Cara mengatasi Kelemahan PEMBELAJARAN terpadu


 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Sebagai pendekatan pembelajaran yang memperhatikan karakteristik siswa, pendekatan pembelajaran tematik memilki beberapa kelebihan dibandingkan pendekatan pembelajaran terpisah. Menurut Rusman (2015: 92) beberapa kelebihan pendekatan pembelajaran tematik, diantaranya:

1). Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak.

2). Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik.

3). Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar akan 

dapat bertahan lebih lama.

4). Pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan keterampilan berpikir dan social anak.

5). Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis. Dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan riil peserta didik.

6). Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat meningkatkan kerja sama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan narasumber sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata,  dan dalam konteks yang lebih bermakna.

Sedangkan menurut Tim puskur (2006) dalam BPSDMPK (2012: 14) ada beberapa kelebihan pelaksanaan pembelajaran tematik yaitu:

1). Banyak materi-materi yang tertuang dalam beberapa mapel mempunyai keterkaitan konsep, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyeluruh; mempelajari sebuah topik secara mendalam dari berbagai segi.

2). Siswa mudah memusatkan perhatian karena beberapa mapel dikemas dalam satu tema yang sama.

3). Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi beberapa mapel dalam tema yang sama.

4). Pembelajaran tematik melatih anak untuk semakin banyak membuat hubungan beberapa mapel, sehingga mereka mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya, dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep.

5). Menghemat waktu karena beberapa mapel dikemas dalam satu tema dan disajikan secara terpadu dalam alokasi pertemuan-pertemuan yang direncanakan. Waktu yang lain dapat digunakan untuk pemantapan, pengayaan, pembinaan keterampilan dan remidial.

Selanjutnya Trianto (2010: 157) mengemukakan kelebihan pelaksanaan pembelajaran tematik sebagai berikut:

“1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indicator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpah tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan; 2) Siswa mampu melihat hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir; 3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidah terpecah-pecah; dan 4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran, maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat”

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelebihan pendekatan pembelajaran tematik dibandingkan pembelajaran terpisah adalah terletak pada kegiatan yang berlangsung selama proses pembelajaran, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran yang bermakna dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, menumbuhkan keterampilan berpikir dan social dalam diri siswa, menyajikan konsep pembelajaran yang nyata dan dekat dengan kehidupan siswa. Selain itu juga dapat membangun kerja sama yang baik antar guru dan siswa dalam merumuskan kegiatan pembelajaran, sehingga akan lebih bermakna dan meninggalkan kesan yang lebih mendalam dalam diri siswa.

Disamping kelebihan, pendekatan pembelajaran tematik juga memiliki kelemahan terutama dalam hal pelaksanaannya. Tim Puskur (dalama Rusman, 2015) mengidentifikasi beberapa kelemahan pembelajaran tematik, diantaranya:

1). Aspek guru, guru harus berwawasan luas, memilki integritas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi

2). Aspek peserta didik, pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relative baik, baik dalam kemampuan akademik maupun kreatifitasnya, karena model pembelajaran tematik menekankan pada kemampuan analitis, kemampuan asosiatif, kemampuan eksplorasi dan elaborative.

3). Aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet

4). Aspek kurikulum, kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik, bukan pada pencapaian target penyampaian materi

5). Aspek penilaian, pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh.

6). Aspek suasana pembelajaran, pembelajaran terpadu cenderung mengutamakan salah satu bidang kajian dan tenggelamnya bidang kajian lain, tergantung pada latar belakang pendidikan gurunya.

#Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEMBELAJARAN TERPADU

Cara mengatasi Kelemahan PEMBELAJARAN terpadu

Pendidikan Selayaknya

A. Pengertian Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :

(1) menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest);

(2) Menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.

Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.

Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak

Pembelajaran IPA secara terpadu harus menggunakan tema yang relevan dan berkaitan. Materi yang dipadukan masih dalam lingkup bidang kajian IPA.

B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut.

1.  Pembelajaran berpusat pada anak.

Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.

2.  Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.

Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagaimacam aspek yang membentuk semacam jalinan antar skemata yang dimiliki siswa,sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata di dapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal ini diharapkan akan berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.

3.  Belajar Melalui Pengalaman Langsung

Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami,bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.

4.  Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata.

Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquri (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat hasrat, minat, dan kemampuan siswa, sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus menerus.

5.  Sarat dengan muatan keterkaitan

Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.

C. Model-model Pembelajaran Terpadu

Tabel ragam model pembelajaran terpadu

Nama Model Deskripsi Kelebihan Kelemahan
Terpisah ( Fragmented ) Berbagai disiplin ilmu yang berbeda dan saling terpisah Adanya kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pelajaran Keterhubungan menjadi tidak jelas; lebih sedikit transfer pembelajaran
Keterkaitan / Keterhubungan

( Connected )

Topik-topik dalam satu disiplin ilmu berhubungan satu sama lain. Konsep–konsep utama saling terhubung, mengarah pada pengulangan ( review ), rekonseptualisasi, dan asimilasi gagasan-gagasan dalam suatu disiplin Disiplin-disiplin ilmu tidak berkaitan; kontent tetap terfokus pada satu disiplin ilmu
Berbentuk Sarang/
kumpulan ( Nested )
Keterampilan-keterampilan sosial, berpikir, dan kontent (c ontents skill ) dicapai di dalam satu mata pelajaran ( subject area ) Memberi perhatian pada berbagai mata pelajaran yang berbeda dalam waktu yang bersamaan, memperkaya dan memperluas pembelajaran Pelajar dapat menjadi bingung dan kehilangan arah mengenai konsep-konsep utama dari suatu kegiatan atau pelajaran
Dalam satu rangkaian
( Sequence )
Persamaan-persamaan yang ada diajarkan secara bersamaan, meskipun termasuk ke dalam mata pelajaran yang berbeda Memfasilitasi transfer pembelajaran melintasi beberapa mata pelajaran Membutuhkan kolaborasi yang terus menerus dan kelenturan (fleksibilitas) yang tinggi karena guru-guru memilki lebih sedikit otonomi untuk mengurutkan (merancang) kurikula
Terbagi ( Shared ) Perencanaan tim dan atau pengajaran yang melibatkan dua disiplin difokuskan pada konsep, keterampilan, dan sikap-sikap ( attitudes ) yang sama Terdapat pengalaman-pengalaman instruksional bersama; dengan dua orang guru di dalam satu tim, akan lebih mudah untuk berkolaborasi Membutuhkan waktu, kelenturan, komitmen, dan kompromi
Bentuk jaring laba-laba
( Webbed )
Pengajaran tematis, menggunakan suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam berbagai disiplin mata pelajaran Dapat memotivasi murid-murid: membantu murid-murid untuk melihat keterhubungan antar gagasan Tema yang digunakan harus dipilih baik-baik secara selektif agar menjadi berarti, juga relevan dengan kontent
Dalam satu alur
( Threaded )
Keterampilan-keterampilan sosial, berpikir, berbagai jenis kecerdasan, dan keterampilan belajar ‘direntangkan’ melalui berbagai disiplin Murid-murid mempelajari cara mereka belajar; memfasilitas transfer pembelajaran selanjutnya Disiplin-disiplin ilmu yang bersangkutan tetap terpisah satu sama lain
Terpadu ( Integrated ) Dalam berbagai prioritas yang saling tumpang tindih dalam berbagai disiplin ilmu, dicari keterampilan, konsep, dan sikap-sikap yang sama Mendorong murid-murid untuk melihat keterkaitan dan kesalingterhubungan di antara disiplin-disiplin ilmu; murid-murid termotivasi dengan melihat berbagai keterkaitan tersebut Membutuhkan tim antar departemen yang memiliki perencanaan dan waktu pengajaran yang sama
Immersed Pelajar memadukan apa yang dipelajari dengan cara memandang seluruh pengajaran melalui perspektif bidang yang disukai ( area of interest ) Keterpaduan berlangsung di dalam pelajar itu sendiri Dapat mempersempit fokus pelajar tersebut
Membentuk jejaring
( Networked )
Pelajar melakukan proses pemaduan topik yang dipelajari melalui pemilihan jejaring pakar dan sumber daya Bersifat proaktif; pelajar terstimulasi oleh informasi, keterampilan, atau konsep-konsep baru Dapat memecah perhatian pelajar; upaya-upaya menjadi tidak efektif

Menurut Fogarty (1991) bila di tinjau dari sifat materi dan cara memadukan konsep, keterampilan dan unit tematisnya ada 10 model pembelajaran terpadu. Dari kesepuluh model pembelajaran yang dikemukakan oleh Fogarty tersebut, hanya 3 model yang digunakan pada kurikulum PGSD yaitu connected model, webbed model, dan integrated model.

  1. D. Penerapan Pembelajaran Terpadu

Dalam praktik, setiap tema yang disajikan akan memerlukan durasi kurang lebih tiga sampai enam pekan, bergantung pada materi yang ada pada setiap caturwulan dan keterpaduan dari tema. Berikut adalah gambaran sebuah kelas yang sedang melakukan pembelajaran dengan tema Pasar.

Pak Beni adalah guru kelas tiga SD. Dia bersama tiga guru paralel lainnya mempersiapkan pembelajaran yang bertema Pasar dalam durasi waktu empat pekan. Keempat guru kelas tiga itu telah membagi tugas masing-masing dalam menyiapkan bahan, alat, dan materi pelajaran.

Pak Karim akan menyiapkan segala keperluan belajar untuk mata pelajaran Matematika. Pada mata pelajaran ini, materi pelajaran yang akan dibahas adalah uang serta penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Bu Nani akan menyiapkan segala perangkat pembelajaran untuk topik makanan sehat dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Bu Marni menyiapkan segala hal untuk mata pelajaran Bahasa Indone-sia dengan topik menulis kreatif. Pak Beni sendiri menyiapkan untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan topik kelurahan dan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada topik tenggang rasa.

Awal belajar yang bertema pasar ini, seluruh kelas telah mengadakan survei. Survei dilakukan dengan cara siswa mengamati pasar yang dikunjunginya saat liburan dengan membuat chek-list pada lembar pengamatan yang disiapkan guru. Dalam pengamatan ini, anak melakukannya saat menemani orangtua mereka berbelanja di pasar. Selain pengamatan, siswa kelas tiga juga mengundang tukang siomay yang biasa mangkal di jalan masuk menuju sekolah. Mereka bergiliran mengajukan pertanyaan, seperti: Kapan mulai berjualan? Mengapa jualan siomay dan bukan yang lain? Mengapa menjadi penjual dan bukan menjadi pegawai? Berapa untung setiap hari? Apa rencana masa depannya? Apa obsesinya? Milih partai apa kalau pemilu?

Hasil akhir dari pembelajaran ini nantinya adalah aktivitas sebuah pasar tradisional yang rencananya akan “dibangun” di sepanjang koridor sekolah mereka, kolaborasi keempat kelas paralel tersebut. Seluruh siswa akan berprofesi sebagai pedagang berbagai macam makanan dan kebutuhan lainnya, sedangkan para pembelinya adalah semua komunitas sekolah, siswa tingkat kelas lain, guru, karyawan sekolah, dan para orangtua murid yang secara khusus mereka undang.

Untuk melaksanakan tema pembelajaran itu, setiap anak bekerja dalam kelompok. Masing-masing kelompok menentukan sendiri apa jualan yang akan mereka gelar dan berapa kira-kira untung yang akan mereka ambil dari dagangannya. Mereka menyiapkan sendiri di saat-saat pelajaran dengan arahan guru.

  1. E. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu

Dari gambaran tersebut, akan menunjukkan adanya beberapa sisi positif mengapa kita menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu atau pendekatan tematik.

[   Kelebihan

Kelebihan tersebut didasari oleh beberapa alasan.

  1. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya.
  2. Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
  3. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
  4. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
  5. Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.

[   Kekurangan

  1. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas,  memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal,  rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan  yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
  2. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
  3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
  4. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
  5. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
  6. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
  1. F. Manfaat Pembelajaran Terpadu

Sebagai suatu bentuk model pembelajaran, pembelajaran terpadu memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah :

1.  memungkinkan anak mengekplorasi dan mengekpresikan pengetahuan dan keterampilannya melalui berbagai kegiatan;

2.  meningkatkan pemahaman anak secara komprehensif;

3.  meningkatkan kecakapan berpikir anak;

4.  banyak topik yang tertuang di setiap mata pelajaran mempunyai keterkaiatan konsep dengan yang dipelajari siswa;

5.  pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilannya yang dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antarmatapelajaran;

6.  pembelajaran terpadu melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan antarmatapelajaran, sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep-konsep;

7.  pembelajaran terpadu membantu siswa dapat memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi nyata;

8.  daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan dengan jalan memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan berbagai ragam kondisi;

9.  dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata;

10.  meningkatkan interaksi sosial anak;

11.  meningkatkan profesionalisme guru.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE TERHUBUNG (CONNECTED), JARING LABA-LABA (WEBBED), DAN KETERPADUAN (INTEGRATED)

A. PEMBELAJARAN TERPADU TIPE TERHUBUNG (CONNECTED)

Connected Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggabungkan secara jelas satu topik dengan topik berikutnya, satu konsep dengan konsep lainnya, satu kemampuan dengan kemampuan lainnya, kegiatan 1 hari dengan hari lainnya, dalam satu mata pelajaran.

Contoh pengajaran menggunakan pembelajaran terpadu tipe terhubung (connected) : Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.

  1. a. Kelebihan
    1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang digabungkan;
    2. kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator;
    3. siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus;
    4. siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
    1. b. Kekurangan
      1. model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
      2. model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara mandiri;
      3. bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.

B. PEMBELAJARAN TERPADU MODEL JARING LABA-LABA (WEBBED)

Tahapan atau Langkah untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model jaring laba-laba di TK, yaitu:

  1. mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator setiap bidang pengembangan untuk masing-masing kelompok usia;
  2. mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring tema;
  3. mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema;
  4. menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang akan dicapai dan subtema yang dipilih;
  5. menyusun Rencana Kegiatan Mingguan;
  6. menyusun Rencana Kegiatan Harian.

Contoh dari penggunaan pembelajaran terpadu model jarring laba-laba(webbed) ini adalah : siswa dan guru menentukan tema misalnya air, maka guru-guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema air itu ke dalam sub-sub tema misalnya siklus air, kincir angin, air waduk, air sungai, bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran matematika, IPS, IPA, dan Bahasa.

  1. a. Kelebihan
    1. Siswa adalah diperolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu-ilmu yang berbeda;
    2. faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa;
    3. siswa dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan.
    1. b. Kekurangan
      1. kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa;
      2. seringkali guru terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan.
      3. memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.

C. PEMBELAJARAN TERPADU MODEL INTEGRATED (TERPADU)

Integrated Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan lintas bidang ilmu utama dengan mencari keterampilan, konsep dan sikap yang tumpangtindih. Dalam konteks pembelajaran TK, Integrated Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan lintas bidang pengembangan. Model ini berusaha memberikan gambaran yang utuh pada anak tentang tujuan melakukan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam bidang-bidang pengembangan.

Contoh penerapan pembelajaran terpadu tipe keterpaduan adalah : pada awalnya guru menyeleksi konsep-konsep keterampilan dan nilai sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa mata pelajaran misalnya: matematika, IPS, IPA dan Bahasa. Selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan dan nilai sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara beberapa mata pelajaran.

  1. a. Kelebihan
    1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dari kemampuan yang dikembangkan dari berbagai bidang studi/mata pelajaran;
    2. memberikan kegiatan yang lebih terarah pada tiap bidang pengembangan untuk mencapai kemampuan yang telah ditentukan pada indikator;
    3. siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbale balik antar berbagai disiplin ilmu;
    4. memperluas wawasan dan apresiasi guru.
    1. b. Kekurangan
      1. Cukup sulit dilaksanakan karena membutuhkan guru yang berkemampuan tinggi dan yakin dengan konsep dan kemampuan yang akan dikembangkan di setiap bidang pengembangan;
      2. kurang efektif karena membutuhkan kerjasama dari banyak guru;
      3. sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait;
      4. dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema.

0.000000 0.000000