Apakah kamu kesulitan dalam belajar di kelas? coba jelaskan.

Kesulitan belajar seringkali dihadapi oleh siswa saat menuntut ilmu di sekolah. Masalah ini biasanya terlihat dari ketidakmampuan siswa dalam mempelajari kemampuan dasar seperti membaca, berhitung, mengeja atau menyerap pelajaran lain. Bagi seorang tenaga pendidik atau guru diperlukan cara khusus mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa tersebut.

Seperti yang kita tahu, guru adalah sosok orang tua kedua bagi para siswa. Tentu peran guru sangat penting dalam memberikan pendidikan baik secara akademik maupun moral yang membentuk perilaku dan karakter. Sangat disayangkan apabila pesan atau pelajaran yang disampaikan guru tidak bisa diterima dengan maksimal oleh siswa tersebut. Berikut ada beberapa cara mengatasi kesulitan belajar bagi siswa yang bisa menjadi pertimbangan.

1. Gunakan Prior Knowledge

Prior knowledge dapat diartikan sebagai pengetahuan awal yang sudah dimiliki oleh siswa dari pengalaman atau pengetahuan yang didapat sebelumnya. Prior knowledge bisa menjadi sebuah metode pendekatan oleh guru agar dapat mengatasi kesulitan belajar siswa di sekolah. Cara ini sangat bermanfaat sehingga siswa dapat mudah menerima materi baru selanjutnya.

Metode prior knowledge dapat didahului dengan mempelajari suatu materi. Sebagai contoh, siswa dapat diberikan tugas untuk membaca lebih dulu materi yang akan disampaikan di pertemuan selanjutnya.

2. Selalu Evaluasi

Cara mengatasi kesulitan belajar siswa bisa dilakukan dengan metode evaluasi atau self-monitoring. Di sini, guru dapat melihat perkembangan siswanya sekaligus mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan kepada siswa tersebut.

Sebagai contoh, guru dapat memberikan kunci jawaban yang benar, ketika siswa telah menyelesaikan suatu tugas. Dari sini, siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuan dia dalam menyelesaikan tugas dengan melihat jawaban yang benar dan salah. Bagi guru sendiri tentu akan mengetahui seberapa jauh perkembangan kemampuan siswa mengerjakan suatu tugas dan mengetahui konsep-konsep yang masih sulit dipahami dari jawaban yang salah.

3. Hindari Memberikan Tugas yang Sangat Panjang

Setiap siswa memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda, seperti halnya dalam kecepatan mengerjakan tugas yang diberikan. Umumnya, kesulitan belajar yang dialami siswa adalah ketidaksanggupan mereka mengerjakan tugas dalam jangka waktu panjang. Oleh karena itu, sebaiknya siswa diberikan tugas yang singkat. Sebagai contoh, guru dapat memberikan tugas yang mudah dengan pertanyaan dan jawaban yang singkat dan bisa langsung memberikan nilai di saat yang sama.

4. Ajak Siswa Aktif Berpartisipasi

Apakah kamu kesulitan dalam belajar di kelas? coba jelaskan.

Cara mengatasi kesulitan belajar selanjutnya adalah dengan mengajak siswa lebih aktif dalam pelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan melibatkan siswa berdiskusi saat menerangkan pelajaran. Caranya adalah dengan membiarkan siswa menyampaikan apa saja yang mereka ingin tahu tentang pelajaran tersebut. Metode ini memang membutuhkan kesabaran dan keuletan dari guru.

Sebagai contoh, dapat mengajak siswa supaya mereka mau bertanya. Namun, perlu diingat, guru mesti menghindari sikap marah ataupun menyalahkan secara berlebihan apabila ada pendapat dari mereka yang salah. Sikap tersebut sangat mungkin akan menurunkan mental siswa atau menjadi tidak tertarik dengan pelajaran yang disampaikan.

Siswa butuh diarahkan agar siswa menyadari potensinya. Minat dan bakat anak nantinya akan menjadi life skill, yaitu kemampuan khusus untuk dapat bertahan hidup dan menjadi berhasil. Ini menjadi bekal yang sangat bermanfaat hingga mereka dewasa nanti.

Metode ini merupakan salah satu yang ditanamkan oleh semua guru yang mengajar di Global Prestasi School. GPS mendorong partisipasi siswa dalam semua kegiatan di kelas. Hal ini akan membuat siswa lebih aktif, bersemangat, dan lebih mudah menyerap semua pelajaran yang disampaikan.

Sebagai sekolah berstandar internasional, GPS memiliki visi dan misi dalam mendidik siswa-siswi menjadi individu holistik dengan karakter, fondasi dan keterampilan akademik yang kuat. Untuk membangun hal tersebut maka diperlukan bimbingan dan pendekatan yang tepat melalui peran guru. Pengalaman serta inovasi metode pembelajaran dalam membimbing siswa-siswi terus dikembangkan oleh GPS untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

GPS terdiri dari Montessori Pra-sekolah, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), yang dikelola dan dioperasikan oleh Yayasan Harapan Global Mandiri. Global Prestasi SMP & SMA didirikan pada 2005 sementara Global Prestasi SD didirikan pada 2007. Global Prestasi Montessori diluncurkan pada 2016. GPS telah dianugerahi nilai akreditasi “A” sejak 2007 dan secara resmi diakui sebagai “model school” oleh dinas pendidikan Bekasi. GPS menggunakan kurikulum 2013 dan berafiliasi dengan kurikulum Cambridge.

5. Ajarkan Membuat Catatan

Membuat catatan atau mind mapping bisa menjadi cara mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Terkadang, banyak siswa memang tidak memiliki strategi belajar yang cukup baik sehingga bingung dalam merangkum atau mencerna isi pelajaran. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh guru adalah mengajarkan mereka membuat catatan. Hal ini dapat memudahkan siswa untuk mempelajari dan mengulang suatu materi.

6. Pendekatan Personal

Menangani kesulitan belajar selanjutnya adalah dengan melakukan pendekatan personal antara guru dan siswa. Pendekatan personal meliputi dialog atau komunikasi langsung dan terbuka antara guru dengan murid. Guru dapat menanyakan banyak hal terkait proses pembelajaran dan apa saja yang menghambat penerimaan materi. Dari sini, guru dapat memberikan solusi penyelesaian masalah kesulitan belajar yang dialami siswa tersebut.

7. Metode Resiprokal

Apakah kamu kesulitan dalam belajar di kelas? coba jelaskan.

Reciprocal teaching atau pengajaran resiprokal adalah bentuk dialog interaktif antara guru dan siswa. Cara baru ini bertujuan untuk membangun pemahaman siswa terhadap sebuah materi atau tugas. Siswa dibebaskan menjawab sebuah pertanyaan sesuai yang dia tahu. Pengajaran resiprokal diharapkan dapat meningkatkan kedekatan antara guru dengan siswa.

8. Bentuk Kelompok Belajar

Menyelesaikan masalah kesulitan belajar bisa dengan cara membentuk kelompok belajar. Guru dapat membentuk sebuah kelompok di dalam kelas untuk menyelesaikan suatu tugas. Selain itu, diusahakan setiap kelompok harus diisi dengan siswa yang tergolong cerdas dan siswa yang kurang mampu menyerap pelajaran dengan baik. Hal ini bertujuan meningkatkan kerjasama siswa, mempengaruhi siswa yang kurang mampu menyerap pelajaran, dan mendorong aktif semua siswa dalam menyelesaikan tugas. Melalui kelompok belajar ini siswa juga mesti dibebaskan menyampaikan materi sesuai dengan pemikiran mereka sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Global Prestasi School

GPS memberikan berbagai fasilitas untuk mendukung kemampuan dan keterampilan siswa-siswi, dapat dilihat di sini. Berbagai prestasi yang telah diraih siswa-siswi GPS, dapat dilihat di sini.

Siedoo, DALAM kegiatan pembelajaran di sekolah, guru dihadapkan dengan sejumlah karakteristik siswa berbagai variasi.

Ada siswa yang dapat menerima kegiatan belajarnya secara lancar dan tepat tanpa mengalami kesulitan.

Di sisi lain tidak sedikit pula yang dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan.

Kesulitan siswa ditunjukkan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.

Kesulitan belajar dapat pula disebabkan oleh faktor biologis, psikologis dan sosiologis. Yang semua itu pada akhirnya dapat mengakibatkan prestasi belajar berada di bawah rata-rata.

Hal tersebut ditandaskan pemerhati pendidikan, Mulyati Hanum SPd, sebagaimana ditulis Riaupos.

Kesulitan belajar ada yang disebut Learning Disorder, Learning Disfunction, Under Achiever, Slow Learner dan Learning Disability. Mari kita simak bersama.

1. Learning Disorder

Ini keadaan dimana proses belajar anak/murid/siswa menjadi terganggu karena hilangnya respons yang bertentangan.

Terjadinya anak sulit belajar karena adanya respons yang bertentangan dalam diri anak. Sehingga, hasil belajar yang dicapainya jadi lebih rendah dari potensi yang dimiliki.

Contoh, anak yang sudah terbiasa dengan olahraga keras, seperti karate dan tinju. Maka akan mengalami kesulitan bila menuntut gerakan-gerakan yang lemah gemulai.

2. Learning Disfunction

Merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan anak tidak berfungsi dengan baik. Meskipun sebenarnya anak tersebut tidak menunjukkan adanya subnormality mental ataupun gangguang psikologis lainnya.

Contoh, anak yang memiliki postur tubuh yang tinggi, atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola voli. Namun, mereka tidak pernah dilatih, maka dia tidak dapat menguasai teknik permainan bola voli dengan baik dan benar. Itu karena tidak/kurangnya mendapat pembinaan dalam hal tersebut.

3. Under Achiever

Hal ini mengacu pada anak yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal. Tetapi, anehnya prestasi belajar yang didapatkan tergolong rendah.

Contoh, anak yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ-nya 130). Namun, anehnya prestasi belajar yang didapatkannya biasa-biasa saja atau malahan sangat rendah.

4. Slow Learner

Adalah anak yang dalam belajarnya lambat menerima atau menangkap pelajaran sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.

5. Learning Disabilities

Pada kelompok ini, si anak mengalami ketidakmampuan belajar yang mengacu pada gejala dimana si anak didapat belajar sama sekali atau menghindari belajar. Sehingga, tidak pernah menemui hasil pembelajarannya secara intelektual.

Misal, hal ini terdapat pada anak-anak ambisil ataupun idiot. Memang, faktor makanan turut menentukan daya pikir, kecerdasan dan daya tangkap anak dalam menerima pembelajaran. Sudah semestinya orangtua memberikan asupan makanan sehat, kaya nutrisi dan gizi. Serta, menu halal buat anak-anaknya terlebih dalam masa pertumbuhan.

Ketidakpedulian orang tua berpengaruh

Selain itu, terjadinya anak mengalami kesulitan dalam belajar di sekolah dikarenakan orangtua biasanya tidak peduli pada anak. Dalam masa perkembangannya, anak-anak perlu distimulus aspek motorik dan daya pikirnya.

Terkadang anak dibiarkan tercampak apa adanya tanpa ada kata ditanya, dibimbing atau dilatih. Sementara orangtua sibuk mencari uang atau aktifitasnya sendiri. Tanpa hirau dengan usia, tumbuh kembang anak dan problematikanya.

Karena ada kalanya di usia masa bersekolah anak-anak perlu ditanya, diajak berdiskusi (sharing), diminta alternatif pendapatnya. Atau bahkan dimarahi bila perlu (bila ia melakukan suatu kesalahan).

Untuk dapat menjaring kesulitan yang terdapat pada diri anak (terutama kesulitan dalam belajar), orangtua diminta selalu berkomunikasi aktif dengan anak.

Komunikasi yang terbina dalam keluarga berguna untuk mengetahui keluhan anak, permasalahan yang dihadapinya, harapan-harapan anak dan gejolak-gejolak emosi yang terpendam dalam diri anak.

Binaan komunikasi antara orangtua dan anak dalam keluarga merupakan buhul-buhul kehangatan dalam rangka merespon daya fikir anak, mengembangkan imajinasi dan meransang cara kerja otak dalam mengimplementasikan tanggung jawab kepada dirinya atas tugas pembelajaran di usianya.

Misalnya, orangtua perlu menanyai gangguan atau permasalahan yang dialami anaknya di sekolah. Mungkin saja saat itu si anak lagi mempunyai permasalahan dengan dirinya sendiri atau dengan pelajarannya di sekolah.

Guru sebagai motivator

Peran Guru Sebagai Motivator
Kesulitan belajar yang dialami anak secara umum bersumber dua faktor. Pertama, faktor dari dalam diri sendiri (faktor intern) seperti cacat tubuh, kurang mendengar, kurang motivasi, inteligensi yang rendah dan lain sebagainya.

Kedua, faktor dari luar diri di anak seperti kekurangan fasilitas belajar di rumah, jadwal sekolah yang terlalu padat, kurang perhatian dari orangtua, buku penunjang yang minim dimiliki anak, infrastruktur jalanan ke sekolah yang rusak dan sebagainya.

Untuk mengantisipasi kesulitan belajar anak sedari dini, guru perlu mengenal karakteristik pada anak. Misalnya bentuk fisiknya, hobinya, minat-minatnya, tingkat kecerdasannya dan sebagainya.

Guru perlu mengenal latar belakang keluarga apakah berasal dari keluarga broken home (orangtua bercerai), yatim piatu atau keluarga harmonis dan mapan.

Hal ini berguna untuk kiat guru dalam melakukan pendekatan-pendekatan kepada anak. Terutama bila menemui kesulitan di sekolah.

Pada intinya, sebesar apapun kesulitan belajar yang dialami anak, peran orangtua dalam membimbing dan mendidik anak amat banyak menentukan.

Karena kehadiran anak di sekolah hanya berkisar lima sampai enam jam. Selebihnya tanggung jawab para orangtua dalam memberikan perhatian, kasih sayang dan pendidikan dalam rumah tangga terhadap anak-anaknya. Sekaligus generasi penerus bangsa.