Apakah tidur 5 jam baik untuk kesehatan?

Apakah tidur 5 jam baik untuk kesehatan?

Eksperimen tidur 5 jam sehari

Intisari-Online.com - Ryan Bergara adalah anggota Staf Buzzfeed Motion Pictures.

Pada awal April, dia memutusan untuk menerima tugas untuk mengubah jadwal tidurnya.

Hampir semua orang sadar akan manfaat tidur agar tubuh kembali segar setelah aktivitas harian.

Menurut Health.com, tidur yang cukup terbukti meningkatkan memori, memperpanjang usia dan banyak manfaat lainnya.

BACA JUGA: Bocah Palestina Ini Harus Kehilangan Kakinya Setelah Ditembak oleh Pasukan Israel

Kebanyakan negara memiliki pola tidur monofasik di mana kita tidur selama 8 jam dan tetap terjaga untuk 16 jam.

Di Amerika Latin, orang menggunakan pola tidur bifasik di mana mereka tidur selama 5 sampai 6 jam dan kemudian memiliki tidur siang 30 sampai 90 menit.

Ryan melakukan tantangan yang lebih berat dengan pola tidur polifasik.

Tujuan pola tidur polifasik adalah untuk mengoptimalkan waktu terjaga.

BACA JUGA: Jika Rusia Jatuhkan Kapal Selam Nuklir Terbarunya, Maka Bisa Sebabkan Tsunami Setinggi 91 Meter

Untuk melalui tidur polifasiknya, Ryan memutuskan untuk mewawancarai Jackson Nexhip yang merupakan pengarang Polyphicic Sleep and Productivity.

Jackson berkata, "Saya akan tidur selama 4,5 jam dan kemudian saya akan tidur siang 22 menit dalam hari itu."

Jadwal tidur ini disebut everyman dan total tidur yang dibutuhkan sedikit lebih dari lima jam per hari.

Bentuk paling ekstrem dari tidur polifasik adalah uberman di mana orang tidur kurang dari dua jam setiap malam dengan 60 menit tidur siang.

BACA JUGA: Hati-hati, Jika Alami 7 Tanda Ini, Bisa Jadi Anda Sedang Berurusan dengan Orang Jahat!

Ryan juga berkonsultasi dengan ahli tidur di UCLA, Dr Alon Avidan yang mengatakan bahwa manusia membutuhkan minimal 7 jam tidur.

Namun, Ryan masih ingin melakukan eksperimen tidur everyman dengan jam tidur sebanyak 5 jam lebih sedikit.

Pada hari 1 dan 2, hal itu terasa sangat sulit baginya.

BACA JUGA: Dunia Maya yang Merenggut Nyawa: Berkali-kali Coba Bunuh Diri Setelah Fotonya Bertelanjang Dada Menyebar di Internet

Pada hari ke-2, sulit baginya mendapatkan energi untuk bekerja atau menyelesaikan tugas-tugas harian.

Dr Avidan telah memperingatkannya tentang efek jangka pendek seperti, reaksi yang lebih lambat, masalah ingatan, masalah kognitif, kurangnya kreativitas dan peningkatan iritabilitas.

Ryan mendokumentasikan pola tidur barunya tersebut di YouTube.

Pada hari ke-4, dia berkata, "Otak saya mati sekarang, saya tidak mampu melakukan apa pun."

BACA JUGA: Inilah 10 Buronan Paling Dicari FBI Tahun 2018. Bagi yang Menemukannya Dapat Hadiah Hingga R 278 Miliar!

Pada hari ke-5, dia melaporkan bahwa dia 'benar-benar merasa lebih baik' dalam tanda kutip.

Hari ke-7, Ryan harus mengambil tidur tambahan. Dia melaporkan bahwa dia mulai sakit dan cedera kakinya saat gym tidak membaik karena kurang tidur.

Pada akhirnya, dia mengatakan bahwa dia telah belajar betapa pentingnya jumlah jam tidur yang tepat agar tubuh berfungsi dengan baik.

Dan dia juga juga mengatakan bagaimana dia tidak fokus dan kehilangan kreativitas dengan pola tidur tersebut.

Kini dia sadar bahwa terjaga dalam waktu ekstra itu tidaklah berharga seperti yang orang-orang pikirkan.

Pada akhirnya, dia memihak Dr Avidan bahwa hanya sedikit orang yang dapat bertahan dengan pola tidur polifasik.

Sedangkan kebanyakan orang dan tubuh mereka lebih cocok dengan pola tidur bifasik.

BACA JUGA: Ingat! Jangan Sembarang Minum Antibiotik, Ini Cara Tepat Obati Flu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Video Pilihan

Indonesiabaik.id- Semakin bertambah usia, kebutuhan tidur seseorang kian berkurang. Setiap orang dianjurkan untuk istirahat sesuai porsinya jika ingin tetap sehat. Namun, kebutuhan waktu tidur ternyata berbeda-beda dan tergantung usia.

Berapa Waktu Ideal untuk Tidur?

Menurut Kementerian Kesehatan, pola tidur yang dijalani sebagian besar orang adalah pola tidur selama beberapa jam dalam satu waktu tertentu. Padahal, kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama karena dampaknya bisa merugikan kesehatan tubuh loh!

Berikut adalah waktu tidur ideal yang disarankan berdasarkan usia:

  • Bayi usia 0–3 bulan: 14–17 jam per hari
  • Bayi usia 4–11 bulan: 12–15 jam per hari
  • Bayi usia 1–2 tahun: 11–14 jam per hari
  • Anak prasekolah usia 3–5 tahun: 10–13 jam per hari
  • Anak usia sekolah usia 6–13 tahun: 9–11 jam per hari
  • Remaja usia 14–17 tahun: 8–10 jam per hari
  • Dewasa muda usia 18–25 tahun: 7–9 jam per hari
  • Dewasa usia 26–64 tahun: 7–9 jam per hari
  • Lansia usia dia atas 65 tahun: 7–8 jam per hari.

Memenuhi jam tidur yang baik dapat menjaga kualitas kesehatan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup setiap hari karena tidur merupakan aktivitas penting yang sangat dibutuhkan manusia dan jangan lupa berikan waktu untuk tubuh beristirahat ya!

Tidur 5 jam apakah normal?

Lalu, apakah tidur 5 jam cukup? Ternyata tidak, Gengs, apalagi kalau untuk jangka panjang. Menurut penelitian pada 2018 terhadap 10,000 orang, kemampuan tubuh untuk berfungsi menurun jika tidur malam tidak mencapai tujuh hingga delapan jam. Ahli menemukan bahwa kemampuan verbal ataupun secara keseluruhan akan menurun.

Tidur 6 jam apakah boleh?

Meskipun tidak ada durasi tidur yang paten, tapi tidur 7-8 jam sehari adalah pilihan terbaik. Para ahli percaya bahwa kebanyakan orang dewasa membutuhkan antara 6 hingga 9 jam tidur agar lebih segar dan lebih baik secara fisik serta mental.

Apakah 4 jam cukup untuk tidur?

Tim menjelaskan bahwa meskipun tidur empat jam bukan berarti Anda kurang tidur, hal itu tetap akan mempengaruhi tingkat produktivitas dan fungsi tubuh seseorang. "Bagi kebanyakan dari kita, empat jam tidur per malam tidak cukup untuk bangun dengan perasaan sudah cukup beristirahat dan bisa aware secara mental.

Tidur yang sehat dari jam berapa?

Usia 12-18 tahun: menjelang remaja sampai remaja kebutuhan tidur yang sehat adalah 8-9 jam. F. Usia 18-40 tahun: orang dewasa membutuhkan waktu tidur 7-8 jam setiap hari.