Bagaimana pelaksanaan berpikir kritis sebagai pelaksanaan dari pesan Q.S. Ali Imran 190 191

B. Menganalisis dan Mengevaluasi Makna Q.S. Ali-Imran/3:190-191 serta Hadis tentang Berfikir Kritis

Berpikir kritis didefinisikan beragam oleh para pakar. Menurut Mertes, berpikir kritis adalah “ sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan

Berpikir kritis dan mengevaluasi informasi dan pengalaman

memungkinan untuk dengan sejumlah sikap reflektif dan

memanfaatkan potensi diri dalam melihat

kemampuan yang memandu keyakinan dan masalah, memecahkan tindakan”.

masalah, menciptakan, dan Berangkat dari definisi di atas, sikap dan

menyadiri diri. tindakan yang mencerminkan berpikir kritis

terhadap ayat-ayat Allah Swt. (informasi Ilahi) adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi kandungannya. Kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif.

1. Baca dengan Tartil Ayat al-Qur±n dan Terjemahannya yang Mengandung Perintah Berpikir Kritis.

Salah satu mukjizat al-Qur ±n adalah banyaknya ayat yang memuat informasi terkait dengan penciptaan alam dan menantang para pembacanya untuk merenungkan informasi Ilahi tersebut. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah Swt. dalam Q.S. ²li 'Imr±n/3:190-191 berikut ini.

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah Swt.) bagi orang-

orang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt. dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka”.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

2. Penerapan Tajwid

Pelajari hukum tajwid pada tabel berikut!

Tabel 3:1 Tentang Penerapan Tajwid

No. Lafaz

Hukum Bacaan

Alasan

1. Idg ±m Syamsiyah

Alif Lam diikuti huruf Sin

2. I§h ±r Qamariyah

Alif Lam diikuti huruf

Hamzah

3. Idg ±m Bigunnah Tanwin diikuti huruf Wawu

4. Mad °±bi’i

Dammah diikuti huruf

Wawu mati/sukun Huruf Qaf sukun di tengah

5. Qalqalah ¤ugr±

kata Mad Thabi’i diikuti huruf

6. Mad ‘²ri« Lissukµn

hidup dibaca waqaf

Aktivitas Siswa

Hukum tajwid yang diungkap dalam Tabel 3.1 di atas hanya sebagian. Temukan lebih banyak lagi lafal-lafal yang mengandung hukum tajwid pada kedua ayat di atas!

46 Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK

3. Kosakata Baru:

Tabel 3.2. Arti Kosakata Baru

Dalam keadaan/

Sesungguhnya

sambil duduk

Dalam penciptaan

Dan bumi

merenungkan

Dan pergantian/

Tidak Engkau

pertukaran

ciptakan

malam Dan siang

(semua) ini

Benar-benar

merupakan

Sia-sia/ tanpa

tanda (kebesaran

makna

Allah)

Aktivitas Siswa

Hafalkan Q.S. Ãli ‘Imrān /3:190-191 beserta artinya dan perbendaharaan kosa- kata baru, setelah hafal demontrasikan pada kelompokmu untuk dikoreksi kesalahan bacaan dan hafalannya!

4. Asbabun Nuzul

At-Tabari dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abas r.a.,bahwa orang- orang Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya,”Bukti-bukti kebenaran apakah yang dibawa Musa kepadamu?” Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya”.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Kemudian, mereka mendatangi kaum Nasrani dan menanyakan, “Bagaimana halnya dengan Isa?” Dijawab, “Isa menyembuhkan mata yang buta sejak lahir dan penyakit sopak serta menghidupkan orang yang sudah mati.” Selanjutnya, mereka mendatangi Rasulullah saw. dan berkata, “Mintalah dari Tuhanmu agar bukit safa itu jadi emas untuk kami.” Maka Nabi berdoa, dan turunlah ayat ini ( Q.S. ²li 'Imr±n/3:190-191), mengajak mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya, hal-hal yang menakjubkan di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan, dan matahari serta peredarannya, laut, gunung- gunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-binatang, dan sebagainya.

(Sumber: Kementerian Agama (2012), Al-Qur'±n dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan), Jilid 2, Jakarta, hal. 96-97)

Aktivitas Siswa

1. Carilah riwayat lain di berbagai sumber, yang menjadi asbabun nuzul ayat di atas!

2. Presentasikan di depan kelas!

5. Tafsir/Penjelasan Ayat

Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah saw. minta izin untuk beribadah pada suatu malam, kemudian bangunlah dan berwudu lalu salat. Saat salat, beliau menangis karena merenungkan ayat yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji Allah Swt. dan kembali menangis lagi hingga air matanya membasahi tanah.

Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi saw. menangis ia bertanya, “Wahai Rasulullah saw., mengapa Anda menangis, padahal Allah Swt. telah mengampuni dosa-dosa Anda baik yang terdahulu maupun yang akan datang?” Nabi menjawab, “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah Swt.?” dan bagaimana aku tidak menangis, pada malam ini Allah Swt. telah menurunkan ayat kepadaku. Kemudian, beliau berkata, “alangkah ruginya dan celakanya orang-orang yang membaca ayat ini tetapi tidak merenungi kandungannya.”

Memikirkan terciptanya siang dan malam serta silih bergantinya secara teratur, menghasilkan perhitungan waktu bagi kehidupan manusia. Semua itu menjadi tanda kebesaran Allah Swt. bagi orang-orang yang berakal sehat. Selanjutnya, mereka akan berkesimpulan bahwa tidak ada satu pun ciptaan Tuhan yang sia-sia, karena semua ciptaan-Nya adalah inspirasi bagi orang yang berakal.

48 Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK

Pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda kebesaran Allah Swt. di alam ini. Ia selalu ingat Allah Swt. dalam segala keadaan, baik waktu berdiri, duduk, maupun berbaring. Setiap waktunya diisi untuk memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat dalam ciptaan-Nya yang menggambarkan kesempurnaan-Nya.

Penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam benar-benar merupakan masalah yang sangat rumit dan kompleks, yang terus-menerus menjadi lahan penelitian manusia, sejak awal lahirnya peradaban. Banyak ayat yang menginspirasi dan memotivasi manusia untuk meneliti alam raya ini, di antaranya adalah Q.S. al-A’raf/7:54, yang menyebutkan bahwa penciptaan langit itu

(dalam enam masa).

Terkait dengan penciptaan langit dalam enam masa ini, banyak para ilmuwan yang terinspirasi untuk membuktikan dalam penelitian-penelitian mereka. Salah satunya adalah Dr. Ahmad Marconi, dalam bukunya Bagaimana Alam Semesta Diciptakan, Pendekatan al-Qurān dan Sains Modern (tahun 2003), sebagai berikut: kata ayyam adalah bentuk jamak dari kata yaum. Kata yaum dalam arti sehari-hari dipakai untuk menunjukkan terangnya siang, ditafsirkan sebagai “masa”. “Ayyam” dapat diartikan “beberapa hari”, bahkan dapat berarti “waktu yang lama”. Abdullah Yusuf Ali, dalam The Holy Qur’an, Translation and Commentary, 1934, menyetarakan kata ayyam dengan “age” atau “eon” (Inggris). Sementara Abu Suud menafsirkan kata ayyam dengan “peristiwa” atau “naubat”. Kemudian diterjemahkan juga menjadi “tahap”, atau periode atau masa. Dengan demikian, kata sittati ayyam dalam ayat di atas berarti “enam masa”.

Secara ringkas, penjelasan “enam masa” dari Dr. Marconi adalah sebagai berikut: Masa Pertama, sejak peristiwa Dentuman Besar (Big Bang) sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal (Superforce). Masa Kedua, masa terbentuknya inflasi jagad raya, namun belum jelas bentuknya, dan disebut sebagai Cosmic Soup (Sup Kosmos). Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di Jagad Raya ini. Masa Keempat, elektron-elektron

Sumber: www.anneahira.com

Gambar 3.8 mulai terbentuk. Masa Kelima, terbentuknya Rotasi bumi atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan radiasi, dan jagad raya

terus mengembang. Masa Keenam, jagad raya terus mengembang, hingga terbentuknya planet-planet.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Demikian juga dengan silih bergantinya siang dan malam merupakan fenomena yang sangat kompleks. Fenomena ini melibatkan rotasi bumi, sambil mengelilingi matahari dengan sumbu bumi miring. Dalam fenomena fisika, bumi berkitar ( precession) mengelilingi matahari. Gerakan miring tersebut memberi dampak musim yang berbeda. Selain itu, rotasi bumi distabilkan oleh bulan yang mengelilingi bumi. Sub¥an ±ll±h. Semua saling terkait. Kompleksnya fenomena penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang, tidak akan dapat dipahami dan diungkap rahasianya kecuali oleh para ilmuwan yang tekun, tawadhu’, dan cerdas. Mereka itulah para “ ulul albab” yang dimaksud dalam ayat di atas.

Jadi, berpikir kritis dalam beberapa ayat tersebut adalah memikirkan dan melakukan tadabbur semua ciptaan Allah Swt. Dengan demikian, kita sadar betapa Allah Swt. adalah Tuhan Pencipta Yang Maha Agung, Maha Pengasih lagi Penyayang, dan mengantarkan kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur. Hamba yang bersyukur selalu beribadah (ritual dan sosial) dengan ikhlas.

Aktivitas Siswa

1. Carilah lebih lanjut teori-teori tentang penciptaan bumi menurut para ahli dari berbagai referensi!

2. Tampilkan ke dalam power point dan presentasikan di kelasmu!

Berikut jawaban yang paling benar dari pertanyaan: Keterkaitan antara berpikir kritis dengan ciri orang yang berakal [ulil Albab] sesuai dengan pesan Qs,Ali Imran ayat 190 – 191 adalah,,,?

  1. Berbuat dan mengumpulkan amal sholih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian,supaya memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan memperoleh sukses di akhirat
  2. Menngumpulkan harta sebanyak-banyaknya untuk bekal masa depan
  3. Bekerja keras supaya memperoleh kehidupan yang layak dan sejahtera di dunia
  4. Melanjutkan pendidikan ke Perguruan tinggi untuk menggapai cita-cita dan memperoleh pekerjaan dan karir yang bagus
  5. melakukan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi supaya tidak ketin ggalan oleh negara lain

Jawaban: A. Berbuat dan mengumpulkan amal sholih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian,supaya memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan memperoleh sukses di akhirat

Menurut Variansi.com, keterkaitan antara berpikir kritis dengan ciri orang yang berakal [ulil albab] sesuai dengan pesan qs,ali imran ayat 190 – 191 adalah,,, berbuat dan mengumpulkan amal sholih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian,supaya memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan memperoleh sukses di akhirat.

Secara singkat, jawaban dari pertanyaan Keterkaitan antara berpikir kritis dengan ciri orang yang berakal [ulil Albab] sesuai dengan pesan Qs,Ali Imran ayat 190 – 191 adalah,,,? tidak ada penjelasan pembahasannya.

Namun, saya bisa memberikan kepastian bahwa jawaban mengenai pertanyaan Keterkaitan antara berpikir kritis dengan ciri orang yang berakal [ulil Albab] sesuai dengan pesan Qs,Ali Imran ayat 190 – 191 adalah,,,? akurat dan tepat [benar].

Kenapa? Karena jawaban tentang pertanyaan Keterkaitan antara berpikir kritis dengan ciri orang yang berakal [ulil Albab] sesuai dengan pesan Qs,Ali Imran ayat 190 – 191 adalah,,,? diambil dari berbagai sumber referensi terpercaya.

Selain itu, jawaban atas pertanyaan Keterkaitan antara berpikir kritis dengan ciri orang yang berakal [ulil Albab] sesuai dengan pesan Qs,Ali Imran ayat 190 – 191 adalah,,,? sebelum dipublikasikan dilakukan verifikasi oleh para tim editor.

Verifikasi jawaban pada pertanyaan Keterkaitan antara berpikir kritis dengan ciri orang yang berakal [ulil Albab] sesuai dengan pesan Qs,Ali Imran ayat 190 – 191 adalah,,,? melalui sumber buku, artikel, jurnal, dan blog yang ada di internet.

Jadi, jawaban dari pertanyaan Keterkaitan antara berpikir kritis dengan ciri orang yang berakal [ulil Albab] sesuai dengan pesan Qs,Ali Imran ayat 190 – 191 adalah,,,? tidak perlu diragukan lagi.

Reporter : Ulyaeni Maulida

Surat Ali Imran ayat 190-191 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi ulul albab.

Dream – Surat Ali Imran merupakan surat ketiga dalam Al Quran. Banyak keutamaan yang terkandung dalam surat Ali Imran. Salah satunya dalam surat Ali Imran ayat 190-191.

Surat Ali Imran ayat 190-191 menjelaskan tentang penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagiulul albab.

Mandi Junub Adalah Proses Membersihkan Diri dari Hadas Besar, Berikut Niat dan Tata Caranya Sesuai Sunah

Ulil albab yang diterjemahkan sebagai orang-orang berakal memiliki dua ciri utama yakni dzikir dan pikir.

Ilustrasi Berdoa [Foto: Shutterstock.com]

Keterkaitan antara berpikir kritis dengan ciri orang yang berakal [ulil Albab] sesuai dengan pesan Qs,Ali Imran ayat 190 – 191 adalah,,,?

  1. Berbuat dan mengumpulkan amal sholih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian,supaya memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan memperoleh sukses di akhirat
  2. Menngumpulkan harta sebanyak-banyaknya untuk bekal masa depan
  3. Bekerja keras supaya memperoleh kehidupan yang layak dan sejahtera di dunia
  4. Melanjutkan pendidikan ke Perguruan tinggi untuk menggapai cita-cita dan memperoleh pekerjaan dan karir yang bagus
  5. melakukan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi supaya tidak ketin ggalan oleh negara lain

Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: A. Berbuat dan mengumpulkan amal sholih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian,supaya memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan memperoleh sukses di akhirat.

Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban A benar, dan 0 orang setuju jawaban A salah.

Keterkaitan antara berpikir kritis dengan ciri orang yang berakal [ulil Albab] sesuai dengan pesan Qs,Ali Imran ayat 190 – 191 adalah,,, berbuat dan mengumpulkan amal sholih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian,supaya memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan memperoleh sukses di akhirat.

Pembahasan dan Penjelasan

Jawaban A. Berbuat dan mengumpulkan amal sholih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian,supaya memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan memperoleh sukses di akhirat menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat.

Jawaban B. Menngumpulkan harta sebanyak-banyaknya untuk bekal masa depan menurut saya ini 100% salah, karena sudah melenceng jauh dari apa yang ditanyakan.

Jawaban C. Bekerja keras supaya memperoleh kehidupan yang layak dan sejahtera di dunia menurut saya ini juga salah, karena dari buku yang saya baca ini tidak masuk dalam pembahasan.

Jawaban D. Melanjutkan pendidikan ke Perguruan tinggi untuk menggapai cita-cita dan memperoleh pekerjaan dan karir yang bagus menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan.

Jawaban E. melakukan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi supaya tidak ketin ggalan oleh negara lain menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah A. Berbuat dan mengumpulkan amal sholih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian,supaya memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan memperoleh sukses di akhirat

Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.

SuaraJatim.id - Surah Al Imran adalah surah ke-3 dalam Al Quran. 200 ayat yang ada dalam Surah Al Imran mengisahkan banyak hal, diantaranya Tauhid, sifat-sifat Allah, jihad, amar ma’ruf nahi munkar dan musuh-musuh Islam. Surah ini juga menjelaskan sejarah pada nabi, seperti nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Isa, dan Musa.

Di antara ratusan ayat dalam surah Ali Imran, ada dua ayat yeng memiliki keutamaan, yakni ayat 190 dan 191. Dua ayat ini menjelaskan tentang kekuasaan Allah melalui penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam. Ayat ini menjadi dasar keyakinan umat muslim, karena di hadapan Allah kita seperti debu yang terhempas angin, sama sekali tak berdaya.

Adapun bunyi dan arti dari kedua ayat tersebut adalah sebagai berikut;

“Inna fii kholqis samaawaati wal ardli wakhtilaafil laili wan nahaari la-aayaatil l-ulil albaab. Alladziina yadzkuruunallooha qiyaamaw wa qu’uudaw wa ‘alaa junuubihim wayatafakkaruuna fii kholqis samaawaati wal ardli robbanaa maakholatqa haaadzaa baathilaa, subhaanaka faqinaa ‘adzaaban naar.”

Baca Juga: Baca Rutin Surah Ad Dukhan, Ingin Dibuatkan Rumah di Surga?

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda [kebesaran Allah] bagi orang yang berakal, [yaitu] orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata], "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka,"

Ilustrasi berdoa [pixbay]

Kandungan Surah Al Imran ayat 190-191

Banyak ulama yang menguraikan makna dan kandungan Surah Ali Imran ayat 190-191 melalui sejumlah kitab tafsir. Diantaranya Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka. Namun secara garis besar, makna dan kandungan Surah Ali Imran ayat 190-191 menurut para ulama tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Surat Al Imran ayat 190 menegaskan bahwa penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang merupakan tanda kekuasaan Allah.
  2. Tanda kekuasaan Allah di alam semesta ini –termasuk dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantiang malam dan siang- hanya diketahui oleh ulul albab.
  3. Surat Al Imran ayat 191 menjelaskan dua ciri ulul albab. Yakni berdzikir dan berpikir. Ulul albab selalu ingat kepada Allah dalam segala kondisi dan ulul albab juga mempergunakan akalnya untuk bertafakkur, memikirkan penciptaan alam semesta.
  4. Tafakkur atau berpikir yang benar akan mengantarkan pada kesimpulan bahwa Allah menciptakan alam semesta dan segala sesuatu di dalamnya tidak ada yang sia-sia. Semuanya benar, semuanya bermanfaat.
  5. Tafakkur atau berpikir yang benar juga melahirkan kedekatan kepada Allah, mengakui kelemahan makhluk dan mengakui kekuasaan Allah, serta memperbanyak doa kepada-Nya.

Tafsir Surah Al Imran ayat 190-191

Setelah kita menyimak makna dan kandungan surah Ali Imrah ayat 190-191, sekarang mari kita lihat tafsir atas dua ayat tersebut. Suda kita ketahui, Surah Ali Imran ayat 190-191 berbicara tentang penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam. Menurut ayat tersebut, dalam proses itu terdapat tanda-tanda bagi ulul albab. Lalu siapakah ulul albab tersebut?

Baca Juga: 10 Surah-surah Pendek yang Cocok Untuk Belajar Hafalan Anak-anak

Laman bersamadakwah.net menyebut, ada seragam tafsir mengenai ulul albab. Namun secara garis besar, ulul albab adalah orang-orang yang berakal, orang-orang yang mau berpikir, orang-orang yang memerhatikan alam dan orang-orang yang kritis.

Ibnu Katsir menjelaskan, Ulul albab adalah orang yang memiliki akal sempurna dan memiliki kecerdasan. Sementara Sayid Qutb menyebut Ulul Albab adalah orang-orang yang memiliki pemikiran dan pemahaman yang benar.

Namun secara langsung penjelasan mengenai Ulul albab ada di Surah Ali Imran ayat 191. Menurut para ulama tafsir, ulul albab bukan hanya orang yang berakal dan mau berpikir. Namun ulul albab adalah juga orang yang banyak berdzikir dan bertafakkur. Dua hal tersebut dilakukannya dalam setiap aktivitas, baik dalam kondisi berdiri, duduk atau berbaring.

Mengenai hal tersebut, dalam Tafsir AL Azhar, Buya Hamka mengatakan, “Di sini bertemulah dua hal yang tida terpisahkan, yakni dzikir dan pikir. Sementara tafsir Ibnu Katsir menyebutkan, Ulul albab adalah mereka yang tida pernah terputus berdzikir dan mengingat Allah dalam semua keadaan mereka.

Demikian tadi ulasan mengenai Surah Al Imran ayat 190-191 yang berbicara mengenai penciptaan langit dan bumi. Semoga dengan penjelasan di atas, kita bisa lebih memahami makna hadirnya kita di bumi dan betapa kecilnya kita di hadapan Allah.

Kontributor : Rio Rizalino

Video yang berhubungan