Jakarta: Pemerintah telah resmi menetapkan 1 Syawal 1442 Hijriah jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021. Artinya pada hari itu umat Islam melaksanakan salat Idulfitri. "Berdasarkan hisab posisi hilal minus dan secara rukyat hilal tidak terlihat maka penetapan 1 Syawal digenapkan (30 hari) ini sesuai dengan hasil sidang isbat tadi," kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Selasa, 11 Mei 2021. Masih dalam situasi pandemi, pemerintah menganjurkan agar salat Idulfitri dilaksanakan di rumah masing-masing. Khususnya daerah yang berada di zona merah dan oranye.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini? 1. Membaca niat salat Id “Ushallii sunnatan lii'idil fitri rak'ataini [imaaman / makmuuman] lillahi ta'aala". 2. Takbiratul ihram 3. Membaca doa iftitah 4. Takbir sebanyak tujuh kali (rakaat pertama), dianjurkan di sela-sela takbir membaca Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar 5. Membaca surat Al-Fatihah setelah tujuh kali takbir. Setelah itu membaca surat pendek, disunnahkan membaca surat al-A’la 6. Kemudian dilanjutkan dengan ruku’, iktidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua, seperti salat biasa. Lalu, berdiri kembali untuk melaksanakan rakaat kedua. 7. Lima kali takbir pada rakaat kedua, membaca takbir lagi sebanyak 5 kali sambil mengangkat tangan seperti sebelumnya. Kelima takbir itu di luar takbir saat berdiri pada rakaat kedua (takbir qiyam). Di sela-sela setiap dari takbir itu dianjurkan membaca"Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar." 8. Setelah lima takbir, membaca surah al-Fatihah yang disambung dengan pembacaan surat pendek, disunahkan membaca surah al-Ghasyiyah. 9. Kemudian dilanjutkan dengan rukuk, Iktidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, duduk tasyahud akhir dan salam. 11. Setelah selesai salat, mendengarkan khutbah Idulfitri yang dibacakan oleh khatib. Namun, khutbah boleh diadakan apabila jumlah jamaah kurang dari empat orang atau jika dalam pelaksanaan salat Id berjamaah di rumah tidak ada yang berkemampuan untuk khutbah.(ACF)
Kepastian kapan waktu 1 Syawal 1443 H masih harus menunggu sidang isbat yang dilakukan pemerintah. Namun demikian, umat Islam harus memiliki pengetahuan yang memadai terkait shalat Idul Fitri yang akan segera dilaksanakan.
FOTO: ANTARA SETELAH berpuasa satu bulan selama Ramadhan, umat Islam akan berjumpa dengan Hari Kemenangan, Idul Fitri. Salat Id ini diputuskan pemerintah jatuh pada Senin (2/05/2022). Dikutip dari Fikih Lebaran oleh Muhammad Abduh Tuasikal, berikut tata cara sholat Idul Fitri. 1. Sholat Idul Fitri terdiri dari dua rakaat. 2. Sholat Idul Fitri dimulai dengan niat dan takbiratul ihram (ucapan “Allahu Akbar” di awal). 3. Cara melakukan sholat Idul Fitri sama dengan melakukan sholat lainnya. 4. Setelah takbiratul ihram membaca doa iftitah (istiftah) sebagaimana sholat lainnya. 5. Setelah membaca doa iftitah, melakukan takbir tambahan (zawaid) sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama (selain takbir untuk takbiratul ihram dan takbir turun rukuk). Sedangkan pada rakaat kedua, melakukan takbir tambahan sebanyak lima kali (selain takbir bangkit dari sujud dan takbir turun rukuk). Takbir tambahan (zawaid) ini hanya sunnah hay’at, sehingga kalau luput tidak mesti diulangi. Jika ada makmum yang masbuk saat takbir zawaid, cukup mengikuti sisa takbir yang ada tanpa qadha’ takbir. Jika imam hanya bertakbir zawaid enam kali di rakaat pertama atau tiga kali di rakaat kedua, imam tetap boleh diikuti, makmum disunnahkan tidak menambah dari takbir yang kurang tadi. 6. Setiap kali takbir zawaid disunnahkan mengangkat tangan. Setelah itu disunnahkan di antara dua takbir tambahan meletakkan tangan kanan di depan tangan kiri di bawah dada sebagaimana bersedekap setelah takbiratul ihram. 7. Di antara takbir zawaid (tambahan), disunnahkan berhenti sejenak sekadar membaca satu ayat pertengahan. Saat itu bisa membaca takbir atau mengagungkan Allah. Bacaan yang paling bagus di antara takbir zawaid adalah: Subhanallah Wal Hamdu Lillah Wa Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar. Bacaan ini disebut al-baqiyaatush shaalihaat (amalan yang kekal) sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Setelah takbir ketujuh pada rakaat pertama dan takbir kelima pada rakaat kedua tidak ada bacaan takbir dan dzikir 8. Setelah takbir zawaid, membaca ta’awudz, lalu membaca surah Al-Fatihah. Setelah surah Al-Fatihah dianjurkan membaca surah Qaf pada rakaat pertama dan Al-Qamar pada rakaat kedua, atau membaca Al-A’laa pada rakaat pertama dan Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua. 9. Bacaan surat saat sholat Idul Fitri dikeraskan (jahar), begitu pula dengan bacaan takbir, sedangkan dzikir-dzikir lainnya dibaca lirih (sirr). (Al-Mu’tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii, Kifayah Al-Akhyar). (*) DIKUTIP DARI: REPUBLIKA.CO.ID |