Faktor yang berpengaruh pada proses distilasi adalah, kecuali

Faktor yang berpengaruh pada proses distilasi adalah, kecuali

Oleh: Restu Hasanah

Pengertian destilasi

Menurut Mc.Cabe (2003), destilasi adalah suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen dalam suatu campuran berdasarkan perbedaan titik didih dari masing-masing komponen dengan menggunakan panas sebagai tenaga pemisah.

Prinsip kerja Destilasi

Destilasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemurnian untuk senyawa padat yaitu suatu proses yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang terbentuk yang akan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapat destilat atau senyawa cair yang murni. Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu. Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan differensial dari suatu campuran cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan cara pendinginan dan pengembunan.

Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam salah satu larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi komponen-komponen tersebu antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap.

Macam- Macam Destilasi

 Ada beberapa macam destilasi diantaranya yaitu :

 A.)  Distilasi Sederhana

Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil.Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan Alkohol.  Pada prakteknya, kebanyakan campuran sukar untuk dimunikan melalui satu distilasi sederhana.

B.)  Destilasi Fraksionisasi

Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk memisahkan komponen- komponen dalam minyak mentah.

C.)   Destilasi Uap

Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °c atau lebih.Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atasmenuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.

D.)   Destilasi Vakum

Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasioleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini.

E.)   Destilasi Normal

Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau biasa dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.

F.)    Distilasi Bertingkat (Fraksionasi)

Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan. Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, karena melewati kondensor yang banyak.

G.)     Distilasi Azeotrop

 Teknik distilasi ini digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.

H.)    Distilasi Kering

Distilasi kering adalah suatu metoda pemisahan zat-zat kimia. Dalam proses distilasi kering, bahan padat dipanaskan sehingga menghasilkan produk-produk berupa cairan ataugas (yang dapat berkondensasi menjadi padatan). Produk-produk tersebut disaring, dan pada saat yang bersamaan mereka berkondensasi dan dikumpulkan. Distilasi kering biasanya membutuhkan suhu yang lebih tinggi dibanding distilasi biasa. Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya. Contohnya untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara.bara

Aplikasi Metode Destilasi

Salah satu aplikasi destilasi adalah pada pembuatan minyak atsiri. Metode destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan 3 cara, antara lain :

A.) Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)

Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah.

Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi, bukan destilasi. Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.

B.) Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)

Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air.  Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil oleh karena tekanan uap yang konstan.

 C.) Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)

Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan baku.Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak dari sel tanaman, misalnya gaharu, cendana, dll.

Keuntungan dan kerugian dari penggunaan Metode Destilasi

Keuntungan

 1.)  Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi.

 2.)  Produk yang dihasilkan benar-benar murni.

Kekurangan

1.)  Berlaku hanya untuk zat dengan fase cair dan gas.

2.)  Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang besar.

3.)   Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.

Sumber :  McCabe, W., Smith, J. and Harriot, P.(2003): Unit Operations of Chemical Engineering. McGraw-Hill Education

Sekian penjelasan artikel diatas tentang Distilasi semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Terimakasih sudah berkunjung dilaman ini, nantikan di setiap minggu akan ada  artikel terbaru mengenai serba serbi alat industri. Jangan sampe terlewatkan!!!!

Faktor yang berpengaruh pada proses distilasi adalah, kecuali

Susunan rangkaian alat distilasi sederhana:[1]
1. wadah air
2. labu distilasi
3. sambungan
4. termometer
5. kondensor
6. aliran masuk air dingin
7. aliran keluar air dingin
8. labu distilat
9. lubang udara
10. tempat keluarnya distilat
11. penangas
12. air penangas
13. larutan zat
14. wadah labu distilat.

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode buat pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.[2]

Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.[3] Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.[2]

Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa.[4] Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.[4] Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.[4]

Sejarah

Faktor yang berpengaruh pada proses distilasi adalah, kecuali

Peralatan distilasi yang digunakan oleh alkemis Yunani abad ke-3 Zosimos dari Panopolis,[5][6] dari manuskrip Yunani Bizantium Parisinus graces.[7]

Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spiritus.[8] Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimos dari Panopolis-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-3.[8]

Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud.[8] Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar.[8] Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini.[8] Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873).[8]

Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll.[3] Udara didistilasi menjadi komponen-komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium untuk pengisi balon.[9] Distilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling.[10]

Jenis

Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum.[3] Selain itu ada pula distilasi ekstraktif dan distilasi azeotropik homogen, distilasi dengan menggunakan garam berion, distilasi pressure-swing, serta distilasi reaktif.[3]

Distilasi sederhana

Faktor yang berpengaruh pada proses distilasi adalah, kecuali

Peralatan distilasi skala laboratorium

Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil.[11] Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu.[10] Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas.[9] Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.[11] Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.[10]

Distilasi fraksionisasi

Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya.[10] Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.[11] Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah[12]

Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi.[10] Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya.[13] Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.[13] Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.[13]

Distilasi uap

Faktor yang berpengaruh pada proses distilasi adalah, kecuali

Suatu evaporator putar mampu mendistilasi pelarut lebih cepat pada suhu rendah melalui penggunaan vakum.

Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih.[14] Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.[14] Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.[15] Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tetapi dapat didistilasi dengan air.[11] Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eukaliptus dari eukaliptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.[14]

Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan.[13] Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.[13]

Distilasi vakum

Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C.[11] Metode distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air.[11] Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator.[11] Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.[11]

Azeotrop

Faktor yang berpengaruh pada proses distilasi adalah, kecuali

Peralatan sederhana untuk mendistilasi toluena kering dan bebas oksigen.

Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik didih yang konstan.[13] Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil distilasi menjadi tidak maksimal.[13] Komposisi dari azeotrop tetap konstan dalam pemberian atau penambahan tekanan.[13] Akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap, yang komposisinya harus selalu konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang dihasilkan dari saling memengaruhi dalam kekuatan intramolekuler dalam larutan.[13]

Azeotrop dapat didistilasi dengan menggunakan tambahan pelarut tertentu, misalnya penambahan benzena atau toluena untuk memisahkan air.[13] Air dan pelarut akan ditangkap oleh penangkap Dean-Stark.[13] Air akan tetap tinggal di dasar penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan air lagi.[13] Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.[11]

Efektivitas distilasi

Secara teori, hasil distilasi dapat mencapai 100% dengan cara menurunkan tekanan hingga 1/10 tekanan atmosfer.[4] Dapat pula dengan menggunakan distilasi azeotrop yang menggunakan penambahan pelarut organik dan dua distilasi tambahan, dan dengan menggunakan penggunaan cornmeal yang dapat menyerap air baik dalam bentuk cair atau uap pada kolom terakhir.[4] Namun, secara praktik tidak ada distilasi yang mencapai 100%.[3]

Distilasi skala industri

Faktor yang berpengaruh pada proses distilasi adalah, kecuali

Diagram kolom distilasi vakum skala industri yang umum digunakan dalam penyulingan minyak.

Umumnya proses distilasi dalam skala industri dilakukan dalam menara, oleh karena itu unit proses dari distilasi ini sering disebut sebagai menara distilasi (MD).[4] Menara distilasi biasanya berukuran 2-5 meter dalam diameter dan tinggi berkisar antara 6-15 meter. Masukan dari menara distilasi biasanya berupa cair jenuh, yaitu cairan yang dengan berkurang tekanan sedikit saja sudah akan terbentuk uap dan memiliki dua arus keluaran, arus yang di atas adalah arus yang lebih volatil (mudah menguap) dan arus bawah yang terdiri dari komponen berat.

Menara distilasi terbagi dalam 2 jenis kategori besar:[4]

  1. Menara Distilasi tipe Stagewise, menara ini terdiri dari banyak piringan yang memungkinkan kesetimbangan terbagi-bagi dalam setiap piringannya, dan
  2. Menara Distilasi tipe Continous, yang terdiri dari pengemasan dan kesetimbangan cair-gasnya terjadi di sepanjang kolom menara.

Lihat pula

  • Fraksionasi
  • Ekstraksi
  • Distilasi azeotropik
  • Distilasi kering
  • Sublimasi

Referensi

  1. ^ Harwood, Laurence M.; Moody, Christopher J. (1989). Experimental organic chemistry: Principles and Practice (edisi ke-Illustrated). Oxford: Blackwell Scientific Publications. hlm. 141–143. ISBN 978-0-632-02017-1. 
  2. ^ a b (Inggris) Che Resources:Yee DFC. 2008. In Depth Look at Extractive Distillation[pranala nonaktif permanen]. Diakses pada 1 April 2010.
  3. ^ a b c d e (Inggris) Yee DFC. 2008. In Depth Look at Extractive Distillation[pranala nonaktif permanen] Diakses pada 1 Apr 2010.
  4. ^ a b c d e f g (Inggris) Kvaalen E, Wankat PC, McKenzie BA. 1914. Alcohol Distillation: Basic Principles, Equipment, Performance Relationships, and Safety Diarsipkan 2005-10-13 di Wayback Machine.. Diakses pada 30 Maret 2010.
  5. ^ E. Gildemeister; Fr. Hoffman; translated by Edward Kremers (1913). The Volatile Oils. 1. New York: Wiley. hlm. 203. 
  6. ^ Bryan H. Bunch; Alexander Hellemans (2004). The History of Science and Technology. Houghton Mifflin Harcourt. hlm. 88. ISBN 0-618-22123-9. 
  7. ^ Marcelin Berthelot Collection des anciens alchimistes grecs (3 vol., Paris, 1887–1888, p.161)
  8. ^ a b c d e f (Inggris) Ahmad Y Hassan. Alcohol and the Distillation of Wine in Arabic Sources.[pranala nonaktif permanen] Diakses pada 14 November 2005.
  9. ^ a b (Inggris) Silberberg MS. 2006. Chemistry The Molecular Nature of Matter and Change Ed ke-4. New York: McGraw-Hill.
  10. ^ a b c d e Syukri S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. Bandung: Penerbit ITB.
  11. ^ a b c d e f g h i (Inggris) Bacher AD. 2007. Distillation[pranala nonaktif permanen] Diakses pada 3 April 2008.
  12. ^ (Inggris) Chang R. 2007. Chemistry Ed ke-9. New York: McGraw-Hill.
  13. ^ a b c d e f g h i j k l (Inggris) Lando JB, Maron SH. 1974. Fundamentals of Physical Chemistry. New York: Macmillan Publising.
  14. ^ a b c (Inggris) Clark J. 2005. Immiscible liquids and steam distillation[pranala nonaktif permanen].Diakses pada 1 Apr 2010.
  15. ^ (Inggris) [FAO]. 1995. Flavours and fragances of plant origin. J Non-wood Forest Products 1: 111.

Bacaan lebih lanjut

  • Allchin, F. R. (1979). "India: The Ancient Home of Distillation?". Man. 14 (1): 55–63. doi:10.2307/2801640. JSTOR 2801640. 
  • Forbes, R. J. (1970). A Short History of the Art of Distillation from the Beginnings up to the Death of Cellier Blumenthal. BRILL. ISBN 90-04-00617-6. 
  • Needham, Joseph (1980). Science and Civilisation in China. Cambridge University Press. ISBN 0-521-08573-X.
  • Geankoplis, Christie John (2003). Transport Processes and Separation Process Principles (edisi ke-4th). Prentice Hall. ISBN 0-13-101367-X. 

Pranala luar

Faktor yang berpengaruh pada proses distilasi adalah, kecuali

Faktor yang berpengaruh pada proses distilasi adalah, kecuali

  • (Inggris) Alcohol distillation
  • (Inggris) Case Study: Petroleum Distillation
  • "Binary Vapor-Liquid Equilibrium Data" (searchable database). Chemical Engineering Research Information Center. Diakses tanggal 5 May 2007. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Distilasi&oldid=21504473"