Berkumpulnya orang-orang ketika terjadi peristiwa tabrakan merupakan contoh kelompok ... *

Faktor Pembentuk Kelompok Sosial

   Kalian pasti sudah tidak asing dong  mendengar kata “kelompok” ?  . Tapi kali ini beda , disini saya mau bahas mengenai kelompok sosial . Kelompok sosial yaitu  kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pembentukan kelompok sosial .  Berikut penjelasannya :

a.      Kedekatan geografis daerah asal 

         Ketika seseorang merantau ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang sama-sama merantau dan berasal dari daerah yang sama,maka orang tersebut pun merasa ada ikatan batin,meskipun semula belum saling kenal saat masih di daerah asal mereka.

b.      Kedekatan geografis tempat tinggal

         Pengaruh tingkat kedekatan atau kedekatan geografis,terhadap ketelibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita.Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.

         Kelompok tersusun dari individu-individu yang saling berinteraksi.Semakin dekat jarak geografis antara dua orang,semakin mungkin mereka saling melihat,berbicara,dan bersosialisasi.Atau dengan kata lain,kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungiinkan terbentuknya kelompok sosial.Jadi,kedekatan menumbuhkan interaksi yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.

     Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatn fisik,tetapi ada juga kesamaan diantara anggota-anggotanya.Sudah menjadi kebiasaan,orang lebih senang berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya.Kesamaan yang dimaksud yaitu kesamaan kepercayaan,minat,usia,nilai,tingkat intelejensi,dll.Kesamaan-kesamaan yang dimaksud antara lain sebagai berikut.

      Sebuah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar kesamaan keturunan biasanyaorientasinya yaitu untuk menyambung tali persaudaraan,sehingga masing-masing anggotanya akan saling berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk menjaga tali persaudaraan agar tidak putus.

      Dengan kesamaan nasib atau profesi maupun pekerjaan,maka akan terbentuk kelompok sosial yang menampungnya untuk meningkatkan kinerja masing-masing anggotanya.

      Dengan adanya dasar utama yaitu kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini akan bekerja sama demi mencapai kepentingan yang sama itu.

Setelah tadi membahas factor pembentukan kelompok sosial, ternyata kelompok sosial juga memiliki tipe- tipenya . Karena kita tinggal di suatu negara yang memiliki keanekaragaman etnik, suku, ras, agama, bahasa, tradisi dan adat istiadat. Maka ini sebenarnya menjadi kekayaan kultural yang begitu tinggi nilainya, sekaligus menyimpan berbagai aneka macam keindahan dan tebaran pesona yang menarik bagi siapa pun yang menghayati dan menikmatinya, seperti aneka tarian, arsitektur rumah adat, candi, kerajinan tangan dan jenis makanan. Begitu pula dengan adanya keragamaan sistem sosial di dalam masyarakat (nusantara) memunculkan pula mekanisme dan pola kepemimpinan yang satu sama lain memiliki keunikan atau kekhasan. Agama dan identitas etnik terkadang berpengaruh pula dalam jalinan pola kemasyarakatan dengan semangat toleransi dan pluralisme yang begitu tinggi.

Dalam suatu masyarakat pastilah terdapat berbagai ragam jenis dan corak kelompok sosial, terlebih lagi dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia. Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang tersusun atas kemajemukan-kemajemukan dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari keadaan geografis, kepentingan-kepentingan masyarakatnya, suku bangsanya, sampai pada ras manusianya. Berbagai tipe kelompok sosial dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam tipe-tipe tertentu. Adapun tipe-tipe tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Kelompok Sosial menurut Proses Terbentuknya

Menurut proses terbentuknya, kelompok sosial dapat dibedakan menjadi:

Kelompok semu merupakan kelompok orang-orang yang bersifat sementara. Kelompok sosial ini tidak memiliki struktur, ikatan, kesadaran jenis, atau aturan. Biasanya kelompok semu ini terjadi secara spontan atau tiba-tiba. Sebagai contoh yang mungkin sering dilihat yaitu berkumpulnya orang-orang ketika terjadi peristiwa tabrakan.

Berkumpulnya orang-orang ketika terjadi peristiwa tabrakan merupakan contoh kelompok ... *

Orang-orang yang berkumpul tadi tidak ada yang memerintahkan untuk berkumpul. Mereka juga tidak memiliki aturan, bukan atas dasar kesadaran perasaan yang sama, dan juga mereka tidak mempunyai ikatan antara satu dengan lainnya. Ketika proses evakuasi tabrakan tersebut telah selesai, maka satu per satu orang meninggalkan tempat tersebut. Akhirnya tempat tersebut kembali sepi. Hal ini berarti kelompok tersebut adalah semu dan bersifat sementara. Adapun ciri-ciri kelompok semu adalah:

1)      tidak direncanakan karena terjadi secara spontan,

2)      tidak terorganisasi sehingga tidak berstruktur,

3)      tidak ada interaksi, interelasi, dan komunikasi yang berlangsung lama(langgeng),

4)      tidak ada kesadaran kelompok, dan

5)      kehadirannya bersifat sementara.

Kelompok sosial yang nyata mempunyai berbagai bentuk tetapi ada satu ciri yang sama, yaitu kehadirannya bersifat tetap. Hampir pada semua kelompok sosial yang terjadi di masyarakat merupakan kelompok nyata.

Adapun bentuk-bentuk kelompok nyata adalah:

1)      Kelompok statistik (statistick group)

Kelompok statistik merupakan kelompok dalam arti analitis saja. Ciri-ciri dari kelompok ini adalah:

a)      tidak direncanakan tetapi bukan berarti terjadi secara spontan,

b)      tidak terorganisir dalam satu wadah tertentu,

c)      tidak ada interaksi, interelasi, dan komunikasi yang berlangsung lama (langgeng),

d)     tidak ada kesadaran berkelompok, dan

e)      kehadirannya bersifat tetap.

Kelompok statistik ini biasanya digunakan sebagai sarana penelitian. Agar penelitian mudah dilakukan, maka masyarakat dikelompokkan sesuai dengan kepentingannya. Contohnya kelompok laki-laki dan wanita, kelompok anak-anak, kelompok pengusaha, dan sebagainya.

Berkumpulnya orang-orang ketika terjadi peristiwa tabrakan merupakan contoh kelompok ... *

Komunitas merupakan kelompok sosial yang dibatasi oleh wilayah geografis yang jelas. Komunitas ini sering dinamakan dengan istilah masyarakat setempat. Dasar dalam suatu komunitas yaitu batas wilayah dan kesadaran berkelompok. Contohnya RT, RW, Kelurahan, SMA Y, dan sebagainya.

Adapun unsur-unsur perasaan yang terdapat dalam komunitas adalah:

1.      Seperasaan, unsur seperasaan ini sebagai akibat seseorang yang berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang yang berada dalam kelompok tersebut.

2.      Sepenanggungan, setiap individu sadar akan perannya dalam kelompok dan keadaan masyarakat atau kelompoknya sendiri.

3.      Saling memerlukan, individu yang tergabung dalam masyarakat setempat merasakan dirinya tergantung pada komunitasnya yang meliputi kebutuhan fisik maupun psikologis.

Dalam mengadakan klasifikasi masyarakat setempat (komunitas), dapat digunakan 4 (empat) kriteria yang saling berkaitan, yaitu:

2.      luas, kekayaan, dan kepadatan penduduk,

3.      fungsi-fungsi khusus anggota komunitas terhadap seluruh masyarakat atau komunitas, dan

4.      organisasi masyarakat setempat atau komunitas yang bersangkutan.

Berkumpulnya orang-orang ketika terjadi peristiwa tabrakan merupakan contoh kelompok ... *

Disini saya melampirkan gambar mengenai komunitas saya sendiri yaitu Sharenity , dimana komunitas kami bergerak di kegiatan sosial , baik membantu anak-anak yang kurang mampu ataupun warga- warga yang berada di lokasi terpencil yang kurang perhatiannya dari pemerintah setempat .

Kelompok sosial yang paling jelas keberadaannya adalah asosiasi. Kelompok asosiasi ini mempunyai struktur yang jelas dan memiliki kesadaran kelompok yang kuat, tetapi ikatan kelompoknya relatif longgar. Semakin berkembang tingkat kehidupan masyarakat, maka semakin berkembang pula ragam kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka dibuatlah wadah-wadah yang dapat mengorganisir anggota kelompok. Oleh karena itu, perkembangan kelompok asosiasi menjadi organisasi sosial semakin nyata. Organisasi merupakan kesatuan orang-orang dengan struktur dan pembagian kerja yang jelas. Jadi, pengertian organisasi sosial adalah kesatuan orang-orang dengan struktur dan pembagian kerja yang jelas sebagai akibat hubungan sosial yang terjadi di dalam masyarakat.

a.      Ciri-ciri organisasi sosial

Organisasi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1)      Memiliki keanggotaan yang bersifat formal. Artinya, untuk menjadi anggota organisasi tersebut harus melalui seleksi yang ditetapkan oleh organisasi. Dalam organisasi sosial ada ikatan formal pada anggota untuk mematuhi aturan yang ditetapkan organisasi.

2)      Status dan peran dari masing-masing anggota sesuai dengan struktur organisasi sehingga jelas. Anggota memainkan perannya sesuai dengan status yang dimilikinya.

3)      Rumusan organisasi jelas. Tujuan yang telah ditetapkan organisasi sudah jelas dan dijunjung tinggi oleh seluruh anggota. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh anggota tidak boleh menyimpang dari tujuan organisasi. Visi dan misi organisasi telah dipahami oleh seluruh anggota.

4)      Memiliki identitas yang jelas. Identitas merupakan suatu simbol yang menunjukkan organisasi. Biasanya identitas menjadi suatu kebanggaan para anggota. Identitas mencakup tujuan dan informasi tentang organisasi yang bersifat kolektif. Identitas ini dapat berupa kartu anggota, logo, bendera, dan sebagainya.

Berkumpulnya orang-orang ketika terjadi peristiwa tabrakan merupakan contoh kelompok ... *

Dalam gambar ini saya mengambil contoh sebuah organisai Muhammadiyah . dimana organisasi ini memiliki keanggotaan yang bersifat formal, struktur organisasi, rumusan organisasi, serta memili indentitas yang jelas seperti logo, bendera, dll

Dalam sebuah organisasi sosial, faktor keanggotaan sangat penting karena dapat menunjukkan status dan peran masing-masing anggota. Karena dengan keanggotaan yang jelas dapat ditetapkan pula pembagian kerja yang lebih jelas dan rinci. Misalnya tugas hak dan kewajiban sebagai ketua organisasi, sekretaris, bendahara, seksi, dan sebagainya akan berbeda dengan tugas, hak, dan kewajiban anggota biasa.