This Paper A short summary of this paper 31 Full PDFs related to this paper
TRIBUNJOGJA.COM - Ikan laut memiliki kandungan Omega yang paling tinggi jika dibandingkan dengan air tawar. Kandungan gizi ikan laut bahkan direkomendasikan untuk ibu-ibu hamil atau anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Sayangya tak sedikit dari ikan laut yang beredar di pasaran sudah diawetkan dengan berbagai cara, satu diantara dengan menggunakan garam atau NaCl. Penggunaan garam memang sudah lama digunakan dari nenek moyang hingga saat ini. Tak hanya ikan, daging juga diawetkan menggunakan garam, bagaimana cara kerja garam mengawetkan ikan atau daging? Menurut literatur dari penelitian Universitas Sumatera Utara, secara sederhana digambarkan; larutan garam yang masuk ke dalam jaringan dan mengikat air bebasnya, sehingga menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang, dan khamir. Produk pangan hasil pengawetan dengan garam dapat memiliki daya simpan beberapa minggu hingga bulan dibandingkan produk segarnya yang hanya tahan disimpan selama beberapa jam atau hari pada kondisi lingkungan luar. Ikan pindang, ikan asin, telur asin dan sebagainya merupakan contoh produk pangan yang diawetkan dengan garam. Selain garam ada pula gula atau sukrosa; keduanya karbohidrat berasa manis yang sering pula digunakan sebagai bahan pengawet khususnya komoditas yang telah mengalami perlakuan panas. Perendaman dalam larutan gula secara bertahap pada konsentrasi yang semakin tinggi merupakan salah satu cara pengawetan pangan dengan gula. Gula seperti halnya garam juga menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang, dan khamir. Dendeng, manisan basah dan atau buah kering merupakan contoh produk awet yang banyak dijual di pasaran bebas. Zat lain yang digunakan untuk pengawet; cuka buah atau vinegar; yaitu bahan yang dapat digunakan untuk mengawetkan daging, asyuran maupun buah-buahan. Acar timun, acar bawang putih, acar kubis (kimchee) merupakan produk pangan yang diawetkan dengan penambahan asam atau cuka buah atau vinegar. Halaman selanjutnya arrow_forward Sumber: Tribun JogjaPengawet makanan misalnya larutan garam menyebabkan tejadinya peristiwa osmosis karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan dengan cairan dalam tubuh ikan. Jadi, jawaban yang tepat adalah A. Garam menjadi salah satu bumbu masakan yang bisa menjadi cita rasa sebuah makanan lebih asin dan gurih. Garam digunakan pada beragam jenis masakan apapun. Tanpa garam, maka cita rasa makanan akan jadi hambar. Menjadi bumbu dasar pada makanan, garam ini juga bisa digunakan untuk mengawetkan makanan. Penggunaan garam untuk pengawetan makanan bisa kita jumpai pada ikan asin yang memang diawetkan dengan menggunakan garam, lalu ada asinan sayur yang juga menggunakan garam untuk mengawetkan sayuran. Tapi tahukah kamu kalau ternyata garam punya banyak sekali jenisnya. Ada sekitar lima jenis garam yang banyak digunakan dalam dunia kuliner, yaitu: Sumber: Detik.net.id Jenis garam yang pertama adalah garam meja. Sesuai dengan namanya, garam meja ini selalu kamu jumpai di meja makan karena fungsinya untuk menambahkan rasa asin pada makanan jika makanannya masih terasa hambar. Tapi garam meja juga sering digunakan sebagai bumbu masakan karena teksturnya halus dan mudah larut. Garam meja dibuat dari tambah bawah tanah. Nantinya hasil garam akan ditambahkan yodium. 2. Garam Laut Sumber: Pemburuombak.com Berbeda dengan garam meja, garam laut ini dihasilkan dari penguapan air laut sehingga cita rasanya lebih asin. Tesktur garam laut ini jauh lebih kasar dibandingkan garam laut sehingga cocok digunakan dalam masakan yang dimasak dengan api. Garam laut juga dinilai punya kandungan gizi yang lebih tinggi dan lebih sehat jika dibandingkan dengan garam meja. 3. Garam Himalaya Sumber: Detik.net.id Selanjutnya ada garam himalaya. Garam himalaya ini sedang populer di kalangan pecinta makanan sehat karena garam himalaya dinilai lebih sehat jika dibandingkan dengan jenis garam-garam lainnya. Garam himalaya memiliki warna merah muda yang cantik sehingga tampilannya terlihat berbeda. Garam himalaya bisa digunakan untuk segala macam jenis masakan, baik itu makanan yang dipanggang, ditumis, hingga direbus. Sumber: Primarasa.co.id Garam kosher adalah jenis garam yang mirip dengan garam meja, hanya saja garam kosher ini punya ukuran yang lebih besar. Garam kosher sangat populer di Amerika dan banyak digunakan untuk beragam jenis olahan daging. Hal ini dikarenakan garam kosher bisa menyerap darah yang ada pada daging sehingga memudahkan kita pada saat memasak olahan daging. Sumber: Kidnet.org Jenis garam yang terakhir adalah garam diet. Sesuai dengan namanya, garam diet adalah garam yang banyak digunakan untuk orang berdiet. Pasalnya garam ini memiliki kandungan yang sudah disesuaikan dengan pola diet. Kandungan yodiumnya juga tidak terlalu tinggi dan citarasanya juga tak seasin jenis-jenis garam lainnya. Tapi meskipun bukan orang yang tidak sedang berdiet, kamu juga bisa tetap menggunakan jenis garam ini untuk sehari-hari karena lebih sehat. Itulah 5 jenis garam yang digunakan dalam dunia kuliner. Penggunaan garam dalam makanan itu merupakan hal yang biasa terjadi, seperti makanan-makanan di bawah ini pastinya menggunakan garam untuk menambah rasa asin dan gurih sehingga kamu jadi semakin lahap menyantapnya.
Ratna Ayu Kusumah_H0919081_C Asal Daerah: Cirebon, Jawa Barat Produk: Ikan Bekasem Pengawet Alami: Garam Mekanisme Pengawetan: Selama proses penggaraman, terjadi proses penetrasi garam ke dalam tubuh ikan. Sebaliknya, cairan dalam tubuh ikan akan keluar karena adanya perbedaan konsentrasi. Setelah terjadi persamaan konsentrasi garam antara tubuh ikan dan lingkungannya, maka pada saat itu terjadi pengentalan cairan tubuh yang masih tersisa dan penggumpalan protein (denaturasi) serta pengerutan sel-sel tubuh ikan sehingga sifat dagingnya berubah. Melalui penggaraman, aktivitas mikroorganisme terutama bakteri akan terhambat, sehingga ikan menjadi awet dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama. Sering lihat keterangan ‘no preservatives’ pada kemasan makanan atau minuman yang kamu beli? Nah, itu keterangan bahwa makanan dan minumanmu bebas dari pengawet. Biasanya, kita mencari makanan-makanan bebas pengawet (apalagi pada makanan kemasan) karena nggak ingin tubuh kita terkontaminasi zat-zat berbahaya. Pengawet sendiri biasanya digunakan untuk membuat makanan tahan lebih lama dan tidak mudah membusuk.
Sebenarnya pengawet dibedakan menjadi dua; pengawet alami dan pengawet buatan. Untuk menjaga kesehatan tubuh, kita dianjurkan untuk menghindari pengawet buatan dan beralih menggunakan pengawet alami pada setiap makanan. Salah satu pengawet alami yang bisa kamu gunakan di dapur sehatmu adalah garam. Kalau dilihat sejarahnya, sebetulnya tujuan utama penambahan garam pada makanan memang untuk mengawetkan. Tapi lama-kelamaan, seiring perkembangan teknologi seperti adanya kulkas dan munculnya teknik-teknik pengawetan lain, penggunaan garam sebagai bahan pengawet mulai berkurang. Padahal, garam adalah salah satu pengawet alami yang sangat efektif digunakan untuk menjaga mutu dan keutuhan makanan sepanjang waktu tertentu. Yuk, kenali lebih banyak manfaat garam sebagai pengawet~ Garam adalah senyawa kimia NaCl (Natrium klorida) yang terbukti dapat memberikan rasa asin yang kuat pada makanan. Itulah mengapa, garam dijadikan bumbu utama yang hampir tidak pernah absen dari masakan-masakan yang diolah di dapur. Coba cek di dapurmu sekarang. Pasti selalu ada garam di sana, ya kan? Nah, ini artinya, tidak hanya sehat sebagai bahan alami, garam juga menyumbang rasa untuk membuat makananmu menjadi lebih enak. Eits tapi, konsumsi garam harianmu nggak boleh berlebihan ya supaya nggak memicu penyakit darah tinggi~ Kamu nggak mau kan kalau makananmu cepat busuk atau basi? Nah, itulah tujuannya penggunaan pengawet pada makanan salah satunya garam. Tapi, pernahkah terpikir olehmu, mengapa garam dapat digunakan untuk membuat makanan tidak cepat busuk atau basi dalam jangka waktu yang cukup panjang? Penelitian yang dilakukan The National Academies of Sciences Engineering Medicine (2010), tertulis bahwa kandungan utama garam yang berperan penting memberikan efek pengawet bagi makanan adalah sodium. Nah, sodium inilah yang dapat mencegah busuk atau basinya makanan dengan cara mengurangi terjadinya aktivitas mikroba, pertumbuhan patogen dan organisme lain, serta reaksi kimia yang tidak diinginkan, seperti oksidasi lipid. Reaksi yang dicegah itu bernama reaksi autolisis. Baca Juga: Sering Dipakai, Memangnya Garam Himalaya Sehat? Selain mematikan aktivitas mikroba dan organisme tak tampak mata yang ada dalam makanan, ternyata garam dipercaya sebagai pengawet yang efektif karena ia juga dapat mengurangi kadar air dalam makanan. Ia bersifat higroskopis, yang artinya dapat menyerap air. Lalu, kenapa sih kadar air mesti dikurangi dalam makanan yang ingin diawetkan? Kenapa sih sifat higroskopis itu menjadi penting? Jawabannya adalah karena seringkali air menjadi media tempat bakteri-bakteri tinggal dan tumbuh, serta tempat yang kondusif bagi terjadinya reaksi-reaksi kimia. Nah, kemampuan garam untuk mengurangi kadar air dengan baik disinyalir karena adanya sodium dan ion-ion klorida yang akan bereaksi dengan molekul-molekul air. Beberapa di antara kamu mungkin juga akan menggunakan garam untuk melakukan fermentasi pada makanan. Apa sih yang dimaksud dengan fermentasi? Fermentasi adalah salah satu cara yang juga digunakan untuk mengawetkan makanan, utamanya makanan segar yang diubah bentuknya supaya dapat bertahan untuk waktu yang lebih lama. Beberapa contoh makanan yang difermentasi misalnya keju, sosis, dan pickles. Nah, makanan yang difermentasi ini seringkali bukan hanya dapat bertahan lebih lama, tetapi juga membuat makanan menjadi lebih lezat, lho. Karena tidak sulit mendapatkan garam dari alam, maka dampak dari penggunaan garam adalah menjadikan biaya produksi untuk setiap pengawetan jadi tidak begitu tinggi. Coba saja bandingkan dengan bahan-bahan pengawet buatan yang harus didapat dengan harga yang lumayan mahal. Padahal, dampak yang diberikan untuk mengawetkan kurang lebih sama. Malah, kadang pengawet buatan malah memicu masalah untuk kesehatan. Itulah mengapa garam menjadi pilihan utama dalam produksi makanan-makanan yang diawetkan. Nah, itu dia 5 fakta garam yang efektif kamu gunakan sebagai pengawet alami. Kamu bisa kok mencoba-coba sendiri di rumah, misalnya membuat telur asin atau mengawetkan ikan menjadi ikan asin. Jangan lupa share ke Moni hasilnya ya, selamat mencoba! |