Aset tetap atau tetap (fixed assets) adalah kekayaan perusahaan yang harus dijaga dan dioptimalkan fungsinya. Data-data aktiva tetap harus lengkap, mulai dari harga perolehan aktiva tetap, nilai buku dan penyusutannya. Bagaimana menghitung harga perolehan aktiva tetap? Show
Langkah pertama untuk mengetahui nilai sebuah aktiva tetap adalah menentukan harga perolehannya, yaitu jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tetap, contoh harga beli. Bagi Anda yang ingin tahu atau kesulitan bagaimana cara mengetahui harga perolehan aset/ aktiva tetap berikut ini disajikan cara menghitung harga perolehan 8 (delapan) jenis aktiva tetap. Dengan penjelasan ini semoga memberikan pencerahan dan manfaat. Langsung saja yuk simak pembahasannya berikut ini. 01: Harga Perolehan Aktiva Tetap/Aset Tetap/Fixed AssetsA: Pengertian Harga Perolehan Aktiva Tetap Adalah?Pengertian harga perolehan aktiva tetap adalah harga atau biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap, misalnya tanah. Penerapan prinsip harga perolehan untuk aktiva tetap menyatakan bahwa: “semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian sampai aktiva tetap itu siap pakai harus dikapitalisasi” Karena jenis aktiva tetap itu macam-macam maka masing-masing jenis mempunyai cara perhitungan harga perolehan yang berbeda. Cara menghitung harga perolehan aktiva tetap tanah berbeda dengan bangunan. Demikian juga cara menghitung harga perolehan aset tetap mesin berbeda dengan perabot kantor. Dan dalam pembahasan ini, Blog Manajemen Keuangan akan menyajikan:
B: Cara Menghitung dan Mencatat Harga Perolehan Aktiva/Aset Tetap#1. Harga Perolehan Aktiva Tetap TanahTanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam akun atau rekening Tanah dan dilaporkan dalam laporan keuangan neraca. Bila tanah itu tidak digunakan dalam usaha maka dicatat dalam akun atau rekening Investasi Jangka Panjang. Penentuan harga perolehan aset tetap dengan cara membeli, misalnya tanah. Maka cara menghitung harga perolehan aset tetap tanah adalah dengan menghitung elemen-elemen yang membentuk harga perolehan tanah. Elemen elemen yang membentuk harga perolehan aktiva tetap tanah adalah:
♣Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki keadaan tanah, tapi mempunyai umur yang terbatas tidak dikapitalisasi dalam rekening Tanah, tapi dicatat sendiri dalam rekening Jalan-Jalan dan Jembatan. Biaya-biaya itu misalnya biaya untuk membuat jalan, trotoar dan saluran air. Jika tanah dimiliki untuk tujuan investasi, maka semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan tanah tersebut selama masa pemilikan dikapitalisasi menambah harga perolehan tanah. Bagaimana dengan tanah yang dikelola oleh institusi perusahaan seperti PT (Perseroan Terbatas)? Tanah yang dimiliki oleh perusahaan bukan merupakan hak milik tapi merupakan ‘Hak Atas Tanah/HGU’ yang umurnya beberapa tahun saja. Oleh karena itu hak atas tanah ini disusutkan selama umurnya. Dan hak atas tanah ini dicantumkan dalam kelompok aktiva tetap tidak berwujud. #2. Harga Perolehan Aktiva Tetap BangunanBangunan yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah dan gedung. Komponen biaya perolehan aset tetap yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan bangunan adalah:
Bila bangunan tersebut dibangun sendiri maka harga perolehan bangunan terdiri dari :
Sedangkan alat-alat perlengkapan bangunan seperti tangga berjalan, lift dan peralatan lainnya dicatat tersendiri dalam rekening Alat-alat Bangunan. Alat-alat bangunan tersebut akan dihitung nilai penyusutan aktiva tetap-nya selama umur alat-alat tersebut dengan tarif penyusutan pajak metode garis lurus dan saldo menurun. #3. Harga Perolehan Aktiva Tetap Mesin dan Alat-alatElemen-elemen yang membentuk harga perolehan aset tetap mesin dan alat-alat adalah:
Bila mesin dan alat-alat tersebut dibuat sendiri maka harga perolehannya terdiri dari semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat mesin dan alat-alat, sedangkan mesin dan alat-alat yang disewa dari pihak lain, biaya sewanya tidak dikapitalisasi, tapi dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya. Dan disajikan dalam jenis laporan keuangan: laporan laba rugi. #4. Harga Perolehan Aktiva Tetap Alat-alat KerjaAlat-alat kerja yang dimiliki bisa berupa alat-alat untuk mesin atau alat-alat tangan seperti drei, catut, pukul besi dan lainnya. Secara umum nilai alat-alat kerja tersebut nilainya relatif kecil, maka harga perolehan alat-alat kerja ini tidak dihitung nilai penyusutannya tapi diperlakukan seperti berikut ini:
#5. Harga Perolehan Pattern dan Dies (Cetakan-cetakan)Cetakan-cetakan yang dipakai untuk produksi dalam beberapa periode dicatat dalam rekening Aktiva Tetap dan dihitung nilai penyusutannya selama umur ekonomis aktiva tetap menurut akuntansi. Tapi bila cetakan-cetakan tersebut dipakai hanya untuk memproduksi pesanan khusus, maka harga perolehannya dibebankan sebagai biaya produksi pesanan tersebut. #6. Harga Perolehan Aktiva Tetap Perabot dan Alat-alat KantorElemen-elemen yang dimasukkan dalam perabot antara lain meja, kursi, lemari, sedangkan yang dimasukkan dalam alat-alat kantor antara lain mesin hitung dan komputer. Pembelian atau pembuatan alat-alat ini harus dipisah-pisahkan untuk fungsi-fungsi produksi, penjualan dan administrasi sehingga penyusutannya dapat dibebankan pada masing-masing fungsi tersebut. Yang termasuk elemen-elemen yang membentuk harga perolehan aktiva aset tetap perabot dan alat-alat kantor adalah:
#7. Harga Perolehan Aktiva Tetap KendaraanSebagaimana perlakuan perabot dan alat-alat kantor, maka kendaraan yang dimiliki juga harus dipisah-pisahkan untuk masing-masing fungsi yang berbeda, yang dimasukkan dalam nilai perolehan dan nilai buku kendaraan adalah :
Sedangkan pajak-pajak yang dibayar setiap periode seperti:
Dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan, dan dilaporkan pada Laporan Laba Rugi. Harga perolehan kendaraan ini dihitung nilai penyusutannya selama umur ekonomis aktiva tetap menurut akuntansi. #8. Tempat Barang yang Dapat Dikembalikan (Returnable Container)A: Klasifikasi Returnable ContainerBarang-barang yang termasuk dalam returnable container adalah barang-barang yang digunakan sebagai tempat dari produk yang dijual seperti:
Perlakuan akuntansi untuk barang-barang seperti embalase sudah pernah dibahas di Sistem Pembelian. Barang-barang tersebut adalah aktiva perusahaan dan akan dihitung nilai penyusutan aset tetap selama masa kegunaannya. “Bila tempat barang tersebut bisa dikembalikan maka harga jual tidak termasuk harga tempat barang tersebut” B. Pencatatan Returnable ContainerPerhatikan contoh soal dan jawaban pencatatan jurnal aset tetap tempat barang (returnable container): Perusahaan distribusi minuman ringan PT Manajemen Keuangan Distribution menjual minuman sebanyak 1000 botol dengan harga jual per botol Rp 1000. Tanggungan botol sebesar Rp 500 per botol. Pembayaran dilakukan 30 hari setelah transaksi. Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah sebagai berikut: Koreksi:Untuk membetulkan kesalahan dalam pencatatan jurnal transaksi keuangan, ada 2 (dua) langkah yang bisa dilakukan yaitu: 1: Membuat jurnal pembalik (reverse journal)Tujuan pembuatan jurnal pembalik adalah untuk mengembalikan pencatatan pada posisi awal terjadinya transaksi, dalam contoh soal ini kita akan mengembalikan catatan di atas ke kondisi awal seperti berikut ini: [Debit] Penjualan …….. Rp 500.000 2: Membuat pencatatan jurnal koreksiLangkah dilakukan untuk mencatat jurnal transaksi yang benar seperti berikut ini: [Debit] Piutang ……. Rp 1.500.000 Perhitungan:(a) Harga jual : Rp 1.000 x 1.000 = Rp 1.000.000 (b) Tanggungan botol : Rp 500 x 1.000 = Rp 500.000 (c) Nilai penjualan : (a) + (b) : Rp 1.000.000 + Rp 500.000 = Rp 1.500.000 Contoh soal aset tetap #1:Bila penjualan dengan tunai maka uang tanggungan yang diterima dikreditkan ke rekening Uang Tanggungan Botol. Pengembalian botol-botol tersebut ke perusahaan dicatat dengan jurnal sebagai berikut: Cadangan Tempat Barang …….. Rp. 500.000 [Debit] Contoh soal aset tetap #2:Bila tempat barang tidak dikembalikan maka uang tanggungan botol ini menjadi milik perusahaan. Bila pembeli belum membayar uang tanggungan botol maka pembeli harus melunasinya. Uang tanggungan botol yang dibebankan pada pembeli mungkin sebesar harga perolehan botol tersebut atau bisa lebih besar. Misalnya harga perolehan botol sebesar Rp. 500 per botol. Bila pembeli tidak mengembalikan botol maka jurnal umum akuntansi yang dibuat adalah sebagai berikut: Kas …………. Rp 500.000 [Debit] Jurnal tersebut dibuat bila pembeli belum membayar uang tanggungan botol saat membeli minuman. Contoh soal aset tetap #3:Bila uang tanggungan botol sudah dibayar maka jurnal tersebut di atas tidak perlu dibuat. Tempat barang (botol) yang tidak dikembalikan dihapuskan dari rekening Tempat Barang dengan jurnal sebagai berikut: Cadangan Tempat Barang …….. Rp. 500.000 [Debit] Perhatikan contoh soal aset tetap #4:Misalnya harga perolehan tempat barang sebesar Rp. 400 per botol, sedangkan uang tanggungan yang dibebankan pada pembeli sebesar Rp. 500. Maka jika ada pembeli yang tidak mengembalikan botol, perusahaan akan mendapat keuntungan Rp 100 per botol. Jurnal untuk mencatat tempat barang yang tidak dikembalikan sebagai berikut: Kas ………….. Rp 500.000 [Debit] Bila uang tanggungan botol sudah dibayar pada waktu penjualan maka jurnal di atas tidak ada. Contoh Soal dan jawaban aset tetap #5:Penghapusan botol yang tidak dikembalikan dibuat dengan jurnal sebagai berikut: Cadangan Tempat barang ……… Rp 500.000 [Debit] Pada tanggal neraca, saldo rekening Cadangan Tempat Barang dilaporkan mengurangi piutang, seperti cadangan kerugian piutang, sedangkan rekening Uang Tanggungan Botol merupakan utang jangka pendek. ***Untuk melengkapi pembahasan ini dan untuk memperluas pemahaman kita mengenai harga perolehan aset tetap berwujud, berikut ini disajikan video pendek dari Dosen Politeknik Keuangan Negara STAN. Bagaimana menurut Anda, makin jelas kan? 02: Kesimpulan tentang Aktiva TetapDemikian pembahasan singkat tentang cara menghitung harga perolehan 8 jenis aktiva tetap berwujud. Dan bila Anda ingin tahu juga tentang aktiva tetap tidak berwujud, Anda bisa membaca di artikel: 4 Aktiva Tetap Tidak Berwujud. Bila anda ingin membenahi atau menata ulang sistem pencatatan akuntansi usaha dan bisnis anda menjadi lebih baik dan sistematik, silahkan baca informasi tentang standar operasional prosedur (SOP) akuntansi keuangan ini. Semoga bermanfaat. Terima kasih.***** |