Diabetes dan kencing manis apakah sama

"Gejala utama dari penyakit diabetes adalah naiknya kadar gula dalam darah. Namun perlu diketahui, melonjaknya kadar gula darah tidak selalu berarti bahwa seseorang mengidap penyakit ini. Kamu perlu mengetahui cara memeriksa apakah kadar gula dalam darah kamu masih termasuk normal atau tidak."

Halodoc, Jakarta – Naiknya kadar gula dalam darah selalu dikaitkan dengan penyakit diabetes. Namun tahukah kamu, ada fase yang terlebih dahulu akan terjadi sebelum seseorang dinyatakan mengidap penyakit diabetes. Kondisi naiknya kadar gula darah sebelum diabetes disebut dengan prediabetes. Perbedaan dari kedua kondisi ini ada pada tingginya kadar gula dalam darah. Silakan kamu cek risiko kamu di sini.

Pada prediabetes, terjadi lonjakan kadar gula, sehingga berada di atas normal. Meski begitu, kenaikan kadar gula darah yang terjadi belum setinggi pengidap diabetes. Dengan kata lain, prediabetes sebenarnya adalah “penanda” bahwa seseorang berisiko mengidap penyakit diabetes. Jika ditangani dengan tepat dan segera, prediabetes bisa sembuh dan tidak akan berkembang menjadi penyakit diabetes.

Mencegah Prediabetes Berkembang Menjadi Diabetes 

Gejala utama dari penyakit diabetes adalah naiknya kadar gula dalam darah. Namun perlu diketahui, melonjaknya kadar gula darah tidak selalu berarti bahwa seseorang mengidap penyakit ini. Dalam keadaan normal, kadar gula darah puasa orang dewasa adalah kurang dari 100 mg/dl. Pada prediabetes, kadar gula darah puasa mengalami kenaikan dan bisa mencapai 100–125 mg/dl. Jika kadar gula darah puasa sudah lebih dari 125 mg/dl, maka seseorang sudah dikatakan mengidap penyakit diabetes.

Prediabetes terjadi saat glukosa yang berasal dari makanan, mulai menumpuk dalam aliran darah. Sayangnya, tubuh tidak bisa mengolah glukosa makanan tersebut, sehingga terjadi penumpukan. Seharusnya, tubuh mengolah glukosa menjadi energi dengan bantuan hormon insulin yang dihasilkan pankreas. Meski masih tahap awal, prediabetes tidak boleh diabaikan begitu saja. Penanganan segera bisa mencegah kondisi ini berkembang menjadi penyakit diabetes. 

Prediabetes tidak menyebabkan kenaikan kadar gula yang cukup tinggi untuk dikatakan sebagai diabetes. Namun, jika kondisi ini diabaikan begitu saja, bisa menyebabkan kondisi ini berkembang menjadi diabetes tipe 2. Penyakit diabetes bersifat kronis dan tidak bisa diobati. Orang yang mengidap penyakit diabetes harus selalu mendapat pengobatan dan wajib memantau kadar gula darah agar selalu stabil dan tidak berlebih. Selain pada kadar gula darah, prediabetes dan penyakit diabetes juga memiliki gejala yang khas. 

Prediabetes umumnya tidak menunjukkan gejala tertentu, tetapi secara umum kondisi ini bisa memicu gejala berupa mudah lelah, sering merasa haus dan lapar, gangguan penglihatan, buang air kecil, serta berat badan menurun secara drastis. Kabar buruknya, banyak orang yang sering tidak menyadari bahwa ia mengidap prediabetes, bahkan hingga berkembang menjadi diabetes. Hal ini terjadi karena gejala penyakit yang muncul tidak spesifik dan sering diabaikan. 

Ada beberapa gejala yang bisa menjadi tanda bahwa seseorang sudah mengalami penyakit diabetes, seperti mulut kering, rasa terbakar dan nyeri di kaki, gatal-gatal, perubahan mood atau suasana hati, hingga mudah tersinggung. Penyakit ini juga memicu gejala hipoglikemia reaktif dan munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan bagian tubuh lain. 

Masih penasaran dan butuh informasi seputar prediabetes dan komplikasi apa saja yang bisa terjadi? Tanya dokter di aplikasi Halodoc saja! Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan dan di mana saja. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Dengan aplikasi Halodoc, kamu juga bisa mengetahui seberapa besar risikomu terhadap diabetes tipe 2 dengan menggunakan fitur Kalkulator Risiko Diabetes. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

Nah, buat kamu yang ingin mendapatkan kebutuhan medis secara rutin, kamu bisa menggunakan Halodoc Langganan! Beli berbagai macam kebutuhan seperti obat jantung, obat diabetes, obat asma hanya perlu satu kali pesan dan dapat dikirim secara berkala mingguan atau bulanan sesuai keinginan kamu, lho! Informasi lebih lengkap cek di sini, ya!

Referensi:American Diabetes Association. Diakses pada 2019. Diagnosing Diabetes and Learning About Prediabetes.Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Prediabetes.Healthline. Diakses pada 2019. What Is Prediabetes?Web MD. Diakses pada 2019 What Is Prediabetes?

Pengertian

Apa itu diabetes melitus?

Diabetes melitus (atau biasa disebut diabetes saja) adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa) di dalam darah. Kondisi ini juga sering disebut sebagai penyakit gula atau kencing manis.

Gula yang berada di dalam darah seharusnya diserap oleh sel-sel tubuh untuk kemudian diubah menjadi energi. Insulin adalah hormon yang bertugas untuk membantu penyerapan glukosa dalam sel-sel tubuh untuk diolah menjadi energi, sekaligus menyimpan sebagian glukosa sebagai cadangan energi.

Apabila terjadi gangguan pada insulin, seseorang berisiko tinggi mengalami diabetes. Diabetes dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti:

  • Kurangnya produksi insulin oleh pankreas
  • Gangguan respons tubuh terhadap insulin
  • Adanya pengaruh hormon lain yang menghambat kinerja insulin

Apabila kondisi ini diabaikan dan kadar gula darah dibiarkan tinggi tanpa dikendalikan, diabetes bisa melahirkan berbagai komplikasi membahayakan.

Jenis-jenis diabetes melitus

Berdasarkan ketiga kondisi penyebabnya tersebut, dijelaskan dalam studi Introduction to Diabetes Melitusterdapat beberapa jenis penyakit diabetes yang umum dialami, yaitu:

1. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah gangguan autoimun yang menyebabkan kerusakan sel-sel yang memproduksi hormon insulin di dalam pankreas. Akibatnya, tubuh kekurangan insulin. Kurangnya produksi insulin dapat meningkatkan kadar glukosa darah.

Biasanya gejala penyakit gula ini lebih sering terdeteksi pada usia yang lebih muda, terutama pada masa kanak-kanak atau remaja.

2. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah tipe penyakit gula yang paling banyak terjadi. Kondisi lebih sering terjadi pada orang dewasa, terutama yang berumur di atas 30 tahun.

Kondisi ini biasanya terjadi karena kemampuan produksi insulin yang melemah atau berkurangnya kemampuan tubuh dalam merespons insulin. DM tipe 2 umumnya terjadi karena masalah gaya hidup.

3. Diabetes gestasional

Diabetes gestational adalah penyakit kencing manis yang hanya terjadi pada wanita hamil. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pada ibu maupun bayinya jika tidak diobati. Jika ditangani cepat dengan baik, penyakit gula ini biasanya sembuh total setelah melahirkan.

Tanda & gejala

Apa saja tanda dan gejala diabetes melitus?

Penyakit kencing manis sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun pada awalnya. Banyak orang yang tidak sadar sudah lama memiliki diabetes melitus karena tidak ada gejala yang mengganggu.

Meski begitu, gejala diabetes tipe 1 biasanya muncul lebih cepat dibandingkan dengan tipe 2 yang cenderung memburuk perlahan-lahan.

Berikut beberapa tanda dan gejala khas penyakit diabetes melitus yang perlu Anda ketahui:

  • Sering merasa haus atau lapar
  • Sering buang air kecil, terkadang terjadi setiap jam (poliuria)
  • Lemah, lesu, dan tidak bertenaga
  • Sering mengalami infeksi, misalnya infeksi kulit, vagina, sariawan, atau saluran kemih
  • Luka diabetes sulit sembuh
  • Pandangan kabur
  • Gatal pada kulit, terutama pada lipatan paha atau daerah vagina
  • Berat badan turun tiba-tiba

Gejala lainnya dari penyakit kencing manis yang harus Anda waspadai adalah:

  • Mual atau muntah
  • Mulut kering
  • Gusi sering bengkak dan luka
  • Kaki sering sakit, kesemutan, dan mati rasa
  • Bercak hitam dan sisik pada kulit
  • Disfungsi seksual, seperti gangguan ereksi

Mengetahui gejala diabetes melitus lebih awal akan memudahkan Anda untuk mengendalikan penyakit gula ini dan mencegah terjadinya komplikasi diabetes yang berbahaya.

Kapan saya harus pergi ke dokter?

Kebanyakan orang sering kali tidak menyadari terkena penyakit diabetes melitus sampai gula darahnya sudah telanjur melonjak naik dan menyebabkan berbagai gejala yang berat.

Itu sebabnya, jika Anda mengalami gejala di atas atau memiliki kecurigaan tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Apa saja penyebab diabetes?

Sebelum mengetahui penyebab diabetes, Anda perlu tahu bagaimana glukosa diproses oleh tubuh.Glukosa sangat penting untuk tubuh karena bekerja sebagai sebagai sumber energi bagi sel-sel, jaringan, dan organ tubuh, terutama otak.

Glukosa sebenarnya berasal dari makanan yang Anda makan, sebagian akan digunakan oleh sel-sel tubuh dan sebagian disimpan sebagai cadangan energi di dalam hati (liver). Jenis glukosa yang disimpan di hati disebut dengan glikogen.

Jika Anda belum makan, otomatis kadar gula darah akan rendah. Untuk mencegah hal tersebut, liver akan memecah glikogen menjadi glukosa dan menyeimbangkan kadar gula darah tetap normal.

Penyebab pasti diabetes melitus baik tipe 1 atau 2 belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli dari American Diabetes Association menduga bahwa tingginya kadar gula dalam darah yang menyebabkan beberapa jenis penyakit diabetes disebabkan oleh beberapa hal berikut:

1. Kondisi autoimun

Kondisi autoimun yang menyebabkan diabetes melitus terjadi ketika sistem kekebalan tubuh Anda menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang bertugas menghasilkan hormon insulin.

Hormon insulin berperan penting dalam penyerapan glukosa oleh sel-sel tubuh. Ketika terjadi gangguan pada pankreas, produksi insulin bisa berkurang atau bahkan terhenti. Alhasil, kadar gula dalam darah meningkat karena tanpa bantuan insulin glukosa tidak dapat diserap oleh sel-sel tubuh dengan baik.

2. Resistensi insulin

Kencing manis terjadi karena lemak, hati, dan sel-sel otot di tubuh tidak merespons insulin dengan benar. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan resistensi insulin.

Resistensi insulin sendiri membuat sel tubuh tidak bisa menerima gula darah untuk kemudian diolah menjadi energi. Hal ini memberi sinyal bahwa tubuh kekurangan gula, sehingga memecah kembali glikogen.

Pada akhirnya, gula akan terus menumpuk dan menyebabkan kadar gula darah tinggi, atau disebut hiperglikemia.

Faktor risiko

Apa saja faktor risiko kondisi ini?

Faktor risiko adalah faktor-faktor yang membuat Anda lebih berisiko terjangkit penyakit diabetes. Mengutip dalam laman Mayo Clinic, berikut berbagai hal yang bisa membuat Anda berisiko tinggi terkena penyakit gula adalah:

  • Riwayat penyakit keluarga
  • Terkena infeksi virus tertentu
  • Adanya kerusakan sel sistem kekebalan tubuh (auto-antibodi)
  • Kekurangan vitamin D
  • Berusia di atas 45 tahun
  • Obesitas alias kegemukan
  • Malas gerak
  • Riwayat medis keluarga
  • Prediabetes
  • Memiliki riwayat penyakit PCOS
  • Pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
  • Mengidap diabetes sebelum masa hamil
  • Pernah mengalami keguguran atau bayi lahir mati (stillbirth) tanpa diketahui penyebabnya
  • Obesitas sebelum kehamilan
  • Hamil di usia lebih dari 30 tahun

Diagnosis

Bagaimana dokter mendiagnosis penyakit ini?

Beberapa orang mungkin memang mengalami gejala penyakit ini sehingga memeriksakan diri ke dokter. Namun, sebagian penderita bisa tidak mengalami gejala sama sekali sehingga penyakit ini sulit terdeteksi sejak awal.

Oleh karena itu, untuk menegakkan diagnosis kencing manis, dokter tidak hanya bergantung pada hasil pemeriksaan fisik biasa. Diperlukan sejumlah tes untuk mengetahui kadar gula atau glukosa dalam darah.

Tes yang umum dilakukan untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus, di antaranya:

  • Tes gula darah sewaktu: tes gula darah yang bisa dilakukan kapan saja.
  • Tes gula darah puasa: tes gula darah yang dilakukan setelah berpuasa selama kurang lebih 8 jam.
  • Tes gula darah oral: Anda perlu berpuasa semalaman sebelum melakukan tes ini, selanjutnya tes dilakukan 2 jam setelah Anda makan pertama. Kadar gula yang tetap tinggi setelah makan menunjukkan Anda memiliki diabetes.
  • Tes glikohemoglobin atau HbA1C: tes HbA1C yang dilakukan untuk mengetahui rata-rata nilai gula darah selama beberapa bulan terakhir. Tes ini biasanya akan dilakukan secara rutin beberapa kali dalam setahun setelah dinyatakan positif terdiagnosis diabetes.

Pengobatan

Bagaimana cara mengobati kencing manis?

Diabetes melitus adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun, bukan berarti Anda tidak bisa hidup sehat.

Jangan dulu berputus asa, karena penyakit ini masih bisa diatasi dan dikendalikan. Salah satunya, dengan menjalani pengobatan diabetes. Pengobatan tersebut tergantung dengan jenis penyakit kencing manis yang dialami, berikut beberapa pilihan obat penyakit gula:

1. Suntik insulin

Ketika Anda mengalami diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel yang memproduksi insulin sehingga kadar insulin yang dihasilkan tubuh berkurang. Maka dari itu, dokter biasanya akan meresepkan suntikan insulin.

Beberapa jenis insulin yang mungkin diberikan, antara lain:

  • Insulin aksi cepat: bekerja cepat untuk menurunkan gula darah.
  • Insulin aksi lambat: kebalikan dari aksi cepat, insulin ini bekerja perlahan-lahan dalam menurunkan kadar gula darah.
  • Insulin aksi intermediate: meskipun lama waktu penyuntikkan insulin jenis ini relatif panjang, insulin aksi intermediate biasanya dikombinasikan dengan aksi yang lebih cepat, sehingga mampu memaksimalkan manfaat dari penyuntikkan.

2. Obat-obatan

Orang yang mengalami penyakit kencing manis umumnya tidak mampu menggunakan insulin yang ada sebagaimana mestinya.

Tak semua orang dengan penyakit gula memerlukan obat. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin hanya meminta pasien untuk mengubah gaya hidupnya agar menjadi lebih sehat, seperti rutin berolahraga dan menjalani diet khusus.

Nah, ketika kedua cara tersebut tidak cukup, barulah dokter akan meresepkan sejumlah obat diabetes melitus untuk membantu menurunkan gula darah. Beberapa obat diabetes melitus yang sering diresepkan dokter adalah:

  • Metformin
  • Pioglitazone
  • Obat golongan sulfonilurea
  • Agonis
  • Repaglinide
  • Acarbose
  • Sitagliptin
  • Nateglinide

3. Menjalani pola hidup sehat

Jika Anda mengalami diabetes tipe 2, pengobatan utama yang biasanya dianjurkan dokter adalah mengubah pola hidup. Perubahan gaya hidup ini biasanya meliputi pola makan sehat dan olahraga secara teratur. Pola makan yang diterapkan juga bisa berupa memilih makanan yang rendah gula.

Pengobatan rumahan

Apa saja yang bisa saya untuk mengendalikan diabetes?

Selama menjalani pengobatan, dokter biasanya akan meminta Anda untuk lebih banyak mengonsumsi makanan bergizi, rendah lemak, dan kalori untuk mengontrol kadar gula darah.

Begitu pun dengan melakukan olahraga teratur guna mencapai berat badan ideal.

Berikut panduan pola hidup sehat untuk diabetes melitus:

  • Mengonsumsi karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, kentang panggang, oatmeal, biji-bijian utuh, dan makanan lain, seperti kacang-kacangan, ikan, dan daging rendah lemak.
  • Mengganti gula Anda dengan pemanis rendah kalori dan mengandung kromium untuk meningkatkan fungsi insulin dalam tubuh.
  • Memperbanyak konsumsi sayur-sayuran hijau, seperti brokoli dan bayam dan buah-buahan yang bisa diolah menjadi jus tanpa gula.
  • Melakukan olahraga ringan yang cocok untuk pasien diabetes, seperti berjalan, berenang, bersepeda di dekat rumah Anda.
  • Berolahraga minimal tiga kali seminggu selama sekitar 30-45 menit atau 5-10 menit di awal untuk kemudian menambah intensitas olahraga secara bertahap.
  • Tes gula darah Anda sebelum, selama, dan sesudah olahraga. Pastikan Anda gula darah tidak lebih rendah dari 70 mg/dL.
  • Melalukan beberapa aktivitas lain agar tetap aktif bergerak, contohnya membersihkan rumah dan berkebun.
  • Rajin cek dan mencatat kadar gula darah Anda setiap hari. Kadar gula darah pasien diabetes melitus harus dipantau secara rutin, yaitu sebelum dan setelah makan serta menjelang tidur.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah diabetes melitus?

Penyakit diabetes tipe 1 sangat sulit untuk dicegah karena berhubungan erat dengan faktor genetik dan kondisi autoimun. Namun, untungnya diabetes tipe 2 masih dapat dicegah.

Cara mencegah penyakit kencing manis bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat seperti:

1. Miliki berat badan ideal

Obesitas adalah salah satu faktor risiko utama dari diabetes tipe 2. Menjalani diet (pola makan) rendah kalori dan lemak sangat dianjurkan sebagai cara terbaik untuk mencegah diabetes.

2. Banyak makan buah dan sayur

Dengan makan sayur dan buah-buahan segar setiap hari, Anda dapat mengurangi risiko terjangkit penyakit kencing manis.

3. Mengurangi konsumsi gula

Untuk menjaga kadar gula darah normal, Anda harus membatasi konsumsi gula, tapi bukan berarti Anda jadi antigula. Anda bisa mengganti gula pasir dengan pemanis rendah gula dan mengontrol asupan kalori sehari-hari.

4. Aktif berolahraga

Usahakan berolahraga minimal 30 menit sehari 3-5 kali seminggu untuk memaksimalkan pencapaian target berat badan ideal.

Selain keempat cara di atas, Anda mungkin juga bisa rutin periksa ke dokter atau melakukan cek gula darah sendiri di rumah apabila memiliki faktor-faktor yang membuat Anda berisiko. Dengan begitu, Anda bisa lebih cepat mendeteksi dan mengantisipasi kencing manis.

Apa yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit kencing manis?

Penyebab Diabetes Diabetes disebabkan karena adanya gangguan dalam tubuh, sehingga tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel. Alhasil, glukosa menumpuk dalam darah.

Apakah penyakit kencing manis itu berbahaya?

Tingginya kadar gula darah dalam tubuh dalam jangka panjang dapat memicu komplikasi. Merangkum Very Well Health, komplikasi diabetes dapat memicu penyakit kronis sampai mengancam jiwa. Diabetes dalam jangka panjang bisa memicu penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).