat yang diqashar adalah salat 4 rakaat, yaitu salat Zuhur, Asar dan Isya.
  • Jika ingin mengqasar salat karena dalam perjalanan, maka tujuan perjalanannya harus jelas. Dalam hal ini, tidak boleh mengqasar salat bagi orang yang tak punya tujuan safar yang jelas.
  • Perjalanannya dalam rangka hal mubah (misalnya, untuk niaga atau silaturahmi), bukan perjalanan maksiat (misalnya, bepergian untuk tujuan zina).
  • Perjalanannya mencapai 2 marhalah, yaitu kurang lebih 82 km.
  • Telah melewati batas desa.
  • Mengetahui hukum diperbolehkannya qasar salat, sehingga tidak sah qasarnya orang yang tidak mengetahui hukum qasar.
  • Masih ada dalam status perjalanan hingga salat selesai.
  • Niat melakukan salat qasar ketika takbiratul ihram.
  • Menjaga hal-hal yang berlawanan dengan niat qasar saat salat, seperti niat untuk mukim, ragu-ragu dalam kebolehan qasar atau niat mukim di tengah-tengah salat
  • Tidak bermakmum kepada orang yang menyempurnakan salat (4 rakaat)

Dalil pelaksanaan salat qasar dijelaskan Allah SWT melalui firman-Nya di dalam surah An-Nisa ayat 101 sebagai berikut:

“Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu mengqasar salat, jika kamu takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu," (QS. An Nisa [4]: 101).

Dilansir laman Muhammadiyah, Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis riwayat Aisyah juga pernah mengqasar salatnya sebagai berikut:

“Bahwasanya Nabi Muhammad SAW pernah mengqashar dalam perjalanan dan menyempurnakannya, pernah tidak puasa dan puasa," (H.R. Daruquthni).

Baca juga:

  • Tata Cara dan Ketentuan Shalat Jamak Qashar
  • Apa Saja Syarat Sah Sholat Qashar dan Bacaan Niatnya dalam Islam?

Baca juga artikel terkait SHALAT atau tulisan menarik lainnya Syamsul Dwi Maarif
(tirto.id - sym/hdi)


Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Abdul Hadi
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Oleh :

Yudi Yansyah S.Pd.i

Penyuluh Agama Islam Kecamatan Bojong Genteng

Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

اِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِىاللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَلَهُ، أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِىَّ بَعْدَهُ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَهُ.

أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّاقَدَّ مَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوْا اللهَ اِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ (الحسر: 18)

Hadirin rohimakumulloh

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kita dapat hadir dalam keadaan sehat wal’afiat. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang Islamiyyah.

Hadirin rohimakumulloh

Jamak menurut bahasa artinya mengumpulkan, sedangkan menurut istilah ialah mengumpulkan dua shalat fardlu yang dikerjakan dalam satu waktu dan dikerjakan secara berturut-turut. Misalnya, mengerjakan shalat zhuhur dan ‘ashar pada waktu shalat zhuhur. Pertama mengerjakan shalat zhuhur dan setelah selesai dilanjutkan dengan shalat ‘ashar tanpa terpisah oleh dzikir atau kegiatan lainnya.

Shalat jamak merupakan salah satu kemudahan atau keringanan (rukhsah) yang diberikan Allah Swt kepada umat Nabi Muhammad SAW. Shalat jamak pernah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Dalam hadits riwayat ibnu Umar dikatakan:

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  إِذَا ارْتَحَلَ قَبْلَ أَنْ تَزِيْغَ الشَّمْسُ أَخَرَّ الظُّهْرَ إِلَى وَقْتِ الْعَصْرِ، ثُمَّ نَزَلَ يَجْمَعُ بَيْنَهُمَا فَإِنْ زَاغَتِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَحِلَ صَلَّى الظُّهْرَ ثُمَّ رَكِبَ (رواه البخارى)

Dari Anas ra, ia berkata, “Apabila Rasulullah SAW berangkat menuju perjalanan sebelum tergelincir matahari, beliau akhirkan shalat zhuhur ke waktu ‘ashar. Kemudian beliau berhenti untuk menjamak shalat keduanya. Dan jika matahari tergelincir sebelum ia berangkat, maka beliau shalat Zhuhur terlebih dahlu kemudian naik kendaraan.” (HR. Bukhari)

Hadirin rohimakumulloh

Shalat fardlu yang boleh dijamak yaitu : Shalat zhuhur dijamak dengan ‘ashar dan Shalat maghrib dijamak dengan ‘isya.

Adapun shalat shubuh tidak boleh dijamak dengan shalat lainnya dan tetap dilaksanakan pada waktunya sendiri, walaupun dalam kendaraan. Demikian pula shalat ‘ashar tidak boleh dijamak dengan ‘isya ataupun maghrib.

Hadirin rohimakumulloh

Menjamak shalat hukumnya mubah, artinya diperbolehkan menjamak bagi orang-orang yang memenuhi syarat-syarat sebagai berkut:

Pertama, musafir atau dalam perjalanan, dengan jarak minimal 81 km (menurut kesepakatan sebagian besar ulama). Kedua, bukan dalam perjalanan maksiat. Ketiga, dalam keadaan ketakutan, seperti sakit, hujan lebat, angin topan atau bencana alam lainnya.

Syarat ketiga berlaku bagi orang yang senang melaksanakan shalat berjama’ah di masjid

Hadirin rohimakumulloh

Shalat jamak terbagi dua bagian, yaitu: Pertama, Jamak Takdim  ialah mengumpulkan dua shalat fardlu untuk dikerjakan bersama-sama pada waktu shalat yang pertama. Misalnya, zhuhur dengan ‘ashar dilaksanakan pada waktu zhuhur, maghrib dengan ‘isya dilaksanakan pada waktu maghrib.

Syarat jamak takdim adalah: 1.Dimulai dari shalat yang pertama.

2.Niat jamak pada waktu shalat yang pertama

3.Berturut-turut antara shalat pertama dengan shalat yang kedua.

4.Masih dalam perjalanan.

Kedua, Jamak Takhir  adalah mengumpulkan dua shalat fardlu untuk dikerjakan secara bersama-sama pada waktu shalat yang kedua. Misalnya, zhuhur dengan ‘ashar dilaksanakan pada waktu 'ashar, maghrib dengan ‘isya dilaksanakan pada waktu ‘Isya.

Syarat Jamak Takhir adalah: 1.Niat menjamak setelah tiba waktu shalat yang pertama. 2.Kedua shalat dikerjakan masih dalam perjalanan

Niat shalat Jamak

Pertama, Jamak Takdim:

1)            Zhuhur dengan ‘ashar

-              Niat shalat zhuhur

أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى

Sengaja aku shalat zhuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan ‘ashar karena Allah Ta’ala.”

-              Niat shalat ’ashar

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى

Sengaja aku shalat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan zhuhur karena Allah Ta’ala.”

2)            Maghrib dengan ‘Isya

-              Niat shalat maghrib

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى

Sengaja aku shalat maghrib empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan ‘Isya karena Allah Ta’ala.”

-              Niat shalat ‘Isya

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى

Sengaja aku shalat ‘Isya empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan maghrib karena Allah Ta’ala.”

Kedua, Jamak Takhir:

1)            Zhuhur dengan ‘Ashar

-              Niat shalat zhuhur

أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى

Sengaja aku shalat zhuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan ‘ashar karena Allah Ta’ala.”

-              Niat shalat ’ashar

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى

Sengaja aku shalat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan zhuhur karena Allah Ta’ala.”

4)            Maghrib dengan ‘Isya

-              Niat shalat maghrib

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى

Sengaja aku shalat maghrib empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan ‘isya karena Allah Ta’ala.”

-              Niat shalat ‘Isya

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى

Sengaja aku shalat ‘isya empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan maghrib karena Allah Ta’ala.”

Hadirin rohimakumulloh

Mempraktikan shalat jamak takdim :

Misalnya, seseorang dalam perjalanan jauh ingin menjamak shalat zhuhur dengan ‘ashar, maka yang harus ia lakukan adalah:

1)            Kerjakan shalat zhuhur terlebih dahulu sebagaimana mestinya dengan lafazh niat yang telah disampaikan di atas.

2)            Setelah selesai shalat zhuhur kerjakan shalat ‘ashar secara langsung tanpa harus diselingi oleh kegiatan lainnya, seperti dzikir maupun shalat sunat.

Praktek Jamak Takhir:

Misalnya, seseorang dalam perjalanan jauh ingin menjamak shalat zhuhur dengan ‘ashar, maka yang harus ia lakukan adalah:

1)            Ketika datang waktu shalat pertama, yaitu zhuhur,  lakukan niat dalam hati bahwa ia akan mengakhirkan shalat zhuhur ke waktu shalat ‘ashar.

2)            Ketika datang waktu shalat kedua, yaitu shalat ‘ashar, kerjakan shalat mana saja yang ingin didahulukan (‘ashar atau zhuhur). Misalnya, yang didahulukan ‘ashar.

3)            Setelah selesai shalat yang paling pertama selesai (‘ashar), lanjutkan dengan shalat zhuhur tanpa diselingi oleh kegiatan lain.

Hadirin rohimakumulloh

Qashar artinya meringkas atau memendekan. Qashar shalat adalah meringkas raka’at shalat fardlu empat raka’at menjadi dua raka’at. Shalat fardlu yang boleh diqashar adalah zhuhur, ‘ashar dan ‘isya. Sedangkan maghrib dan shubuh tidak boleh diqashar.

Firman Allah Swt :

وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي اْلأرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوْا مِنَ الصَّلاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوْا إِنَّ الْكَافِرِيْنَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُّبِينًا (النساء:١٠١)

Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. An-Nisa:101)

Hadirin rohimakumulloh

Hukum melaksanakan qashar shalat adalah pertama, jawaz (boleh), apabila perjalanan telah mencapai jarak yang diperbolehkan melakukan qashar, namun belum mencapai jarak 81 km. Dalam kondisi ini yang lebih utama adalah tidak melakukan Qashar shalat. Kedua, afdlal (lebih utama), apabila jarak perjalanan sudah mencapai 81 km atau lebih. Ketiga, wajib apabila waktu shalat tidak cukup digunakan untuk melakukan shalat, kecuali dengan cara qashar.

Shalat boleh diqashar syaratnya, yaitu:

Pertama, jarak yang ditempuh telah mencapai 81 km. Kedua, mengetahui diperbolehkanya mengqashar shalat.Ketiga, bepergian tidak untuk tujuan maksiat.

Keempat, bepergian dengan tujuan daerah tertentu, sehingga seorang musafir yang tidak mempunyai tujuan daerah tertentu, tidak diperbolehkan qashar shalat. Kelima, niat mengqashar shalat.

Lafazh niat qashar

أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ قَصْرًا للهِ تَعَالَى

Sengaja aku shalat zhuhur dua raka’at, menghadap qiblat dengan qashar karena Allah Ta’ala.”

Keenam, tidak ragu dalam mengqashar shalat.

Ketujuh, tidak bermakmum kepada orang yang menyempurnakan shalat.

Kedelapan, masih dalam perjalanan. Kesembilan, telah melewati tapal batas daerah sendiri.

Hadirin rohimakumulloh

Shalat jamak qashar adalah shalat fardlu yang dijamak dan sekaligus diqashar. Artinya, dua raka’at shalat fardlu yang diqashar dikerjakan dalam waktu sekaligus.

Orang yang diperbolehkan mengqashar shalat adalah orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh. Sedangkan halangan lain, seperti sakit, hujan lebih ketika berjama’ah di mesjid tetap diperbolehkan mengerjakan shalat jamak qashar.

Niat dalam shalat jamak qashar adalah :

1.            Jamak takdim qashar zhuhur dengan ‘Ashar

-              Niat shalat zhuhur

أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى

Sengaja aku shalat zhuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim qashar dengan ‘ashar karena Allah Ta’ala.”

-              Niat shalat ’Ashar

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى

Sengaja aku shalat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim qashar dengan zhuhur karena Allah Ta’ala.”

2.            Jamak takdim qashar maghrib dengan ‘isya

Yang boleh diqashar hanya ‘Isya saja. Niatnya sebagai berikut:

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى

Sengaja aku shalat ‘isya empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim qashar dengan maghrib karena Allah Ta’ala.”

3.            Jamak takhir qashar zhuhur dengan ‘ashar

-              Niat shalat zhuhur

أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى

Sengaja aku shalat zhuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir qashar dengan ‘ashar karena Allah Ta’ala.”

-              Niat shalat ’Ashar

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى

Sengaja aku shalat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak tahkir qashar dengan zhuhur karena Allah Ta’ala.”

4.            Jamak takhir qashar maghrib dengan ‘isya

Yang boleh diqashar hanya ‘isya saja. Niatnya sebagai berikut:

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى

Sengaja aku shalat ‘isya empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir qashar dengan maghrib karena Allah Ta’ala.”

Demikianlah semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum

Dibaca: 279.791 Kali