Bagaimana sikap orang yang bertasawuf ketika menghadapi bencana

Cara Menghadapi Musibah dalam Islam

  1. Sabar menghadapi musibah. Sabar menurut Imam Suyuthi dalam Tafsir al-Jalalain adalah menahan diri terhadap apa-apa yang Anda benci.
  2. Selalu berikhtiar. Ikhtiar ialah tetap melakukan berbagai usaha untuk memperbaiki keadaan.
  3. Perbanyak berdoa dan berzikir.

Apa saja yang perlu dilakukan sesudah terjadi bencana?

Kegiatan inti pada tahapan ini adalah:

  1. Bantuan Darurat. Mendirikan pos komando bantuan.
  2. Inventarisasi kerusakan.
  3. Evaluasi kerusakan.
  4. Pemulihan (Recovery)
  5. Rehabilitasi (Rehabilitation)
  6. Rekonstruksi.
  7. Melanjutkan pemantauan.

Bagaimana sikap orang beriman ketika ditimpa musibah?

Sabar menjadi cara menghadapi musibah dalam islam yang harus diterapkan. Sikap ini lah yang wajib dimiliki saat seseorang menghadapi musibah. Selain itu, disunnahkan ketika terjadi musibah mengucapkan kalimat istirja’ (Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun ).

Apa yang kamu lakukan ketika terjadi musibah yang tidak kamu inginkan?

Jawaban : Menerima musibah tersebut dan menjalaninya dengan sabar serta berserah diri kepada Allah SWT.

Bagaimana sikapmu jika temanmu yang berbeda agama sedang tertimpa musibah?

Jawaban. Sikapmu jika temanmu yang berbeda agama sedang tertimpa musibah adalah berempati dan menolong. Penjelasan: Pengertian berempati.

Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah apa yang harus kita lakukan?

ketika takdir yang kita alami berupa hal yang tidak menyenangkan hendaknya kita Qana’ah, yaitu menerima dengan ikhlas takdir yang telah Allah berikan kepada kita.

Bagaimana sikap orang yang bertasawuf ketika menghadapi bencana?

Tetap tabah dan selalu ightigfar atas segala dosa yg prnh kita lakukan dan memohon ampun kepada Tuhan dan rajin beribadah dan berdoa agar bencana tersebut cepat berakhir..

Bagaimana sikap orang yang beriman kepada qada dan qadar dalam menyikapi keberhasilan atau kegagalan?

Sikap orang yang beriman kepada Qada dan Qadar ketika usaha yang ia lakukan gagal adalah meyakini bahwa kegagalan tersebut adalah keputusan terbaik bagi dirinya dari Allah SWT, oleh sebab itu ia akan bersabar dan tawakkal dan tetap menjalankan ikhtiarnya kembali dengan sungguh-sungguh sambil belajar dari kesalahan yang …

Bagaimana sikap anda terhadap tetangga yang berlainan agama yang terkena musibah?

membantunya tanpa peduli apa keyakinan yang dianutnya. itu merupakan perwujudan daripada toleransi antar umat beragama dimana seharusnya kita semua mengamalkan perbuatan tersebut dengan baik.

Bagaimana sikap kita jika ada teman agama lain yang sedang beribadah?

Menghormati cara beribadah masing-masing agama. 2. Menghormati Hari Besar Keagamaan dari masing-masing agama. 3. Saling membantu saat teman sedang kesusahan tanpa membeda-bedakan agama.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PENDAHULUAN

Agama Islam menjelaskan bahwa manusia berada di antara banyak ujian-ujian, ujian itu ada yang berupa nikmat dan ada pula berupa musibah. Allah berfirman dalam firmannya: "Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: Tuhanku telah memuliakanku. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya, maka dia berkata: Tuhanku menghinakanku." (Q.S. AlFajr: 15-16).

Saat ini umat manusia sedang dihadapkan oleh musibah yang sangat berat dan luar biasa, bukan hanya di Indonesia, tetapi hampir di seluruh belahan dunia. Musibah berupa wabah yang bernama Covid-19, yaitu suatu penyakit yang menular disebabkan oleh virus SARS-COV-2 yang seringkali disebut Virus Corona atau coronavirus. Virus corona ini bermula dari Cina tepatnya di kota Wuhan dan hingga saat ini virus corona telah menyebar hampir seluruh belahan dunia.

Sampai saat ini orang yang terinfeksi sudah terhitung jutaan orang dan yang meninggal dunia pun sudah ribuan jiwa. Di Indonesia sendiri saat ini (10/07/2020) yang terkonfirmasi positif sudah terdapat 72.347, yang sembuh 33.529 dan yang meninggal dunia 3.469 orang.

Saat ini perhatian dunia terfokus untuk penanganan wabah yang besar dan luar biasa ini. Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dan mengalokasikan dana yang cukup besar untuk megatasinya. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan negara Indonesia seperti Sosial Distancing dan kekarantinaan kesehatan yang telah dituangkan dalam PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sebagai umat Islam, kita harus menyikapinya dengan baik dan berpedoman pada perspektif agama Islam. Perspektif agama ini akan sangat kuat dalam menyadarkan umatnya untuk melakukan tindakan tertentu termasuk dalam menghadapi wabah penyakit Covid-19. Oleh karena itu inti masalah yang akan dibahas dalam artikel ini adalah bagaimana kita umat muslim dapat menyikapi wabah virus corona ini dengan bertasawuf.

Memang sudah banyak tulisan terkait Covid-19, Tetapi fokus tulisan yang utama lebih pada penanganan dan penanggulangan Covid-19 secara umum dengan menekankan pendekatan medis, maka tulisan artikel ini mencoba mendeskripsikan bagaimana sikap yang harus ditampilkan dalam menghadapi wabah penyakit Covid-19 oleh manusia, khususnya kaum muslim dengan bertasawuf.

Maka tidak lain artikel ini bertujuan memberikan informasi bagaimana dengan bertasawuf dapat memeranhi virus covid-19 ini. Diharapkan artikel ini mampu menginspirasi langkah-langkah umat beragama, khususnya umat Islam dalam menyikapi wabah penyakit Covid-19 sehingga dapat seiring sejalan dengan kebijakan-kebijakan dan himbauan-himbauan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 sehingga dapat segara memutus mata rantai penyebarannya.

PEMBAHASAN

Tasawuf atau sufisme merupakan ilmu yang digunakan untuk mengetahui bagaimana cara men-sucikan jiwa, menjernihkan akhlaq, membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian dunia maupun akhirat. Sufisme merupakan sebuah konsep dalam Islam, yang diartikan oleh para ahli sebagai bagian dari batin, dimensi mistis Islam; yang lain ada pula pendapat bahwa sufisme merupakan filosofi perennial yang sudah ada sejak sebelum kehadiran agama, ekspresi yang berkembang bersama agama Islam.

Di mana saat ini tasawuf dikaitkan di tengah bencana seperti virus corona ini, cara pandang tasawuf biasanya berbeda. Menurut ilmu tasawuf  bencana berupa ketakutan (al-khauf), karena wabah virus Corona atau bencana alam seperti, kelaparan, krisis ekonomi, ancaman keselamatan jiwa serta krisis pangan, tak lebih dari sekadar ujian yang hanya perlu direspon manusia dengan bersikap sabar, tidak panik, apalagi menciptakan masalah baru.


Page 2

PENDAHULUAN

Agama Islam menjelaskan bahwa manusia berada di antara banyak ujian-ujian, ujian itu ada yang berupa nikmat dan ada pula berupa musibah. Allah berfirman dalam firmannya: "Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: Tuhanku telah memuliakanku. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya, maka dia berkata: Tuhanku menghinakanku." (Q.S. AlFajr: 15-16).

Saat ini umat manusia sedang dihadapkan oleh musibah yang sangat berat dan luar biasa, bukan hanya di Indonesia, tetapi hampir di seluruh belahan dunia. Musibah berupa wabah yang bernama Covid-19, yaitu suatu penyakit yang menular disebabkan oleh virus SARS-COV-2 yang seringkali disebut Virus Corona atau coronavirus. Virus corona ini bermula dari Cina tepatnya di kota Wuhan dan hingga saat ini virus corona telah menyebar hampir seluruh belahan dunia.

Sampai saat ini orang yang terinfeksi sudah terhitung jutaan orang dan yang meninggal dunia pun sudah ribuan jiwa. Di Indonesia sendiri saat ini (10/07/2020) yang terkonfirmasi positif sudah terdapat 72.347, yang sembuh 33.529 dan yang meninggal dunia 3.469 orang.

Saat ini perhatian dunia terfokus untuk penanganan wabah yang besar dan luar biasa ini. Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dan mengalokasikan dana yang cukup besar untuk megatasinya. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan negara Indonesia seperti Sosial Distancing dan kekarantinaan kesehatan yang telah dituangkan dalam PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sebagai umat Islam, kita harus menyikapinya dengan baik dan berpedoman pada perspektif agama Islam. Perspektif agama ini akan sangat kuat dalam menyadarkan umatnya untuk melakukan tindakan tertentu termasuk dalam menghadapi wabah penyakit Covid-19. Oleh karena itu inti masalah yang akan dibahas dalam artikel ini adalah bagaimana kita umat muslim dapat menyikapi wabah virus corona ini dengan bertasawuf.

Memang sudah banyak tulisan terkait Covid-19, Tetapi fokus tulisan yang utama lebih pada penanganan dan penanggulangan Covid-19 secara umum dengan menekankan pendekatan medis, maka tulisan artikel ini mencoba mendeskripsikan bagaimana sikap yang harus ditampilkan dalam menghadapi wabah penyakit Covid-19 oleh manusia, khususnya kaum muslim dengan bertasawuf.

Maka tidak lain artikel ini bertujuan memberikan informasi bagaimana dengan bertasawuf dapat memeranhi virus covid-19 ini. Diharapkan artikel ini mampu menginspirasi langkah-langkah umat beragama, khususnya umat Islam dalam menyikapi wabah penyakit Covid-19 sehingga dapat seiring sejalan dengan kebijakan-kebijakan dan himbauan-himbauan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 sehingga dapat segara memutus mata rantai penyebarannya.

PEMBAHASAN

Tasawuf atau sufisme merupakan ilmu yang digunakan untuk mengetahui bagaimana cara men-sucikan jiwa, menjernihkan akhlaq, membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian dunia maupun akhirat. Sufisme merupakan sebuah konsep dalam Islam, yang diartikan oleh para ahli sebagai bagian dari batin, dimensi mistis Islam; yang lain ada pula pendapat bahwa sufisme merupakan filosofi perennial yang sudah ada sejak sebelum kehadiran agama, ekspresi yang berkembang bersama agama Islam.

Di mana saat ini tasawuf dikaitkan di tengah bencana seperti virus corona ini, cara pandang tasawuf biasanya berbeda. Menurut ilmu tasawuf  bencana berupa ketakutan (al-khauf), karena wabah virus Corona atau bencana alam seperti, kelaparan, krisis ekonomi, ancaman keselamatan jiwa serta krisis pangan, tak lebih dari sekadar ujian yang hanya perlu direspon manusia dengan bersikap sabar, tidak panik, apalagi menciptakan masalah baru.


Bagaimana sikap orang yang bertasawuf ketika menghadapi bencana

Lihat Humaniora Selengkapnya


Page 3

PENDAHULUAN

Agama Islam menjelaskan bahwa manusia berada di antara banyak ujian-ujian, ujian itu ada yang berupa nikmat dan ada pula berupa musibah. Allah berfirman dalam firmannya: "Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: Tuhanku telah memuliakanku. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya, maka dia berkata: Tuhanku menghinakanku." (Q.S. AlFajr: 15-16).

Saat ini umat manusia sedang dihadapkan oleh musibah yang sangat berat dan luar biasa, bukan hanya di Indonesia, tetapi hampir di seluruh belahan dunia. Musibah berupa wabah yang bernama Covid-19, yaitu suatu penyakit yang menular disebabkan oleh virus SARS-COV-2 yang seringkali disebut Virus Corona atau coronavirus. Virus corona ini bermula dari Cina tepatnya di kota Wuhan dan hingga saat ini virus corona telah menyebar hampir seluruh belahan dunia.

Sampai saat ini orang yang terinfeksi sudah terhitung jutaan orang dan yang meninggal dunia pun sudah ribuan jiwa. Di Indonesia sendiri saat ini (10/07/2020) yang terkonfirmasi positif sudah terdapat 72.347, yang sembuh 33.529 dan yang meninggal dunia 3.469 orang.

Saat ini perhatian dunia terfokus untuk penanganan wabah yang besar dan luar biasa ini. Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dan mengalokasikan dana yang cukup besar untuk megatasinya. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan negara Indonesia seperti Sosial Distancing dan kekarantinaan kesehatan yang telah dituangkan dalam PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sebagai umat Islam, kita harus menyikapinya dengan baik dan berpedoman pada perspektif agama Islam. Perspektif agama ini akan sangat kuat dalam menyadarkan umatnya untuk melakukan tindakan tertentu termasuk dalam menghadapi wabah penyakit Covid-19. Oleh karena itu inti masalah yang akan dibahas dalam artikel ini adalah bagaimana kita umat muslim dapat menyikapi wabah virus corona ini dengan bertasawuf.

Memang sudah banyak tulisan terkait Covid-19, Tetapi fokus tulisan yang utama lebih pada penanganan dan penanggulangan Covid-19 secara umum dengan menekankan pendekatan medis, maka tulisan artikel ini mencoba mendeskripsikan bagaimana sikap yang harus ditampilkan dalam menghadapi wabah penyakit Covid-19 oleh manusia, khususnya kaum muslim dengan bertasawuf.

Maka tidak lain artikel ini bertujuan memberikan informasi bagaimana dengan bertasawuf dapat memeranhi virus covid-19 ini. Diharapkan artikel ini mampu menginspirasi langkah-langkah umat beragama, khususnya umat Islam dalam menyikapi wabah penyakit Covid-19 sehingga dapat seiring sejalan dengan kebijakan-kebijakan dan himbauan-himbauan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 sehingga dapat segara memutus mata rantai penyebarannya.

PEMBAHASAN

Tasawuf atau sufisme merupakan ilmu yang digunakan untuk mengetahui bagaimana cara men-sucikan jiwa, menjernihkan akhlaq, membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian dunia maupun akhirat. Sufisme merupakan sebuah konsep dalam Islam, yang diartikan oleh para ahli sebagai bagian dari batin, dimensi mistis Islam; yang lain ada pula pendapat bahwa sufisme merupakan filosofi perennial yang sudah ada sejak sebelum kehadiran agama, ekspresi yang berkembang bersama agama Islam.

Di mana saat ini tasawuf dikaitkan di tengah bencana seperti virus corona ini, cara pandang tasawuf biasanya berbeda. Menurut ilmu tasawuf  bencana berupa ketakutan (al-khauf), karena wabah virus Corona atau bencana alam seperti, kelaparan, krisis ekonomi, ancaman keselamatan jiwa serta krisis pangan, tak lebih dari sekadar ujian yang hanya perlu direspon manusia dengan bersikap sabar, tidak panik, apalagi menciptakan masalah baru.


Bagaimana sikap orang yang bertasawuf ketika menghadapi bencana

Lihat Humaniora Selengkapnya


Page 4

PENDAHULUAN

Agama Islam menjelaskan bahwa manusia berada di antara banyak ujian-ujian, ujian itu ada yang berupa nikmat dan ada pula berupa musibah. Allah berfirman dalam firmannya: "Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: Tuhanku telah memuliakanku. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya, maka dia berkata: Tuhanku menghinakanku." (Q.S. AlFajr: 15-16).

Saat ini umat manusia sedang dihadapkan oleh musibah yang sangat berat dan luar biasa, bukan hanya di Indonesia, tetapi hampir di seluruh belahan dunia. Musibah berupa wabah yang bernama Covid-19, yaitu suatu penyakit yang menular disebabkan oleh virus SARS-COV-2 yang seringkali disebut Virus Corona atau coronavirus. Virus corona ini bermula dari Cina tepatnya di kota Wuhan dan hingga saat ini virus corona telah menyebar hampir seluruh belahan dunia.

Sampai saat ini orang yang terinfeksi sudah terhitung jutaan orang dan yang meninggal dunia pun sudah ribuan jiwa. Di Indonesia sendiri saat ini (10/07/2020) yang terkonfirmasi positif sudah terdapat 72.347, yang sembuh 33.529 dan yang meninggal dunia 3.469 orang.

Saat ini perhatian dunia terfokus untuk penanganan wabah yang besar dan luar biasa ini. Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dan mengalokasikan dana yang cukup besar untuk megatasinya. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan negara Indonesia seperti Sosial Distancing dan kekarantinaan kesehatan yang telah dituangkan dalam PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sebagai umat Islam, kita harus menyikapinya dengan baik dan berpedoman pada perspektif agama Islam. Perspektif agama ini akan sangat kuat dalam menyadarkan umatnya untuk melakukan tindakan tertentu termasuk dalam menghadapi wabah penyakit Covid-19. Oleh karena itu inti masalah yang akan dibahas dalam artikel ini adalah bagaimana kita umat muslim dapat menyikapi wabah virus corona ini dengan bertasawuf.

Memang sudah banyak tulisan terkait Covid-19, Tetapi fokus tulisan yang utama lebih pada penanganan dan penanggulangan Covid-19 secara umum dengan menekankan pendekatan medis, maka tulisan artikel ini mencoba mendeskripsikan bagaimana sikap yang harus ditampilkan dalam menghadapi wabah penyakit Covid-19 oleh manusia, khususnya kaum muslim dengan bertasawuf.

Maka tidak lain artikel ini bertujuan memberikan informasi bagaimana dengan bertasawuf dapat memeranhi virus covid-19 ini. Diharapkan artikel ini mampu menginspirasi langkah-langkah umat beragama, khususnya umat Islam dalam menyikapi wabah penyakit Covid-19 sehingga dapat seiring sejalan dengan kebijakan-kebijakan dan himbauan-himbauan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 sehingga dapat segara memutus mata rantai penyebarannya.

PEMBAHASAN

Tasawuf atau sufisme merupakan ilmu yang digunakan untuk mengetahui bagaimana cara men-sucikan jiwa, menjernihkan akhlaq, membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian dunia maupun akhirat. Sufisme merupakan sebuah konsep dalam Islam, yang diartikan oleh para ahli sebagai bagian dari batin, dimensi mistis Islam; yang lain ada pula pendapat bahwa sufisme merupakan filosofi perennial yang sudah ada sejak sebelum kehadiran agama, ekspresi yang berkembang bersama agama Islam.

Di mana saat ini tasawuf dikaitkan di tengah bencana seperti virus corona ini, cara pandang tasawuf biasanya berbeda. Menurut ilmu tasawuf  bencana berupa ketakutan (al-khauf), karena wabah virus Corona atau bencana alam seperti, kelaparan, krisis ekonomi, ancaman keselamatan jiwa serta krisis pangan, tak lebih dari sekadar ujian yang hanya perlu direspon manusia dengan bersikap sabar, tidak panik, apalagi menciptakan masalah baru.


Bagaimana sikap orang yang bertasawuf ketika menghadapi bencana

Lihat Humaniora Selengkapnya